Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN Tumor rongga mulut meliputi beberapa bagian, antara lain: bibir, dua pertiga anterior lidah, mukosa pipi, dasar mulut, palatum durum, atas dan bawah gingiva, dan trigonum retromolar. diperkirakan 30.000 kejadian kanker oral pertahun di Amerika Serikat dengan sekitar 4800 kematian per tahun. Pria yang terkena 2-4 kali lebih sering daripada perempuan untuk semua kelompok ras dan etnis. Insiden kanker mulut meningkat dengan meningkatnya umur.1 Tumor jinak rungga mulut yang sering ditemukan adalah papiloma skuamosa. Tidak seperti pada hidung dan laring, papiloma pada mulut tidak lokal invasif, dan jarang berubah menjadi ganas.2 Kebanyakan terdapat kelainan yang menyerupai tumor yang melibatkan rongga mulut dan orofaring. Keadaan tersebut akan lebih sering muncul dan familiar yang biasa disajikan oleh ahli bedah otolaryngologist-kepala leher. Lesi nonmalignant seperti ini mudah untuk dikelompokan kedalam kelainan kongential, inflamasi / trauma, dan neoplastik ketika merumuskan diferensial diagnosa.3 Tumor yang ukurannya lebih kecil mudah diangkat dengan angka morbiditas kecil. Lesi yang lebih besar cenderung untuk menyerang tulang dan lebih baik diterapi dengan operasi diikuti dengan radiasi. Jika kedalaman invasi sangat luas, pengobatan terhadap leher sangat dianjurkan. Tergantung pada ukuran dan lokasi, defek dapat dibiarkan bergranulasi, atau menutup dengan cangkok kulit atau flap.4 II. ANATOMI DAN FISIOLOGI RONGGA MULUT Rongga mulut adalah bagian dari saluran cerna dimulai dari vermillion sampai perbatasan soft dengan hard palate dan papilla circumvallate lidah. Jadi yang termasuk dalam region ini terdiri dari bibir, mukosa bukal, lidah dua pertiga depan, rahang atas (maksila) rahang bawah (mandibula) dan gigi, dasar mulut, hard palate dan soft palate. Fungsi utama dari rongga mulut ini adalah sebagai jalur masuk utama
1

ke dalam saluran pencernaan sehingga dapat dilakukan proses pencernaan lebih lanjut. Selain itu, rongga mulut juga berfungsi sebagai saluran pernapasan sekunder, memodifikasi suara sehingga dapat berbicara, dan sebagai organ kemosensoris.5,4

Gambar 1. Gambar organ nasofaring dan oror faring (dikutip dari kepustakaan 6 ) Rongga mulut bagian anterior dibatasi oleh bibir, pada bagian lateral oleh pipi, pada daerah inferior dibatasi oleh otot-otot dasar mulut, dan pada bagian atas oleh hard palate dan soft palate. Bagian rongga mulut bagian belakang (tenggorok) dibentuk oleh ismus orofaring, yang terdiri dari bagian anterior dan posterior ( arkus palatoglossal dan arkus palatofaringeal) dan di antaranya terdapat uvula pada bagian tengah. Diantara arkus anterior dan posterior terdapat tonsil palatina. 6

Gambar 2. Gambar rongga mulut (dikutip dari kepustakaan 6 ) Makanan masuk ke dalam rongga mulut, di cerna secara mekanik, di trasformasikan dalam bentuk semilikuid, dan dibawa ke faring. Gigi, bibir,dan lidah berfungsi untuk menggiling makanan lalu membantu menelannya.Reseptor rasa dan bau juga ikut bekerja dalam proses pencernaan. Sekresi dari kelenjar ludah juga memudahkan makanan agar dapat ditelan dan masuk ke saluran pencernaan berikutnya, dan selain itu pada kelenjar ludah juga terdapat enzim pencernaan tertentu (amilase) yang berguna untuk memecah karbohidrat.6 1. Bibir

