Anda di halaman 1dari 3

Fitoestrogen Ketika paradigma back to nature berkembang, banyak penelitian mengarah kepada fitoestrogen untuk mengurangi simtom-simtom pada

wanita yang mengalami menopause. Fitoestrogen merupakan suatu substrat dari tumbuhan yang memiliki khasiat mirip estrogen, meskipun rumus bangun kimianya sangat berbeda dengan estrogen. Khasiat estrogenik ini timbul karena fitoestrogen juga memiliki 2 gugus -OH/hidroksil yang berjarak 11.0 11,5 A0 pada intinya, sama persis dengan inti estrogen. Para peneliti sepakat bahwa jarak 11 A0 dan gugus OH inilah yang menjadi struktur pokok suatu substrat agar mempunyai efek estrogenik, yakni memiliki afinitas tertentu untuk dapat menempati reseptor estrogen. Substrat akan berefek estrogenik bila telah berikatan dengan reseptor estrogen, yaitu reseptor alpha (ER-) and beta (ER-). Afinitas fitoestrogen jauh lebih kecil dibandingkan dengan estrogen, yaitu hanya 1/1000 to 1/100,000, sehingga fitoestrogen dapat meminimalisai efek samping dari terapi estrogen, yaitu munculnya kanker endometrium.

Beberapa senyawa fitoestrogen yang diketahui banyak terdapat dalam tanaman antara lain: Isoflavones, yang banyak pada buah-buahan, teh hijau, kacang kedelai, dan produk-produk kedelai lainnya seperti tempe, tahu, dan tauco {soy products). Lignans, pada biji-bijian gandum maupun wijen (wheats and sesame seeds). Coumestans, banyak terdapat pada kacang-kacangan, biji bunga matahari {sunflower seeds). Tripterpene glycosides yang banyak terkandung pada tanaman Cimifuga racemosa (sering disebut sebagai tanaman black cohosh), tumbuh di hutanhutan Amerika Selatan dan sekarang telah diekstraksi lain dikemas menjadi produk obat untuk menopause. Fitoestrogenmemiliki banyak manfaat bagi kesehatan, terutama pada wanita yang mengalami menopause, manfaat tersebut antara lain:

1. Fitoestrogen dapat ,engurangi gejala hot flushes. 2. Menurunkan kadar lemak dalam plasma, serta menghambat perkembangan aterosklerosis, sehingga mencegah penyakit kardiovaskular. 3. Fitoestrogen juga menghambat pertumbuhan sel-sel tumor/kanker payudara dan endometrium (selaput lendir rahim), suatu efek yang sangat menguntungkan bagi pengobatan menopause yang dapat dipastikan akan berjangka waktu lama. 4. Belakangan, ditemukan pula bahwa pemberian fitoestrogen dapat memulihkan ingatan/memori 5. perasaan tertekan/depresi. 6. Meningkatkan kepadatan tulang.

http://www.kesrepro.info/?q=node/32 http://www.medicinenet.com/menopause/page6.htm#other

Antiesterogen a. Tamoksifen Tamoksifen merupakan golongan trifeniletilen yang bersasal dari inti stelben seperti dietilstilbesrol. Tamoksifen berefek antiesterogen di kelenjer mamae dan agonis esterogen di tulang dan endometrium. Pada wanita pascamenopause dapat mengurangi bone tureover dan bone loss.

Tamoksifen mengantagonis estrogen di reseptor jaringan. Pada wanita premenopause yang sehat, tamoksifen dapat menurunkan kadar prolaktin karena dapat menghilankan efek hambatan estrogen terhadap hipofosis. Di klinik digunakan sebagai terap ajuvan kanker mamae stadium awal atau lanjut. Efek sampingnya yaitu mual, thrombosis. pernah dilaporkan penggunaan jangka panjang dapat menigkatkan resiko kanker endometrium. b. Raloksifen Merupakan hormone non steroid yang bekerja pada ER- dan ER- sebagai agonis dan antagonis. Sifat ini diduga karena adanya variasi reseptor estrogen dan jumlahnya berbeda di tiap jaringan. Raloksifen bersifat agonis esterogen di tulang, lipid darah endotel vascular, diduga karena mempunyai benzotiofen sedangkan di jaringan uterus dan kelenjer mamae raloksifen bersifat antagonis esterogen karena adanya rantai samping. Raloksifen dapat digunakan untuk prevensi osteoporosis pada wanita pasca menopause dengan dosis 60 mg sehari. Efek samping raloksifen antara lain gangguan saluran cerna dan sistem muskulosketal, reaksi kulit, gangguan kardiovaskuler dan susunan saraf, serta thrombosis. Raloksifen tidak boleh digunakan pada wanita hamil, thrombosis, eboli paru, hipersensitivitas, thrombosis vena retina.

Anda mungkin juga menyukai