Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Saat ini dinamika kerja pada organisasi-organisasi di seluruh dunia telah bergeser dari bekerja secara individual menjadi bekerja secara tim. Efektivitas dan kinerja tim ditentukan oleh kemampuan anggota bekerja dalam tim. Akan tetapi tidak semua orang mampu bekerja dalam tim, karena memerlukan kemampuan individu untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur, bekerja sama dengan orang lain, membagi informasi, mengakui perbedaan dan mampu menyelesaikan konflik, serta dapat menekan tujuan pribadi demi tujuan tim. Semua kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki individu yang bekerja di dalam tim termasuk ke dalam keterampilan interpersonal. Keterampilan tersebut hanya dapat ditampilkan oleh individu yang peduli terhadap individu yang lain dan berusaha menampilkan yang terbaik jauh melebihi yang diprasyaratkan dalam pekerjaannya. Dengan kata lain individu tersebut menampilkan perilaku sosial organisasi. Perilaku Sosial Organisasi atau lebih dikenal dengan istilah Organizational Behaviour Citizenships (OCB) merupakan sikap atau perilaku karyawan di mana ia melakukan tugas lebih atau di luar deskripsi perusahaan. Bentuk perilaku kondisi OCB, antara lain adalah sikap menolong, kesediaan menerima keadaan yang kurang ideal, ikut bertanggung jawab, serta terlibat dalam memperhatikan kehidupan
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

organisasi, mencegah terjadinya masalah, dan mengerjakan suatu pekerjaan di luar persyaratan minimal. Perilaku ini cenderung melihat seseorang (pegawai) sebagai makhluk sosial (menjadi anggota organisasi), dibandingkan sebagai makhluk individual yang mementingkan diri sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia mempunyai kemampuan untuk memiliki empati kepada orang lain dan lingkungannya dan menyelaraskan nilai-nilai yang dianutnya dengan nilai-nilai yang dimiliki lingkungannya untuk menjaga dan meningkatkan interaksi sosial yang lebih baik. Jika pegawai dalam organisasi memiliki OCB maka usaha untuk mengendalikan pegawai menurun karena pegawai dapat mengendalikan perilakunya sendiri atau mampu memilih perilaku terbaik untuk kepentingan organisasinya. Terjadinya perubahan-perubahan dalam organisasi di Indonesia, seperti downsizing (perampingan organisasi dengan mengurangi jumlah tenaga kerja), mempunyai dampak pada terjadinya perubahan dalam tugas dan kewajiban pegawai, untuk itu sangat diharapkan agar pegawai menjadi lebih kreatif mencari cara baru untuk memperbaiki efisiensi kerja di organisasi. Ketika organisasi mengurangi jumlah pegawai, organisasi itu akan lebih tergantung pada pegawai yang tetap tinggal untuk melakukan hal-hal melebihi apa yang ditugaskan kepada mereka. Oleh karena itu, pegawai tersebut diharapkan menampilkan perilaku sosial organisasi. Sumber Daya Manusia di Indonesia secara umum masih dinilai berkualitas rendah, terutama yang bekerja pada instansi pemerintahan. Salah satu contoh adalah tidak sedikitnya Pegawai Negeri Sipil Daerah yang kurang memiliki inisiatif sendiri
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