Bibir yang membentuk celah terbuka pada mulut merupakan bagian organ yang special pada manusia. Bibir berperan dalam menahan makanan dalam mulut dan membentuk kata-kata sat berbicara. Fungsi lain adalah membentuk ekpresi wajah seperti tersenyum dan mengerutkan dahi. Bibir berwarna lebih gelap dari kulit di sekitarnya karena mengandung sangat banyak pembuluh darah (kapiler)1 Bibir merupakan portal membranomuskular sebagai tempat masuk ke dalam rongga mulut untuk proses mastikasi atau pengunyahan makanan. Dengan lapisan submukosa yang sebagian terdiri dari serosa dan kelenjar saliva dapat berfungsi sebagai lubrikasi dan memudahkan dalam proses pencernaan. Pergerakan bibir juga memeiliki fungsi penting lainnya, seperti berbicara, bersiul,bernyanyi, mencium, dan mengeluarkan dahak. Bibir juga berfungsi sebagai alat komunikasi bahasa tubuh seperti tersenyum,seringai, cemberut, memeprlihatkan gigi, dan lainlain.Vermilion merupakan batas trasnsisi antara kulit dan mukosa bibir. Pada daerah ini tidak terdapat kelenjar keringat ataupun kelenjar sebasea, dan fungsinya sebagai pelembab bibir.4 Bibir atas dan bibir bawah dihubungkan satu sama lain dengan komisura lanialis pada sudut mulut. Bibir dipisahkan dari pipi oleh lipatan nasolabial, dan slukus oblik yang berada pada lateral dan inferior dari nasal alae. Otot orbikularis oris merupakan otot dasar pembentukan bibir. Bibir menerima suplai darah dari arteri labialis superior dan inferior, yang berasal dari arteri fasialis. Bila terjadi lesi radang pada bibir maka bisa terjadi penyebaran organisme yang dapat menyebabkan infeksi ke cranial cavity melalui vena orbita dan pleksus kavernosus.7 Kelenjar limfe pada bibir penting untuk diketahui agar nantinya dapat memahami metastasis tumor malignan pada bibir melalui penjalaran aliran kelenjar limfe. Kelenjar submandibula dan submental menerima aliran limfatik dari bibir. Bibir bagian atas menerima persarafan sensoris dari nervus orbita, dan bibir bagian bawah menerima persarafan dari nervus mental 4
3

Gambar 3. Arteri dan nervus palatum (dikutip dari kepustakaan 7 ) 2. Pipi Bucinator membentuk kerangka otot pipi. Seperti orbikularis okuli, bucinator juga sebagai otot mimic wajah dan menerima persarafan motorik dari cabang nervus facialis.Duktus ekskretorius dari kelenjar parotis berjalan melalui otot bucinator dan ke mukosa pipi pada molar kedua bagian atas.7

Gambar 4. Gambar otot-otot mastikasi (dikutip dari kepustakaan 7 ) 3. Lidah Lidah merupakan organ muscular yang sangat fleksibel dalam rongga mulut yang berperan dalam proses pengunyahan, pengecapan, dan menelan makanan serta untuk berbicara. Organ ini melekat ke dasar mulut dengan permukaan atas dilapisi papillae yang memberikan tekstur permukaan yang
4

kasar. Papillae mengandung pori-pori kecil yang terdapat reseptor pengecapan (taste bud). Terdapat 4 jenis reseptor pengecapan (manis, asin, asam, pahit) yang berada pada lokasi tertentu di permukaan lidah.5 Otot-otot ekstrinsik melekatkan lidah ke bagian eksternal, yang termasuk otot ini adalah hioglosus, genioglosus, palatoglosus, pharingoglosus dan stiloglosus. Otot-otot intrinsik yang berada di dalam lidah, merupakan pembentuk masa lidah yang paling banyak. Otot intrinsic ini berjalan vertical, transversal, dan longitudinal. Dengan struktur otot ekstrinsik dan instrinsik seperti ni memungkinkan lidah untuk bergerak lincah. Otot-otot lidah di inervasi oleh nervus hipoglosus (N XII). Sensasi untuk perabaan (touch sensation) dari lidah 2/3 depan dibawa oleh N. Trigeminus (N. V cabang lingualis) dan dari 1/3 belakang lidah dibawa oleh N. glosopharingeus (N. IX). Sensasi untuk pengecapan (taste sensation) dari lidah 2/3 depan dibawa oleh N. fasialis (N. VII) dan dari 1/3 belakang lidah melalui N. glosopharingeus. Vaskularisasi lidah terutama disediakan oleh arteri linualis.5

