Anda di halaman 1dari 51

RESUME SKENARIO 1 BIOLOGI SEL Oleh: 1.

Anre Hernadia Inas/092010101049


2. Indira Yuli Harini/092010101050

3. Fitrahtulijal Rezya/092010101051 4. RR Lia Chairina/092010101052 5. Devy Ayu Wulandari/092010101053 6. Dian Hadi Purnamasari/092010101054 7. M. Iqbal Fanani/092010101055 8. Adhitya Wicaksono/092010101056 9. I Wayan Eka Putra Prayoga/092010101057 10. Much. Faisol Rizeki/092010101058 11. Meilani Yevista Debora Br. Pasaribu/092010101059 12. Inomy Claudia K/092010101060 13. Rizsa Aulia Danesty/092010101061 14. Achmad Hariyanto/092010101062 15. Yan Agus Achtiar/092010101063

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

2009 SKENARIO Suharto calon dokter yang sedang giat-giatnya belajar kedokteran sedang serius di depan computer. Jari jemarinya tampak lincah klik sana sini untuk membuka tubuh manusia hingga tingkat seluler. Dengan teknologi internet Suharto dapat melihat animasi sampai tingkat sel dengan sangat baik. Gambaran organela sel sangat jelas terlihat. Animasi yang sangat menarik juga menggambarkan gerakan-gerakan molekul melintasi membrane, endositosis, dan eksositosis, bahkan Suharto bisa mengikuti proses pembelahan sel dengan rinci. Saking asyiknya Suharto mengamati struktur dan fungsi sel tidak disadari telah duduk di sebelahnya Sukarno yang membawa CD tentang reseptor obat dan mekanisme tranduksi sinyal merekapun tenggelam dalam suasana mengagumkan ciptaan Tuhan tersebut.

KLARIFIKASI ISTILAH
1. Sel

: massa protoplasmik kecil yang menyusun jaringan terorganisir,

tdd nukleus yang dikelilingi sitoplasma yang mengandung organel di dalamnya; unit struktural terkecil pada makhluk hidup. 2. Organela: struktur sitoplasma terorganisasi yang terikat membran pada fungsi dan morfologi yang berbeda terdapat pada sel eukariotik yang memiliki fungsi tertentu. 3. Ribosom: Struktur molekular besar yang mempunyai dua subunit yang merupakan tempat sintesis protein. 4. Retikulum Endoplasma: Organel ultramikroskopik pada hampir seluruh sel hewan dan tanaman tk tinggi tdd sistem yang kontinu dari ronggarongga yang terkait pada membran bercabang ke seluruh sitoplasma. 5. Reseptor: struktur molekular dalam sel/permukaan sel yang ditandai ikatan spesifik yang selektif dan efek fisiologis khusus yang menyertai ikatan tsb. 6. Mekanisme Tranduksi Sinyal : proses signal penerusan dari satu sel ke sel yang lain 7. Endositosis: pemasukan makromolekul ke dalam sel 8. Eksositosis: pengeluaran makromolekul dari sel. 9. Jaringan: kumpulan sel-sel khusus yang serupa dan bersatu dalam penampilan suatu fungsi khusus. 10. Jaringan ikat: jaringan yang mempersatukan dan penyokong berbagai struktur tubuh. 11. Jaringan epitel: Jaringan yang menutupi permukaan dalam dan luar tubuh, termasuk pembuluh darah dan rongga kecil lain.

PENETAPAN MASALAH 1. Klasifikasi Sel a. Eukariotik b. Prokariotik 2. Struktur dan Fungsi Sel a. Membran b. Sitoplasma c. Nukleus 3. Komunikasi Antar Sel 4. Siklus Sel 5. Jaringan Epitel 6. Jaringan Ikat

1. KLASIFIKASI SEL

Sel prokariotik

: Suatu jenis sel dengan inti yang tidak jelas, hanya dalam sitoplasma tampak adanya bagian yang berwarna agak terang yang mengandung bahan DNA (seperti yang terdapat dalam inti) dan dinamakan nukleoid. Cth : bakteri, virus, ganggang biru, ganggang hijau, dll.

Sel eukariotik

: Suatu jenis sel yang memiliki inti sel yang jelas karena inti sel ini mempunyai dinding atau membran inti. Cth : bentuk tetap sel spermatozoa, sel saraf, eritrosit, sel epitel, sel-sel tanaman, dll bentuknya dapat berubah-ubah sel lekosit, ameba, dll

Pembeda Inti sel Membran inti DNA Kromosom Nukleolus Pembelahan sel Organel membran Mitokondria

Prokariotik + (tapi tidak jelas) telanjang tunggal amitosis (langsung) -

Eukariotik + + dengan protein ganda (berpasangan) + Mitosis/meiosis + +

2. STRUKTUR DAN FUNGSI SEL Sel memiliki struktur khusus dan fungsi tersendiri. Strukturnya secara umum dibagi menjadi membran sel, sitoplasma, nukleus. o NUKLEUS

Nukleus merupakan bagian dari sel yang mempunyai fungsi utama untuk mengadakan kontrol terhadap aktivitas sel, sehingga setiap sel akan dapat bekerja dengan baik. Dalam hal ini, sel tidak melakukan kontrol setiap saat, namun hanya menentukan pola-pola aktivitas suatu sel atau dengan kata lain memberikan pengarahan jangka panjang terhadap fungsi dan kerja sel. Inti sel pertama kali ditemukan oleh Brown. Struktur dan Fungsi Inti Sel Bentuk bulat/lonjong Letak sentral Terdapat pada semua sel kecuali eritrosit dewasa dan trombosit fungsi utama untuk mengadakan kontrol terhadap aktivitas sel jadi setiap sel akan dapat bekerja atau melaksanakan fungsinya dengan baik karena ada inti sel. Terdiri dari:

- Selaput inti - Kromatin - Anak inti


- Matriks inti

Selaput Inti Terdapat 2 membran paralel dipisahkan celah sempit (sisterna Membran dalam terdapat selaput fibrosa (lamina fibrosa) selama Terdapat pori inti (porus nuklearis) yang menempati 10% dari luas perinukleus) interfase kromatin melekat seluruh permukaan membran inti, tidak terbuka, dijembatani membran kedap elektron berupa diafragma protein lapis tunggal, bersifat permeabel. Melalui porus inilah sitoplasma dapat berhubungan langsung dengan inti/karioplasma biokimiawi). Dilekati poliribosom kadang berhubungan dengan retikulum endoplasma kasar (rER). Kromatin Terdiri dari pilinan benang DNA yang terikat protein basa (histon). (hubungan timbal balik terutama dalam proses

Unit struktur dasar dari kromatin adalah nuklesom, dengan pusat Kromatin berupa butir-butir warna gelap/basofil yang banyak

adalah histon, dikelilingi pilinan DNA. dijumpai dalam inti sel. Penyebarannya tidak merata dan sering membentuk kelompok tertentu, berdasarkan letaknya ada beberapa jenis yaitu:
Peripheral chromatin kelompok kromatin yang menempel pada

membran inti.
Chromatin island kelompok kromatin yang membentuk pulau-

pulau dibagian tengah inti yang juga dinamakan chromatin granules/chromatin particles.
Nucleolus

associated

chromatin

kelompok

kromatin

yang

mengelilingi anak inti. 2 Macam Kromatin: o o o o o o o o negatif o Aktif dalam sintesis RNA Kromatin padat Menggumpal Tampak granul kasar atau gumpalan basofilik, bersifat Relatif tidak aktif Eukromatin Kromatin terurai Tersebar longgar Daerah pucat, tidak tampak karena bersifat heteropiknotik + HETEROKROMATIN (CONDENSED CHROMATIN)

mengikat warna (heteropinotik positif)

