Anda di halaman 1dari 33

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita seperti rahim, tuba fallopii dan ovarium. Ini satu hal yang amat mengkhawatirkan. Suatu infeksi serius dan sangat membahayakan jiwa. Infeksi tersebut juga sangat umum. Satu dari 7 wanita Amerika telah menjalani perawatan karena infeksi ini dan kurang lebih satu juta kasus baru terjadi setiap tahun, demikian menurut Gay Benrubi, M.D., profesor pada Division of Gynegology Oncology,University of Floridadi Jacksonville. Kurang lebih 150 wanita meninggal per tahun sehingga cukup beralasan untuk memperhatikan gangguan medis ini secara lebih serius. Namun, ada pula kekhawatiran lainnya, serangan infeksi ini diketahui sangat meningkatkan risiko seorang wanita untuk menjadi mandul. Ketika bakteri-bakteri yang menyerang menembus tuba fallopii, mereka dapat menimbulkan luka di sepanjang lapisan dalam yang lunak, menyebabkan sukarnya (atau tidak memungkinkannya) sebuah telur masuk ke dalam rahim. Pembuluh yang tertutup juga menyebabkan sukarnya sperma yang sedang bergerak melakukan kontak dengan sel telur yang turun. Akibatnya adalah perkiraan yang mengkhawatirkan yaitu setelah satu episode infeksi ini, resiko seorang wanita untuk

menjadi mandul adalah 10%. Setelah infeksi kedua resikonya menjadi dua kali lipat yaitu 20%. Jika wanita ini mendapatkan infeksi untuk ketiga kalinya, resikonya akan melambung menjadi 55%. Secara keseluruhan, dapat diperkirakan, penyakit radang pelvis menyebabkan kurang lebih antara 125.000 hingga 500.000 kasus baru setiap tahun. Kekhawatiran besar lainnya mengenai infeksi ini adalah bahwa gangguan medis ini dapat meningkatkan resiko seorang wanita mengalami kehamilan di luar kandungan sebesar enam kali lipat. Alasannya : karena tuba falopii sering mendapatkan parut (bekas luka) yang timbul karena infeksi ini, telur yang turun mungkin akan macet dan hanya tertanam di dinding tuba. Kurang lebih 30.000 kehamilan di luar kandungan per tahun dapat dipastikan disebabkan oleh infeksi seperti ini. Pada kesempatan ini akan dibahas beberapa penyakit radang panggul seperti cervisitis, endometritis dan endometriosis. 2. TUJUAN Untuk dapat mengetahui dan memahami macam macam peradangan pada genitalia interna Untuk dapat mengetahui tanda dan gejala dari radang genitalia Untuk dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada radang genitalia interna Untuk menambah wawasan para pembaca

BAB II TINJAUAN TEORI

1. Cervicitis

Pengertian Cervicitis ialah radang pada selaput lendir canalis cervikalis. Karena epitel selaput canalis cervikalis hanya terdiri dari satu lapisan silindris mana dengan muda terjadi infeksi. Pada seorang multipara dalam keadaan normal canalis cervikalis bebas kuman, pada seorang multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas atas dari daerah bebas kuman ostium uteri internum. Penyebab Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus, enterococus, e.coli, dan stapilococus . kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma. Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti dilatasi, dan lain-lain. Gejala 1. Flour hebat biasanya kental atau purulen dan kadang-kadang berbau. 2. Sering menimbulkan erosi pada potio yang tampak sebagian daerah yang merah menyala.

3.

Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat flour yang purulen keluar dari kanalis cervicalis. Kalau portio normal, tidak ada ektripion maka harus diingat gonorhoe.

4. Perdarahan saat melakukan hubungan seks Diagnosis Biopsi (contoh jaringan diambil) mungkin dianjurkan jika muncul serviks yang abnormal. Kolposkopi adalah suatu prosedur yang menggunakan instrumen teropong seperti untuk mendapatkan tampilan yang diperbesar dari permukaan leher rahim. Papsmear Pengobatan 1. Antibiotika terutama kalau dapat ditemukan gonococcus dalam secret 2. Kalau cervicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10 % dan irigasi. 3. Cervicitis yang tak mau sembuh ditolong operatif dengan melakukan konisasi, kalau sebabnya ectropion dapat dilakukan lastik atau amputasi. 4. Erosion dapat disembuhkan dengan obat keras seperti, AgNO 3 10 % atau Albothyl yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian diganti dengan epitel gepeng berlapis banyak

2. Endomentritis

Pengertian Endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi. Endometritis terbagi menjadi: Endometritis post partum (radang dinding rahim sesudah melahirkan) Endometritis sinsitial (peradangan dinding rahim akibat tumor jinak disertai sel sintitial dan trofoblas yang banyak) Penyebab 1. Faktor Mikroorganisme Campylobacter foetus, Brucella sp., Vibrio sp. dan Trichomonas foetus. Endometritis juga dapat diakibatkan oleh bakteri seperti Corynebacterium flora pyogenes, Eschericia coli dan Fusobacterium necrophorum. Biasanya muncul dari infeksi yang ditemukan dalam normal vagina pada saat perkawinan, kelahiran, sesudah melahirkan atau melalui sirkulasi darah. 2. Faktor Mayor faktor risiko termasuk kelahiran sesar, pecah membran lama, tenaga kerja yang panjang dengan beberapa pemeriksaan vagina, ekstrem umur pasien, dan status sosial ekonomi rendah. 3. Faktor Minor faktor risiko yang berkontribusi termasuk ibu anemia, janin pemantauan internal yang berkepanjangan, operasi lama, dan anestesi umum.

Gejala Lendir vagina yang berwarna keputihan sampai kekuningan yang berlebihan, dan rahim membesar karena tertimbun cairan. Pengaruh endometritis terhadap kesuburan dalam jangka pendek adalah menurunkan kesuburan sedangkan dalam jangka panjang endometritis menyebabkan gangguan reproduksi karena terjadi perubahan saluran reproduksi. Diagnosis Diagnosis kesehatan, Pemeriksaan rektal Pada palpasi perrektal akan teraba dinding rahim agak kaku dan di dalam rahim ada cairan tetapi tidak dirasakan sebagai fluktuasi (tergantung derajat infeksi). Pemeriksaan vaginal Pemeriksaan vaginal dapat dilakukan dengan menggunakan vaginoskop dengan melihat adanya lendir, lubang leher rahim (serviks) agak terbuka dan kemerahan di daerah vagina dan leher rahim biopsi. Diagnosis biasanya didasarkan pada temuan klinis: Demam, Biasanya terjadi dalam 36 jam setelah melahirkan, pada populasi obstetri Lokhia berbau busuk Abnormal pendarahan vagina Dispareunia (mungkin hadir pada pasien dengan penyakit panggul [inflamasi PID]) Disuria (mungkin hadir pada pasien dengan PID) Pengobatan Terapi endometritis, dapat dilakukan melalui : endometritis dapat didasarkan pada riwayat

Pemberian antibiotik sistemik Pemberian hormon estrogen untuk menginduksi respon rahim Injeksi prostaglandin untuk menginduksi estrus. Pengobatan yang direkomendasikan untuk endometritis yang agak berat adalah

Memperbaiki

vaskularisasi

dengan

mengirigasi

uterus

mempergunakan antiseptik ringan seperti lugol dengan konsentrasi yang rendah. Irigasi diulangi beberapa kali dengan interval 2-3 hari. Antibiotik diberikan secara intra uterin dan intra muskular.