Gambar 5. Gambar lidah dan otot-otot intrinsic dan ekstrinsik lidah (dikutip dari kepustakaan 7 ) 4. Gigi Gigi manusia tersusun atas dua baris, atas dan bawah dari arkus gigi, pada rahang atas dan bawah. Gigi yang terbentuk pertama kali ialah gigi susu (deciduous) yang kemudian akan diganti menjadi gigi permanen. Gigi pada manusia memiliki berbagai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Gigi seri
5

berfunsi unutk memotong-motong makanan, di sebelahnya terdapat gigi taring yang berfungsi untuk merobek dan mencabik, kemudian gigi premolar yang berfungsi untuk mengunyah makanan, dan gigi molar berfungsi untuk menggiling makanan dan sebgaina besar berfungsi juga dalam mengunyah makanan. Gigi seri dan gigi taring juga biasa disebut dengan gigi anterior (labial), sedangkan gigi premolar dan molar disebut dengan gigi posterior (bukal) 6

Gambar 6. Gambar penampang gigi (dikutip dari kepustakaan 6 ) Gigi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu mahkota, leher, dan akar. Mahkota sendiri terletak diatas gusi ditutupi oleh enamel. Akar gigi terletak pada alveolus pada rahang atas dan bawah dan ditutupi oleh sementum. Tempat pertemuan sementum dan enamel pada gigi disebut leher gigi. Rongga gigi terdiri dari pulpa gigi, yang mengandung pembuluh darah dan saraf sehingga gigi dapat memperoleh nutrisi. 6 5. Palatum Atap dari rongga mulut adalah palatum, yang memisahkan dengan rongga hidung. Bagian depan yang berupa tulang dilapisi mukosa adalah palatum durum (hard palate), bagian belakang yang tersusun oleh jaringan lunak disebut soft pale (palatum mole). Palatum durum memiliki tulang melintang (rugae) untuk membantu dalam membentuk bolus makanan. Palatum mole cukup lebih mobile dan bersama-sama dengan otot-otot
6

faringeal, ,menutup jalan ke nasofaringeal, guna mencegah terjadinya regurgitasi ke nasal5,4

Gambar 7. Gambar palatum (dikutip dari kepustakaan 7 )

III. PENGERTIAN Tumor rongga mulut merupakan tumor yang mengenai beberapa bagian rongga mulut, antara lain: bibir, dua pertiga anterior lidah, mukosa pipi, dasar mulut, palatum durum, atas dan bawah gingiva, dan trigonum retromolar. Beberapa contoh lesi jinak yang menyerupai tumor, seperti papilloma, granular cell tumor, neurofibroma, lipoma, hemangioma, ameloblastoma dan pleomorphic adenoma.1,3,8 IV. EPIDEMIOLOGI Menurut data American Cancer Society, kanker rongga mulut, faring, dan laring menyumbang hampir 3% dari insiden kanker di Amerika Serikat dan 2% kematian akibat kanker laki-laki di AS terkena lebih dari dua kali sesering wanita. Lebih dari setengah kanker ini melibatkan seluruh rongga mulut, terbagi rata antara laring dan faring.4 Berbagai jenis skuamosa berasal dari rongga mulut dan orofaring, namun salah satu kondisi yang paling sering terjadi adalah papiloma skuamosa. Sekitar 4 dari 1000 orang dewasa di Amerika Serikat menderita tumor rongga mulut atau orofaring ini. Papilloma skuamosa merupakan jenis yang paling sering ditemukan.3
7

V. ETIOPATOGENESIS Penggunaan tembakau (baik mengunyah dan merokok), alkohol, dan kebersihan mulut yang buruk dapat meningkatkan resiko kanker rongga mulut. Mengunyah sirih, yang merupakan kebiasaan umum orang di Asia Tenggara, juga diketahui penyebab kanker mukosa pipi. Penelitian terbaru telah mengidentifikasi HSV-1 dan HPV-2, 11, dan 16 sebagai kemungkinan agen penyebab lainnya.1 Faktor yang paling penting yang merupakan predisposisi munculnya Head and Neck Squamousa Cell Carcinoma (HNSCC) adalah tembakau dan penggunaan alkohol. Kontak yang terlalu lama dan berulang pada mukosa saluran aerodigestive terhadap karsinogen menghasilkan proses kanker yang mengarah ke jenis malignant skuamosa neoplasma epitel, yang dapat berkembang baik secara langsung atau secara bertahap. Studi terhadap HNSCC, tergantung pada jenis produk tembakau yang digunakan, dan jumlah paparan, risiko perokok dapat 40 kali lipat dari bukan perokok. Penggunaan alkohol tampaknya menjadi faktor risiko independen dan bertindak secara sinergis terhadap penggunaan tembakau dalam menyebabkan HNSCC. Kerentanan dan interaksi gen-lingkungan mungkin memainkan peran dalam HNSCC. Hanya sebagian kecil saja dari individu terpapar yang menggunakan tembakau dan alkohol akan berkembang menyadi penyakit. Bukti menunjukkan bahwa riwayat keluarga kanker mungkin merupakan faktor risiko. Polimorfisme gen yang berpengaruh terhadap metabolisme karsinogen telah terlibat dalam risiko HNSCC. Perbaikan kapasitas Deoksiribonukleat Acide (DNA) penting untuk fungsi sel normal, dan varian gen yang telah terlibat dalam reparasi DNA dikaitkan dengan peningkatan risiko HNSCC. Karena sekitar 15% kasus HNSCC terjadi pada bukan peminum dan bukan perokok, faktor risiko lain telah diselidiki. Tidak menunjukkan sebesar risiko sebagai penggunaan tembakau dan alkohol. Faktor risiko diakui yang telah didiskusikan termasuk asap tembakau lingkungan, Human papillomavirus, pola makan yang buruk, pekerjaan tertentu dan eksposur pekerjaan, pendidikan rendah dan