+ EUKROMATIN (EXTENDED CHROMATIN)

Nukleolus

Bentuk bulat/lonjong Warna gelap Tidak dibatasi membran Terdapat bebas di dalam matriks inti atau melekat selaput inti Tampak lebih besar, padat dan teratur batasnya disbanding Jumlah dan besar tetap Anak inti terurai dan hilang selama pembelahan sel, dibentuk Terdiri dari 5-10% RNA, protein dan sedikit DNA 4 unsur dasar nucleolus:

bagian dalam heterokromatin

kembali dalam inti 2 sel anak

- Pars granulose (granula), terdiri dari RNA dan protein dijumpai pada anak inti bagian pingir - Pars fibrilosa (fibril), terdiri dari nucleoprotein yang rapat terdapat ditengah anak inti - Kromatin - Materi amorf, terdiri dari protein Fungsi, tempat pembuatan protein yang akan digunakan untuk membuat ribosom dan juga sebagai tempat mengadakan sintesis RNA. Matriks Inti besar. ME, relatif tembus elektron, mengandung kromatin tersebar, berupa granul kecil dan protein. Mempunyai derajat kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan sitoplasma dan mempunyai hubungan dengan sitoplasma melalui porus nuclearis sehingga bahan-bahan yang dibutuhkan oleh inti sel dapat diambil dari sitoplasma sedangkan bahan-bahan yang diperlukan dalam sitoplasma dapat keluar dari inti sel masuk ke dalam sitoplasma. Daerah yang tidak diisi oleh anak inti dan kromatin Larutan koloid setengah cair, terdapat bahan kromatin dan anak inti

dipakai sebagai medium difusi metabolit dan makromolekul yang lebih

MEMBRAN SEL

Setiap sel dibatasi oleh suatu membran semipermeabel yang disebut membran sel (plasmalema); di dalamnya terdapat getah sel atau protoplasma. Ia merupakan membran plasma. Bila diamati di bawah mikroskop elektron tampak bahwa membran plasma terdiri atas dua lapisan fosfolipid dan molekul protein. Tebal membran sel 100 Amstrong, dengan mikroskop electron tampak sebagai dua lapisan padat yag dipisahkan oleh suatu zona bening. Pada umumnya terdapat dua jenis membran plasma, yaitu Sitomembran (alfa) yang bersifat kasar dan Sitomembran (beta) yang bersifat licin. a. Struktur Umum Membran Sel Membran sel pada umumnya memiliki struktur sebagai berikut:
1. Lipid ( fosfolipid dan kolesterol) 2. Protein 3. Polisakarida

b. Fungsi Membran Sel Fungsi dari membrane sel diantaranya adalah sebagai berikut. mempertahankan integritas struktural sel mengontrol perpindahan material/substansi yang masuk atau keluar dari sel (selective permeable barrier) meregulasi interaksi sel degan sel pengenalan melalui reseptor terhadap antigen, sel asing dan perubahan sel misalnya pada membran terhadap reseptor memiliki transport sistem untuk molekul spesifik mentranduksi signal baik fisik maupun kimiawi ke dalam peristiwaperistiwa intraseluler

c. Struktur Khusus Membran Sel Lipid Membran


1. Fosfolipid merupakan komposisi molekuler membrane sel utama.

Dalam membran sel yang paling banyak ditemukan adalah fosfolipid. Tersusun dua lapis (fosfolipid bilayer). Fosfolipid merupakan molekul ampifatik, sehingga secara langsung membentuk lapis ganda datar atau misel bulat dalam lingkungan cair karena bentuk misel ini merupakan keadaan bebas energy yang terkecil. Bagian hidrofilik berinteraksi kuat dengan air dan bagian hidrofobik berinteraksi secara kuat satu sama lain.

Mempunyai : a. ujung polar hidrofilik yaitu mengarah keluar membran


b. ujung non polar hidrofobik yaitu mengarah ke pusat membrane

2. Kolesterol hanya terdapat sedikit di dalam membran yang berfungsi

sebagai moisty ( memberi kelembapan) Protein Membran Protein merupakan bagian sekitar 50 % dari unsur membrane bukan air. Protein merupakan unsur struktual membrane plasma dan membentuk saluran yang menembus membrane untuk transport ion. Dibagi dalam 2 kelompok:

1.

protein integral (trans-membran protein) merupakan protein yang

terikat langsung pada lapis ganda lipid membran Mempunyai : 1) bagian hidrofobik yaitu yang terpendam di dalam sel 2) bagian hidrofilik yaitu terbentang pada permukaan membran 3) Fluid mosaic model (moel mozaik cairan) dr. Singer & Nicholson yaitu protein membran berbentuk globular seperti gunung es dalam larutan lipid, dapat bergerak bebas diantara 2 molekul lemak. Fungsi : 1) untuk larutnya molekul dari ekstra ke intraselular 2) berperan sebagai reseptor terhadap ligand ( pada integral protein yang menonjol ke permukaan ekstraseluler) 2. protein perifer (pheripheral protein) A. tidak begitu erat bergabung pada permukaan membran B. umumnya terdapat pada bagian dalam membran sel C. penting dalam komunikasi sel Karbohidrat Membran
1. Berupa polisakarida pada permukaan membrane yang disebut

glycocalyx 2. Ada 2 macam: a. b. glikoprotein, bila berikatan dengan protein glikolipid, bila berikatan dengan fosfolipid

3. Fungsi: sebagai proteksi terhadap interaksi protein yang tidak

dikehendaki, chemical injury, physical injury, cell-cell recognition & adhesion.

d. Cara-Cara molekul melewati membran

1. Simple diffusion adalah proses difusi bebas melalui membran tanpa

bantuan protein membrane (pada molekul kecil tak bermuatan)


2. Facilitated diffusion adalah proses difusi yang memerlukan bantuan

transport protein (lewat transmembran protein)


3. Transport pasif adalah proses difusi yang tidak memerlukan energi

dan berhubungan dengan gradient konsentrasi


4. Transport aktif adalah proses difusi yang memerlukan energi untuk

melawan konsentrasi gradient. 5. Endositosis dan Eksositosis 1. Endositosis adalah proses pemasukan aktif ke dalam invaginasi bermembran dari membran sel yang menutup pada lehernya & membentuk vesikel yang masuk ke sitoplasma. Fagositosis: pemasukan zat padat dengan menjulurkan cabang yang membungkus & menarik partikel ke sitoplasma. Pinositosis: pemasukan cairan dan larutan ke vesikel kecil Fagositosis: pemasukan zat padat dengan menjulurkan cabang yang membungkus & menarik partikel ke sitoplasma. 2. Eksositosis adalah proses pelepasan produk sel ke dalam kompartmen ekstrasel o -Organel Sel: 1. Ribosom Sitoplasma

Struktur: Partikel kecil kedap elektron, mengandung rRNA & protein Terdiri atas 2 subunit dengan ukuran berbeda Pada sel eukariotik: o rRNA dibuat dalam anak inti o sebagian besar protein dibuat dalam sitoplasma lalu masuk ke inti kemudian bergabung dengan rRNA o subunit meninggalkan inti kemudian masuk sitoplasma dan berperan dalam pembuatan protein Bersifat basofilik (kebiruan) Berupa granul satu-satu, atau berkelompok (poliribosom/polisom) yang disatukan melalui mRNA. Pesan yang terdapat pada mRNA berupa sandi bagi urutan asam amino protein yang akan dibuat oleh sel. Ribosom memegang peran kunci di dalam penhyampaian sandi atau penerjemah pesan selama proses pembuatan protein. Fungsi: membuat protein untuk keperluan di dalam sel membuat sebagian besar protein integral membrane sel

poliribosom yang melekat pada retikulum endoplasma: membuat protein yang akan dicurahkan ke dalam sisterna retikulum. Protein ini dapat disekresikan atau ditimbun dalam sel. 2. i. Retikulum endoplasma Tempat sintesis lipid dan karbohidrat, pemekatan protein dari sitoplasma dan modifikasi pasca translasi yang menyiapkan protein untuk fungsi khususnya. ii. Ada 2 bentuk: + retikulum endoplasma kasar (rough ER)

