Anda di halaman 1dari 8

Mengelola Kulaitas Bab 6 Mengelola Kulaitas Definisi kualitas (quality) sebagaimana yang diambil oleh Ameri-can Society for

Quality adalah: "Keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar. Walaupun demikian, sebagian orang percaya bahwa definisi kualitas terbagi atas beberapa kategori. Beberapa definisi adalah yang berbasis pengguna. Mereka mengajukan bahwa kualitas "bergantung kepada pemirsa." kualitas rendah memberikan pengaruh pada organisasi keseluruhan, mulai pemasok hingga ke pelanggan, dan dari desain produk hingga ke pemeliharaan. hal yang lebih penting adalah membangun sebuah organisasi yang mencapai kualitas dan juga mempengaruhi organisasi secara keseluruhan yang mana merupakan tugas yang memang dibutuhkan. Suatu kelompok aktivitas yang berhasil dimulai dengan lingkungan organisasi yang membantu perkembangan kualitas, yang diikuti oleh pemahaman prinsip kualitas, dan juga usaha untuk melibatkan karyawan pada aktivitas yang dibutuhkan untuk menerapkan kualitas. Bila semua hal ini dikerjakan dengan baik, maka biasan organisasi dapat memuaskan pelanggannya dan mendapatkan keunggulan bersaing. Tujuan akhir adalah untuk memenangkan pelanggan

Pengaruh Kualitas

Selain sebagai elemen penting dalam operasi, kualitas juga memiliki pengaruh lain. Ada alasan lain pentingnya kualitas: 1. Reputasi perusahaan. Suatu organisasi menyadari bahwa reputasi akan mengikuti kualitas apakah itu baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk perusahaan, kebiasaan karyawan, dan hubungan pemasok. Promosi diri tidak akan menggantikan produk yang berkualitas. 2. Keandalan produk. Pengadilan terus-menerus berusaha menangkap organisasi yang memiliki desain, memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaan mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan. Peraturan seperti Consumer Product safety

membuat standar produk dan cara melarang produk yang tidak dapat memenuhi standar tersebut. Makanan yang tidak bersih yang menyebabkan penyakit, tangki bahan bakar mobil yang meledak pada tekanan tertertinggi, kesemuanya dapat menyebabkan pengeluaran yang besar pada aspek legal, penyelesalan atau kerugian yang besar, dan publisitas yang buruk. 3. Keterlibatan global. Di masa teknologi seperti sekarang, kualitas menjadi suatu perhatian internasional, sebagaimana halnya MO. Bagi perusahaan dan negara yang ingin bersaing secara efektif pada ekonomi global, maka produk mereka harus memenuhi harapan kualitas, desain, dan harga global. Produk yang rendah mutunya mengurangi keuntungan perusahaan dan neraca pembayaran negara.

Biaya Kualitas

Empat kategori utama biaya dikaitkan dengan kualitas, yang disebut sebagai biaya kualitas (cost of qualityCOQ), yaitu: 1. Biaya pencegahanbiaya yang terkait dengan pengurangan komponen atau jasa yang rusak (contoh: pelatihan, program peningkatan kualitas).

2. Biaya penaksiranbiaya yang dikaitkan dengan proses evaluasi produk, proses, komponen, dan jasa (contoh: biaya percobaan, lab, dan penguji). 3. Kegagalan internalbiaya yang diakibatkan oleh proses produksi komponen atau jasa yang rusak sebelum diantarkan ke pelanggan (contoh: rework, scrap dan waktu menunggu disebabkan mesin rusak (downtime)

4. Biaya eksternalbiaya yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa yang cacat (contoh: rework, barang dikembalikan, kewajiban, kehilangan goodwill, biaya pada masyarakat).

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) Total quality management (TQM) merujuk pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan mulai dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen untuk mendapatkan arahan perusahaan yang terus-menerus ingin mencapai keunggulan dalam -semua aspek produk dan jasa yang kesemuanya penting bagi pelanggan.