status sosial ekonomi, imunodefisiensi, menggunakan obat kumur serta kebersihan mulut yang buruk.4 VI. GEJALA KLINIK Tanda-tanda dan gejala lesi jinak dan ganas rongga mulut dan orofaring berupa benjolan di bibir atau mulut dan bercak putih atau merah dalam rongga mulut. Gejala lain yang menunjukkan pertumbuhan yang ganas antara lain berupa ulkus yang tidak sembuh-sembuh pada bibir atau mulut, rasa nyeri atau perdarahan di mulut, kesulitan atau rasa sakit bila mengunyah, menelan, atau berbicara, perubahan dalam suara; telinga terasa sakit; dan massa di leher. 1 Papilloma Berbagai jenis skuamosa berasal dari rongga mulut dan orofaring, namun salah satu jenis skuamosa yang paling sering terjadi adalah papilloma skuamosa. Sekitar 4 dari 1000 orang dewasa di Amerika Serikat menderita papilloma skuamosa rongga mulut atau orofaring. Papiloma skuamosa yang paling sering dikaitkan dengan HPV-6 dan HPV-11 subtipe virus. Lesi biasanya terdapat pada orang dewasa dan umumnya memiliki tingkat kekambuhan lebih rendah dari papiloma skuamosa proliferasi pada bagian kepala dan leher lainnya seperti laring. Papilloma adalah tumor yang pertumbuhannya lambat. Perkembangan leukoplakia verrucous prakanker menjadi papiloma skuamosa proliferatif sangat jarang. Lokasi terjadinya biasanya melibatkan mukosa pipi, lidah, atau bibir. Skuamosa biasanya tampak sebagai soft massa tunggal yang asimptomatik, pedunkulata dengan gambaran seperti jari-jari banyak di permukaan papiloma. Gambaran histologi, tampak jaringan fibrovascular dan menunjukkan dasar yang relatif sempit. Pengobatan melibatkan bedah eksisi atau ablasi dengan menggunakan laser CO2. Kekambuhan pada rongga mulut atau orofaring jarang.3,10

Gambar 8. Gambar makroskopik dan mikroskopik papilloma (dikutip dari kepustakaan 8) Granular Cell Tumor Granular Cell Tumor pada umumnya berasal dari sel saraf. Granular Cell Tumor biasanya didiagnosis selama atau setelah dekade ketiga kehidupan. Meskipun jenis tumor ini dapat ditemukan di seluruh bagian tubuh, lebih dari setengah dari semua kasus Granular Cell Tumor terjadi di rongga mulut. Lebih dari sepertiga dari tumor sel granular melibatkan dorsum lidah. Lokasi lain terjadinya termasuk palatum mole, uvula, dan mukosa bibir. Sampai dengan 15% pasien akan memiliki lesi sinkron. Tumor sel granular biasanya tidak nyeri, relatif tak bergerak sessile lesi nodular yang muncul <1,5 cm. Secara histologis, tumor sel granular menunjukkan sel-sel poligonal, oval, atau bipolar yang besar dengan sitoplasma eosinofilik berlimpah granular. Sel sering muncul dalam pola pita dan memperpanjang ke epitel permukaan dan menunjukkan hiperplasia pseudoepitheliomatous. Berbagai tumor ganas sel granular mewakili sekitar 1% dari semua kasus. Eksisi bedah adalah pengobatan pilihan. Kekambuhan Granular Cell Tumor ini <10%.3