Berupa lempengan sisterna dan tubulus

Pada permukaan tersebar fixed poliribosomes (mRNA+ribosom) untuk sinteis protein dalam rER. Protein tersebut di apparatus golgi untuk: disekresikan ke ekstraseluler (berupa granula sekresi sel kelenjar)

bergabung dengan late endosome berfusi dengan lisosom menuju ke membran sel menuju ke protein membran

+ retikulum endoplasma halus (smooth ER)

Terdiri atas anyaman tubulus dengan membrane Pada permukaan tidak terdapat ribosom Mengandung enzim-enzim dalam sintesa kolesterol, Pada sel hati dapat berfungsi untuk sintesis glikogen Pada otot berbentuk spiral menganyam disebut

berasal dari rER

hormone steroid, dan detoksifikasi

sarkoplasmik retikulum, tempat penyimpanan kalsium untuk memacu kontraksi otot

Keterangan gambar:

1. Nukleus 2. Pori-pori nuklear 3. RE kasar 4. RE halus 5. Ribosom pada RE kasar 6. Protein yang ditranspor 7. Vesikel transpor 8. Badan golgi 9. Bagian cis dari badan golgi 10. Bagian trans dari badan golgi 11. Cisternae badan golgi 3. Apparatus golgi

Terdiri atas 3 komponen yang terpisah yaitu: Sisterna yaitu bagian perifer dilatasi Vesikel (kecil) Vakuol (lebih besar)

Dekat kompleks golgi kadang tampak rER melepaskan vesikelvesikelnya yang membawa protein baru menuju golgi untuk diproses Sisterna yang paling dekat tempat tersebut disebut permukaan pembentuk immatur, konvek atau cis

Pada sisi berlawanan disebut permukaan matur, konkaf, atau trans yang berkumpul vakuol golgi besar yang disebut vakuol memadat. Struktur ini terlepas dari sisterna golgi menghasilkan vesikel-vesikel yang akan memindah protein ke berbagai tempat

Fungsi: mensintesis karbohidrat, mengepak dan mensorting protein yang diproduksi oleh rER 4. Lisosom

Sistem pencernaan intrasel dengan kemampuan memecah materi yang berasal dari ekstraseluler mikroorganisme atau makromolekul) atau intraseluler (organel yang rusak atau tak berfungsi disebut autofagi)

Berupa vesikel bermembran, mengandung enzim hidrolitik, memiliki pH 5,5 dengan fungsi utama pencernaan intrasitoplasmik Terdapat pada semua sel (kecuali eritrosit) terdapat dalam jumlah banyak pada sel engan fungsi fagositosis (makrofag, leukosit), sel hepar dan sel tubulus proksimal ginjal

Dibagi menjadi 2 kelompok: 1. lisosom primer lisosom dalam keadaan istirahat, belum dalam aktifitas enzimatik timbul kompleks golgi

2.

lisosom sekunder ikut aktif dalam pencernaan terbentuk setelah menyatunya fagosom/ pencernaan enzimatik yang aktif di

autosom dengan lisosom primer dalam lisosom sekunder akan memecah isinya menjadi molekul-molekul kecil yang menerobos kembali melalui membrane lisosom ke sitoplasma komponen yang mudah dicernakan adalah karbohidrat dan protein 5.

Peroksisom

Serupa dengan lisosom tetapi tidak mengandung hidrolase lisosom Mengandung enzim-enzim oksidatif Terdapat pada semua sel Fungsi: katabolisme asam lemak rantai panjang mengandung acetyl CoA dan hydrogen peroxide (H2O2) Acetyl Co A dibutuhkan sel dalam metabolisme dalam TCA cycle di mitokondria H2O2 untuk membunuh mikroorganisme Enzim katalase yang dihasilkan akan menghancurkan H2O2 yang berlebihan karena sangat toksik terhadap sel 6. Mitokondria

Merupakan organel bulat atau berbentuk filamen Letak dalam sel mengumpul di bagian sitoplasma yang tinggi aktivitas metabolit Jumlah dalam satu sel bergantung pada aktivitas sel

Mitokondria dibatasi oleh 2 membran spesifik yaitu outer membran dan inner membran. Kedua membrane tersebut membatasi 2 ruangan, yaitu internal matriks space dan intermembran space

Fungsi: sebagai sumber energi terbesar dan mengkonsentrasikan kalsium serta mengatur suasana lingkungan kalsium dalam

sitoplasma. Struktur khusus Outer membrane : Dapat ditembus air dan ion Inner membrane : Melipat-lipat ke dalam membentuk krista Tidak dapat ditembus oleh air dan ion sehingga transportasi melewati membrane ini memerlukan transportasi aktif Pada permukaan dalam terdapat struktur globular yang berhubungan dengan membrane Krista melalui tangkai silindris pendek. Struktur globular adalah kompleks protein dengan aktifitas sintesa ATP Intermembran space: Ruangan diantara kedua membrane matrik Terdapat granula halus dan protein mtDNA berbentuk lingkaran tertutup beruntai ganda

RNA pada mitokondria terdiri atas 3 jenis, yaitu:

rRNA, mRNA, tRNA 7. Cytoskeleton (Kerangka Sel) Struktur : jalinan/anyaman tiga dimensi , sanfgat komplek dari filamen protein Tersebar acak , membentuk jalinan pada berbegai daerah di sitoplasma Terpola susunan yang sesuai ,mempengaruhi bentuk atau mempertahankan asimetri sel tertentu Fungsi : Memberi bentuk pada sel Berperan aktif pada pergerakan sel, organel atau vesikel dalam sitoplasma sebagian atau seluruh sel. Transport aktif intrasel dari organel Pembelahan sel Komponen kerangka sel : Mikrotubul

Struktur tubular, bangunan langsing berbentuk Dinding tersusun oleh 13 subunit mikrotubul

silindris, berongga, tidak bercabang ( protofilamen dr tubulin ), tersusun berpilin melingkar sepanjang dinding mikrotubul.

