Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi benih adalah

lmu pengetahuanmengenai cara-caramemperbaiki

sifat genetik dan fisik dari benih. Anatomi tumbuhan atau fitoanatomi merupakan analogi dari anatomi manusia atau hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda, anatomi tumbuhan menggunakan pendekatan metode yang berbeda dari anatomi hewan. kegiatannya meliputi : pengembangan varietas penilaian dan pelepasan varietas produksi benih pengolahan/processing benih penyimpanan pengujian dan sertifikasi benih Definisi Benih a. Berdasarkan UU RI no.12 Th 1992. Benih adalah tanaman/bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan ataumengembangbiakkan tanaman. Benih diperoleh dari perkembangbiaka secara generatif maupun vegetatif. b. Berdasarkan pengertian agronomis benih adalah biji tumbuhan yg digunakan oleh mannusia untuk tujuan penanaman/budidaya. Benih diperoleh dari perkembangbiakan generatif.

Bibit adalah : benih yang telah berkecambah/bertunas. Contoh : bibit padi yang siap dipindah. alat reproduksi secara vegetatif. Contoh : umbi, pd kentang,tunas batang pd tebu/ubikayu (Anonim, 2010). Organ tumbuhan terekspos dari luar, sehingga umumnya tidak perlu dilakukan "pembedahaSetiap biji matang (mature seed) selalu terdiri paling kurang 2 bagian yaitu, (1) embryo dan (2) kulit biji (need coat atau testa). Embryo terbentuk atau berasal dari telur yang dibuahi (zygote) dengan mengalami pebelahan sel di dalam embryosac. Kulit biji terbentuk atau berasal dari integument (satu atau lebih) dari ovule (Kartasapoetra, 2003). Biji merupakan suatu organisasi yang tersusun rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Walaupun banyak hal yang terdapat pada biji, tetapi baik mengenal jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai satu fungsi dan tujuan yang sama yaitu menjamin kelangsungan hidupnya. Pengetahuan tentang struktur biji akan memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan kedua struktur biji tersebut

( Anonim, 2010). Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui keadaan anatomi benih dari beberapa jenis benih.

TINJAUAN PUSTAKA

Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun) dan radikula (calon akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah kotiledon. Tanaman monokotiledon mempunyai satu kotiledon misalnya : rerumputan dan bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya kacang-kacangan sedangakan pada kelas Gymnospermae pada umumnya mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut radicule yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut coleorhizae

(Sutopo, 2002). Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu : Kotoledon, misalnya pada kacang-kacangan, semangka dan labu. Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia lainnya. Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih dan dapat dimakan merupakan endospermnya (Sutopo, 2002). Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae, Gametophytic betina yang haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu pinus.

Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan presentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji bunga matahari kaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya akan protein, biji padi mengandung banyak karbohidrat (Sutopo, 2002). Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji, sisa-sisa nucleus dan endosperm dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal dari integument ovule yang mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta (Sutopo, 2002). Dalam hal penggunaan cadangan makanan terdapat beberapa perbedaan diantara sub kelas monokotiledon dan dikotiledon dimana pada : Sub kelas monokotiledon : cadangan makanan dalam endosperm baru akan dicerna setelah biji masak dan dikecambhakan serta telah menyerap air. Contoh jagung, padi, gandum. Sub kelas dikotiledon : cadangan makanan yang terdapat dalam kotileodon atau perisperm sudah mulai dicerna dan diserap oleh embrio sebelum biji masak. Contoh kacang-kacangan, bunga matahari dan labu (Sutopo, L. 2002). Setelah pembuahan, biji tanamanmempunyai 3 komponen utama, yaitu : a. Embrio b. Jaringan penyimp.cad.makanan c. Pelindung biji (kulit biji)

Embrio terbentuk dari sel telur yang dibuahi sel sperma.Embrio yang berkembang sempurna terdiri dari : a. Epikotil / plumule / calon pucuk. b. Hipokotil / radicle / calon akar. c. Cotyledon. Plumule dan radicle disebut embryonic axis Berdasar jumlah kotiledon (dalam kelas Angiospermae) dibagi menjadi: Monokotil adalah biji buah yang sebenarnya yang ditutupi pericarp yang tipis, misalnya:jagung. Dikotil adalah satu buah bisa berisi 2 biji atau lebih, malnya : kacangkacangan (legume). Jaringan penyimpan cadangan makanan Struktur yang dapat berfungsi sbg jaringan penyimpan cadangan makanan adalah : Kotiledon. Misalnya : pada kacang-kacangan, semangka Endosperm. Misalnya : pada jagung, gandum,kelapa. Perisperm. Misalnya : pada buncis.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Biji nangka, digunakan sebagai bahan dalam praktikum anatomi benih. Biji rambutan, digunakan sebagai bahan dalam praktikum anatomi benih. Biji melinjo, digunakan sebagai bahan dalam praktikum anatomi benih. Biji jagung, digunakan sebagai bahan dalam praktikum anatomi benih. Biji kacang kedelai, digunakan sebagai bahan dalam praktikum anatomi benih. Biji kacang nagara, digunakan sebagai bahan dalam praktikum anatomi benih.

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Cutter, digunakan untuk membelah biji. Kertas gambar, digunakan untuk menggambar anatomi benih. Pensil warna, digunakan untuk mewarnai gambar benih.

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, pada hari Selasa, tanggal 11 Oktober 2011 pulul 08.00 sampai dengan selesai.