10

Gambar 9. Garnular cell tumor pada lidah (dikutip dari kepustakaan 3) Neurofibroma Neurofibroma adalah neoplasma yang paling sering dijumpai yang berasal dari saraf perifer. Kelainan ini berasal dari campuran sel-sel Schwann dan fibroblast perineural. Neurofibroma pada rongga mulut dan orofaring biasanya didiagnosis pada remaja dan dewasa muda. Temuan beberapa Neurofibroma mungkin terkait dengan von Recklinghausen neurofibromatosis. Sekitar 70% dari semua kasus von Recklinghausen neurofibromatosis melibatkan rongga mulut, terutama lidah. Neurofibroma soliter dari rongga mulut biasanya melibatkan lidah, bukal, atau mukosa bibir dan tampak sebagai soft massa, tanpa rasa sakit, tumbuh lambat. Idealnya, pengibatan melibatkan eksisi bedah lengkap. Neurofibroma yang Soliter dapat diangkat dengan risiko kekambuhan yang relatif kecil. Neurofibroma Soliter sangat jarang mengalami transformasi maligna menjadi sarkoma, namun hingga 12% dari mereka dengan von Recklinghausen neurofibromatosis berkembang ke arah ganas.3

11

Gambar 10. Gambar neurofibroma pada lidah (dikutip dari kepustakaan 8) Lipoma Lipoma adalah suatu neoplasma yang relatif jarang dari rongga mulut dan orofaring. Lipoma dari rongga mulut dan orofaring biasanya terjadi setelah dekade ketiga kehidupan dan tampak sebagai soft massa yang perlahan-lahan membesar. Mukosa ditutupi massa yang halus, tanpa rasa sakit. Lipoma biasanya ditemukan pada pipi, dasar lidah atau daerah mulut. Secara histologi, lipoma terdiri dari adiposit matang yang encapsulated dan biasanya ditandai dengan jelas dari jaringan sekitarnya, meskipun mereka yang melibatkan otot dapat memiliki gambaran infiltratif. Pengobatan lipoma adalah pembedahan dengan eksisi.3

12

Gambar 11. Gambar makroskopik dan mikroskopik dari lipoma (dikutip dari kepustakaan 8) Hemangioma Hemangioma kepala dan leher relatif sangat umum. Hemangioma dari rongga mulut merupakan 14% dari semua hemangioma. Meskipun biasanya muncul saat lahir dengan fase proliferatif yang cepat, penderita baru terbukti secara klinis dikemudian hari. Penderita biasanya berhubungan dengan beberapa penyakit, termasuk sindrom Sturge-Weber-Dimitri dan sindrom von Hippel-Lindau. Bibir adalah lokasi yang paling sering hemangioma yang melibatkan rongga mulut. Hemangioma mukosa akan tampak sebagai soft massa tidak nyeri yang merah atau biru. Hemangioma biasanya <2 cm dalam dimensi terbesar, namu bisa menjadi luas yang melibatkan bagian signifikan dari rongga mulut dan orofaring termasuk lidah. Hemangioma cenderung menetap selama bertahun-tahun, namun dapat terjadi involusi atau fibrosis. Hemangioma yang mempengaruhi bentuk dan fungsi dari rongga mulut dan orofaring biasanya diobati dengan eksisi bedah konservatif. Kekambuhan tidak biasa terjadi. Intralesional sclerosing agen, interferon, perawatan laser, steroid lokal dan sistemik, dan radiasi telah dilaporkan sebagai pengobatan primer atau ajuvan dengan berbagai kesuksesan.3