Protofilamen terdiri protein tubulin dan , tersusun

linier Filamen halus ( mikrofilamen )

Didalam sel, mikrofilamen tersusun dalam berbagai o Berkas parakristal terintegrasi dengan filamen miosin tebal, otot bergaris

bentuk :

o Selaput tipis tepat dibawah plasmalema, berhubungan dengan aktivitas membran seperti endositosis, eksositosis dan aktivasi migrasi sel o Tersebar dalam sitoplasma secara tidak teratur, kerangka struktur sel Berhubungna dengan sejumlah organel, vesikel dan Membentuk cicin filamen , bila mengkerut granul dalam sitoplasma, berperan dalam arus sitoplasma mengakibatkan terpisahnya sel dalam mitosis. Filamen intermediat Ukuran diameter antara mikrotubul dan Melalui cara sitokimia, ditemukan 5 protein yang o Keratin o Vimerin o Desmin o Filasmen glia o Neurofilamen SENTRIOL Struktur : Sentrosom merupakan daerah keci; bulat terletak di tengah sel dekat inti. Pda bagian tengah terdapat sepasang sentriol terletak tegak lurus satu sama lain Sentrion btk silindris, rangka mikrotubul tersususn radial 1 sentriol terdiri 9 pasang mikrotubul tripel tersusun dalam bentuk roda pedati.
Fungsi sentriol :

mikrofilamen

mnyusun filamen ini :

Membentuk serat gelondong serta untuk orientasi

pembelahan sel

Membentuk rangka organel gerak serta mengontrol Membentuk rangka sel ( mikrotubul dan mikrofilamen )

pergerakannya

SILIA DAN FLAGELA teratur

Julur-julur motil, mempunyai inti mikrotubul yang sangat Sel bersilia mempunyai sejumlah besar silia dengan Sel mberflagela hanya mempunyai satu flagella dengan Tersusun 9 pasang perifer mikrotubul doublet yang

panjang 2-10 m

panjang 100-200 m

mengelilingi 2 mikrotubul pusat ( aksonema ). Kedua mikrotubul pusat terpisah satu sama lain, dibungkus selaput pusat.

Tiap doublet terdiri subunit mikrotubul A dan B. Mkrotubul A terdiri 13 protofilamen, mempunyai juluran Mikrotubul B terdiri 10 atau 11 protofilamen Douiblet yang berdekatan diperantarai oleh ikatan protein

protein dinein radial.

( neksin ) dan dengan selubung pusat dihubungkan oleh jari-jari

- Inklusi Sitoplasma Yang termasuk inklusi adalah Inklusi lemak Dapat single dan besar, mengandung trigliserida hampir 90% dari volume sel, misal pad liposit Dapat berupa droplet kecil dan multiple, mengandung kolesterol ester, terlihat pada sel-sel yang mensintesis hormone steroid

Inklusi glikogen

Polimer dari simpel glukosa Glukosa darah dimetabolisme dalam sel untuk sintesis ATP 1. bila glukosa darah tinggi akan disimpan oleh beberapa jenis sel dalam bentuk vesikel glikogen di sitoplasma 2. bila glukosa darah rendah glikogen akan dihidrolisis menjadi glukosa oleh sel dan masuk sirkulasi darah Pigmen
1. Pigmen eksogen : Tatto 2. Pigmen endogen : Melanin dan lipofusin 3. Kristal : Mirip protein, tersebar dalam sitoplasma dan tidak

dibatasi membrane. Terdapat pada beberapa jenis sel,seperti sel sertoli dan sel interstitial testis.

3. KOMUNIKASI ANTAR SEL Komunikasi antar sel penting untuk pengaturan, dan pengendalian sel, jaringan, organ tubuh, serta pertahanan homeostasis. Di dalam tubuh, ada 3 cara/metode komunikasi antar sel, yaitu : 1. Komunikasi langsung 2. Komunikasi lokal 3. Komunikasi jarak jauh

Komunikasi Langsung Komunikasi antar sel yang berdekatan Terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion) atau sinyal kimia
Terdapat Gap junction, yaitu berupa saluran protein khusus yang

menghubungkan 2 sel yang berdekatan Peranan/fungsi gap junction yaitu :

1. Memungkinkan terjadinya aliran ion (sinyal listrik) dan aliran molekul kecil (sinyal kimia), seperti ATP, cAMP antara sitoplasma kedua sel yang terhubung 2. Penghantaran sinyal listrik antara 2 sel yang berdekatan (contoh: otot jantung, otot polos, hepar, dan beberapa sel saraf)
3. Mengontrol pembelahan dan pertumbuhan sel

Gambar 1 (a) Junctions Sel

Keterangan : Baik hewan maupun tumbuhan memiliki junction sel yang memungkinkan molekul dapat bebas lewat di antara sel sel yang berdekatan tanpa menembus membran. Gambar 2 (b) Interaksi antara molekul molekul permukaan sel (pengenalan sel)

Keterangan : Dua sel pada hewan dapat berkomunikasi melalui interaksi antara molekul molekul yang menonjol dari permukaannya. Gambar 3 (Komunikasi antara sel - sel yang berpasangan) Keterangan : Sel dari tipe pasangan a mensekresi sinyal kimiawi yang disebut faktor a, yang dapat melekat pada protein reseptor spesifik pada sel yang ada di dekatnya. Pada saat yang sama, sel mensekresi faktor yang melekat pada reseptor di sel a. Tanpa memasuki sel tersebut, molekul terikat-reseptor dari kedua faktor pasangan itu menyebabkan sel tumbuh ke arah pasangannya dan mengakibatkan perubahan seluler lain. Hasilnya ialah penggabungan atau perkawinan dari sel yang jenisnya berbeda. Sel a/ baru ini mengandung semua gen dari kedua sel aslinya, suatu kombinasi sumber sumber genetic yang memberikan keunggulan bagi turunan sel ini. Komunikasi Lokal Terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke cairan ekstra sel (interstial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan (parakrin) atau sel itu sendiri (autokrin)
Dengan sinyal parakrin, substansi kimia dilepaskan dari satu sel secara

difusi ke dalam cairan interstial akan mengaktifkan sel target yang berdekatan (contoh: histamin pada jaringan yang rusak) Komunikasi Jarak Jauh Komunikasi antar sel yang mempunyai jarak cukup jauh
Berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf atau dengan

sinyal kimiawi (hormon/neurohormon) yang dialirkan melalui darah Prinsip Umum Komunikasi Sel Molekul sinyal ekstraseluler berikatan dengan reseptor yang spesifik

Molekul sinyal ekstraseluler dapat bertindak pada jarak yang dekat ataupun jauh. Ada 2 tipe reseptor yaitu reseptor intraseluler dan reseptor permukaan sel Reseptor intraseluler ada yang lambat (mengubah ekspresi gen) dan cepat (mengubah fungsi protein). (contoh: sinyal gas nitrat oksida yang berikatan secara langsung dengan enzim dibagian dalam sel target). Langkah Langkah Komunikasi 1. Sintesa molekul sinyal oleh sel yang member sinyal 2. Pelepasan molekul sinyal oleh sel yang member sinyal 3. Transpor sinyal oleh sel target 4. Pengikatan sinyal oleh reseptor spesifik yang menyebabkan aktivasi reseptor tersebut 5. Inisiasi satu atau lebih jalur tranduksi sinyal intrasel 6. Perubahan spesifik fungsi, metabolisme, atau perkembangan sel 7. Pembuangan sinyal yang mengakhiri respon sel Jenis Sinyal Antar Sel Interaksi Langsung Sel sel (cell junction) occluding junctions anchoring junctions communicating junctions Sel matriks ekstraseluler Sekresi Molekul Parakrin Synaptic Signaling Endokrin Autokrin

Cell Junction Adhesi antar sel pada jaringan dan matrik : Cell Junction Tiga kelompok Cell Junction : 1. Occluding junctions ( contoh : tight junctions ) 2. Anchoring junctions 3. Communicating junctions Occluding Junctions Tight junctions : menghubungkan membran plasma sel yang bersebelahan 1. Barier selektif permeabilitas : mempertahankan perbedaan komposisi cairan pada sisi sel yang berbeda. 2. Transmembran protein : claudin dan ocludin 3. Fungsi : - Menjaga komposisi senyawa dalam rongga saluran/lumen - Transport nutrisi secara selektif Anchoring junctions 1. Banyak pada sel yang mendapatkan stress mekanik ( contoh : kulit/otot ) 2. Menghubungkan sitoskelet sel dengan sel lain atau dengan ECM Communicating Junctions Komunikasi sitoplasma langsung dengan sel sekitar

Tipe Penyampaian Molekul Sinyal Endokrin Sel target jauh hormon dibawa melalui pembuluh darah Parakrin Mediator local mempengaruhi sel target sekitar/tetangga.

