yang setia mencicil asa di peraduan nasib Menunggu kamu yang pulang menggenggam kenyataan dan menjemputku dengan kereta masa depanmu
Bilang pada Tuhan kalau aku mendambamu Mendamba waktu dan detik yang rencananya akan kau habiskan bersamaku Mendamba anak kecil berlarian di rumah buahku dan kamu Mendamba gazebo indah tertanam di halaman belakang rumah itu
Bilang, bilang pada Tuhan aku mencintaimu Karena dengan cintaku, aku sanggup menunggumu Dan karena cintaku pula, aku sanggup mendambamu
Mai