Anda di halaman 1dari 9

Model Pembelajaran Sambil Bermain Melalui Pendekatan Sentra

Rakimahwati NIM: 91700

Mahasiswa Program Doktor (S3) Ilmu Pendidikan Program Pascasarjana Universitas N egeri Padang 2011 Pembelajaran di Taman Kanak-kanak T aman Kanak-kanak adalah lembaga pendidikan pertama yang dimasuki anak usia TK se lain dari pendidikan yang didapat anak-anak di lingkungan keluarganya. Kebutuhan akan lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak sangat diperlukan anak karena meningk atnya kebutuhan anak untuk belajar. Perkembangan belajar ini sejalan dengan pert umbuhan dan perkembangan yang sedang dialami anak. Bagaimanapun, keberadaan Tama n Kanak-kanak merupakan sebuah taman tempat anak-anak bermain dan belajar, tempa t anak-anak usia Taman Kanak-kanak belajar menyesuaikan diri dengan beberapa hal sebelum mereka masuk sekolah formal. Prinsip belajar di TK bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain . Di Taman Kanak-kanak, anak belajar berpisah dari orang tua dan d ari lingkungan sehari-harinya di rumah. Di Taman Kanak-kanak, mereka juga belaja r bersosialisasi dengan lebih banyak orang, seperti guru Taman Kanak-kanak, dan teman-teman sekelasnya. Di Taman Kanak-kanak pula anak menjalani tahapan yang sa ngat mendasar dan penting bagi perkembangan dan pendidikan mereka selanjutnya. K eberadaan guru di Taman Kanak-kanak sangat penting, yaitu berfungsi sebagai peng ganti orang tua. Di Taman Kanak-kanak inilah anak memperoleh pengalaman lain, ya itu belajar tunduk pada otoritas selain orang tuanya. Sekarang bukan orang tua s aja yang membimbing anak, namun ada guru yang tentunya mempunyai gaya dan aturan yang berbeda dengan aturan dan gaya kedua orang tuanya. Dengan demikian, Taman Kanak-kanak dapat dianggap sebagai tempat awal anak untuk bermasyarakat. Manfaat yang dapat diperoleh dari Taman Kanak-kanak, dapat dihar apkan membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak usia Taman Kanak-kanak. L embaga pendidikan Taman Kanak-kanak membutuhkan profil pendidik atau guru yang m emahami hakikat pendidikan dan pembelajaran di Taman Kanak-kanak, dan juga memah ami perkembangan anak Taman Kanak-kanak. Diharapkan dengan pengetahuan tersebut guru Taman Kanak-kanak dapat membantu menumbuh kembangkan anak usia Taman Kanakkanak melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Kegiatan yang menye nangkan bagi anak adalah bermain sambil belajar. Namun kegiatan sambil bermain yang tepat adalah kegiatan yang da pat mengembangkan berbagai kemampuan anak dan efektif dalam setiap penyampaian m aterinya. Dengen demikian, maka perlu kiranya dibuat buku panduan pembelajaran s ambil belajar yang efektif melalui pendekatan sentra/ Beyond Centers and Cirlce

Time (BCCT) Pembelajaran sambil bermain melalui pendekatan sentra/ beyond ce nters and circle time ini akan dapat dengan mudah melakukan kegiatan-kegiatan se ntra yang menyenangkan dan efektif dalam mengembangkan berbagai kemampuan yang d imiliki oleh anak. Dalam buku panduan ini terkandung langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sambil bermain melalui pendekatan sentra/ Sentra dari mulai penata an permainan sampai kepada pelaksanaan kegiatan inti dan permainan-permainan yan g dapat dilakukan dalam setiap sentranya. Bagaimana Pendidikan di Taman Kanak-kanak ? 1. Anak usia taman kanak-kanak ada dalam masa usia emas, dalam arti masa em as adalah masa perkembangan intelektual anak usia taman kanak-kanak mencapai 80% . Kesempatan yang luar biasa ini harus dimanfaatkan oleh orang dewasa agar anakanak dapat dioptimalkan perkembangan intelektualnya optimal dan maksimal. Jika a nak tidak dioptimalkan dalam rangsangannya, maka anak berada pada masa sebalikny a, yaitu masa kritis, dalam arti jika tidak dioptimalkan dan dimaksimalkan stimu lasi potensi kecerdasan anak, maka kesempatan emas tersebut tidak akan dapat diu langi kembali. 2. Pendidikan anak usia dini memerlukan suatu pembelajaran yang menyenangka n sehingga dapat mencapai pada taraf pembelajaran menemukan sendiri. Pembelajara n menemukan dapat dicapai dengan pembelajaran melalui melakukan langsung dan dik emas dengan pembelajaran sambil bermain. 3. Bermain adalah salahsatu cara untuk mengoptimalkan setiap kemampuan yang dimiliki oleh anak. Bermain sebagai pelepasan kelebihan energy sehingga anak ak an dapat mengembangkan fisik motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus.