Dirusak oleh suatu enzim ekstraselular atau dimobilisasi oleh ECM Autokrin/(contact dependent) Sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri atau sekitarnya Sinaptik (neuronal) Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatu sel berikatan langsung dengan protein lain pada sel lain.

Paracrine Signaling Bergantung pada sinyal-sinyal yang dikeluarkan ke dalam ruang ekstraseluler dan menyebabkan terjadinya suatu proses secara lokal atas sel-sel tetangga Molekul sinyal yang disekresikan mungkin dibawa jauh untuk bertindak berdasarkan target yang jauh, atau mungkin bertindak sebagai perantara lokal yang hanya mempengaruhi sel-sel dalam lingkungan yang dekat dari pemberian isyarat sel. Gambar 1 (Persinyalan Jarak Dekat)

Keterangan :

Hewan memiliki dua jenis utama persinyalan kimiawi jarak dekat. Pada persinyalan parakrin, sel pensekresi bertindak pada sel target di dekatnya dengan melepas molekul pengatur local ke dalam fluida ekstraseluler. Dalam persinyalan sinaptik, sel saraf melepaskan molekul neurotransmitter ke dalam sinapsis, ruang sempit di antara sel pengirim dan sel target, dalam hal ini sel saraf yang lain. Synaptic Signaling Dilakukan dengan neuron yang meneruskan sinyal-sinyal secara elektrik sepanjang akson dan melepaskan neurotransmitter di sinapsis, yang seringkali berlokasi jauh sekali dari sel Neuron yang menyampaikan proses-proses panjang (akson) memungkinkan sel saraf untuk kontak dengan sel target yang letaknya jauh sekali Ketika diaktivasi oleh sinyal dari lingkungan atau dari sel saraf lainnya, neuron mengirimkan impuls elektrik secara cepat di sepanjang akson, dan ketika impuls mencapai ujung akson, menyebabkan ujung saraf mensekresikan sinyal kimiawi (neurotransmitter) Ini disekresikan ke cell junctions khusus yang disebut chemical synapses Endocrine Signaling Sel-sel endokrin yang mensekresikan molekul-molekul sinyal yang disebut hormon ke aliran darah yang membawa sinyal ke sel target yang didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh. Gambar Persinyalan Jarak Jauh/hormonal

Keterangan : Hormon mensinyal sel target pada jarak jauh. Pada hewan, sel endokrin terspesialisasi mensekresi hormone ke dalam cairan tubuh, seringkali darah. Hormon dapat mencapai hamper seluruh sel tubuh, tetapi jika dengan pengatur lokal, hanya sel target spesifik yang mengenali dan merespons sinyal kimiawi yang diberikan. Autocrine Signaling Sel mensekresikan molekul sinyal yang dapat berikatan kembali dengan reseptornya sendiri Merupakan tipe paling efektif ketika dilakukan secara serempak dengan sel-sel tetangga yang tipenya sama Merupakan mekanisme yang mungkin mendasari "efek komunitas" yang diamati pada perkembangan awal (contoh : sel kanker)

TIGA TAHAP PENSINYALAN SEL

1. Penerimaan Penerimaan (reception) sinyal merupakan pendeteksian sinyal yang datang dari luar sel oleh sel target. Sinyal kimiawi terdeteksi apabila sinyal itu terikat pada protein seluler 2. Pengikatan molekul sinyal Pengikatan ini mengubah prtein resptor, dengan demikian mengawali (menginisiasi) proses transduksi. Tahap tranduksi ini mengubah sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat menimbulka respon seluler spesifik. Transduksi ini kadang-kadang terjadi dalam satu langkah, tetapi lebih sering membutuhkan suatu urutan perubahan dalam sederetan mlekul yang berbeda-jalur transduksi sinyal. Molekul di sepanjang jalur itu sering disebut mlekul relai. 3. Pensinyalan sel Sinyal yang ditransduksi akhirnya memicu respon seluler spesifik. Respon ini dapat berupa hampir seluruh aktivitas seluler, seperi pengaktifan gen spesifik di dalam nucleus. Proses pensinyalan sel membantu memastikan bahwa aktivitas penting seperti ini terjadi pada sel yang benar, pada waktu yang tepat, dan pada kordinasi yang sesuai dengan sel lain dalam organism yang bersangkutan.

TRANSDUKSI SINYAL (SIGNAL TRANSDUCTION) Merupakan proses di mana sinyal pada permukaan sel diubah menjadi respon seluler spesifik, yang terdiri dari serangkaian langkah (jalur transduksi sinyal) : Tahap transduksi dari pensinyalan sel biasanya berupa jalur yang terdiri dari banyak langkah. Salah satu keuntungan jalur seperti ini ialah penguatan sinyalnya. Jika sebagian molekul dalam suatu jalur menghantarkan (mentransmisi)sinyal ke beberapa molekul yang merupakan komponen berikutnya dalam rangkaian itu, hasilnya dapat berupa sejumlah besar molekul teraktivasi di akhir jalur itu. Dengan kata lai, molekul sinyal ekstraseluler yang sangat sedikit dapat menghasilkan respon seluler yang besar. Di samping itu, jalur banyak langkah memberikan lebih banyak kesempatan untuk melakukan koordinasi dan regulasi (pengaturan) daripada sistem yang lebih sederhana. JALUR TRANSDUKSI SINYAL Secara umum proses tranduksi sinyal berlangsung melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Jalur-jalur merelai sinyal dari reseptor ke respon seluler Seperti kartu domino yang rebah, reseptor yang diaktifkan sinyal akan mengaktifkan molekul lain , dan seterusnya, hingga protein yang menghasilkan respon seluler akhir diaktifkan. Molekul-molekul relai, sebagian besar berupa protein. Interaksi protein-protein merupakan tema yang menyatukan semua pengaturan pada tingkat seluler. Pada setiap tahap, sinyal ditransduksi menjadi bentuk yang berbeda, umumnya berupa perubahan konformasi dalam suatu protein seringkali, perubahan konformasi tersebut disebabkan oleh fosfolirasi 2. Fosfolirasi protein Fosfolirasi protein merupakan mekanisme seluler yang digunakan secara luas untuk mengatur aktivitas protein. Nama umum untuk enzim yang mentransfer gugus fosfat dari ATP ke suatu protein ialah protein kinase.

Sebagian besar protein kinase sitoplasmik bertindak tidak pada dirinya sendiri, tetapi pada protein substrat lain; selain itu protein ini memfosforilasi substratnya pada salah satu dari dua asam amino, serin atau treonin. Setiap perubahan bentuk terjadi akibat interaksi gugus fosfat bermuatan dengan asam amino polar dan asam amino bermuatan. Penambahan fosfat seringkali mengubah protein dari bentuk inaktif ke bentuk aktif. Agar sel dapat merespon sinyal ekstraseluler secara normal, sel tersebut haruslah memiliki mekanisme untuk menghentikan jalur transduksi sinyal ketika sinyal awal tidak lagi ada. Suatu saat tertentu, aktivitas protein yang diatur oleh fofolirasi bergantung pada keseimbangan antara molekul kinase aktif dan fosfatase aktif di dalam sel. Ketika molekul sinyal ekstraseluler tidak ada, molekul fosfatase aktif akan lebih banyak, dan jalur pensinyalan dan respon seluler berhenti. Tidak semua komponen jalur transduksi-sinyal berupa protein. Banyak jalur transduksi-sinyal juga melibatkan molekul atau ion kecil nonprotein yang terlarut air yang disebut mesenjer kedua. (Molekul sinyal ekstraseluler yang mengikat reseptor membran merupakan mesenjer pertama jalur). Karena mesenjer kedua itu kecil dan terlarut air, mesenjer ini dapat segera menyebar ke seluruh sel dengan berdifusi. Misalnya, AMP siklik yang membawa sinyal yang diinisiasi reseptor terkait protein-G maupun reseptor protein kinase. Banyak jenis protein relai sensitif terhadap konsentrasi sitosolik pada salah satu dari mesenjer kedua ini. Jalur-jalur tranduksi sinyal dapat dibagi sebagai berikut. a. Jalur cyclic AMP b. Jalur cyclic GMP c. Jalur fosfolipid & kalsium d. Jalur MAP kinase e. Jalur JAK/STAT a. Jalur cAMP