3. Endometriosis

Pengertian Endometriosis adalah suatu penyakit di mana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim. Endometrium yang salah tempat ini biasanya melekat pada ovarium (indung telur) dan ligamen penyokong rahim. Endometrium juga bisa melekat pada lapisan luar usus halus dan usus besar, ureter (saluran yang menghubungan ginjal dengan kandung kemih), kandung kemih, vagina, jaringan parut di dalam perut atau lapisan rongga dada. Kadang jaringan endometrium tumbuh di dalam paru-paru. Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim.

Penyebab Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori sebagai berikut: 1. Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur). Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba falopii lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga panggul/perut. 2. Teori sistem kekebalan. Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim. 3. Teori genetik Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis. Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan). Setiap bulan ovarium menghasilkan hormon yang merangsang selsel pada lapisan rahim untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan). Endometriosis juga memberikan respon yang sama terhadap sinyal ini, tetapi tidak mampu memisah dari jaringan dan terlepas selama menstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi akan segera membaik dan kembali dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya. Proses ovarium, yang serta berlangsung di sekitar terus menerus tuba. ini menyebabkan ini bisa pembentukan jaringan parut dan perlengketan di dalam tuba dan fimbrie Perlengketan menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium ke dalam tuba falopii terganggu atau tidak terlaksana. Selain itu, perlengketan juga bisa menyebabkan terhalangnya perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju ke rahim. Gejala

Jaringan endometriosis dalam ovarium menyebabkan terbentuknya kista coklat. Akibat peradangan jaringan secara kronis, terbentuk jaringan parut dan perlengketan organ-organ reproduksi. Sel telur sendiri terhalang dalam jaringan parut yang tebal sehingga tidak dapat dilepaskan. Gejala yang sering timbul: Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid (dismenorea), penyebab mungkin ada hubungannya dengan vaskularisasi dan perdarahan pada sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual (dispareunia), disebabkan karena adanya endometriosis di kavum Douglasi. Nyeri saat defekasi, khususnya pada waktu haid. Disebabkan oleh karena adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid/kandung kencing. Infertilitas, disebabkan jika mobilitas tuba terganggu karena fibrosis dan perlekatan jaringan di sekitarnya. Jaringan endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih bisa menyebabkan pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar, perdarahan melalui rektum selama menstruasi atau nyeri perut bagian bawah ketika berkemih. Jaringan endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di sekitar ovarium bisa membentuk massa yang terisi darah (endometrioma). Kadang endometrioma pecah dan menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul secara tiba-tiba. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan: Pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium. Laparoskopi, merupakan pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan endometriosis dari kelainan-kelainan di pelvis.

Biopsi endometrium Sigmoidoskopi dan sitoskopi, dapat memperlihatkan tempat perdarahan pada waktu haid. Transvaginal sonography, untuk diagnosis endometrium di ovarium. Pengobatan 1. Pengobatan Hormonal Pengobatan hormonal dimaksudkan untuk menghentikan ovulasi, sehingga jaringan endometriosis akan mengalami regresi dan mati. Obat-obatan ini bersifat pseudo-pregnancy atau pseudo-menopause. Yang digunakan adalah : Obat-obatan ini bersifat pseudo-pregnancy atau pseudomenopause. Yang digunakan adalah :

Derivat testosteron Contoh obat : Danazol , Gestrinone (Dimetriose) Penambahan berat, jerawat, suara menjadi lebih berat,

Efek samping :

pertumbuhan rambut, aliran panas, kekeringan vagina, pembengkakan pergelangan kaki, kram otot, perdarahan diantara menstruasi, ukuran payudara mengecil, mood berubah-ubah, gangguan fungsi hati, gangguan metabolisme lemak, carpal tunnel syndrome. Contoh obat Progestogen : Medroxyprogesterone (Provera), Norethisterone (Primolut) Dydrogesterone (Duphaston) Efek samping : Perdarahan di antara menstruasi, mood yang berubah- ubah, depresi, vaginitis atropik

Contoh obat :

GnRH (Gonadotropin-Releasing Hormon) analog Leuprorelin (Prostap), Goserelin (Zoladex), Nafarelin (Synarel), Buserelin (Suprecur) Aliran panas, kekeringan vagina, kehilangan kalsium dari tulang, berubah-ubah. 2. Pembedahan Pembedahan bisa dilakukan secara laparoskopi atau laparatomi, tergantung luasnya invasi endometriosis. Pada penderita dengan endometriosis yang hebat pengobatan hormonal disertai dengan pembedahan. endometriosis. endometriosis Seringkali Pada yang saat terlihat sebelum pembedahan semua diberi jaringan harus pengobatan untuk mengurangi jumlah dan ukuran jaringan pembedahan dan dapat dijangkau

Efek samping :

mood

dihilangkan, dengan sayatan atau pun pembakaran oleh sinar laser. Setelah pembedahan diberikan pengobatan hormon untuk mengurangi peradangan dan membersihkan jaringan endometriosis yang tersisa. Syarat pembedahan

Bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8-5 cm Perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul Jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba Jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi.

Pembedahan Radikal Pembedahan dilakukan dengan mengangkat rahim dan ovarium di samping membersihkan jaringan endometriosisnya. Hal ini hanya dilakukan pada wanita dengan endometriosis hebat yang tidak mengalami perbaikan dengan pengobatan lain dan tidak lagi mengharapkan kehamilan. Setelah dilakukan pembedahan diberikan terapi pengganti estrogen, karena pengangkatan rahim dan ovarium menimbulkan akibat yang sama dengan menopause. Terapi pengganti ini diberikan 4-6 bulan setelah pembedahan agar semua jaringan endometriosis yang tersisa sudah habis dan tidak terbentuk kembali di bawah pengaruh estrogen

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Penyakit radang panggul adalah keadaan terjadinya infeksi pada genetalia dan dan interna, yang disebabkan panggul, baik berbagai secara homogen, mikroorganisme dapat menyerang endometrium, tuba, ovarium parametrium, peritoneum organ perkontinuinatum sekitarnya, secara

ataupun akibat penularan secara hubungan seksual. Perdangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui vagina dan bergerak ke dalam rahim lalu

ke tuba fallopi 90 95 % kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebanbkan clamidia, terjadinya gonare, penyakit menular seksual (misalnya streptokus). Gejala biasanya muncul segera setalah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau muntah. Biasanya infeksi akan menyumbat tuba fallopi. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan, infeksi bisa menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan perut dan perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ organ menyebabkan nyeri menahun. perut serta mikroplasma, stafilokokous,

