Anda di halaman 1dari 9

ENGARUH OBAT KUMUR KHLORHEKSIDIN TERHADAP POPULASI KUMAN STREPTOCOCCUS MUTANS DI DALAM AIR LIUR Analisis efek kumur

selama 15,30,45 dan 60 detik Soeherwin Mangundjaja, Rini Khairun Nisa, Selwy Lasaryna, Eva Fauziah dan Mutya Bagian Biologi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ABSTRACT The aim of the present study was to investigate the effect of antimicrobhtl agent of mouthwash containing chlorhexidine on saliva levels of mutans streptococci. A clinical trial was carried out to investigate the effect of this mouthwash containing chlorhexidine to inhibit the growth of the salivary mutans streptococci. Ten (10) respondents participated as the subjects on the clinical trial were two times treated, before and after mouth washing with Chlorhexidine and as subject of control, before and after mouth washing with NaCI 0.9 %. Saliva samples were collected before and after mouth rinsing with NaCI 0.9 % and with chlorhexidine. A serial dilution was made, followed by pouring on the TY20SB medium. Data, which were obtaining from colony forming units of salivary mutans streptococci grew on the TY20SB (Shaecken et al , 1986)1 medium before and after the NaCI 0.9% and chlorhexidine were analyzed in a descriptive and "t" test. The result showed that there is no significant difference in the average amount of Streptococcus mutans colony between before and after using NaCI 0.9 %. Whereas, a significant difference was found respectively as a result of before and after mouth rinsing with chlorhexidine, after mouth rinsing with NaCI 0.9% as well as Chlorhexidine. Therefore it could be concluded that chlorhexidine is effective in inhibiting the growth of the salivary levels of mutans streptococci. Key words: Chlorhexidine -S.mutans PENDAHULUAN Di Indonesia, penyakit infeksi merupakan penyakit yang sering terjadi, baik yang menginfeksi anggota tubuh bagian luar maupun pada rongga mulut. Di rongga mulut dapat mengenai jaringan lunak maupun jaringan keras.Jnfeksi ini diakibatkan adanya kuman yang sebenarnya merupakan flora nonnal pada rongga mulut. Oleh sebab itu sebelum melakukan tindakan kedokteran gigi , untuk mencegah terjadinya infeksi ini diperlukan pencegahan. Salah satu upaya , pencegahan adalah menciptakan lingkungan yang aseptis pada rongga mulut_ Hal ini dapat dilakukan dengan berkumur.-.kumur memakai bahan antiseptikyang dapat menurunkan jumlah populasi flora kuman pada rongga mulut.. Dengan keadaan ini resiko terjadinya komplikasi akibat infeksi dapat dihindari.

Obat kumur yang tersedia di pasaran saat ini sangat banyak macamnya, dan kesemuanya memiliki keunggulan yang bervariasi. Maka perlu. dilakukan penelitian . yang lebih lanjut terhadap kahsiat obat kumur tersebut untuk mendapatkan kuailitas yang baik.Untuk itu perlu dilakukan penelitian khasiatnya terhadap flora kuman rongga mulut. Tujuan dari penelitian yang diadakan ini adalah untuk mengetahui besarya pengaruh obat kumur khlorheksidin terhadap populasi kuman Streptococcus mutans di dalam air liur, yang merupakan kuman penyebab karies gigi dan infeksi rongga mulut. Yang akan dibahas pada tulisan ini adalah besarnya penurunan jumlah koloni Streptococcus mutans jika berkumur dengan Khlorheksidin selama 15, 30, 45 dan 60 detik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mcnunjukkan kefektifan khlorheksidin dalam mencegah terjadinya komplikasi akibat infcksi. Serta dapat diketahui berapa lama waktu berkumur khlorheksidin yang paling efektif dalam menurunkan jumlah kuman Streptococcus mutans. Apabila dalam penelitian didapat hasil yang tidak baik ,maka akan merugikan masyarakat luas. Streptococcus mutans merupakan kuman yang bersifat kariogenik dan asidurik, karena kuman tersebut berpotensi besar menyebabkan karies dengan memproduksi glukan yang berasal dari sukrosa oleh enzim "Glicocyl Transferase"(Michalek ZM,MeGhee JR. 1982)2. Hasilnya adalah polisakarida extra seluler yang didapat dari karbohidrat makanan. Polisakarida yang terdiri dari polimer glukosa ini berkonsistensi seperti gelatin sehingga membantu bakteri-baktcri melekat pada gigi dan melekat satu sama lain hingga terbentuk koloni yang lebih besar. Akibatnya plak makin tebal, hal ini merupakan langkah awal terjadinya karies gigi. Disebut asidurik karena bakteri ini tumbuh dengan baik pada suasana asam. Streptococcus mutans pada plak gigi mensintesis glukan dari sukrosa, dikatalisis dengan glukotransferase melalui glikolisis anaerob. Hasilnya adalah asam laktat ,asam Propionat, dan asam asetat. Asam-asam ini akan melepas ion-ion Hidrogen dan bereaksi dengan kristal apatite,sehingga kristal apatite menjadi tidak stabil. Keadaan ini mengakibatkan demineralisasi email, asam menjadi berpenetrasi lebih dalam menuju dentin, mengakibatkan demineralisasi dentin, sehingga terjadi karies(Freeman BA, 1986)3. Khlorheksidin adalah suatu senyawa derivat disquanid, biasanya digunakan dalam bentuk glukonat. Khlorheksidin merupakan antiseptik dengan jenis katin, disebut juga antiseptik kationik. Memberi efek. Anti bakteri berspekrum luas terutama pada bakteri Gram positif, sel ragi dan jamur. Sedangkan pada balderi Gram negatif agak lebih rendah (Prijalltojo,1992)4. Selain itu Khlorheksidin telah terbukti efektif terhadap kuman rongga mulut karena darat mengurangi jumlah mikroorganisme saliva sebanyak 8595%(J.Lindhe,1985)5. Aplikasi obat kumur Khlorheksidin adalah dalam pencegahan timbuinya plak dan karies, juga pencegahan penyakit yang menyerang gusi. Karena Khlorheksidin memiliki kemampuan bakterisid dan bakteriostatik terhadapbakteri rongga mulut mulut, termasuk Streptococcus mutans.