Desain Pembelajaran melalui Pendekatan Sentra

Pembelajaran sambil bermain melalui pendekatan sentra/beyond centers and circle time dilandasi dengan kegiatan-kegiatan sentra. Kegiatan-kegiatan tersebut di da lamnya melaksanakan kegiatan belajar sambil belajar yang dapat mengembangkan kog nitif, afektif dan psikomotorik. Setiap sentra selalu diberikan pijakan lingkung an main, pijakan sebelum main, pijakan selama main dan pijakan setelah main. Pembelajaran Sambil Bermain melalui Pendekatan Sentra Pembelajaran anak usia dini identik dengan bermain, dengan bermain anak dapat me ngembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki dan menjadi salah satu cara dalam m endapatkan berbagai pengetahuan. Bermain adalah dunia anak dan bukan hanya seked ar memberikan kesenangan, akan tetapi juga memiliki manfaat yang sangat besar ba gi anak. Lewat kegiatan bermain yang positif, anak bisa menggunakan otot tubuhny

a, menstimulasi penginderaannya, menjelajahi dunia sekitarnya, dan mengenali lin gkungan tempat ia tinggal termasuk mengenali dirinya sendiri. Kemampuan fisik an ak semakin terlatih, begitu pula dengan kemampuan kognitif dan kemampuannya untu k bersosialisasi. Dalam bahasa sederhana, bermain akan mengasah kecerdasannya. Metode sentra dan lingkaran merupakan salah satu metode pembelajaran dalam pendi dikan anak usia dini yang mengedepankan konsep bermain bagi anak, sehingga pertu mbuhan dan perkembangannya optimal. Dalam metode ini, alat-alat dan bahan-bahan main dikelompokkan dalam beberapa sentra sesuai dengan kebutuhan. Bermain bukan hanya sekadar memberikan kesenangan, tapi juga bermanfaat besar ba gi anak. Lewat kegiatan bermain yang positif, anak bisa menggunakan otot tubuhny a, menstimulasi penginderaannya, menjelajahi dunia sekitarnya, dan mengenali lin gkungan tempat ia tinggal termasuk mengenali dirinya sendiri. Kemampuan fisik an ak semakin terlatih, begitu pula dengan kemampuan kognitif dan kemampuannya untu k bersosialisasi. Dalam bahasa sederhana, bermain membuatnya mengasah kecerdasan nya. Setiap anak pada dasarnya cerdas. Akan tetapi, kecerdasan tidak semata-mata meru juk kepada kecerdasan intelektual saja, atau lebih dikenal dengan istilah IQ. Ad a pula kecerdasan majemuk (multiple intelligences) seperti kecerdasan bahasa, lo gika matematika, visual spasial, musik, kinestetik, interpersonal, intrapersonal , natural dan moral. Setiap anak memiliki kesembilan kecerdasan ini meski dengan taraf yang berbeda-beda. Bermain merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mengembangkan potens i dan multiple intelligences anak karena melalui kegiatan bermain ia akan lebih mudah menyerap informasi dan pengalaman. Selama ini perkembangan kecerdasan anak hanya dipandang dari kecerdasan intelekt ual saja, namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan para peneliti kecer dasan memunculkan teori baru tentang multiple intelligence. Teori tersebut menja di dasar bagi beragamnya metode pembelajaran baik formal maupun non formal. Pendidikan bagi anak usia dini seharusnya dapat menyeimbangkan aspek kognitif, a fektif dan psikomotorik serta memberikan pendidikan dari segi moral dan sensitiv itas anak terhadap permasalahan sosial. Permainan yang disajikan bagi anak usia dini harus lebih kreatif lagi. Seiring dengan perkembangan budaya, permainan yan g berkembang dalam diri anak sudah bergeser. Tidak salah jika anak sudah meningg alkan permainan tradisional daerah karena budaya permainan yang berbasis teknolo gi terus berkembang. Untuk itu tetap harus memperkenalkan permainan tradisional daerah, selain anak mempunyai variatif permainan juga untuk mewariskan khazanah budaya yang berjuta pesona. Untuk memfasilitasi anak agar memiliki kesempatan be rmain yang cukup, pendidikan anak usia dini salah satunya dikembangkan dengan me nggunakan metode sentra dan lingkaran yang diadopsi dari metode Beyond Centre an d Circle Time (SENTRA). Dalam metode ini, pembelajaran dibagi dalam bentuk sentr a. Beyond centers and circle time adalah suatu metode atau pendekatan dalam penyele nggaraan pendidikan anak usia dini. Dikembangkan berdasarkan hasil kajian teorit ik dan pengalaman empirik. Merupakan pengembangan dari metode Montessori, HighSc ope, dan Reggio Emilio. dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT) Florida, USA, diilaksanakan di Creative Pre School Florida , USA selama lebih dari 25 tahun, baik untuk anak normal maupun untuk anak denga n kebutuhan khusus . (http://www.cccrt.org/Pages/Services-Home.html) Pendekatan Sentra dan Lingkaran adalah pendekatan penyelenggaraan PAUD yang berf okus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saa t anak dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan (scaffolding) untuk me ndukung perkembangan anak, yaitu (1) pijakan lingkungan main; (2) pijakan sebelu m main; (3) pijakan selama main; dan (4) pijakan setelah main. (Direktorat PAUD, 2006: 2) Metode ini ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak, agar kecerd asannya dapat berkembang secara optimal, maka otak anak perlu dirangsang untuk t erus berfikir secara aktif dengan menggali pengalamannya sendiri (bukan sekedar mencontoh atau menghafal). Metode ini memandang bermain sebagai wahana yang pal ing tepat dan satu-satunya wahana pembelajaran anak, karena disamping menyenangk an, bermain dalam setting pendidikan dapat menjadi wahana untuk berfikir aktif,