DAFTAR PUSTAKA

http://artikelindonesia.com/penyembuhan-endometriosis.html http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=958&tbl=biaswanita http://medicastore.com/penyakit/102/Endometriosis.html http://en.wikipedia.org/wiki/Cervicitis http://www.emedicinehealth.com/cervicitis/page10_em.html Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Categories

about me (5) materi kuliah - askeb patologi (2) materi kuliah - ikm (1) materi kuliah - KB (1)

adalah pertumbuhan jaringan yang mirip endometrium, di luar kavum uteri (Manuaba, 2001: 526). Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium (kelenjar dan stroma). (Mansjoer, 2001: 381). Endometriosis adalah satu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat di miometrium ataupun di luar uterus. (Wiknjosastro, 1999: 314). Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan yang hanya ada di dalam rahim, dapat ditemukan dibagian lain dalam tubuh. (Irwan, 2008: 02). Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim. Padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim. (Henri, 2009: 1) Klasifikasi Endometriosis Menurut topografinya endometriosis dapat digolongkan, yaitu sebagai berikut: 1. Endometriosis Interna, yaitu endometriosis di dalam miometrium, lazim disebut Adenomiosis. 2. Endometriosis Eksterna, yaitu endometriosis di luar uterus, lazim disebut true endometriosis Menurut letaknya endometriosis dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu : 1. Endometriosis genetalia interna, yaitu endometriosis yang letaknya di dalam uterus. 2. Endometriosis eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di dinding belakang uterus, di bagian luar tuba dan di ovarium. 3. Endometriosis genetalia eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di pelvio peritonium dan di kavum douglas, rekto sigmoid, kandung kencing.

Etiologi Sampai saat ini belum ada penyebab pasti dari endometriosis. Ada beberapa teori yang menerangkan terjadinya endometriosis, seperti : 1. Teori implantasi yaitu implantasi sel endometrium akibat regurgitasi transtuba pada saat menstruasi. 2. Teori metaplasia, yaitu metaplasia sela multipotensial menjadi endometrium, namun teori ini tidak didukung bukti klinis maupun eksperimen. 3. Teori induksi, yaitu kelanjutan teori metaplasia dimana faktor biokimia indogen menginduksi perkembangan sel peritoneal yang tidak diperesiansi menjadi jaringan endometrium (Mansjoer, 2001: 381). 4. Teori sistem kekebalan, kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim. 5. Teori genetik, keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis. Bahwa anak ataupun Anda penderita endometriosis beresiko besar mengalami endometriosis sendiri. 6. Teori Retrograde menstruation (menstruasi yang bergerak mundur) menurut teori ini, endometriosis terjadi karena sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi mengalir kembali melalui tuba ke dalam rongga pelvis. Tanda-Tanda dan Gejala 1. Nyeri perut bagian bawah dan di daerah panggul progresif. 2. Disminorea (nyeri hebat di perut bagian bawah saat haid yang menganggu aktifitas). 3. Dispareunea (nyeri ketika melakukan hubungan seksual), disebabkan karena adanya endometriosis di kavum douglas. 4. Nyeri ketika buang air besar atau kecil (disuria), khususnya pada saat menstruasi. Disebabkan karena adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid. 5. Poli dan hipermenorea (siklus lebih pendek dari normal < 21 hari, darah lebih banyak atau lama dari normal lebih dari 7 hari).

6. Infertilitas (kemandulan), apabila mobilitas tuba terganggu karena fibriosis dan karena perlekatan jaringan disekitarnya. 7. Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spoting sebelum menstruasi). 8. Haid yang banyak (menorragia) Sumber: Irwan, 2008: 03 Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik, dan dipastikan dengan pemeriksaan laparoskopi (pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan endometriosis dari kelainan-kelainan di pelvis). Laparoskopi turut membenarkan rawatan pembedahan bagi endometriosis. Kuldoskopi kurang bermanfaat terutama jika kavum douglas ikut serta dalam endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi seperti: forniks vaginae posterior, perineum, perlu laparotomi. Biopsi endometrium dapat memberi kepastian mengenai diagnosis. Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak memberi tanda yang khas, hanya apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu haid dapat menjadi petunjuk tentang adanya endometriosis pada rektosigmoid atau kandung kencing. Sigmoidoskopi dan sistokospi dapat memperlihatkan tempat perdarahan pada waktu haid. Pembuatan foto rontgen dengan memasukkan barium dalam kolom dapat memberi gambaran dengan filling defect pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium. Pemeriksaan penunjang yang lain adalah: USG rahim, barium enema, CT scan atau MRI perut. Untuk menentukan berat ringan endometriosis digunakan klasifikasi dari American Fertility Society. (Irwan, 2008: 04). Diagnosa Banding Tumor ovarium,metastasis di kavum Douglas, mioma multipel, karsinoma rektum, dan radang pelvis. Komplikasi 1. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat kolom atau ureter. 2. Torsi ovarim atau ruptur ovarium sehingga terjadi peritonitis karena endometrioma. 3. Catamenial seizure atau pneumotoraks karena eksisi endometriosis. Sumber: Mansjoer, 2001: 382 Penanganan Penanganan endometriosis terdiri atas: 1. Pencegahan 2. Pengawasan 3. Terapi hormonal

4. Pembedahan 5. Radiasi Referensi Badziad, M. 2003. Indokrinologi Ginekologi. Edisi 10. Jakarta: Media Aesculapius. FKUI Diyoyen.2009. Endometriosis dan Adenomiosis. http://www.majalahfarmacia.com. 10 April 2009

Servisitis dan Adnexitis askep-askeb-kita.blogspot.com asuhan-keperawatankebidanan.co.cc pengertian penyebab etiologi patofisiologi pathway tanda gejala pemeriksaan penunjang penatalaksanaan penyakit tinjauan teoritis pengkajian masalah diagnosa rencana intervensi evaluasi GADAR materi kesehatan tips seks materi kamus medis karya tulis imliah makalah KTI skripsi D3 III S1 D IV kebidanan keperawatan kedokteran askeb askep download e-book gratis pdf powerpoint doc papers kuliah konsep dasar farmakologi farmasi sanitarian sanitasi ilmu baru new masyarakat situs web blog contoh KELAINAN PADA OVARIUM SALPINGITIS AKUT Salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi oophoritis. Salpingitis dan oophoritis diberi nama adnexitis. Etiologi : Paling sering disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh staphylococ, streptococ dan bac tbc. Infeksi dapat terjadi sebagai berikut : a) Naik dari cavum uteri b) Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari appendiks yang meradang c) Haematogen terutama salpingitis tuberculosa Salpingitis biasanya bilateral. Gejala-gejala - Demam tinggi dengan menggigil, pasien sakit keras. - Nyeri kiri dan kanan di perut bagian bawah terutama kalau ditekan - Defense ki dan ka di atas lig Poupart - Mual dan muntah; jadi ada gejala stomach akut karena terjadi perangsangan peritoneum. - Kadang-kadang ada tenesmi ad anum karena proses dekat pada rectum atau sigmoid. - Toucher : nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri kiri dan kanan dari uterus, kadang-