Mekanisme kerja Khlorheksidin terhadap Streptococcus mutans ialah mampu mengendapkan protein asam sitoplasmik kuman Streptococcus mutans sehingga mengakibatkan perubahan permeabilitas selaput sel kuman yang akhirnya menyebabkan kebocoran membran sel dari berbagai arah. Selain keuntungan Khlorheksidin memiliki kektirangan pula, yaitu efek samping berupa noda dan rasa. Noda ini berupa warna kuning atau colklat pada gigi, tepi tumpatan, dan lidah. Hal ini disebabkan interaksi antara bahan Khlorheksidin dengan bahan-bahan tertentu dalam diet. Rasa yang timbul adalah rasa pahit dan seakan tumpul (tidak sensitive membedakan rasa) selama beberapa menit sampai beberapa jam setelah berkumur sesuai dengan tingkat sensitifitas mukosa mulut masing-masing individu. Akan tetapi efek samping ini hanya bersifat temporer, dan tidak membahayakan. Jika pemakaian dihentikan efeknya akan berangsur-angsur menghilang. Efek ini baru akan timbul bila dilakukan pemakaian rutin dan dalam jangka panjang lebih dari 2 tahun atau bila pemakaian tidak mengikuti aturan yang benar. METODA Bahan Penelitian ini menggunakan obat kumur Minosep. Kandungan Millosep adalah khlorheksidin 0,2%. Garam faal steril NaCI 0,9 % sebagai kontrol dan unit analisisnya adalah kuman Streptococcus mutans dari air liur pasien. Cara Kerja. Streptococcus mutans ditumbuh kembangbiakkan pada perbenihan (TY20SB) Trypticase Yeast Extract Cystine Sucrose with Bacitracin ( Shaeken et ai, 1986)] . Kuman tersebut dieram dalam suasana anaerob selama 72 jam pada suhu optimum 37Celsius. Untuk itu 10 responden telah berpartisipasi sebagai subjek penelitian diberi perlakuan dengan garam faal sebagai kontrol pada hari pertama dan pada hari kedua diberi perlakuan dengan kumur Khlorheksidin (Minosep) selama 15,30,45 dan 60 detik. Adapun mekanisme pengambilan datanya adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Responden mengisi dan menandatangani consent informed Sebelum kumur dengan garam faal steril dan Minosep subjek pellelitiaan mengunyah parafin steril selama 60 detik kemudian air liur ditampung. Responden kumur dengan garam faal steril dan Minosep 10 ml/kumur selama 15,30,45 dan 60 detik . Dua jam setelah kumur yang kedua responden mengunyah parafin steril, air Iiur ditampung. Air liur sebelum dan sesudah berkumur dengan garam faal steril dan Minosep yang kedua diambil masing-masing 1 ml, kemudian dilakukan deret pengenceran sampai 1000 kali. Pada tabung pengenceran yang ke 1000, diambil 0,1 ml kemudian dilakukan penanaman tuang pada lempeng petri media padat TY20SB, kemudian dieram pada suhu 37Celsius dalam suasana anaerob selama 3 x 24 jam.