kreatif. Pembelajarannya berpusat pada anak (children center), menempatkan setting lingku ngan main sebagai pijakan (Scaffolding) awal yang penting, memberikan dukungan penuh kepada setiap anak untuk aktif, kreatif, dan berani mengambil keputusan se ndiri, peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator, kegiatan anak b erpusat di sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat minat, memiliki stand ar operasional prosedur yang baku, pemberian pijakan sebelum dan setelah anak ma in dilakukan dalam posisi duduk melingkar. Dalam pendekatan Sentra proses pembel ajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil, dalam konteks itu, sisw a perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang mem erlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Landasan filosofi adalah Sentra adalah konstruktivisme, yakni filosofi belajar y ang menekankan bahwa belajar tidak sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksi kan pengetahuan dibenak mereka sendiri, bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah-pi sahkan menjadi fakta-fakta yang terpisah namun mencerminkan keterampilan yang da pat diterapkan. Prinsip Pembelajaran sambil Bermain melalui Pendekatan Sentra Prinsip-prinsip pembelajaran Sentra adalah pertama, berorientasi pada kebutuhan anak. Kegiatan pembelajaran harus selalu ditujukan pada pemenuhan kebutuhan perk embangan anak secara individu. Kedua, kegiatan belajar dilakukan melalui bermain . Dengan bermain yang menyenangkan dapat merangsang anak untuk melakukan eksplor asi dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya, sehingga anak menemuk an pengetahuan dari benda-benda yang dimainkannya. Ketiga, merangsang munculnya kreativitas dan inovasi. Kreativitas dan inovasi tercermin melalui kegiatan yang membuat anak tertarik, fokus, serius dan konsentrasi. Keempat menyediakan ling kungan yang mendukung proses belajar. Lingkungan harus diciptakan menjadi lingku ngan yang menarik dan menyenangkan bagi anak selama mereka bermain. Kelima, Men gembangkan kecakapan hidup anak. Kecakapan hidup diarahkan untuk membantu anak m enjadi mandiri, disiplin, mampu bersosialisasi, dan memiliki keterampilan dasar yang berguna bagi kehidupannya kelak. Keenam, menggunakan berbagai sumber dan me dia belajar yang ada di lingkungan sekitar. Ketujuh, dilaksanakan secara bertah ap dan berulang-ulang dengan mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan anak. Ked elapan, rangsangan pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perk embangan. Setiap kegiatan anak sesungguhnya dapat mengembangkan berbagai aspek p erkembangan/kecerdasannya. Tugas pendidik (guru/kader/ pamong) adalah memfasilit asi agar semua aspek perkembangan anak dapat berkembang secara optimal (Direktor at PAUD, 2006: 5) Pendekatan sentra memiliki prinsip-prinsip dalam proses penerapannya di lapangan , yaitu: Keseluruhan proses pembelajarannya berlandaskan pada teori dan pengalam an empiric; Setiap proses pembelajaran harus ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (kecerdasan jamak) melalui bermain yang terencana dan tera rah serta dukungan pendidik (guru) dalam bentuk 4 jenis pijakan; a. Menempatkan penataan lingkungan main sebagai pijakan awal yang merangsan g anak untuk aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan menggali pengalamannya se ndiri; b. Menggunakan standar operasional yang baku dalam proses pembelajaran, yai tu meliputi: (1) pendidik/ guru menata lingkungan main sebagai pijakan lingkunga n yang mendukung perkembangan anak; (2) ada pendidik/ guru bertugas menyambut ke datangan anak dan mempersilahkan untuk bermain bebas dulu (waktu untuk penyesuai an); (3) semua anak mengikuti main pembukaan dengan bimbingan pendidik/ guru; (4 ) pendidik/ guru memberi waktu kepada anak untuk ke kamar kecil dan minum secara bergiliran/pembiasaan antri; (5) anak-anak masuk ke kelompok masing-masing deng an dibimbing oleh pendidik/ guru yang bersangkutan; (6) pendidik/ guru duduk ber sama anak didik dengan membentuk lingkaran untuk memberikan pijakan pengalaman s