kadang ada penebalan dari tuba, tuba yang sehat taj dapat diraba. Harus diketahui bahwa tekanan pada ovarium selalu menimbulkan nyeri walaupun tidak meradang. MENORRHAGI DAN DYSMENORRHOE Sekunder biasanya terjadi oophoritis. Salpingoophoritis lebih sering disebut adnexitis. Karena adnexitis, terjadi perlekatan dengan usus yang dapat diraba sebagai tumor. Jadi growth ini merupakan growth radang dan disebut adnex tumor. Tumor dari ovarium sendiri disebut growth ovarium. Kadang-kadang terjadi pyosalpinx dan pyovarium dan setelah pus diabsorpsi terjadi hydrosalpinx. Kalau tekanan dalam hydrosalpinx cukup besar maka cairan dapat mencari jalan ke dalam cavum uteri, maka sekonyong-konyong keluar cairan dari genitals penderita (hydrops tubae prfluens). Kejadian ini dapat berulang. kalau nanah masuk ke dalam rongga perut melalui ostium tubae abdominale maka terjadilah pelveoperitonitis atau Douglas abses. Douglas abses dan peritonitis kadang-kadang terjadi karena pyoslapinx pecah walaupun ini jarang terjadi. Peritonitis gonorrhoica mempunyai tendens untuk tetap terlokalisasi tidak menjadi peritonitis umum. Pada salpingitis gonorrhoica tubae yang menjadi berat jatuh dalam cavum Douglasi dan menimbulkan retroflexio uteri fixata. Kalau ini terjadi maka pada toucher cavum Douglasi nyeri tekan dan juga pada coitus penderita mengalami perasaan nyeri (dyspareunia). DD : 1. Kehamilan ektopik : biasanya tidak ada demam. LED tidak meninggi dan lekositose tidak seberapa. Kalau tes kehamilan positif (Galli Mainini) maka adnexitis dapat dikesampingkan tapi kalau negatif keduanya mungkin. 2. Appendicitis : tempat nyeri tekan lebih tinggi (Mc. Burney). Terapi : - Istirahat, extended spectrum antibiotica dan corticosteroid. - Usus harus kosong ADNEXITIS KRONISA Adnexitis kronis terjadi : a) Sebagai lanjutan dari adnexitis akut. b) Dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa. Gejala-gejala - Anamnetis telah menderita adnexitis akut - Nyeri di perut bagian bawah : nyeri ini bertambah sebelum dan sewaktu haid. Kadangkadang nyeri di pinggang atau waktu buang atmosphere besar - Dysmenorrhoe - Menorrhagi - Infertilitas Diagnosa

Dengan toucher dapat teraba adnex tumor. Adnex growth ini dapat berupa pyosalpinx atau hydrosalpinx. Karena perisalpingitis dapat terjadi perlekatan dengan alat-alat sekitarnya. LED meninggi dan biasanya ada leko disebut salpingitis isthmica nodosa dimana proses radang hanya nampak pada pars isthmica berupa tonjolan kecil yang dapat menyerupai myoma. Adnexitis pada seorang virgo harus menimbulkan kecurigaan pada adnexitis tuberculosa. DD : Kalau adnex growth shared maka diagnosa boleh dikatakan pasti. Adnex growth yang uneven harus dibedakan dari : - Appendicitis chronica - Kehamilan ektopik yang terganggu (abortus tubair) Terapi : - Antibiotika dan istirahat - UKG - Kalau tidak ada perbaikan dipertimbangkan terapi operatif. TUMOR OVARIUM Berbagai jenis growth ovarium pada komplikasi kehamilan. Insidensi growth pada kelainan sel yang terjadi pada kelompok beberapa usia diketahui melalui pemeriksaan USG secara rutin selama kehamilan. Dari hasil kilas balik KAT 2 dan kawan-kawan tahun 1983 menemukan rata-rata insidensi pada masa adneksal 1-200 kehamilan. Whitecar dan asosiasi (1999) melaporkan insidensi pada 1300 kehamilan dengan growth dilakukan laparotomi. Koonings dan rekan kerja (1988) dilaporkan pada satu neoplasma adneksa pada setiap 197 persalinan sectio caesarea. Kebanyakan growth ovarium dan gangguan sel Whitecar dan asosiasi (1999) menjelaskan 130 masa adneksal diagnosa selama kehamilan, 30% terutama gangguan sel 28% serous or mucinous cystadenomas, 13% korpus luteal dan 70% gangguan sel lainnya. Manajemen Di awal kehamilan ovarium akan membesar, mengakibatkan suspeksi pada neoplasma. Ovarium berkurang 6 cm dari biasanya dan dari bentuk corpus lotium. Thornton and Wells (1987) melaporkan dari hasil USG pendekatan konservatif pada manajemen gangguan ovarium dapat berdasarkan pada karakteristik USG. Mereka merekomendasikan penelitian pada kehamilan diameternya meningkat 10 cm karena meningkatnya bahaya pada kanker dan membesarnya sel-sel pembesaran sel 5 cm atau kurang dapat dikesampingkan sendiri pembesaran sel harus diketahui jika memiliki pendekatan pada pembesaran sel sederhana. Whiccer dan rekan kerja perhatian karena setengah dari 41 wanita dengan pembesaran sel sederhana memiliki neoplasma. Asuhan Kebidanan Pada Radang Genetalia Interna: KELAINAN PADA OVARIUM Smart Click (Asuhan Kebidanan Pada Radang Genetalia Interna: KELAINAN PADA OVARIUM) SALPINGITIS AKUT Salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi oophoritis. Salpingitis dan oophoritis diberi nama adnexitis.

Etiologi : Paling sering disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh staphylococ, streptococ dan bac tbc. Infeksi dapat terjadi sebagai berikut : a) Naik dari cavum uteri b) Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari appendiks yang meradang c) Haematogen terutama salpingitis tuberculosa Salpingitis biasanya bilateral. Gejala-gejala - Demam tinggi dengan menggigil, pasien sakit keras. - Nyeri kiri dan kanan di perut bagian bawah terutama kalau ditekan - Defense ki dan ka di atas lig Poupart - Mual dan muntah; jadi ada gejala stomach akut karena terjadi perangsangan peritoneum. - Kadang-kadang ada tenesmi ad anum karena proses dekat pada rectum atau sigmoid. - Toucher : nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri kiri dan kanan dari uterus, kadangkadang ada penebalan dari tuba, tuba yang sehat taj dapat diraba. Harus diketahui bahwa tekanan pada ovarium selalu menimbulkan nyeri walaupun tidak meradang. MENORRHAGI DAN DYSMENORRHOE Sekunder biasanya terjadi oophoritis. Salpingoophoritis lebih sering disebut adnexitis. Karena adnexitis, terjadi perlekatan dengan usus yang dapat diraba sebagai tumor. Jadi growth ini merupakan growth radang dan disebut adnex tumor. Tumor dari ovarium sendiri disebut growth ovarium. Kadang-kadang terjadi pyosalpinx dan pyovarium dan setelah pus diabsorpsi terjadi hydrosalpinx. Kalau tekanan dalam hydrosalpinx cukup besar maka cairan dapat mencari jalan ke dalam cavum uteri, maka sekonyong-konyong keluar cairan dari genitals penderita (hydrops tubae prfluens). Kejadian ini dapat berulang. kalau nanah masuk ke dalam rongga perut melalui ostium tubae abdominale maka terjadilah pelveoperitonitis atau Douglas abses. Douglas abses dan peritonitis kadang-kadang terjadi karena pyoslapinx pecah walaupun ini jarang terjadi. Peritonitis gonorrhoica mempunyai tendens untuk tetap terlokalisasi tidak menjadi peritonitis umum. Pada salpingitis gonorrhoica tubae yang menjadi berat jatuh dalam cavum Douglasi dan menimbulkan retroflexio uteri fixata. Kalau ini terjadi maka pada toucher cavum Douglasi nyeri tekan dan juga pada coitus penderita mengalami perasaan nyeri (dyspareunia). DD : 1. Kehamilan ektopik : biasanya tidak ada demam. LED tidak meninggi dan lekositose tidak seberapa. Kalau tes kehamilan positif (Galli Mainini) maka adnexitis dapat dikesampingkan tapi kalau negatif keduanya mungkin. 2. Appendicitis : tempat nyeri tekan lebih tinggi (Mc. Burney). Terapi :