untuk bekerja dengan baik, mereka harus mendapat tekanan dari atasan untuk bekerja lebih baik. Begitu juga dengan tindakan-tindakan indisipliner yang masih sering mereka lakukan seperti tidak masuk kerja. Pada pengamatan di Sekretariat Daerah Kota Tanjungbalai ditemukan adanya PNS yang datang terlambat dan pulang lebih awal tanpa melakukan aktivitas yang berarti, lamban dalam menyelesaikan pekerjaan, saat jam kerja ada beberapa PNS berbincang-bincang dengan santai yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, bahkan ada pegawai yang bermain game dan facebook di komputer untuk mengisi waktu. Kebanyakan pegawai berpendapat rajin tidak rajin tidak berpengaruh terhadap imbalan yang mereka terima. Maka untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi dibutuhkan pegawai yang dapat menampilkan Perilaku Sosial Organisasi. Perilaku sosial organisasi juga dipandang sebagai manifestasi dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial maka akan sangat mungkin dipengaruhi oleh kompetensi sosial yang dimiliki pegawai. Kecerdasan emosi merupakan suatu kapasitas yang mengidentifikasikan seberapa tinggi tingkat kompetensi personal dan sosial dari orang yang bersangkutan. Jadi kecerdasan emosi diduga berkaitan erat dengan perilaku sosial organisasi. Seperti dalam studi pendahuluan ditemukan adanya pegawai yang kurang terampil dalam menjalin komunikasi yang efektif terhadap orang lain dan ketidakmampuan pegawai dalam mengatasi emosi-emosi yang terjadi dilingkungan kerja mereka, hal ini menyebabkan tidak terbentuknya perilaku sosial organisasi pegawai tersebut.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Komitmen organisasi juga dipandang sebagai faktor yang dapat memberi pengaruh terhadap munculnya perilaku sosial organisasi pegawai. Pegawai dengan affective commitment yang tinggi memiliki kedekatan emosional yang erat terhadap organisasi. Hal ini berarti bahwa individu tersebut akan memiliki motivasi dan keinginan untuk berkontribusi secara berarti terhadap organisasi. Begitu juga dengan sikap pada budaya organisasi yang juga dipandang sebagai faktor yang memberi pengaruh terhadap perilaku sosial organisasi. Budaya organisasi memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang. Budaya organisasi dapat dibentuk oleh mereka yang terlibat dengan organisasi dengan mengacu pada etika organisasi, peraturan kerja, dan struktur organisasi. Bersama-sama dengan struktur organisasi, budaya organisasi membentuk dan mengendalikan perilaku organisasi dan perilaku pegawainya. Berkaitan dengan nilai profesional yang dianut, maka pegawai seharusnya adaptif terhadap perubahan-perubahan nilai budaya organisasi. Sikap terhadap budaya organisasi menjadi lebih bermakna dalam mempercepat atau memperlambat kemampuan adaptif ini. Apabila pegawai memiliki nilai individual yang bertentangan dengan budaya organisasi, hal ini menunjukkan tingkat afeksi yang rendah, demikian pula sebaliknya. Dalam hal ini harus ada fakta yang jelas bagaimana sikap pegawai terhadap budaya organisasi yang berlaku. Kalau pegawai menunjukkan sikap yang baik terhadap budaya organisasi, maka diprediksikan akan mudah terbentuk perilaku sosial organisasi.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Faktor kepuasan kerja pegawai merupakan faktor yang sangat penting dalam menampilkan perilaku sosial organisasi. Pegawai yang merasa seperti bekerja di rumah sendiri, dipercaya dan merasa berharga, akan melakukan sesuatu yang lebih dari yang sekadar diminta. Ini karena mereka akan merasa bekerja sambil bermain, mereka menikmati apa yang dikerjakan sehingga tidak merasa berat melakukan kerja ekstra karena hak dan martabatnya dihargai dan dinilai penting. Pada studi pendahuluan juga dijumpai hal-hal yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja seperti adanya penempatan pegawai pada posisi yang tidak sesuai dengan keahliannya dan kurangnya kerjasama yang efektif antar rekan kerja. Salah satu upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai adalah dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Gaya kepemimpinan transformasional merupakan salah satu faktor penentu kepuasan kerja. Rendahnya kinerja pegawai lebih banyak disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap kondisi kerja karena pegawai merasa pimpinan tidak memberi kepercayaan kepada pegawai, tidak ada keterlibatan pegawai dalam pembuatan keputusan, pemimpin berlaku tidak objektif dan tidak jujur pada pegawai, dan juga tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pegawai. Kepuasan kerja pegawai juga tidak terlepas dari iklim organisasi yang berlaku. Iklim organisasi merupakan keadaan di tempat kerja baik fisik maupun non fisik yang mendukung pelaksanaan tugas dalam organisasi. Apabila iklim organisasi tidak kondusif maka ketidakpuasan kerja akan terjadi, begitu juga sebaliknya, jika iklim organisasi kondusif maka akan meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

I.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sejauhmana pengaruh iklim orgasisasi dan kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kota Tanjungbalai? 2. Sejauhmana pengaruh kepuasan kerja, komitmen organisasi, kecerdasan emosi dan sikap pada budaya organisasi terhadap perilaku sosial organisasi Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kota Tanjungbalai?