ebelum main; (7) pendidik/ guru memberi waktu yang cukup kepada anak untuk melak ukan kegiatan di sentra main yang disiapkan sesuai jadwal hari itu; (8) selama a nak berada di sentra, secara bergilir pendidik/ memberi pijakan kepada setiap an ak; (9) pendidik/ guru bersama anak-anak membereskan peralatan dan tempat main; (10) pendidik/ guru memberi waktu kepada anak untuk ke kamar kecil dan minum sec ara bergiliran; (11) pendidik/ guru duduk bersama anak didik dengan membentuk li ngkaran untuk memberikan pijakan pengalaman setelah main; (12) pendidik/ guru be rsama anak-anak makan bekal yang dibawanya (tidak dalam posisi istrirahat); (13) kegiatan penutup; (14) anak-anak pulang secara bergilir; (15) pendidik/ guru me mbereskan tempat dan merapikan/mencek catatan-catatan dan kelengkapan administra si; (16) pendidik/ guru melakukan diskusi evaluasi hari ini dan rencana esok har i; (17) pendidik/ guru pulang. c. Mempersyaratkan pendidik/ guru dan pengelola program untuk mengikuti pel atihan sebelum menerapkan metode ini. d. Melibatkan orangtua dan keluarga sebagai satu kesatuan proses pembelajar an untuk mendukung kegiatan anak di rumah. Ciri-ciri dan Penataan Pendekatan Sentra Model ini menggunakan tiga jenis main, yaitu main sensorimotorik, anak main deng an benda untuk membangun persepsi, main peran, anak bermai dengan benda untuk me nhadirkan konsep yang sudah dimilikinya, main pembangunan, anak bermain dengan b enda untuk mewujudkan ide/ gagasan yang dibangun dalam pikirannya menjadi sesuat u bentuk nyata. Adapun cirri-ciri pendekatan sentra adalah sebagai berikut: (Dod ge, 2001:87) a. Pembelajaran berpusat pada anak b. Menempatkan seting lingkungn main sebagai pijakan awal yang pentng c. Memberikan dukungan penuh kepada setiap anak untuk aktif, kreatif, dan b erani mengambil keputusan sendiri d. Peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator e. Kegiatan anak berpusat di sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusa t minat f. Pemberian pijakan sebelum dan setelah anak bermain dilakukan dalam posis i duduk melingkar (Sujiono, 2009: 217) Pendekatan sentra juga memerlukan persiapan peralaran dan perlengkapan yang dapa t mendukung pembelajaran yang berlangsung. Penataan perlu dilakukan sebelum pemb elajaran dilaksanakan. Penataan lingkungan main diantaranya sebagai berikut: a. Penempatan alat bermain yang tepat memungkinkan anak untuk mandiri, disi plin, bertanggung jawab, memulai dan mengakhiri main, kalsifikasi. b. Penataan alat dan bahan selama main seharusnya mendukung anak untuk memb uat keputusan sediri mengembangkan ide, menuangkan ide menjadi karya nyata, meng embangkan kemampuan sosial. c. Penataan alat dan bahan main memungkinkan anak main sendiri, main berdam pingan, main bersama dan main bekerjasama. (Sujiono, 2009: 217) Pengembangan Pendekatan Sentra Sentra persiapan, tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan pengalaman k eaksaraan. Di sentra ini anak difasilitasi dengan permainan yang dapat mendukung pengalaman baca, tulis, hitung dengan cara yang menyenangkan dan anak dapat mem ilih kegiatan yang diminati, efek yang diharapkan: anak dapat berpikir teratur, senang membaca, menulis dan menghitung. Sentra bahan alam, adalah tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan peng alaman sensori motor dalam rangka menguatkan tiga jari untuk persiapan menulis, sekaligus pengenalan sains untuk anak. Efek yang diharapkan: Anak dapat terstimu lasi aspek motorik halus secara optimal, dan mengenal sains sejak dini. Sentra main peran mikro/ makro, tempat bermain sambil belajar, dimana anak dapat mengembangkan daya imajinasi dan mengekspresikan perasaan saat ini, kemarin, d an yang akan datang. Penekanan sentra ini terletak pada alur cerita sehingga ana