- Istirahat, extended spectrum antibiotica dan corticosteroid. - Usus harus kosong ADNEXITIS KRONISA Adnexitis kronis terjadi : a) Sebagai lanjutan dari adnexitis akut. b) Dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa. Gejala-gejala - Anamnetis telah menderita adnexitis akut - Nyeri di perut bagian bawah : nyeri ini bertambah sebelum dan sewaktu haid. Kadangkadang nyeri di pinggang atau waktu buang atmosphere besar - Dysmenorrhoe - Menorrhagi - Infertilitas Diagnosa Dengan toucher dapat teraba adnex tumor. Adnex growth ini dapat berupa pyosalpinx atau hydrosalpinx. Karena perisalpingitis dapat terjadi perlekatan dengan alat-alat sekitarnya. LED meninggi dan biasanya ada leko disebut salpingitis isthmica nodosa dimana proses radang hanya nampak pada pars isthmica berupa tonjolan kecil yang dapat menyerupai myoma. Adnexitis pada seorang virgo harus menimbulkan kecurigaan pada adnexitis tuberculosa. DD : Kalau adnex growth shared maka diagnosa boleh dikatakan pasti. Adnex growth yang uneven harus dibedakan dari : - Appendicitis chronica - Kehamilan ektopik yang terganggu (abortus tubair) Terapi : - Antibiotika dan istirahat - UKG - Kalau tidak ada perbaikan dipertimbangkan terapi operatif. TUMOR OVARIUM Berbagai jenis growth ovarium pada komplikasi kehamilan. Insidensi growth pada kelainan sel yang terjadi pada kelompok beberapa usia diketahui melalui pemeriksaan USG secara rutin selama kehamilan. Dari hasil kilas balik KAT 2 dan kawan-kawan tahun 1983 menemukan rata-rata insidensi pada masa adneksal 1-200 kehamilan. Whitecar dan asosiasi (1999) melaporkan insidensi pada 1300 kehamilan dengan growth dilakukan laparotomi. Koonings dan rekan kerja (1988) dilaporkan pada satu neoplasma adneksa pada setiap 197 persalinan sectio caesarea. Kebanyakan growth ovarium dan gangguan sel Whitecar dan asosiasi (1999) menjelaskan 130 masa adneksal diagnosa selama kehamilan, 30% terutama gangguan sel 28% serous or mucinous cystadenomas, 13% korpus luteal dan 70% gangguan sel lainnya.

Manajemen Di awal kehamilan ovarium akan membesar, mengakibatkan suspeksi pada neoplasma. Ovarium berkurang 6 cm dari biasanya dan dari bentuk corpus lotium. Thornton and Wells (1987) melaporkan dari hasil USG pendekatan konservatif pada manajemen gangguan ovarium dapat berdasarkan pada karakteristik USG. Mereka merekomendasikan penelitian pada kehamilan diameternya meningkat 10 cm karena meningkatnya bahaya pada kanker dan membesarnya sel-sel pembesaran sel 5 cm atau kurang dapat dikesampingkan sendiri pembesaran sel harus diketahui jika memiliki pendekatan pada pembesaran sel sederhana. Whiccer dan rekan kerja perhatian karena setengah dari 41 wanita dengan pembesaran sel sederhana memiliki neoplasma. wordsads.com - difference ads Resources and Information. Kliping Olahraga Artikel Olahraga 5 Olah Raga Sederhana Yang . PUSH UP Push Up Adalah Olahraga Menahan Tubuh Atau Badan Menggunakan Skot Jump Makalah Olah Raga Olahraga ... Nederlands Tijdschrift voor Geneeskunde Nederlands Tijdschrift voor Geneeskunde In 1930 en 1934 beschreven respectievelijk Curtis en Fitz-Hugh een syndroom dat nu boor naam draagt.12 Bij laparotomie zagen zij bij een aantal vrouwen typische vioolsnaar-adhesies tussen het voorste leverkapsel en de buikwand. Deze adhesies gingen gepaard met afwijkingen aan de tubae passend bij een actieve dan wel doorgemaakte salpingitis. Aangezien salpingitis in die tijd vooral geassocieerd werd met gonorroe en Fitz-Hugh bij microscopisch onderzoek outpost het peritoneumvocht bij n outpost zijn patinten een Gram-negatieve diplokok zag, is lange tijd gedacht dat Neisseria gonorrhoeae de enig mogelijke verwekker was outpost dit ziektebeeld. De laatste jaren is echter duidelijk geworden dat vooral een Chlamydia trachomatis-infectie met het Fitz-Hugh-Curtis-syndroom samenhangt.3-5 In een literatuuroverzicht bleken bij 40 outpost de 48 beschreven patinten met perhepatitis aanwijzingen te zijn gevonden voor een Chlamydia trachomatis-infectie, hetzij serologisch hetzij doorway kweek uit de cervix.6 De voornaamste klacht is meestal pijn rechts in de bovenbuik. In het algemeen betreft het seksueel actieve vrouwen, hoewel ook enkele gevallen bij mannen zijn beschreven. De pijn varieert in ernst, maar is vaak zeer hevig; zij straalt soms uit naar de carpet en schouder en verergert doorway inademen, hoesten en bewegen. De pijn heeft geen koliekkarakter en gaat meestal niet gepaard met misselijkheid en braken. Sommige patinten klagen alleen over een zeurend gevoel onder de rechter ribbenboog. In ongeveer 60 outpost de gevallen treedt de pijn tegelijkertijd op met de verschijnselen outpost salpingitis.6 In de overige gevallen is de samenhang met salpingitis minder duidelijk. Door de hevige pijn in de bovenbuik kunnen de verschijnselen outpost salpingitis soms op de achtergrond raken, maar het wordt tegenwoordig ook steeds duidelijker dat een Chlamydia trachomatis-salpingitis met weinig symptomen kan verlopen. Het lijkt zelfs mogelijk dat symptomen outpost salpingitis geheelontbreken.