6.

7.

Pertumbuhan pada media padat TY20SB, dihitung jumlah CFU Colony Forming Units kuman Streptococcus mutans dan dicatat.

Data yang didapat dianalisis secara deskriptif dan uji beda kelompok dengan "t" test. HASIL PENELITIAN Jumlah Colony Forming Units kuman Streptococcus mutans yang tumbuh pada perbenihan TY20SB pada sebelum dan sesudah perlakuan dengan garam faal steril dan obat kumur Minosep dianalisa secara deskriptif dan analisa beda rerata "t" test dengan hasil berikut: Tabel 1. Angka rerata dan Simpang baku pada perlakuan dengan garam faal steril dan Minosep dengan waktu kumur15 detik N = 10 Sebelum kumur garam faal steril Sesudah kumur garam faal steril Sebelum kumur Khlorheksidin Sesudah kumur Khlorheksidin Rerata (mean) 85,70 77,80 203,70 37,00 Simpang baku (Standard deviation) 91,80 77,50 300,40 81,51

Gambaran diatas menunjukan bahwa jumlah CFU Streptococcus mutans sesudah kumur dengan Khlorheksidin dengan waktu kumur 15 detik lebih rendah dibandingkan dengan sebelum perlakuan dengan Khlorhcksidin maupun perlakuan dengan garam faal steril. Untuk menilai kemaknaan efektifitas Khlorheksidin tersebut dilakukan uji "t" test dengan hasil sebagai berikut: Tabel 2. Harga"t" pada perlakuan dengan garam faal steril dan Khlprheksidin dengan waktu kumur 15 detik Perbedaan kelompok perlakuan Sebelum/Sesudah kumur Garam faal steril Sebelum/Sesudah kumur Klorheksidin Sebelum kumur garam faal steril dan Khlorheksidin Sesudah kumur garam faal steril dan Khlorheksidin t 0,597 2,271 1,179 1,493 p 0,165 0,049 0,268 0,170 Bermakna Tidak bermakna Bermakna Tidak bermakna Bermakna

Hasil analisis diatas menggambarkan bahwa Khlorhelisidin efektif menghambat pertumbuhan kuman Streptococcus mutans di dalam air Iiur dengan waktu kumur 15 detik.

Tabel 3. Angka rerata dan Simpang baku pada perlakuan dengan garam faal steril dan Minosep dengan waktu kumur 30 detik N=10 Sebelum kumur garam faal steril Sesudah kumur garam faal steril Sebelum kumur Khlorheksidin Sesudah kumur Khlorheksidin Rerata (mean) 468,80 508,10 1011,60 47,80 Simpang baku (Standard deviation) 329,44 382,55 1533,76 93,94

Gambaran diatas menunjukan bahwa jumlah CFU Streptococcus mutans sesudah kumur dengan Khlorheksidin dengan waktu kumur 30 detik lebih rendah dibandingkan dengan sebelum perlakuan dengan Khlorheksidin maupun perlakuan dengan garam faal steril. Untuk menilai kemaknaan efektifitas Khlorheksidin tersebut dilakukan uji "t" test dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4. Harga"t" pada perlakuan dengan garam faal steril dan Khlorheksidin dengan waktu kumur 30 detik
Perbedaan kelompok perlakuan
Sebelum/Sesudah kumurGaram faal steril Sebelum/Sesudah kumur Klorheksidin Sebelum kumur garam faal steril dan Khlorheksidin Sesudah kumur garam faal steril dan Khlorheksidin

t
0,765 2,091 1,095 3,492

p
0,464 0,016 0,302 0,007

Bermakna
Tidak bermakna Bermakna Tidak bermakna Bermakna

Hasil analisis diatas menggambarkan bahwa Khlorheksidin efektif menghambat pertumbuhan kuman Streptococcus mutans di dalam air liur dengan waktu kumur 30 detik. Tabel 5. Angka-rerata dan Simpang baku pad a perlakuan dengan garam faal steril dan Minosep dengan waktu kumur 45 detik Rerata (mean) 737,60 921,0 44,10 3,00 Simpang baku (Standard deviation) 1150,86 1197,06 47,22 3,82

N=10 Sebelum kumur garam faal steril Sesudah kumur garam laal steril Sebelum kumur Khlorheksidin Sesudah kumur Khlorheksidin

Gambaran diatas menunjukan bahwa jumlah CFU Streptococcus mutans sesudah kumur dengan Khlorheksidin dengari waktu kumur 45 detik lebih rendah dibandingkan dengan sebelum perlakuan dengan Khlorheksidin maupun perlakuan dengan garam faal steril.

