Memiliki Dan Menguasai

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

Ketika seseorang memiliki sesuatu, ada semacam gerakan atau dorongan yang memacu untuk berelasi dengannya.

Sifat relasi tersebut sekurang-kurangnya ada dua macam, yakni dorongan untuk merawat, mempertahankan, menjaga. Namun, juga ada dorongan untuk membagi-bagikannya atau dengan kata lain, menggandakannya, membuatnya menjadi lebih sempurna dan berkelimpahan. Sifat kepemilikan tersebut menjadi sangat khas manusiawi, bahkan hewan pun menandai batasanbatasan daerah yang menjadi kekuasaannya. Dalam hal ini, kepemilikan cukup erat kaitannya dengan kekuasaan. Yakni, keinginan untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki terhadap materi (sesuatu) yang dimiliki tersebut. Kecenderungan tersebut, sebagaimana kata Nietzsche, menjadi nafas bagi kehidupan manusia. Atau, dalam bahasa yang lebih persuasif, hal tersebut menjadi visi kehidupan manusia. Setiap tanda untuk sebuah tahapan kehidupan memiliki sesuatu yang cukup identik dengan kepemilikan tehadap sesuatu. Misalnya, untuk dapat masuk ke tahap perkembangan kepribadian yang lebih tinggi, seseorang perlu memiliki kualitas klasifikasi sejauh tingkat yang bersangkutan. Kepemilikan tersebut menjadi landasan dan ukuran bagi kekuasaan seseorang terhadap tahap yang bersangkutan. Jika seseorang tidak memiliki, tak mungkin ia menguasai, dan tak mungkin ia mampu berelasi dengan obyek yang bersangkutan. Memiliki, sebagaimana kadar pengetahuan, juga memiliki prosentase. Wong, orang yang memiliki terkadang tak mampu menguasainya. Atau, justru orang yang tak memiliki malah menguasai hal yang bersangkutan. Ada hal yang bertolak belakang dalam paradigma kepemilikan dan kekuasaan. Secara garis besar, pada hemat saya, kepemilikan yang sifatnya fisik cenderung memiliki rentang substansi yang terpisah. Ada dua macam subyek yang coba berelasi. Tetapi, jika kepemilikan tersebut bersifat kualitas (adjective), nada yang terjadi adalah lebih dekat dan sinkron. Karena, relasi yang terjadi berada dalam satu subyek yang sama. Kualitas tersebut menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dengan subyek yang dominan. Maka, kadar atau persentase sebuah kepemilikan pun dapat didasarkan pada kedua batasan obyek tersebut (noun) atau (adjective).

Anda mungkin juga menyukai