Bij lichamelijk onderzoek is er behalve koorts ook een duidelijke drukpijn in de leverstreek. Meestal bestaat er een hepatomegalie en de push is ook drukpijnlijk bij palpatie. Soms kan perihepatitisch wrijven worden gehoord. Bij gynaecologisch onderzoek wordt nogal eens een salpingitis vastgesteld, maar de verschijnselen ervan kunnen optreden of minder duidelijk zijn. Bij het laboratoriumonderzoek is de bezinking meestal verhoogd, een leukocytose daarentegen ontbreekt soms. De leverenzymen (SGOT, SGPT, alkalische fosfatase en ?GT) kunnen in lichte partner verhoogd zijn. Differentieel-diagnostisch komt strident cholecystitis het meest in aanmerking; meestal wordt daarnaar verder onderzoek verricht. Pas als dit is uitgesloten, wordt een andere diagnose overwogen, onder andere longembolie, pleuritis, pyelonefritis, pancreatitis, appendicitis of leverabces. De diagnose wordt tegenwoordig gesteld wanneer het onderzoek outpost het cervixmateriaal op Chlamydia trachomatis (of Neisseria gonorrhoeae) positief blijkt te zijn en het verband tussen deze bevinding en perihepatitis wordt gelegd. Soms komt een menginfectie met beide micro-organismen voor. Misschien kunnen ook andere pathogenen het syndroom veroorzaken. Een Chlamydia-infectie kan worden aangetoond doorway kweek of doorway directe immunofluorescentie. De directe immunofluorescentietest blijkt in ervaren handen een betrouwbare methode te zijn met een sensitiviteit outpost ongeveer 90 en een specificiteit outpost 96 in vergelijking met optimale kweekmethoden.7-9 Ook in ons bacteriologisch laboratorium werd deze exam bij invoeren vergeleken met de kweek op Chlamydia trachomatis en wij kwamen kid dezelfde getallen. Wel moet erop gewezen worden dat de kwaliteit outpost de exam mede wordt bepaald doorway de kwaliteit outpost de fluorescentiemicroscoop en de ervaring met de test.9 Ook de aanwezigheid outpost IgMantilichamen of een zeer hoge titer outpost IgG-antilichamen tegen Chlamydia dan wel seroconversie bewijzen een recente Chlamydia-infectie. De beste methode om het gelijktijdig bestaan outpost salpingitis en perihepatitis aan te tonen is laparoscopie. In de vroege fase outpost de ziekte zijn verspreid op het leverkapsel purulente of fibrinode deposities te zien. Pas in een latere fase ontstaan de vioolsnaar-adhesies tussen voorste buikwand en leverkapsel, die karakteristiek zijn voor het Fitz-Hugh-Curtis-syndroom. De perihepatitis kan aanwezig zijn zonder tekenen outpost salpingitis. Een leverbiopt laat een strident ontsteking outpost het voorste leverkapsel zien zonder parenchymafwijkingen. Omdat de laparoscopie een ingreep is met enig risico, zeker bij een patinte met een intraabdominale infectie, wordt deze vorm outpost diagnostiek vaak niet toegepast als het syndroom wordt vermoed. Het definitieve bewijs voor de diagnose is dus niet altijd voorhanden, evenmin als bij de drie hier beschreven patinten. Meestal wordt volstaan met een cervixkweek, hoewel dit natuurlijk op zich niet bewijzend is voor een perihepatitis. Hoe een perihepatitis ontstaat bij een salpingitis is nog onduidelijk. Het meest voor de palm ligt de directe verspreiding outpost het micro-organisme around de tubae in de vrije buikholte. Toch is het merkwaardig dat het ontstekingsproces steeds rechts in de bovenbuik wordt aangetroffen, terwijl nooit een disband peritonitis wordt gevonden. Dat ook andere mogelijkheden moeten worden overwogen, bewijst het vrkomen, zij het

zeldzaam, outpost perhepatitis bij mannen en bij gesteriliseerde vrouwen, zoals patinte A.10 Gedacht wordt hierbij aan hematogene of lymfogene verspreiding of een immunologische reactie outpost Chlamydia-antilichaam tegen het leverkapsel. De behandeling outpost perinepatitis chlamydiae bestaat uit doxycycline 100 mg tweemaal per dag gedurende tien dagen. Al zeer snel kan group outpost de behandeling een duidelijk outcome op de pijn verwachten. Misschien is een sterke vermindering outpost de pijn binnen 24 uur wel karakteristiek voor dit syndroom. Bij sommige vrouwen blijft de leverstreek echter ook na behandeling nog langere tijd gevoelig. Het lijkt verstandig de seksuele partner ook op Chlamydia trachomatis te onderzoeken en indien dit positief uitvalt te behandelen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada wanita terdapat hubungan dari dunia luar dengan rongga peritonum melalui vulva, vagina, uterus dan tuba fallopii. Untuk mencegah terjadinya infeksi dari luar dan untuk menjaga jangan sampai infeksi meluas, masing masing alat traktus genitalis memiliki mekanisme pertahanan. Radang atau infeksi pada alat alat genetalia dapat timbul secara akut dengan akibat meninggalnya penderita, atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa bekas, atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit akur juga bisa menjadi menahun, atau penyakit dari permulaan sudah menahun. Infeksi pada uterus menjalar ke tuba Fallopii dan rongga peritonium melalui 2 jalan. Pada gonorhea penyakit menjalar dari endometrium, sedan ginfeksi puerperal kuman kuman dari uterus melalui darah dan limfe menuju parametrium, tuba, ovarium dan rongga peritonium. Pada makalah ini akan dibahas mengenai miometritis atau radang miometrium yang merupakan kelanjutan dari penyakit endometritis beserta dengan penanganannya. 1.2 Tujuan Agar penulis dapat mengerti dan paham tentang Asuhan kebidanan pada infeksi radang genetalia interna, khususnya tentang miometritis beserta dengan penatalaksanaannya. BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Infeksi Miometritis Definisi Miometritis / Metritis Metritis adalah radang miometrium. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri sendiri

tetapi merupakan lanjutan dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis. Klasifikasi a. Metritis akuta Metritis Akuta biasanya terdapat pada abortus septic atau infeksi postpartum. Penyakit ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Kerokan pada wanita dengan endometrium yang meradang (endometritis) dapat menimbulkan metritis akut. Pada penyakit ini miometrium menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat trombofeblitis dan kadang-kadang dapat terjadi abses. b. Metritis Kronik Metritis kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar menometroragia dengan uterus lebih besar dari biasa, sakit pinggang dan leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada seorang multipara umumnya disebabkan oleh pertambahan jaringan ikat akibat kelamin. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi : 1) Abses pelvik 2) Peritonitis 3) Syok septic 4) Dispareunia 5) Trombosis vena yang dalam 6) Emboli pulmonal 7) Infeksi pelvik yang menahun 8) Penyumbatan tuba dan infertilitas