TQM penting karena keputusan kualitas mempengaruhi setiap dari 10 keputusan yang dibuat oleh manajer operasi.

Tiap 10 keputusan berhadapan dengan beberapa aspek pengidentifikasian dan pemenuhan harapan pelanggan. Pemenuhan harapan tersebut membutuhkan penekanan TQM saat suatu perusahaan bersaing untuk menjadi pemimpin pasar dunia. Enam Konsep TQM Yang Efektif Pakar kualitas W. Edwards Deming menggunakan 14 poin untuk menandai penerapan TQM. Hal ini dikembangkan menjadi enam konsep program TQM yang efektif: Perbaikan yang terus-menerus Pemberdayaan karyawan Benchmarking Just- in-time (JIT) Konsep taguchi Pengetahuan alat TQM.

1. Perbaikan Terus-menerus TQM membutuhkan perbaikan yang terus-menerus yang tidak pernah berhenti yang meliputi orang, peralatan, pemasok, bahan, dan prosedur. Dasar filosofi ini adalah bahwa setiap aspek operasi dapat diperbaiki. Tujuan akhirnya adalah kesempurnaan, yang tidak akan pernah dapat dicapai, tetapi selalu dicari.

Plan-Do-Check-Act Walter Shewhart, seorang pelopor manajemen kualitas, mengembangkan sebuah model lingkaran yang dikenal sebagai PDCA (plan, do, check, act) yang menurutnya adalah suatu perbaikan yang terus-menerusnya. Kemudian Deming mengambil konsep ini ke Jepang pada masa kerjanya setelah Perang Dunia II. Siklus PDCA merupakan sebuah lingkaran untuk menekankan sifat yang terusmenerus dalam proses perbaikan.

Six Sigma Orang Jepang menggunakan kata kaizen untuk menjelaskan proses dari suatu perbaikan yang tidak pernah berhenti penetapan dan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Di Amerika Serikat, TQM dan juga proses produk tanpa produk cacat (zero defect) juga digunakan untuk menjelaskan usaha perbaikan yang terus-menerus.

14 point untuk peningkatan kualitas: Membuat tujuan yang konsisten. Memimpin dalam mempromosikan perubahan. Membangun kualitas pada produk; menghentikan ketergantungan pada inspeksi untuk menangkap permasalahan. Membangun hubungan jangka panjang berdasarkan kinerja, bukan menghargai bisnis berdasarkan harga. Meningkatkan produk, kualitas, dan jasa secara terus-menerus. Memulai pelatihan. Menekankan kepemimpinan. Membuang rasa takut. Mendobrak batasan antara departemen. Menghentikan pidato yang panjang lebar pada pekerja. Mendukung, membantu, dan memperbaiki. Mendobrak penghalang untuk merasa bangga atas pekerjaan masing-masing. Mendirikan suatu program pendidikan yang kuat dan perbaikan secara mandiri. Menempatkan setiap orang dalam perusahaan untuk bekerja pada suatu transformasi.

2. Pemberdayaan Karyawan Pemberdayaan karyawan (employee empowerment) berarti melibatkan karyawan pada setiap proses produksi. Teknik untuk membangun pemberdayaan karyawan termasuk (1) membangun jaringan komunikasi yang melibatkan karyawan; (2) membentuk para penyelia yang terbuka dan mendukung; (3) memindahkan tanggung jawab dari manajer dan staf pada karyawan di bagian produksi; (4) membangun organisasi yang memiliki moral yang tinggi; (5) menciptakan struktur organisasi formal sebagai tim dan lingkaran kualitas.

