Sebuah yayasan yang bergerak dalam penanggulangan penyakit autisme di Amerika melaporkan pada situs
canfoundation.org/newcansite/sciwatch/invest.html, banyak penderita autis pada anak terpapar merkuri dari
vaksinasi yang menggunakan bahan etil merkuri. Gejala-gejala keracunan merkuri mirip dengan gejala penderita autis. Atas dasar itu Dinas Kesehatan Masyarakat Amerika diwajibkan mengurangi atau menghapuskan penggunaan etil merkuri dalam memberikan vaksin pada pasien. Selain itu, pada penderita autis juga sering dijumpai kandungan timbal pada tingkat tinggi dalam rambutnya. Ini menunjukkan, paparan logam berat dalam jangka panjang akan memunculkan gangguan tingkah laku dan kesulitan belajar. Apa pun sumbernya, SB Edelson dan DS Cantor dalam bukunya Autism: Xenobiotic Influences. Toxicology and Industrial Health (1998) mengingatkan, logam berat merupakan unsur beracun yang dapat masuk ke dalam lingkungan permainan anak-anak lewat udara, tanah, mainan, atau makanan. Sementara itu perilaku hiperaktif bisa dipicu oleh kekurangan mineral dan akumulasi logam berat tertentu pada tubuh. Misalnya timbal. Logam berat ini sering menimbulkan masalah kelainan saraf pada anak-anak, termasuk gangguan hiperaktif, kurang bisa berkonsentrasi, dan ketidakmampuan belajar. Soal kaitan hiperaktivitas dan konsentrasi timbal dalam tubuh pun dibenarkan oleh Dr. H.L. Needlemen asal Sekolah Kedokteran Universitas Pittsburgh, AS, yang banyak meneliti pengaruh racun timbal pada anak-anak. Ada salah persepsi bahwa timbal hanya menimbulkan masalah bagi anak-anak kota dengan tingkat sosial- ekonomi rendah. Padahal yang dicemarinya anak dari semua latar belakang, karena sumber utama paparan bukan hanya cat dengan bahan dasar timbal, tetapi juga tanah, debu, makanan, dan air. Risiko terpapar logam berat meningkat ketika manusia mulai menggunakan logam berat untuk berbagai kepentingan. Misalnya, timah dalam pipa ledeng, atau timah arsenit yang dipakai mengusir serangga dalam perkebunan apel. Repotnya, paparan dalam dosis tingkat tinggi oleh merkuri, emas, dan timah akan langsung berdampak pada pusat pengaturan kekebalan. Akibatnya tak kurang serius, sistem kekebalan lantas merusak selnya sendiri. Ini dapat memacu perkembangan penyakit sendi dan ginjal, seperti rematik artritis, atau penyakit sistem saraf pusat. Sedangkan timah biasanya meracuni otak, ginjal, sistem reproduksi, dan jantung. Dengan akibat, bila terkena paparannya kita dapat menderita perusakan pada fungsi intelektual, kerusakan ginjal, ketidaksuburan, keguguran, dan tekanan darah tinggi. Dalam kaitannya dengan tingkat kecerdasan, timah terutama sangat berbahaya bagi anak-anak. Beberapa telaah ilmiah menunjukkan, paparan timah secara nyata menurunkan IQ anak usia sekolah. Setiap 10 mikrogram per desiliter darah akan menurunkan angka IQ 1 - 5. Meskipun segudang bukti telah tersedia, paparan logam berat masih saja sulit dicegah, sementara aparat kesehatan seperti loyo memeranginya. Merkuri masih digunakan secara luas dalam tambang emas di banyak tempat di Amerika Selatan. Arsenik, bersama dengan tembaga dan khrom, masih bergentayangan sebagai bahan pengawet kayu. Timah digunakan luas sebagai tambahan dalam bensin. Sementara peningkatan penggunaan batubara justru akan menambah paparan logam terhadap manusia. Betapa tidak, karena di abu batubara berisi banyak kandungan logam beracun yang bisa terisap ke paru-paru. Untuk beberapa negara seperti Cina dan India, di mana batubara digunakan sebagai sumber tenaga utama, pengaruhnya pada kesehatan menjadi sangat signifikan. Sudah tentu risiko terkena paparan sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Di Bangkok, Meksiko, dan Jakarta, paparan kebanyakan datang dari asap kendaraan bermotor. Tetapi di kota-kota yang jauh dari pantai paparan biasanya berasal dari cat rumah tangga.