Factor Presdiposisi - Infeksi abortus dan partus - Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim - Infeksi post curettage Gejala-gejala Gejala metristis dan pengobatannya sama dengan gejala dan penanganan endometritis yaitu : a. Demam b. Keluar lochea berbau / purulent, keputihan yang berbau c. Sakit pinggang d. Nyeri abdomen Diagnosa dan Terapi Diagnosa hanya dapat dibuat secara patolog anatomis. Komplikasi Dapat terjadi penyebaran ke jaringan sekitarnya seperti:

o Parametritis (infeksi sekitar rahim) o Salpingitis (infeksi saluran otot) o Ooforitis (infeksi indung telur) o Pembentukan pernanahan sehingga terjadi abses pada tuba atau indung telur. Penatalaksanaan Terapi miometritis : a. Antibiotika spektrum luas - Ampisilin 2 g iv / 6 jam - Gentamisin 5 mg kgbb - Metronidasol 500 mg iv / 8 jam b. Profilaksi antitetanus c. Evakuasi sisa hasil konsepsi Manajemen - Antibiotik kombinasi - Transfusi jika diperlukan 2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA RANDANG GENETALIA INTERNA MIOMETRITIS 1. PENGKAJIAN A. Data Subjektif 1. Identitas Klien Meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku / bangsa 2. Keluhan Utama Ibu mengatakan nyeri abdomen, keluar keputihan yang berbau tidak sedap, serta demam. 3. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti darah tinggi, jantung dan kencing manis. Ibu juga mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti paru paru dan hati b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti darah tinggi, jantung, kencing manis. Ibu juga mengatakan pernah menderita penyakit menular seperi paru paru dan hati serta tidak pernah menderita penyakit tumor sebelumnya. Ibu mengatakan pernah mengalami keguguran dan kemudian di kuret. c. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti darah tinggi, jantung dan kencing manis. Ibu juga mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti paru paru dan hati. 4. Riwayat Obstetri a. Riwayat Menstruasi Menarche : Terjadinya haid yang pertama kali, menarche terjadi pada usia pubertas, yaitu 12-16 tahun (Mochtar:1999). Usia 10-16 tahun, rata-rata 12,5 tahun (Ssarwono R, 1994: 104). Usia 13-16 tahun (Manuaba, 1998 : 86) Siklus Haid : Siklus haid yang klasik adalah 28 hari, sedangkan pola haid dan

lamanya perdarahan tergantung pada tipe wanita dan biasanya 3-8 hari. Dismenore : normalnya tidak ada, Keputihan : tidak / ya (normalnya : tidak gatal dan tidak berbau) b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas - untuk riwayat kehamilan ditanyakan hamil dan pernikaha yang ke berapa, berapa umur kehamilanya, pernah keguguran atau tidak, apabila pernah keguguran dilakukan kuret atau tidak, dan ada atau tidak penyakit yang menyertai kehamilan - untuk riwayat persalinan, ditanyakan jenis persalinannya, bagaimana persalinannya, normal atau operasi atau dengan alat, siapa yang menolong persalinannya, dimana dan apakah ada penyulit persalinan atau tidak, juga ditanyakan berapa berat lahir bayi, jenis kelaminnya, panjang badan dan apabila anak hidup berapa usianya Semarang, dan bila mati apa penyebabnya. - Untuk riwayat nifas, apakah nifasnya berjalan normal ataukah ada kelainan, penyulit atau tidak, menyusui atau tidak. 5. Pola Kebiasaan Sehar hari a. pola nutrisi wanita dengan status nutrisi yang buruk lebih rentan terhadap penyakit b. pola aktivitas wanita dengan aktivitas yang berat dapat mempengaruhi kondisi tubuhnya c. pola hygiene wanita kurang menjaga personal hygiene terutama daerah genetalia yang rentan terhadap infeksi d. pola seksual ibu mengatakan sakit pada saat melakukan hubungan seksual pada daerah panggul B. Data Obkejtif 1. Pemeriksaan Umum Keadaan umum : baik / cukup Kesadaran : Composmentis / somnolen / koma TB / BB : TTV : TD : 110 170 mmHg N : > 100 x / menit S : > 37, 50C RR : >24 x / menit 2. Pemeriksaan Fisik Inspeksi Kepala : bersih, tidak ada ketombe, rambut hitam Muka : pucat, simetris Mata : simetris, conjungtiva anemis (pucat), sklera tidak ikterik, pupil isokor Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret Mulut & Gigi : bibir merah muda, tidak ada caries dan tidak ada stomatitis Telinga : simetris, tidak ada serumen Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe Dada/Payudara : simetris, , puting susu menonjol, Abdomen : tidak ada pembesaran, tidak ada luka bekas operasi Genetalia : terdapat pengeluaran pervaginam berupa darah, terdapat fluor albus, kental

dan berbau busuk. Anus : tidak ada hemoroid Ekstremitas Atas : simetris, tidak ada gangguan pergerakan, CRT < 2 detik Ekstremitas Bawah : simetris, tidak ada gangguan pergerakan, tidak oedem, tidak ada varices Palpasi Kepala : tidak ada benjolan, tidak adanyeri tekan Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis Payudara : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan Abdomen : terdapat nyeri tekan dan terasa sakit pada perut. Auskultasi Dada : tidak terdengar suara tambahan (jantung), tidak terdengar wheezing dan ronchi Perkusi Reflek Pattela : + / + 3. Pemeriksaan Penunjang Hb : 8 10 gr% 2. INTERPRETASI DATA DASAR, DIAGNOSA DAN MASALAH Diagnosa : Ny. usia .... P..A dengan Miometritis Ds : Ibu mengatakan nyeri abdomen, keluar keputihan yang berbau tidak sedap, serta demam. Do : - TTV : TD : 110/70 130/90 mmHg S : >37, 50C N : >100x/menit RR : >24x/menit - pemeriksaan Fisik abdomen : terdapat nyeri tekan dan sakit pada perut Mata : conjungtiva anemis 3. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Mengantisipasi terjadinya Parametritis 4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Memberikan HE tentang : - personal hygiene - setia pada pasangan - pergunakan alat kontrasepsi ketika berhubungan seksual dengan suami seperti : kondom - rutin memeriksakan diri dan pasangan ke dokter ahli kandungan - segera hubungi dokter apabila gejala gejala penyakit muncul 5. INTERVENSI Diagnosa : Ny. usia .... P..A dengan Miometritis Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan keadaan umum ibu membaik.

Kriteria : - rasa sakit berkurang - ibu dapat menjaga personal hygiene Intervensi 1. beritahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan R/ ibu mengerti tentang kondisi kesehatannya 2. jelaskan kepada ibu tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya R/ ibu mengerti tentang penyakit yang kemungkinan dideritanya 3. berikan dukungan emosional kepada ibu R/ ibu mendapat dukungan 4. berikan ibu tablet penambah darah R/ memperbaiki kondisi umum ibu 5. minta persetujuan ibu dan keluarga untuk dilakukannya rujukan R/ penanganan lebih lanjut 6. IMPLEMENTASI 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap dirinya 2. Menjelaskan kepada ibu tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya 3. Memberikan dukungan emosional kepada ibu agar ibu tenang dan dapat menerima dengan ikhlas segala sesuatu yang terjadi pada dirinya 4. Memberikan ibu tablet penambah darah untuk memperbaiki kadar haemoglobinnya 5. Meminta persetujuan ibu dan keluarga untuk dilakukannya rujukan 7. EVALUASI Tanggal : Jam : S : Ibu mengatakan telah mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan oleh bidan. Ibu telah mengerti tentang kondisi kesehatannya O : Ibu dapat mengulang kembali penjelasan. Ibu menganguk tanda mengerti. A : Ny., umur . tahun, PA., dengan miometritis P : Mendampingi ibu saat dilakukannya rujukan BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M, UMUR 29 TAHUN, P1A1, DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI MIOMETRITIS Hari/Tanggal : Kamis, 15 Oktober 2009 Tempat : BPS Bidan Ny. Wigati Pukul : 10.00 WIB I. PENGKAJIAN A. Data Subyektif