I.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklim orgasisasi dan kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kota Tanjungbalai.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja, komitmen organisasi, kecerdasan emosi dan sikap pada budaya organisasi terhadap perilaku sosial organisasi Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kota Tanjungbalai.

I.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Sekretariat Daerah Kota Tanjungbalai dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan efisiensi dan

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

efektivitas kerja melalui peningkatan perilaku sosial organisasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungannya. 2. Sebagai referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi dunia akademik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial organisasi serta sebagai referensi dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti permasalahan yang sama pada masa yang akan datang. 3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam memahami manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan perilaku organisasi.

I.5. Kerangka Berpikir Peningkatan efektivitas, efisiensi dan kreativitas dalam suatu organisasi sangat bergantung pada kesediaan orang-orang dalam organisasi untuk berkontribusi secara positif dalam menyikapi perubahan. Perilaku untuk bersedia memberikan kontribusi positif ini diharapkan tidak hanya terbatas dalam kewajiban secara formal, melainkan idealnya lebih dari kewajiban formalnya. Dalam literatur organisasi modern, perilaku dalam bentuk kerelaan untuk memberikan kontribusi yang lebih dari kewajiban formal bukanlah merupakan bentuk perilaku organisasi yang dapat dimunculkan melalui basis kewajiban-kewajiban peran formal karyawan. Bateman dan Organ (1983) dalam Brahmana dan Sofyandi (2007) menyebut perilaku ini sebagai Organizational Behaviour Citizenship (OCB). Para pakar organisasi menyatakan pentingnya OCB bagi keberhasilan sebuah organisasi, karena pada dasarnya organisasi tidak dapat mengantisipasi seluruh
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

perilaku dalam organisasi hanya dengan mengandalkan deskripsi kerja yang dinyatakan secara formal saja. Dengan demikian pentingnya OCB secara praktis adalah pada kemampuannya memperbaiki efisiensi, efektivitas dan kreativitas organisasi melalui kontribusinya dalam transformasi sumber daya, inovasi dan adaptabilitas (Organ, 1998; Podsakoff dkk 2000, dalam Brahmana dan Sofyandi, 2007). Beberapa contoh pentingnya OCB dalam suatu organisasi menurut Bolon (1997) dalam Brahmana dan Sofyandi (2007) adalah sebagai berikut: 1. Munculnya tindakan-tindakan yang ditujukan untuk melindungi organisasi beserta aset-asetnya. 2. Munculnya saran-saran konstruktif yang ditujukan untuk perbaikan organisasi. 3. Munculnya kesediaan untuk melakukan pelatihan-pelatihan pribadi yang bersifat informal yang akan meningkatkan tambahan tanggung jawab. 4. Terciptanya iklim yang baik dalam organisasi dan dengan lingkungan di sekitarnya. 5. Munculnya aktivitas-aktivitas gotong royong. Para pakar organisasi serta para praktisi sangat memahami pentingnya faktorfaktor penentu yang dapat memunculkan OCB dalam organisasi. Robbins (2003: 105) menyatakan bahwa Kepuasan kerja seharusnya merupakan penentu utama OCB. Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang; selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Karyawan yang puas tampaknya akan lebih
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