ATP disintesa oleh andenilil siklase menjadi cAMP (Adenosin amonofosfat Siklik) Aktivitas cAMP diperantarai oleh protein kinase A Protein kinase A inaktif berstruktur tetramer, terdiri dari 2 sub unit regulasi dan 2 sub unit katalitik Berperan dalam Regulasi metabolisme glikogen Transkripsi gen spesifik Fungsi pembauan b. Jalur cGMP
Disintesa oleh guanilil siklase dr GTP & didegradasi oleh cGTP

fosfodiesterase menjadi GMP Guanilil siklase diaktifkan oleh NO & ligand peptida Aktivasi cGMP diperantarai oleh protein kinase bergantung cGMP & channel ion Berperan dalam fungsi penglihatan c. Jalur Fosfolipid & Kalsium PIP2 (phosphatidyl inositol 4,5-biphosphate) merupakan derivat dari membran plasma Beberapa hormon & faktor pertumbuhan merangsang fosfolipase u/ menghidrolisa PIP2 menjadi
DAG (diacylglycerol) protein kinase C IP3 (inositol 1,4,5 triphosphate) mobilisasi Ca

PIP2 dpt difosforilasi o/ fosfatidil inositol 3 kinase mjd PIP3 Peranan PIP3 : regulasi dari fungsi pertahanan sel, faktor transkripsi, metabolisme sel, sintesa protein d. Jalur Fosfolipid & Kalsium DAG Mengaktifkan famili protein kinase C

Berperan dlm kontrol pertumbuhan sel dan differensiasi sel IP3 Suatu molekul polar kecil Menembus membran plasma melalui ligand-Ca gated channel merangsang retikulum endoplasma u/ mensekresi Ca e. Jalur MAP kinase Protein Raf Raf protein serin/treonin kinase Diikat o/ kompleks Ras-GTP Memfosforilasi & mengaktivasi MEK (protein kinase kedua u/ MAP kinase/ERK kinase) MEK memfosforilase serin/treonin dr ERK shg keduanya terpisah ERK memfosforilasi protein target,trmsk fc transkripsi & protein kinase lain f. Jalur JAK/STAT Hubungan tidak langsung antara permukaan sel dan nukleus dimana terjadi kaskade protein kinase u/ memfosforilasi protein target Komponennya adalah protein STAT (signal transducers and activator of transcription)
Stimulus dari reseptor sitokin pengambilan protein STAT yang

terikat dengan fosfotirosin 4. SIKLUS SEL PEMBELAHAN SEL Setelah sel mengalami pertumbuhan sel, kemudian sel selanjutnya akan mengalami pembelahan sel.Pembelahan sel ada dua, yaitu pembelahan secara mitosis dan meiosis. Perbedaan antara keduanya adalah pada pembelahan secara mitosis jumlah kromosom pada sel hasil pembelahan sama dengan jumlah kromosom sel induknya dan pada pembelahan secara meiosis jumlah kromosom pada sel hasil pembelahan adalah setengah dari jumlah kromosom sel induknya.

Sebenarnya dalam setiap pembelahan ada 2 pembelahan, yaitu pembelahan inti sel yang disebut kariokinesis dan pembelahan sitoplasma yang disebut sitokinesis. MITOSIS Pembelahan secara mitosis terjadi beberapa tahap yang meliputi: 1. profase 2. metafase 3. anafase 4. telofase Sebelum masuk ke tahap profase, sel masuk pada tahap interfase atau disebut fase istirahat.

Interfase terdiri dari tiga tahap: 1. G1 -Ukurannya meningkat -Sintesa protein, karbohidrat, dan lipid 2. S -Replikasi DNA

-Sintesa protein yang berhubungan dengan DNA 3. G2 Profase Tahap ini menyiapkan menuju tahap mitosis yang pertama, yaitu profase. Pada tahap ini sentriol sudah mengalami replikasi dan terletak di tengah sel dekat inti, kemudian sentriol mulai menepi dan di ikuti oleh adanya mikrotubuli yang akan menyelubungi sentriol dan nantinya sentriol terlihat seperti sinar bintang dan dinamakan aster. Kemudian sentriol akan mulai memisah dan saling berjauhan menuju kutub sel dan mikrotubuli tadi akan membentuk sebuah bangunan seperti kumparan yang disebut spindle. Dalam inti sel akan mengalami perubahan juga seperti benang kromatin memendek dan bentuk kromatid sudah terlihat sangat jelas beserta bagian bagiannya.Membran inti sel juga mulai menghilang dan nucleolus juga akan menghilang. Metafase Pada tahap ini benang kromatid yang sudah membentuk kromosom akan bergerak dan menempatkan diri di bidang ekuator sel. Kemudian akan terbentuk pula benang penghubung antara kinetokor dengan sentriol yang disebut chromosomal fibers yang nantinya seolah olah akan memendek dan menarik kromatid ke sentriol. Akhir dari tahap ini kromatid mulai membelah dan akan menuju sentriol tetapi bagian lengan kromatid masih menempel satu sama lain. Anafase Pada tahap ini pemisahan kromatid pada tahap metaphase sudah sempurna kemudian chromosomal fibers akan memendek dan menarik kromatid ke sentriol Akhir dari tahap ini adalah akan tampak bahwa kromosom telah berkumpul pada masing masing sentriol dan sel kelihatan lonjong atau memanjang. Telofase Pada tahap ini akan terbentuk membrane inti sel yang akan menyelubungi kromosom pada setiap sentriol, kemudian kromosom akan terlihat menipis.

Pembentukan membrane inti tadi di ikuti dengan pembelahan sitoplasma beserta organel yang ada. Pembelahan sitoplasma di dahului dengan pelekukan pada bagian tengah sel kemudian akan memisah. Tahap akhir dari fase ini adalah terbentuk dua sel dengan jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom sel induknya. Source: Biologi Sel, dr.Juwono dan dr.Achmad Zulfa Juniarto Gambar dari pembelahan sel secara mitosis.