1. Identitas/Biodata Identitas Pasien Identitas Penanggungjawab Nama : Ny. M Nama : Tn. E Umur : 29 tahun Umur : 31 tahun Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa Alamat : Jl. Campus no.120 Alamat : Jl. Campus no. 120 RT/RW : 02/05 RT/RW : 02/05 Purwokerto Purwokerto 2. Alasan Datang Ibu datang hendak memeriksakan keadaan dirinya. 3. Keluhan Utama Ibu mengeluh sakit pinggang, sering mengalami perdarahan di luar siklus haid yang banyak, dan mengalami keputihan yang berbau. 4. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Ibu tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya (sebelum hamil anak ke-2). Ibu tidak pernah menderita hipertensi, jantung, DM, PMS dan penyakit menular maupun menurun lainnya. b. Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu tidak sedang menderita penyakit DM, hipertensi, jantung, PMS dan penyakit menular dan menurun lainnya. c. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga tidak ada yang memiliki penyakit DM, hipertensi, jantung, PMS dan penyakit menular maupun menurun lainnya. 5. Riwayat Obstetrik 1) Riwayat menstruasi Menarche : 14 tahun Siklus : tidak teratur Banyak : 3-4x ganti pembalut/hari Lama : tidak teratur Warna : merah segar Sifat : Encer Bau : khas Dismenorhea : tidak 2) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu Perkw ke kehamilan Persalinan Anak Nifas Ke UK Jenis penolong tempat penyulit BBL Sex Hidup / Mati Usia Anak skr penyulit menyusui I I 37 Spontan Bidan BPS - 2900 Lk 3 tahun - + / + II 12 ABORTUS Dr. Obgyn curettage -

6. Riwayat Perkawinan Istri Suami Nikah berapa kali : 1x Nikah berapa kali : 1x Lamanya : 4 tahun Lamanya : 4 tahun Umur menikah : 25 tahun Umur menikah : 27 tahun 7. Riwayat KB Post abortum ibu langsung menggunakan KB IUD dan sudah menggunakan KB IUD selama kurang lebih 3 bulan. 8. Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari a. Pola Nutrisi Makan : 2x/hari, porsi sedang, dengan nasi, sayur, tahu, tempe, telur Minum : 6 gelas/hari, air putih, teh manis b. Pola Eliminasi BAK : 4x/hari, warna kuning jernih, konsistensi cair BAB : 1x/hari, warna kuning kecoklatan, konsistensi lembek c. Pola Aktivitas Ibu mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci dan memasak. d. Pola Istirahat Tidur siang : 1 jam Tidur malam : 7 jam e. Pola Seksual : 1x/ minggu f. Pola Hygiene mandi : 2x/hari keramas : 3x/minggu gosok gigi : 2x/hari ganti baju : 2x/hari g. Pola Hidup Sehat Ibu tidak mengonsumsi alkohol, rokok, jamu2an dan obat-obat terlarang. h. Pola Psikososial hubungan ibu dengan suami harmonis, suami selalu memberikan support kepada istrinya. Hubungan ibu dengan keluarga dan tetangga terjalin baik. i. Pola spiritual Ibu merasa aktivitas ibadahnya terganggu karena sering mengalami perdarahan di luar siklus haid. B. Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis BB : 52 Kg TB : 156 cm TD : 100/70 mmHg Respirasi : 22x/menit Nadi : 82x/menit Suhu : 36,90C 2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : rambut hitam, keriting, tidak rontok, bersih Mata : conjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret Mulut dan gigi : bibir merah muda, tidak ada stomatitis, tidak ada caries Telinga : simetris, tidak ada serumen Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis Ketiak : tidak ada benjolan/ massa Dada/Payudara : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, puting susu menonjol, tidak ada pengeluaran Abdomen : tidak ada pembesaran, tidak ada luka bekas operasi, terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah Punggung : terdapat nyeri tekan pada pinggang Ekstremitas atas : akral hangat, tidak oedema, capilary refil kembali < 2 detik Ekstremitas Bawah : tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak ada tanda kemerahan Genetalia : tidak ada varises, terdapat perdarahan Pervaginam merah segar sedikit bau busuk konsistensi encer, tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan pada kelenjar skene dan kelenjar bartholini Anus : tidak hemoroid 3. Pemeriksaan Laboratorium Hb : 10,5gr% II. INTERPRETASI DATA Diagnosa : Ny. M, umur 29 tahun, P1A1, dengan suspect miometritis Data Dasar : DS : ibu mengeluh sakit pinggang, sering mengalami perdarahan di luar siklus haid yang banyak, dan mengalami keputihan yang berbau. DO : TTV : TD : 100/70 mmHg Respirasi : 22x/menit Nadi : 82x/menit Suhu : 36,90C Pemeriksaan Fisik Mata : Conjungtiva anemis Abdomen : terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah Punggung : terdapat nyeri tekan pada pinggang Genetalia : terdapat perdarahan Pervaginam merah segar sedikit bau busuk konsistensi encer HB : 10,5 gr% Masalah - nyeri tekan perut bagian bawah - sakit pinggang - Pengeluaran pervaginam yang abnormal III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Potensial terjadi perluasan peradangan pada daerah sekitarnya yaitu parametritis. IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU

KOLABORASI Kolaborasi : Pemeriksaan penunjang lain untuk menegakkan diagnosa secara patolog anatomis, pengobatan serta penatalaksanaan lebih lanjut dengan spesialis Obgin. V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH 1. beritahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan R/ ibu mengerti tentang kondisi kesehatannya 2. jelaskan kepada ibu tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya R/ ibu mengerti tentang penyakit yang kemungkinan dideritanya 3. berikan dukungan emosional kepada ibu R/ ibu mendapat dukungan 4. berikan ibu tablet penambah darah R/ memperbaiki kondisi umum ibu 5. minta persetujuan ibu dan keluarga untuk dilakukannya rujukan R/ penanganan lebih lanjut VI. PELAKSANAAN 1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap dirinya 2. Menjelaskan kepada ibu tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya 3. Memberikan dukungan emosional kepada ibu agar ibu tenang dan dapat menerima dengan ikhlas segala sesuatu yang terjadi pada dirinya 4. Memberikan ibu tablet penambah darah untuk memperbaiki kadar haemoglobinnya 5. Meminta persetujuan ibu dan keluarga untuk dilakukannya rujukan VII. EVALUASI Tanggal : 15 Oktober 2009 Jam : 11. 00 WIB S : Ibu mengatakan telah mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan oleh bidan. Ibu telah mengerti tentang kondisi kesehatannya O : Ibu dapat mengulang kembali penjelasan. Ibu menganguk tanda mengerti. A : Ny. M, umur 29 tahun, P1A1, dengan suspect miometritis P : Mendampingi ibu saat dilakukannya rujukan Posted by Belajar Apapun at 20:26

Anda mungkin juga menyukai