Prosedur Kerja

1. Masing-masing biji dibelah dengan menggunakan cutter. 3 biji dibelah melintang, dan 3 biji dibelah membujur. 2. Gambar anatomi benih dan diberi warna. 3. Buat klasifikasi masing-masing tanaman. 4. Gambar biji utuh dan belahan melintangnya. 5. Bagian biji yang harus diketahui: a. Rambutan dan nangka : tentukan pada gambar yang mana testa, arillus, embrio (radikula dan plumula), dan endosperm. b. Melinjo : tentukan lapisan sarcotesta, sclerotesta, endotesta, embrio (radikula dan plumula), dan endosperm. c. Jagung : tentukan testa, endosperm, scutellum, coleorhiza, radikula, mesokotil, coleotyl, dan plumula. d. Kedelai dan kacang nagara : tentukan testa, hilum, kotiledon, lembaga (radikula, hypokotil, dan plumula).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Pengamatan yang dilakukan memperoleh hasil sebagai berikut : No. Gambar Keterangan

1.

Biji Nangka

a. Testa b. Arillus c. Embrio (radikula dan plumula) d. Endosperm

2.

Biji Rambutan

a. Testa b. Arillus c. Embrio (radikula dan plumula) d. Endosperm

3.

Biji Melinjo

a. Sarcotesta b. Sclerotesta c. Endotest d. Embrio (radikula dan plumula) e. Endosperm

4.

Biji Jagung

a. Testa b. Endosperm c. Scutellum d. Coleorhiza e. Radikula f. Mesokotil g. Coleotyl h. Plumula

5.

Biji Kacang Kedelai

a. Testa b. Hilum c. Kotiledon d. Lembaga (radikula, hypokotil,

dan plumula)

6.

Biji Kacang Nagara

a. Testa b. Hilum c. Kotiledon d. Lembaga (radikula, hypokotil,

dan plumula)

Pembahasan

Biji Nangka terdiri dari

testa, arillus, embrio (radikula dan plumula),

endosperm. Biji Rambutan terdiri testa, arillus, embrio (radikula dan plumula), endosperm. Biji Melinjo terdiri atas sarcotesta, sclerotesta, endotest, embrio (radikula dan plumula), endosperm. Biji Jagung terdiri atas Testa, Endosperm, Scutellum, Coleorhiza, Radikula, Mesokotil, Coleotyl, Plumula. Biji kacang kedelai testa, hilum, kotiledon, lembaga (radikula, hypokotil, dan plumula). Biji Kacang Nagara terdiri dari: testa, hilum, kotiledon, lembaga (radikula, hypokotil, dan plumula). Arillus adalah Kulit biji berasal dari integument ovule yang mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji. Bagian luar tebal dan keras Bagian dalam tipis dan lunak

Fungsi melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis, serangan hama penyakit. Testa merupakan Kulit luar biji. Memiliki sifat tipis, kaku seperti kulit, keras seperti kayu / batu sedangkan ari segi warna dan keadaan bervariasi.

Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun) dan radikula (calon akar). Tumbuhan berbiji terbuka kulit luar (sarcotesta), tebal berdaging, warna berubah dari muda ke tua, kulit tengah (sclerotesta) kuat dan keras, kulit dalam (endotesta) tipis seperti selaput, sering melekat pada inti biji. Endosperm pada legume / dicotyl hanya merupakan bagian kecil dan sebagai jaingan penyimpanan makanan cadangan diserap oleh embrio sebelum dan (atau) selama proses perkecambahan biji sehingga pada saat masak, biji hanya terjadi embrio (plumule, radicle,cotyledon) dan kulit biji. Sedangkan makana cadangan kemudian disimpan dalam kotiledon. Ttipe ini berkecambah lebih cepat karena pencernaan sudah terjadi lebih dulu. Pada serealia / monocotyl endosperm merupakan bagian terbesar, biji normal terdiri dari 3 bag (embrio,endosperm,kulit biji). Biji berkecambahlebih lambat krn endosperm dilunakkan dan dicerna saat lemak,

dikecambahkan. Makanan cadangan dalambiji terdiri atas karbohidrat, protein.

Akar lembaga atau calon akar (radicula) dicotyledoneae akan berkembang menjadi akar tunggang . monocotyledoneae akan berkembang menjadi akarserabut Daun lembaga (cotyledon) merupakan daun pertama suatu tumbuhan, yang mempunyai fungsi : sebagai tempat penimbun makanan, sebagai alat untuk melakukan asimilasi, sebagai alat pengisap makanan

Batang lembaga (cauliculus) ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum), ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum,

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Percobaan yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Teknologi benih adalah lmu pengetahuanmengenai cara-caramemperbaiki sifat genetik dan fisik dari benih 2. Berdasarkan UU RI no.12 Th 1992. Benih adalah tanaman/bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan ataumengembangbiakkan tanaman. Benih diperoleh dari perkembangbiaka secara generatif maupun vegetatif. 3. Biji Nangka terdiri dari testa, arillus, embrio (radikula dan plumula), endosperm. Biji Rambutan terdiri testa, arillus, embrio (radikula dan plumula), endosperm. Biji Melinjo terdiri atas sarcotesta, sclerotesta, endotest, embrio (radikula dan plumula), endosperm. Biji Jagung terdiri atas Testa, Endosperm, Scutellum, Coleorhiza, Radikula, Mesokotil, Coleotyl, Plumula. Biji kacang kedelai testa, hilum, kotiledon, lembaga (radikula, hypokotil, dan plumula). Biji Kacang Nagara terdiri dari: testa, hilum, kotiledon, lembaga (radikula, hypokotil, dan plumula).

Saran

Saat melakukan pemotongan harus dilakukan sebaik mungkin, agar semua bagian anatomi biji terlihat sehingga mempermudah dalam menggambar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim . 2011. Anatomi Benih. http://ramadhan.20m.com/whats_new.html. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2011. Kartasapoetra, Ance G. 2003. Teknologi Benih. Jakarta : Rineka Cipta. Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang : Fakultas Pertanian UNBRAW.

Anda mungkin juga menyukai