13

Gambar 12. Gambar hemangioma pada lidah (dikutip dari kepustakaan 8) Ameloblastoma Ameloblastoma adalah neoplasma asal odontogenik yang paling sering. Ameloblastoma menempati 1% dari semua kista dan tumor rahang. Ameloblastomasdiperkirakan muncul dari lamina gigi primitif yang berhubungan dengan organ enamel dalam tulang alveolar. Pasien biasanya muncul pada dekade ketiga kehidupan dengan massa yang jarang nyeri melibatkan rahang atau mandibula. Pada sekitar 85% kasus, mandibula yang terlibat, biasanya pada daerah molar / ramus. adalah Hasil x-ray biasanya menggambarkan radiolusens unilokular atau multilokular. Ekspansi tulang kortikal dapat dilihat. Secara histologi, ameloblastomas tumor infiltrasi padat dengan pola folikel atau plexiform, yang memperlihatkan elemen perubahan kistik. Pengobatan untuk ameloblastoma adalah en blok reseksi dengan sekurang-kurangnya 1-cm margin jaringan yang normal. Tingkat kekambuhan keseluruhan adalah 22%, dengan hampir setengah dari semua kekambuhan terjadi dalam waktu 5 tahun. Dianjurkan untuk kontrol seumur hidup. Transformasi ganas bisa terjadi tetapi jarang.3,11

14

Gambar 13. Ameloblastoma pada molar dan ramus mandibula VII. DIAGNOSA Gejala dan Tanda Tanda-tanda dan gejala lesi jinak dan ganas rongga mulut dan orofaring berupa benjolan di bibir atau mulut dan bercak putih atau merah dalam rongga mulut. Gejala lain yang menunjukkan pertumbuhan yang ganas antara lain berupa ulkus yang tidak sembuh-sembuh pada bibir atau mulut, rasa nyeri atau perdarahan di mulut, kesulitan atau rasa sakit bila mengunyah, menelan, atau berbicara, perubahan dalam suara; telinga terasa sakit; dan massa di leher. 1 Pemeriksaan Laboratorium Evaluasi laboratorium standar meliputi jumlah sel darah lengkap dan profil kimia darah, termasuk tes fungsi hati, untuk menyingkirkan penyakit metastasis yang mungkin. 1

15

Pemeriksaan penunjang Computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI), atau kedua jenis pencitraan kepala dan leher harus dilakukan untuk mengevaluasi lesi primer dan metastasis kelenjar getah bening. MRI adalah pilihan untuk evaluasi keterlibatan jaringan lunak; CT scan lebih baik untuk mengevaluasi keterlibatan tulang kortikal. X-ray dada harus dilakukan untuk menyingkirkan metastasis.1 VII. TERAPI Terapi Radiasi Secara umum, terapi radiasi dan pembedahan memiliki keberhasilan yang sama dalam mengontrol lesi T1 rongga mulut. Pilihan pengobatan harus ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk lokasi, kondisi fisik pasien dan status sosial dan ekonomi, dan pengalaman mereka memberikan perawatan. Terapi penyinaran cenderung memberikan hasil fungsional yang lebih baik dengan berbicara dan menelan, tetapi kelemahan yang signifikan dari terapi radiasi berkurangnya rasa, xerostomia, dan sifat berlarut-larut dari program pengobatan. Tidak seperti operasi, dosis kuratif terapi radiasi membutuhkan setidaknya 6 minggu pengobatan, dan ini dapat mempengaruhi pilihan pengobatan. Ketika mempertimbangkan kanker rongga mulut, tingkat tertinggi komplikasi yang berhubungan dengan radiasi sinar eksternal terjadi pada pasien dengan kanker mulut, historis, dalam satu osteoradionecrosis keempat atau lebih dari pasien. Teknik-teknik baru seperti terapi radiasi brachytherapy dan intensitas-termodulasi (IMRT) memungkinkan lebih terfokus penargetan dan komplikasi berkurang; kemungkinan mengobati primer kedua dengan terapi radiasi juga ada dengan pendekatan ini. Untuk pasien yang membutuhkan terapi kombinasi, terapi radiasi sebelum operasi belum terbukti untuk meningkatkan kontrol locoregional dibandingkan dengan pengobatan radiasi pasca operasi. Meskipun keuntungan teoritis memberikan radiasi sebelum operasi, ahli bedah paling suka untuk mengelola setelah operasi karena potensi untuk penyembuhan luka
16