Untuk menilai kemaknaan efektifitas Khlorheksidin tersebut dilakukan uji "t" test dengan hasil sebagai berikut: Tabel 6. Harga"t" pada perlakuan dengall garam faal steril dan Khlvrheksidin dengan waktu kumur 45 detik
Perbedaan kelompok perlakuan t p Bermakna

Sebelum/Sesudah kumur Garam faal steril Sebelum/Sesudah kumur Khlorheksidin Sebelum kumur garam faal steril dan Khlorheksidin Sesudah kumur garam faal steril dan Khlorheksidin

0,361 2.891 1,969 2,430

0,726 0,018 0,081 0,038

Tidak bermakna Bermakna Tidak bermakna Bermakna

Hasil analisis diatas menggambarkan bahwa Khlorheksidin efektif menghambat pertumbuhan kuman Streptococcus mutans di dalam air liur dengan waktu kumur 45 detik. Tabel 7. Angka rerata dan Simpang baku pada perlakuan dengan garam faal steril dan Minosep dengan waktu kumur 60 detik
N= 10 Rerata (mean Simpang baku (Standard deviation)

Sebelum kumur garam faal steril Sesudah kumur garam faal steril Sebelun kumur Khlorheksidin Sesudah kumur Khlorheksidin

23.20 39.20 95.90 5.20

21.02 26.25 22.73 3.79

Gambaran diatas menunjukan bahwa jumlah CFU Streptococcus mutans sesudah kumur dengan Khlorheksidin dengan waktu Immur 60 detik lebih rendah dibandingkan dengan sebelum perlakuan dengan Khlorheksidin maupun perlakuan dengan garam faal steril. Untuk menilai kemaknaan efektifitas Khlorhcksidin tersebut dilakukan uji "t" test dengan hasil sebagai berikut: Tabel 8. Harga"t" pada perlakuan dengan garam faal steril dan Khlorheksidin dengan waktu kumur 60 detik.
Perbedaan kelompok perlakuan t p Bermakna

Sebelum/Sesudah kumur Garam faal steril Sebelum/Sesudah kumur Klorheksidin Sebelum kumur garam faal steril dan Khlorheksidin Sesudah kumur garam faal steril dan Khlorheksidin