MEIOSIS

Pembelahan reduksi atau meiosis terjadi pada tubuh makhluk hidup dan diperlukan untuk sarana berkembang biak. Meiosis ini terjadi pada sel sel kelamin makhluk hidup sehingga nan tinya sel sel keturunannya akan mempunyai jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel induknya. Pembelahan meiosis ini mempunyai tahapan yang lebih kompleks daripada mitosis dan pada dasarnya meliputi : Meiosis 1: Profase 1 : preleptoten, leptoten, zygoten, pachyten, Prometafase 1 Metafase 1 Anafase 1 Telofase 1 diploten, diakenesis

Interfase Meiosis 2: Profase 2 Metafase 2 Anafase 2 Telofase 2

MEIOSIS 1 Profase 1 Tahap profase 1 ini merupakan tahap yang paling menentukan dalam proses meiosis karena dalam tahap ini terjadi perubahan mendasar diantaranya adalah pembentukan pasangan kromosom homolog, pertukaran bahan bahan genetic, dan sebagainya. Preleptoten

Tahap ini merupakan tahap awal dari profase 1 dimana benang benang kromosom masih tampak tipis dan sukar di amati, hanya kromosomseks yang tampak agak nyata. Leptoten Benang kromosom mulai kelihatan tampak lebih tebal dan terlihat seperti benang panjang dengan penebalan di bagian tertentu karena adanya kromomer. Zygoten Kromosom mulai tampak lebih jelas dimana kromosom homolog akan berpasangan secara lebih rapi dan membentuk sinapsis. Pachyten Pasangan kromosom telah lebih sempurna dan di ikuti dengan pemendekan kromosom. Dalam tahap ini akan terjadi pertukaran bahan bahan genetic melalui proses crossing over pada kromosom yang homolog. Diploten Pasangan kromosom akan mulai memisah tapi masih ada bagian yang masih menempel yaitu bagian sentromer dan hal ini disebut chiasmata. Diakenesis Kromosom mengalami pemendekan, terjadi terminalisasi chiasmata dimana chiasmata akan bergerak menuju ke ujung kromosom. Sementara itu nekleolus mulai menghilang. Prometafase 1 Pada tahap ini membrane inti mulai menghilang dan kromosom tampak lebih pendek dan menebal sehingga kromosom tampak mempunyai 4 lengan karena merupakan dua buah kromosom yang berpasangan. Metafase 1 Pada tahap ini kromosom akan tampak tersusun di bidang ekuator sel dan mulai terjadi pemisahan kromosom dan pasangan kromosom akan berada

pada satu sisi sedangkan pasangan kromosom lainnya yang homolog akan berada pada sisi lainnya. Anafase 1 Kromosom yang ada pada bidang ekuator akan mulai bergerak menuju kekutub pembelahan sehingga akan semakin jelas bahwa pasangan kromosom sebelah kiri akan menuju kekutub kiri dan pasangan homolognya akan menuju kekutub sebelah kanan. Telofase 1 Tahap ini merupakan tahap terakhir dari meiosis 1 dan tampak bahwa kromosom sudah berkumpul pada kutub kutub pembelahan. Keadaan ini disusul dengan pembentukan membrane inti dan pembelahan sitoplasma. INTERFASE Tahap ini merupakan tahap antara meiosis 1 dan meiosis 2 yang berlangsung sangat pendek dan tidak terjadi replikasi kromosom. MEIOSIS 2 Profase 2 Tahap ini merupakan tahap awal dari meiosis 2 yang dimulai dengan terbentuknya spindle, aster, pergeseran sentriol ke kutub pembelahan dan perubahan lain seperti yang terjadi pada mitosis. Metafase 2 Pada tahap ini juga terjadi pengumpulan kromosom pada bidang ekuator seperti pada mitosis sehingga terjadi pemisahan pasangan kromosom yang masing masing akan tersusun pada sisi yang berlawanan. Anafase 2

Pada tahap ini akan terjadi pergeseran kromosom ke arah kutub pembelahan masing masing. Pada tahap ini pun membrane sel telah mulai berubah bentuk menjadi lebih lonjong. Telofase 2 Kromosom telah berkumpul pada kutub kutub pembelahan dan di ikuti pembentukan membrane inti serta pemisahan sitoplasma. Dengan berakhirnya tahap ini maka selesailah pembelahan meiosis dengan menghasilkan sel yang masing masing mempunyai jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel induknya. Source: Biologi Sel, dr.Juwono dan dr.Achmad Zulfa Juniarto

Gambar pembelahan sel secara meiosis.

5. JARINGAN EPITEL 1. Pengertian Jaringan Epitel Jaringan Epitel (Yun. Epi, di atas, + tele, puting) adalah kumpulan sel-sel yang bersifat avaskular yaitu tidak mengandung pembuluh darah dan terletak di seluruh permukaan tubuh baik luar maupun dalam. 2. Fungsi Jaringan Epitel
o

Proteksi (perlindungan), artinya melapisi permukaan. Contoh :

pada saluran urine dan kulit. Misalnya pada kulit, jaringan ini dapat melindungi dari bahaya sinar UV, panas, trauma terhadap sesuatu (cth. Benturan), dan lain-lain.
o

Absorpsi (penyerapan), artinya menyerap bahan-bahan yang Sekresi (pengeluaran), artinya mengeluarkan bahan-bahan yang

dibutuhkan oleh tubuh. Contoh : usus dan paru-paru.


o

dibutuhkan oleh tubuh. Contoh : Kelenjar endokrin dan eksokrin. Misalnya pada kelenjar ludah yang membantu dalam proses pencernaan.
o

Ekskresi (pembuangan), Pembuangan sisa-sisa metabolisme atau Sensoris (menerima rangsangan). Contoh : pembau (neuroepitel Kontraktil, contoh : mioepitel pada kelenjar keringat dan payudara.

zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Contoh : kelenjar keringat.


o

pada lidah).
o

Reproduksi, contoh pada ovarium dan tubulus seminiferus.

Berdasarkan fungsinya, jaringan epitel dibagi menjadi dua, yaitu Jaringan Epitel Penutup dan Jaringan Epitel Kelenjar. I. JARINGAN EPITEL PENUTUP Epitel ini berfungsi menutupi permukaan (kulit), maupun organ-organ tubuh lainnya. Berdasarkan bentuk sel: a. Epitel pipih : bentuk sel pipih dengan inti lonjong pipih dan terletak mendatar pada bagian tengah. b. Epitel kubis : berbentuk kubus dengan inti bulat di tengah. c. Epitel silindris : bentuk sel silindris dengan inti bulat lonjong dan letaknya vertical, cenderung kea rah basal. Berdasarkan susunan sel: a. Epitel selapis (simple) : hanya terdiri dari satu lapis sel. b. Epitel berlapis (stratified) : terdiri dari 2 lapis sel atau lebih. c. Epitel berderet (pseudo-stratified) : hampir sama dengan epitel selapis, namun tinggi sel berbeda-beda sehingga terlihat tidak sejajar satu sama lain. Berdasarkan bentuk dan susunan sel: a. Epitel Selapis Pipih : tersusun dari sel pipih membentuk gambaran mozaik dengan batas sel yang bergelombang. Terdapat Endotel dan Mesotel. Dapat ditemukan di Alveoli paru, pembuluh darah, permukaan dalam jantung, dan pembuluh getah bening. b. Epitel Selapis Kubis : satu lapis epitel kubus, pada beberapa tempat mempunyai mikrovili pada permukaannya, disebut Brush-border, missal pada tubulus ginjal. Dapat ditemukan di beberapa kelenjar thyroid, ovarium, permukaan dalam lensa mata dan retina. c. Epitel Selapis Silindris : satu lapis epitel silindris. Inti lonjong, terdapat pada ketinggian yang sama sehingga pada permukaan sel terdapat daerah sitoplasma tidak berinti yang disebut nuclear free zone.