ditingkatkan. Yang pertama dan penelitian secara acak membandingkan hanya besar isu-isu ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan sehubungan dengan kelangsungan hidup secara keseluruhan, survival bebas penyakit, dan komplikasi bedah. 1 Kemoterapi Meskipun kombinasi terapi radiasi dan pembedahan memberikan kesempatan yang lebih baik untuk pengobatan stadium III dan IV penyakit, bukti substansial menunjukkan bahwa penambahan kemoterapi bersamaan dengan terapi radiasi pascaoperasi meningkatkan kontrol locoregional dan kelangsungan hidup pada pasien ini. Sayangnya, penelitian ini cenderung untuk mencakup semua subsites kepala dan leher, dengan kanker rongga mulut biasanya hanya mewakili 15% sampai 25%, hasilnya belum bertahap untuk menunjukkan perbedaan kelangsungan hidup berdasarkan lokasi tumor. 9 Pembedahan Untuk terapinya, disesuaikan dengan jenis dari tumor, yang paling sering dilakukan adalah tindakan pembedahan. Status fungsional pasien, preferensi, pengobatan sebelumnya, dan ukuran tumor dan lokasi semua mempengaruhi pengambilan keputusan bedah. Faktor-faktor ini harus dipertimbangkan dengan cermat untuk menentukan pendekatan pengobatan terbaik.1,12 Rongga mulut anterior dibatasi oleh kulit dan vermilion bibir, posterior oleh persimpangan palatum keras dan lunak, circumvallate papila, dan anterior tonsil pilar, dan lateral oleh mukosa bukal. Subsites dalam rongga mulut meliputi alveolus, trigonum retromolar, dasar mulut, lidah mulut, bibir, dan langit-langit keras. HNSCC dari rongga mulut sangat setuju untuk operasi. Tumor yang lebih kecil mudah dipotong dengan morbiditas kecil. Lesi yang lebih besar cenderung untuk menyerang tulang dan lebih baik dibersihkan dengan operasi diikuti dengan radiasi. Jika
17

kedalaman invasi adalah signifikan, pengobatan leher dianjurkan. Tergantung pada ukuran dan situs, cacat dapat dibiarkan menyerpihkan, terutama tertutup, atau ditutupi dengan cangkok kulit, flap lokal, flap locoregional, atau flap bebas. Untuk lesi yang melibatkan periosteum dari mandibula dengan invasi kortikal minimal, mandibulectomy marjinal biasanya akan cukup, mengingat bahwa ada ketinggian mandibula memadai. Untuk invasi lebih signifikan, sebuah madibulectomy segmental dianjurkan. Lateral mandibula cacat dapat direkonstruksi dengan flap mycutaneous pektoralis mayor, sedangkan cacat anterior lebih baik ditutup dengan fibula atau iliaka puncak flap bebas. Orofaring terletak posterior rongga mulut dan memanjang dari tingkat langit-langit keras ke tulang hyoid. Hal ini dibatasi anterior oleh persimpangan selera keras dan lunak, anterior tonsil pilar, dan circumvallate orofaring papillae.The mencakup dasar lidah, tonsil, langit-langit lunak, dinding faring posterior dan. Kanker orofaring dapat diobati pembedahan. Pendekatan umum untuk orofaring termasuk suprahyoid, mandibulotomy, dan pharyngotomy lateral. Lesi sangat kecil dapat resected transorally. Lesi besar yang melibatkan mandibula memerlukan reseksi komposit. Sebuah flap myocutaneous pektoralis utama menyediakan cakupan yang memadai cacat jaringan lunak di daerah ini, meskipun flap lengan radial bebas cenderung lebih tipis, dapat reinnervated, dan memungkinkan fungsi menelan baik. Untuk cacat besar atau jika pasien memiliki radiasi sebelumnya, cakupan jaringan lunak dengan flap vascularized dianjurkan untuk menghindari paparan fistula dan kapal. Pangkal tenggorokan Laring dibagi menjadi daerah supraglottic, glottic, dan subglottic. Laring supraglottic termasuk epiglotis, lipatan aryepiglottic, pita suara palsu, dan atap ventrikel. Laring glottic meliputi lantai ventrikel, pita suara benar, dan commissures anterior dan posterior. Subglottis mulai 0,5 mm di bawah tepi bebas pita suara dan meluas ke batas inferior kartilago krikoid. Pengobatan bedah kanker laring yang beragam. Pilihan bedah termasuk operasi konservasi konvensional, operasi laser endoskopik transoral, supracricoid laryngectomy parsial, dan laryngectomy total. Teori di balik operasi konservasi konvensional didasarkan pada karya Kirchner yang menunjukkan
18

penyebaran kanker dipengaruhi oleh ligamen fibroelastik dan membran, yang membatasi tumor untuk kompartemen anatomi. Operasi konservasi konvensional dapat dibagi menjadi pendekatan vertikal dan horisontal. Pendekatan vertikal melibatkan vertical anterior dan posterior.1

19

Anda mungkin juga menyukai