-1.830 2.136 -2.020 3.662

0.100 0.046 0.074 0.005

Tidak bermakna Bermakna Tidak bermakna Bermakna

Hasil anatisis diatas menggambarkan bahwa Khlorheksidin efektif menghambat pertumbuhan kuman Streptococcus mutans di dalam air liur dengan waktu kumur 60 detik. DISKUSI Dari hasil perlakuan kumur dengan obat kumur Millosep sclama 15, 30, 45 dan 60 detik yang menggambarkan penurunan kuman Streptococcus mutans secara bermakna , maka secara induktif Minosep dapat diterima sebagai penghambat pertumbuhan kuman Streptococcus mutans di dalam air liur. Minosep mengandung Khlorheksidin 0,2 % dengan rumus kimia terdiri dari 1,6bis-p-chlorophenylhiguallidohexane. Khlorheksidin dikenal sebagai spektrum luas antimikroba terhadap kuman Gram positif maupun Gram negatif. Pada konsentrasi tinggi Minosep mempunyai daya bakterisid dan hertindak sehagai detergen yang mampu merusak membran sel kuman yang berkolonisasi pada permukaan gigi. Kemudian sebagian Khlorheksidin yang telah berkontak dengan kuman yang herkolonisasi di permukaan gigi lepas dan bercampur dcngan air liur. Sehingga konsentrasi Khlorheksidin terscbut mempunyai sifat baktriostatik.*). Dari berbagai konsentrasi pada peristiwa tersebut diatas Khlorheksidin mampu mereduksi pembentukan asam pada plak gigi. Dengan demikian efek kumur Khlorheksidin dapat mengantisipasi terjadinya proses karies gigi dengan mencegah pembentukan plak gigi dan menekan populasi kuman kariogenik dalam rongga mulut.(Marsh-PD 1993)6 Secara klinis Khlorheksidin bermanfaat daput mengurangi peradangan gingiva (Prijantojo,1992)4, pendapat ini dibuktikan oleh (Maya Lewerissa dan Soeherwin Mangundjaja ,1998)7,manyatakan bahwa salah satu kuman yang berperan pada peradangan gingiva adalah kuman .Streptococcus mutans. Kuman tersebut sangat sensitif terhadap khlorheksidin bila dibanding kuman lain di dalam rongga mulut. Kuman Streptococcus mutans adalah penyebab karies gigi karena kuman tersebut mempunyai sifat asidogenik dan kariogenik, aktifitas itu jelas ditemukan pada penduduk Pulau Kelapa (Soeherwin Mangundjaja, 1993,1995)8,9. Kuman tersebut dijadikan parameter penelitian karena kuman ini terdapat juga dalam air liur. lJntuk melihat gambaran minimal jumlah koloni kuman Streptococcus mutans di dalam air liur telah dilakukan kumur 2 kali sehari @ 10 ml Minocep dengan hasil dapat mengurangi populasi kuman Streptococcus mutans di dalam air liur. *) Dikutip dari internet: Mutans Streptococci -Oral Health KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian didapat bahwa efek obat kumur Khlorheksidin berkumur selama 45 detik paling efektif untuk menurunkan jumlah populasi Streptococcus mutans, karena mempunyai kemampuan sebagai bakteriostatik dan bakterisid terhadap kuman rongga mulut terutama Streptococcus mutans di dalam air liur. Dengan demikian efek kumur Khlorheksidin dapat mengantisipasi terjadinya proses karies gigi dengan mencegah pembentukan plak gigi dan menekan populasi kuman kariogenik dalam rongga mulut.

Namun demikian, mengingat masih terbatasnya penelitian ini, maka agar Minosep dapat bermanfaat bagi masyarakat luas umumnya dan khususnya bidang pengetahuan masih perlu dilakukan penelitian lanjutan : 1. Dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang Icbih memadai sehingga mendapatkan hasil yang lebih lebih akurat. 2. Dilakukan pemeriksaan terhadap daya anti mikroba terhadap kuman Streptococcus mutans. SUMMARY Chlorhexidine has been considered as having potential for inhibiting salivary levels of mutans streptococci. Significant difference in effectiveness was observed between NaCl O.9% and Chlorhexidine among 10 patients. The study showed that Chlorhexidine was acceptable and was effective in suppressing oral mutans streptococci. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mcngucapkan terima kasih kepada PT MINOROCK MANDIRI atas bantuannya schingga penelitian ini terlaksana dengan sukses.

DAFTAR PUST AKA. Shaeken M.J.M., Vander Hoeven C.S dan Franken H.M.C1986.Comparative Recovery of Streptococcus mutans On Five Isolation Media - Including A New Simple Selective Medium;J.Dent Res. 65. 906 - 908, 1986. MichalekZM, McGhee JR. Oral streptococci with emphasis on Streptococcus mutans . Philadelphia: -Harper B Row, 192 : 883 Freeman BA. Burrows Text book of Microbiology. Ed ke 2 Philadelphia; Saunders, 1985 : 711-715 Prijantojo.1992. Perbandingan Pengaruh Chlorhexidine dan Hexatidine Terhadap Radang Gingiva secara Klinis. Jakarta: FKG VI, 1992 J.Lindhe 1985.Text Book of Clinical Periodontology. North and South America: W.n. Saunders Company,1985. Marsh-PD 1993. Antimicrobial strategies in the prevention of dental caries. Caries-res 199327 Suppl1: 72-6

Maya A.Y. Lewerissa , Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis FKG 1998: Perbandingan Populasi S. mutans Dalam Saliva Antara Penderita Ginggivitis dan Penderita Karies Gigi. Soehenvin Mangundjaja, 1993: Streptococcus mutans in children in the Island of Panggang Indonesia. Poster presentation at 26th Asian Pacific Dental Congress. Kuala lumpur Malaysia 22nd 27th April 1993. Soeherwin Mangundjaja, Abdul Muthalib dan Ariadna ])jais,995. Activity of Streptococcus mutans Isolated from human harbouring species in Kelapa Island Indonesia. Poster presentation at FDI Conference October 1995, Hongkong.

---000--Disajikan pada PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN 2000 PERHIMPUNAN MIKROBIOLOGI INDONESIA Cabang Bali Denpasar 27 28 JUNI 2000

Anda mungkin juga menyukai