k terbiasa untuk berfikir secara sistimatis. efek yang diharapkan: anak dapat be rsosialisasi dan berinteraksi dengan teman dan lingkungan sekitar dan mengembang kan kemampuan berbahasa secara optimal. Sentra balok, tempat bermain sambil belajar untuk mempresentasikan ide ke dalam bentuk nyata (bangunan). Di sentra ini anak dapat memainkan balok dengan perband ingan 1 anak 100 balok plus assesoris. Penekanan sentra ini pada start and finish , di mana anak mengambil balok sesuai kebutuhan dan mengembalikan dengan mengkla sifikasi berdasarkan bentuk balok efek yang diharapkan: Anak dapat berfikir tipo logi, mengenal ruang dan bentuk sehingga dapat mengembangkan kecerdasan visual s pasial secara optimal dan anak dapat mengenal bentuk bentuk geometri yang sangat b erguna untuk pengetahuan dasar matematika. Sentra iman dan taqwa, tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan kecerda san jamak dimana kegiatan main lebih menitik beratkan pada kegiatan keagamaan. Di sentra ini anak difasilitasi dengan kegiatan bermain yang memfokuskan pada pe mbiasaan beribadah dan mengenal huruf hijaiyyah dengan cara bermain sambil belaj ar. Efek yang diharapkan: tertanamnya perilaku akhlakul karimah, ikhlas, sabar dan senang menjalankan perintah agama. Sentra seni dan kreatifitas, Tempat bermain sambil belajar yang menitik beratkan pada kemampuan anak dalam berkreasi. Kegiatan di sentra ini dilaksanakan dalam bentuk proyek, dimana anak diajak untuk menciptakan kreasi tertentu yang akan me nghasilkan sebuah karya. Efek yang diharapkan: Anak dapat berfikir secara kreati f. Sentra musik dan budaya, Tempat bermain sambil belajar untuk musik terutama musik tradisional, dan permainan tradisional h. Efek yang diharapkan dari sentra ini: anak dapat mengenal tme disamping dapat mengenal keragaman permainan tradisional ngkan berbagai aspek perkembangan. mengenalkan beragam dari berbagai daera nada, birama dan ri yang dapat mengemba