berbicara positif tentang organisasi, membantu orang lain, dan jauh melebihi harapan normal dalam pekerjaan mereka. Lagi pula, karyawan yang puas mungkin menjadi lebih bangga melebihi tuntutan tugas karena mereka ingin membalas pengalaman positif mereka. Keyakinan bahwa karyawan yang puas akan lebih produktif dari pada karyawan yang tidak puas merupakan suatu ajaran dasar diantara para manajer selama bertahun-tahun (Robbins, 2003: 101). Dimensi lainnya yang berhubungan dengan OCB adalah komitmen organisasi. Hal ini ditegaskan oleh Luthans (2006: 251) bahwa dimensi komitmen organisasi secara jelas berhubungan dengan OCB. Menurut Robbin (2003: 92), komitmen pada organisasi adalah sampai tingkat mana seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut. Kuatnya komitmen organisasi dikarakteristikkan sebagai menerima tujuan dan nilai organisasi serta melakukan berbagai usaha untuk kepentingan perusahaan. Oleh karena itu, dengan komitmen, pegawai akan tetap memelihara kinerja organisasi pada koridornya walaupun kondisi ideal yang diharapkan tidak terjadi. Faktor lain yang mempengaruhi OCB adalah kecerdasan emosi. Hal ini didukung oleh penelitian Hardaningtyas (2004) yang menyimpulkan bahwa kecerdasan emosi mempengaruhi Organizational Behaviour Citizenships. Menurut Robbins (2003: 144), kecerdasan emosional adalah bermacam-macam keterampilan, kapabilitas dan kompetensi non-kognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam menghadapi permintaan dan tekanan lingkungan. Beberapa
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

studi mengemukakan bahwa Emotional Intelligent (EI) bisa memainkan peranan penting dalam pelaksanaan pekerjaan. Orang yang mengetahui emosi mereka sendiri dan bisa dengan baik membaca emosi orang lain bisa menjadi lebih efektif dalam pekerjaan mereka. Faktor lain yang juga mempengaruhi OCB adalah Sikap pada Budaya organisasi. Menurut Hardaningtyas (2004), sikap pada budaya organisasi adalah sebagai derajat afeksi positif atau afeksi negatif terhadap budaya organisasi (berupa sistem nilai-nilai, keyakinan dan kebiasaan bersama dalam organisasi yang berinteraksi dengan struktur formal untuk menghasilkan norma perilaku). Kepercayaan terhadap budaya organisasi membentuk sikap yang mendukung budaya organisasi dan hal ini menguatkan intensi atau niat berperilaku sesuai dengan budaya organisasi. Pegawai yang memiliki sikap positif terhadap budaya organisasi cenderung menyesuaikan diri terhadap situasi sosial (dalam hal ini budaya organisasi itu sendiri) dan pegawai yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tinggi cenderung rasional dalam menyikapi budaya organisasinya. Hal ini mempengaruhi kemampuan seorang pegawai untuk menampilkan OCBnya. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi OCB seperti disebutkan di atas, variabel kepuasan kerja merupakan faktor yang sangat dominan. Hal ini ditegaskan oleh Robbins (2003: 105) bahwa kepuasan kerja merupakan penentu utama OCB. Sebagai penentu utama OCB, kepuasan kerja merupakan faktor yang sangat kompleks yang tidak terlepas dari iklim organisasi yang berlaku dan kepemimpinan transformasional. Iklim organisasi dan kepemimpinan transformasional merupakan
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

dua diantara faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Hal ini ditegaskan oleh Steers (1980: 121) yang menyimpulkan bahwa Iklim organisasi merupakan faktor pengaruh yang penting bagi kepuasan kerja, di mana hubungan ini semakin nyata dengan diciptakannya iklim organisasi yang menekankan perhatian pada para pekerjanya. Di sisi lain Atmojo (2008) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional dan iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa iklim organisasi dan kepemimpinan transformasional diidentifikasi memiliki unsur yang mempengaruhi kepuasan kerja. Sedangkan kepuasan kerja, komitmen organisasi, kecerdasan emosi dan sikap pada budaya organisasi diidentifikasi memiliki unsur yang mempengaruhi perilaku sosial organisasi. Kerangka berpikir tersebut juga dapat dilihat pada Gambar I.1 berikut ini:

Iklim Organisasi Kepuasan kerja Kepemimpinan Transformasional

Komitmen Organisasi

Perilaku Sosial Organisasi


Kecerdasan Emosi

Sikap pada Budaya Organisasi

Gambar I.1. Kerangka Berpikir

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

I.6. Hipotesis 1. Iklim organisasi dan kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kepuasan kerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kota Tanjungbalai. 2. Kepuasan kerja, komitmen organisasi, kecerdasan emosi dan sikap pada budaya organisasi berpengaruh terhadap perilaku sosial organisasi Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kota Tanjungbalai.

pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but I consider your Utara Universitas Sumatera product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA

Anda mungkin juga menyukai