Tim dapat dibangun untuk mengatasi beragam permasalahan. Satu pusat perhatian tim yang populer adalah kualitas. Tim seperti ini biasanya dikenal sebagai lingkaran kualitas. Lingkaran kualitas adalah sekelompok karyawan yang bertemu secara rutin untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan. 3. Benchmarking Patokan (benchmarking) adalah salah satu isi program TQM. Pengenaan patokan meliputi pemilihan produk standar, jasa, biaya atau kebiasaan yang mewakili suatu kinerja terbaik dari proses aktivitas yang serupa dengan proses atau aktivitas Anda. Idenya adalah untuk mengembang -suatu target yang akan Anda capai untuk membuat sebuah standar atau pengenaan patokan dapat Anda bandingkan dengan kinerja Anda. Langkah untuk menetapkan patokan adalah: Menetapkan apa yang akan dijadikan patokan. Membentuk tim patokan. Mengidentifikasi rekanan patokan. Mengumpulkan dan menganalisis informasi patokan. Mengambil tindakan untuk menyamai atau melebihi patokan.

4. Just-in-Time (JIT) Filosofi yang melandasi just-in-time (JIT) adalah salah satu dari perbaikan terus-menerus dalam penyelesaian masalah. Sistem JIT didesain untuk memproduksi dan mengantarkan barang mereka dibutuhkan.

JIT berkaitan dengan kualitas dalam tiga hal. 1. JIT memangkas biaya kualitas. Hal ini terjadi karena rework, scrap, investasi persediaan, dan biaya karena barang rusak berkaitan langsung dengan persediaan yang ada. Karena dengan penerapan JIT berarti hanya terdapat sedikit persediaan, maka biaya pun menjadi lebih rendah. Sebagai tambahan, persediaan menyembunyikan kualitas yang buruk di mana JIT dengan segera menyingkap kualitas buruk. 2. JIT meningkatkan kualitas. Di saat JIT memperkecil lead time, JIT dapat menjaga bukti kesalahan tetap baru dan membatasi jumlah sumber kesalahan yang potensial. Karenanya, JIT menciptakan sebuah sistem peringatan akan adanya permasalahan kualitas, baik dalam pertisahaan maupun dengan para penjual.

3. Kualitas yang lebih baik berarti persediaan yang lebih sedikit, serta sistem JIT yang lebih baik dan mudah digunakan. Sering kali tujuan memiliki persediaan adalah untuk melindungi kinerja produksi yang buruk yang disebabkan kualitas tidak dapat diandalkan. Jika kualitas konsisten, JIT membuat perusahaan dapat mengurangi semua biaya yang terkait pada persediaan.

5. Konsep Taguchi Hampir semua permasalahan kualitas merupakan hasil produk dan desain proses yang buruk. Genichi Taguchi menyediakan tiga konsep yang bertujuan memperbaiki kualitas proses, yaitu: Ketangguhan kualitas (quality robustness) Fungsi kerugian kualitas (quality tionQLF) Kualitas berorientasi target (target-oriented quality).

1. Produk berkualitas tangguh (quality robust) adalah produk yang dapat diproduksi secara seragam dan konsisten dalam setiap kondisi manufaktur dan lingkungan yang kurang Taguchi adalah menghilangkan pengaruh kondisi kurang baik dan bukan menghilangkan penyebab. -Taguchi menyarankan bahwa menghilangkan pengaruh sering kali lebih murah daripada menghilangkan penyebab, dan lebih efektif dalam memproduksi produk yang tangguh. cara ini, variasi kecil dalam bahan dan proses tidak merusak kualitas produk. 2. Sebuah quality loss function (QLF) mengidentifikasi semua biaya yang berkaitan dengan kualitas buruk dan menunjukkan bagaimana biaya ini meningkat jika produk semakin Jauh keinginan pelanggan. Biaya ini meliputi tidak hanya ketidakpuasan pelanggan tetapi juga garansi dan jasa; biaya inspeksi internal, perbaikan, dan serap; dan biaya-biaya yang digariskan sebagai biaya pada masyarakat. 3. Pada sisi lain, kualitas berorientasi target, terus menjaga produk pada spesifikasi yang diinginkan, memproduksi unit lebih banyak (dan lebih baik) mendekati target. Kualitas berorientasi target (target-oriented quality) merupakan sebuah filosofi perbaikan terus menerus untuk membawa produk tepat sesuai dengan target.