Model-model Belajar Sambil Bermain melalui Pendekatan Sentra Langkah-langkah Belajar Sambil Bermain melalui Pendekatan Sentra, sebagai beriku t: 1. Penataan Lingkungan Main a. Sebelum anak datang, pendidik/ guru menyiapkan bahan dan alat main yang akan digunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk kelom pok anak yang dibinanya. b. Pendidik/guru menata alat dan bahan main yang akan digunakan sesuai deng an kelompok usia yang dibimbingnya. Penataan alat main harus mencerminkan rencan a pembelajaran yang sudah dibuat. Artinya tujuan yang ingin dicapai anak selama bermain dengan alat main tersebut. Penataan lingkungan disiapkan sebelum anak da tang Penataan lingkungan disiapkan sebelum anak datang 2. Penyambutan Anak Sambil menyiapkan tempat dan alat main, agar ada seorang pendidik /guru yang ber tugas menyambut kedatangan anak. Anak- anak langsung diarahkan untuk bermain beb

as dulu dengan teman-teman lainnya sambil menunggu kegiatan dimulai. Sebaiknya p ara orangtua/pengasuh sudah tidak bergabung dengan anak. Penyambutan dilakukan guru saat anak tiba di sekolah 3. Main Pembukaan (Pengalaman Gerakan Kasar) Pendidik/ guru menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, lalu menyebutkan kegiata n pembuka yang akan dilakukan. Kegiatan pembuka bisa berupa permainan tradisiona l, gerak dan musik, atau sebagainya. Satu guru yang memimpin, guru lainnya jadi peserta bersama anak (mencontohkan). Kegiatan main pembukaan berlangsung sekitar 15 menit. Kegiatan main pembuka di luar dapat memperkuat kemampuan motorik dan sosial anak. Kegiatan main pembuka di luar dapat memperkuat kemampuan motorik dan sosial anak 4. Transisi 10 Menit a. Setelah selesai main pembukaan, anak-anak diberi waktu untuk pendinginan dengan cara bernyanyi dalam lingkaran, atau membuat permainan tebak-tebakan. Tu juannya agar anak kembali tenang. Setelah anak tenang, anak secara bergiliran di persilakan untuk minum atau ke kamar kecil. Gunakan kesempatan ini untuk mendidi k (pembiasaan) kebersihan diri anak. Kegiatannya bisa berupa cuci tangan, cuci m uka, cuci kaki maupun pipis di kamar kecil. b. Sambil menunggu anak minum atau ke kamar kecil, masingmasing Pendidik/ g uru siap di tempat bermain yang sudah disiapkan untuk kelompoknya masing-masing. c. Saat pembiasaan kebersihan diri, ajarkan antri dan berdoa, banyak minum akan membantu metabolisme tubuh dan kerja otak anak 5. Kegiatan Inti Di Masing-Masing Kelompok a. Pijakan Pengalaman Sebelum Main: (15 menit) a. Pendidik/guru dan anak duduk melingkar. Pendidik/ guru memberi salam pad a anakanak, menanyakan kabar anak-anak. b. Pendidik/guru meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja yang tida k hadir hari ini (mengabsen). c. Berdoa bersama, mintalah anak secara bergilir siapa yang akan memimpin d oa hari ini. d. Pendidik/guru menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak. e. Pendidik/guru membacakan buku yang terkait dengan tema. Setelah membaca selesai, kader menanyakan kembali isi cerita. f. Pendidik/gurumengaitkan isi cerita dengan kegiatan main yang akan dilaku kan anak. g. Pendidik/gurumengenalkan semua tempat dan alat main yang sudah disiapkan . h. Dalam memberi pijakan, pendidik/ guru harus mengaitkan kemampuan apa yan g diharapkan muncul pada anak, sesuai dengan rencana belajar yang sudah disusun. i. Pendidik/ gurumenyampaikan bagaimana aturan main (digali dari anak), mem ilih teman main, memilih mainan, cara menggunakan alat-alat, kapan memulai dan m engakhiri main, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan. j. Pendidik/ gurumengatur teman main dengan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih teman mainnya. Apabila ada anak yang hanya memilih anak tertentu s ebagai teman mainnya, maka guru agar menawarkan untuk menukar teman mainnya. k. Setelah anak siap untuk main, pendidik/ guru mempersilakan anak untuk mu lai bermain. Agar tidak berebut serta lebih tertib, pendidik/ guru dapat menggil ir kesempatan setiap anak untuk mulai bermain, misalnya berdasarkan warna baju, usia anak, huruf depan nama anak, atau cara lainnya agar lebih teratur. Pijakan sebelum main menghantarkan anak untuk bermain sesuai dengan harapan guru