- Epitel Selapis Silindris dengan striated border : pada permukaan epitel tampak pita tipis yang sebenarnya adalah microvili, misal pada usus halus. - Epitel Selapis Silindris dengan kinocilia : pada permukaan sel tampak cilia yang bisa bergerak, ditandai dengan adanya basal granule pada basal cilia. Misal pada tuba falopi dan uterus. d. Epitel Berderet Silindris : tinggi sel dan letak inti tidak sama sehingga tampak tidak beraturan dan terlihat berlapis-lapis. Pada umumnya bersilia, bisa berupa streocilia maupun kinocilia. Dapat ditemukan di epididimis dan saluran pernapasan. e. Epitel Berlapis Pipih : banyak lapisan epitel yang terdiri dari sel pipih. - Epitel Berlapis Pipih tanpa tanduk : sel paling permukaan masih mengandung inti, misal di epitel rongga mulut. - Epitel Berlapis Pipih bertanduk : sel pada permukaan sudah mati sehingga tidak berinti, disebut lapisan tanduk. Misal di epidermis kulit. f. Epitel Berlapis Kubis : agak sulit ditemukan karena seringkali overlapping dengan epitel berlapis silindris. Misal di saluran keluar kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. g. Epitel Berlapis Silindris : lapisan paling bawah epitel ini mirip dengan epitel berlapis pipih, bisa berbentuk silindris, bisa kubis, tapi sel permukaannya berbentuk silindris. - Epitel Berlapis Silindris Tak Bersilia : pada uretra pria, pharynx dan epiglottis. - Epitel Berlapis Silindris Bersilia : pada permukaan nasal palatum molle. h. Epitel Transisional : peralihan antara epitel berlapis pipih dengan epitel berlapis silindris. Pada keadaan teregang permukaan menjadi pipih, sedangkan bila kosong, permukaan epitel menjadi lebih tinggi. Tersusun dari 3 macam sel, yakni sel paying, sel raket, dan sel basal. Ditemukan di saluran urinalis. II. JARINGAN EPITEL KELENJAR terdiri dari kelompok sel yang mempunyai fungsi khusus yakni mengsekresi suatu bahan/zat.

Berdasarkan jumlah sel : a. Uniseluler : hanya terdiri dari satu sel dan biasanya terdapat di antara sel epitel yang lain. Contohnya sel goblet atau disebut juga sel piala terdapat di antara epitel tractus digestivusdan tractus respiratorius. b. Multiseluler : kelenjar pada umumnya. Berdasarkan cara menyalurkan sekret : a. Eksokrin : sekret melalui saluran pembuangan. Contoh: kelenjar pancreas b. Endokrin: sekret langsung masuk ke pembuluh darah. Contoh: kelenjar hipofisis dan teroid, dll c. Endo-Eksokrin: Kelenjar gabungan dan kelenjar ensokrin dan endokrin. Contoh: kelenjar pankreas, ensokrinnya menghasilkan pankreatic juice, sedangkan endokrinnya menghasilkan hormon insulin dan glukogen.. Berdasarkan cara membuat secret : a. Holokrin : seluruh sel epitel akan menjadi sekret. b. Apokrin : sebagian sel hancur menjadi sekret. c. Merokrin/Ekrin : sel tidak mengalami perubahan sama sekali. Berdasarkan Jenis Sekret yang Dibentuk : a. Kelenjar serous : sekretnya jernih dan encer. b. Kelenjar mucous : sekretnya licin dan kental. c. Kelenjar sero-mucous : mengandung bagian serous dan mucous bersamasama. Berdasarkan Bentuk Kelenjar: a. Simple : - Tubulus sederhana - Acinar - Alveolar b. Compound. 6. JARINGAN IKAT Jaringan ikat merupakan jaringan yang membentuk dan mempertahankan bentuk tubuh. Fungsi mekaniknya adalah menyediakan matriks yang

menghubungkan dan mengikat sel-sel, organ-organ,dan akhirnya menunjang seluruh tubuh. Secara struktural, jaringan ikat terdiri atas 3 golongan komponen: Sel, serat, dan substansi dasar. Berbeda dari jaringan lain (epitel, otot, dan saraf), yang terutama terdiri atas sel, unsur pembentuk utama jaringan ikat adalah matriks ekstrasel. Matriks ekstrasel terdiri dari kombinasi berbagai serat protein (kolagen, retikulin, dan elastin) dan substansi dasar. Substansi dasar merupakan kompleks makro molekul anionik (glikosaminoglikan dan proteoglikan), yang kental dan sangat hidrofilik, dan glikoprotein multiadhesif (laminin,fibronektin,dan lainlain), yang memberi kekuatan dan kekakuan pada matriks, dengan terikat pada protein reseptor (integrin) pada permukaan sel dan komponen matriks lain. Selain fungsi strukturalnya yang nyata, molekul jaringan ikat mengemban fungsi biologis penting lain, misalnya sebagai reservoir hormon-hormon yang mengendalikan pertumbuhan dan diferensiasi. Matriks jaringan ikat juga berfungsi sebagai medium berlangsungnya pertukaran nutrien dan limbah metabolisme antar sel dan suplai darahnya. Berbagai jenis jaringan ikat membentuk dan mempertahankan bentuk dalam tubuh. Fungsi mekaniknya adalah menyediakan mariks yang berhubungan da mengikat sel-sel, organ-organ, dan akhirnya menunjang seluruh tubuh. Secara struktural, jaringan ikat terdiri atas 3 golongan komponen : sel, serta, dan substansi dasar. Berbeda dari jaringan lain (epitel, otot, dan saraf), yang terutama terdiri atas sel, unsur pembentuk utama jaringan ikat adalah matriks ekstrasel. Matriks ekstrasel terdiri dari kombinasi berbagai serat protein (kolagen, retikulin, dan elastin) dan substansi dasar. Secara biologis, molekul jaringan ikat mengemban fungsi sebagai reservoir hormon-hormon yang mengendalikan pertumbuhan dan diferensiasi. Matriks jaringan ikat juga berfungsi sebagai medium berlangsungnya pertukaran nutrien dan limbah metabolisme antara sel dan suplai darahnya. A..klasifikasi

1. jaringan ikat embrionik ditemukan pada embrio dan janin yang sedang

tumbuh.jaringan ini meliputi; a.mensenkin adalah jaringan pembungkus,pengemas,dan penyangga pada kehidupan awal yang tidak mengalami spesialisasi. b.jaringan mukoid (jeli wharton) terlihat untuk sementara saat perkembangan normal jaringan ikat dan juga di temukan pada korda umbilikus.
2. jaringan ikat yang biasa antara lain:

a. b. c. a. b. c. d. B. komponen

jaringan ikat renggang(areolar) jaringan ikat fibrosa rapat jaringan adiposa jaringan ikat penunjang kartilago tulang jaringan ikat vaskular(darah dan limfe)

3. jaringan ikat yang mengalami spesialisasi:

1. seluruh jaringan ikat tersusun dari sel-sel hidup,yang biasanya terletak

agak berjauhan meliputi: a.sel fibroblas b.sel makrofag c.sel mast d. sel plasma e.sel adiposa f.leukosit 2. sel tersebut tertanam dalam substansi dasar interseluler tidak hidup atau matriks,yang konsistensinya semi cair sampai padat.substansi dasar tersebut dari campuran glikosaminoglikan dan protein. 3. Ada 3 jenis serat tak hidup,dihasilkan sel fibroblas yang di temukan dalam matriks.

1. serat kolagen 2. serat elastik 3. serat retikular c .fungsi 1.jaringan ikat memberikan bentuk dan penunjang bagi tubuh:tanpa substansi interseluler dari jaringan ikat tubuh akan tampak seperti massa-jeli 2.jaringan ikat mengikat berbagai jaringan agar tetap dan menyediakan materi pembungkus antar bagian-bagian tubuh,menyimpan lemak,dan membantu dalam perbaikan jaringan. 3.subtansi dasar dari jaringan ikat yang renggang memberikan untuk pembuluh darah dan saraf; nutrien gas, dan sisa metobolisme ditranspor dari kapiler ke sel (dan sebaiknya )melalui substansi.

Anda mungkin juga menyukai