6. Pengetahuan mengenai Alat TQM a. Lembar Pengecekan Sebuah lembar pengecekan (check sheet) adalah suatu formulir yang didesain untuk mencatat data. Dalam banyak kasus, pencatatan dilakukan sehingga pada saat data diambil pola dapat dilihat dengan mudah. Lembar pengecekan membantu analis menentukan fakta atau pola yang mungkin dapat membantu analisis selanjutnya.

b. Diagram Sebar Diagram sebar (scatter diagram) menunjukkan hubungan antar-dua perhitungan. Sebagai contoh adalah hubungan yang berbanding lurus di antara lamanya waktu pelayanan jasa yang dipanggil kerumah dengan jumlah perjalanan yang dilakukan teknisi kembali ke truknya untuk mengambil komponen.

c. Diagram Sebab Akibat Alat lain untuk mengidentifikasi masalah kualitas dan titik inspeksi adalah diagram sebab akibat (cause-and-effect diagram), yang juga dikenal sebagai diagram Ishikawa (Ishikawa diagram) atau diagram tulang ikan (fish-bone chart) yang menggambarkan sebuah diagram (perhatikan bentuknya menyerupai tulang ikan) untuk masalah pengendalian kualitas sehari-hari pelanggan perusahaan yang tidak puas. Setiap "tulang" mewakili kemungkinan sumber kesalahan.

d. Diagram Pareto

Diagram Pareto (Pareto charts) adalah sebuah metode untuk mengelola kesalahan, masalah, atau cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha penyelesaian masalah.

e. Diagram alir Diagram alir (flow charts) secara grafis menyajikan sebuah proses atau sistem dengan menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini cukup sederhana, tetapi merupakan alat yang sangat baik untuk mencoba memahami sebuah proses atau menjelaskan sebuah proses.

f. Histogram Histogram menunjukkan cakupan nilai sebuah perhitungan dan frekuensi dari setiap nilai terjadi. Histogram menunjukkan peristiwa yang paling sering terjadi juga variasi dalam pengukuran. Penjelasan statistik, seperti rata-rata dan standar deviasi, dihitung untuk menjelaskan distribusi. Walaupun demikian, data harus selalu dipetakan sehingga bentuk distribusi dapat terlihat.

g. Statistical Process Control (SPC) Statistical process control melakukan pengawasan standar, membuat pengukuran, dan menghitung tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau jasa sedang diproduksi. Sampel output proses jika mereka berada dalam batas yang diperbolehkan, maka proses boleh dilanjutkan, jika ter-jatuh di luar jangkauan tertentu, maka proses dihentikan, dan biasanya penyebab akan diteliti dan dihilangkan.

Suatu proses bisa dibawa ke dalam keadaan terkendali dan bisa dipertahankan pada keadaan ini dengan menggunakan bagan kendali mutu (juga disebut bagan proses atau bagan pengendalian seperti yang ditunjukkan dalam gambar-1 diatas. Sumbu y menampilkan karakteristik mutu yang sedang dikendalikan, sedangkan sumbu x menampilkan waktu atau sampel tertentu yang diambil dari proses. Garis tengah bagan adalah rata-rata karakteristik mutu yang sedang diukur. Batas atas kendali menampilkan variasi acak maksimum yang bisa diterima, dan batas bawah kendali menunjukkan variasi acak minimum yang bisa diterima apabila terdapat pengendalian. Setelah suatu proses telah berada pada keadaan operasi yang mapan, sampel berkala diambil dan dipetakan pada bagan pengendalian seperti tampak pada gambar.

Anda mungkin juga menyukai