b. Pijakan Pengalaman Selama Anak Main: (60 menit) 1) Pendidik/guru berkeliling di antara anak-anak yang sedang bermain. 2) Memberi contoh cara main pada anak yang belum bisa menggunakan bahan/ala t. 3) Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang pekerjaan yang dilaku kan anak. 4) Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara main anak. Per tanyaan terbuka artinya pertanyaan yang tidak cukup dengan dijawab ya atau tidak saja, tetapi banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan anak. 5) Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan. 6) Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memiliki pe ngalaman main yang kaya. 7) Mencatat yang dilakukan anak (jenis main, tahap perkembangan, tahap sosi al). 8) Mengumpulkan hasil kerja anak. Jangan lupa mencatat nama dan tanggal di lembar kerja anak. 9) Bila waktu tinggal 5 menit, kader memberitahukan pada anak-anak untuk be rsiap-siap menyelesaikan kegiatan mainnya. 10) Pijakan pada saat anak bermain memperkuat dan memperluas gagasan main a nak Pijakan pada saat anak bermain memperkuat dan memperluas gagasan main anak c. Pijakan Pengalaman Setelah Main: (30 menit) 1) Bila waktu main habis, Pendidik (guru/kader/pamong) memberi tahukan saat nya membereskan. Membereskan alat dan bahan yang sudah digunakan dengan melibatk an anak-anak. 2) Bila anak belum terbiasa untuk membereskan, pendidik/ guru bisa membuat permainan yang menarik agar anak ikut membereskan. 3) Saat membereskan, pendidik/guru menyiapkan tempat yang berbeda untuk set iap jenis alat, sehingga anak dapat mengelompokkan alat main sesuai dengan tempa tnya. 4) Bila bahan main sudah dirapikan kembali, satu orang pendidik/ guru memba ntu anak membereskan baju anak (menggantinya bila basah), sedangkan guru lainnya dibantu orang tua membereskan semua mainan hingga semuanya rapi di tempatnya. A nak-anak terlibat saat beres-beres dan membersihkan kembali alat main 5) Bila anak sudah rapi, mereka diminta duduk melingkar bersama pendidik/ g uru setelah semua anak duduk dalam lingkaran, pendidik/ guru menanyakan pada set iap anak kegiatan main yang tadi dilakukannya. Kegiatan menanyakan kembali (reca lling) melatih daya ingat anak dan melatih anak mengemukakan gagasan dan pengala man mainnya (memperluas perbendaharaan kata anak). Anak-anak aktif ketika recolling (mengingat kembali) sambil duduk melingkar 6. Makan Bekal Bersama (15 Menit) a. Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama. Jenis makanan beru pa kue atau makanan lainnya yang dibawa oleh masing-masing anak. Sekali dalam sa tu bulan diupayakan ada makanan yang disediakan untuk perbaikan gizi. b. Sebelum makan bersama, pendidik (guru/kader/pamong) mengecek apakah ada anak yang tidak membawa makanan. Jika ada tanyakan siapa yang mau memberi makan pada temannya (konsep berbagi). c. Pendidik/ guru memberitahukan jenis makanan yang baik dan kurang baik. M embiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan d. Jadikan waktu makan bekal bersama sebagai pembiasaan tatacara makan yang baik (adab makan). e. Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makan an ke tempat sampah.

Membereskan alat makan setelah digunakan membangun kemampuan klasifikasi bentuk dan kegunaan benda. 7. Kegiatan Penutup (15 Menit) a. Setelah semua anak berkumpul membentuk lingkaran, pendidik/ guru dapat m engajak anak menyanyi atau membaca puisi. Pendidik (guru/kader/pamong) menyampai kan rencana kegiatan minggu depan, dan menganjurkan anak untuk bermain yang sama di rumah masing-masing. b. Pendidik/ guru meminta anak yang sudah besar secara bergiliran untuk mem impin doa penutup. Membiasakan anak memulai dan mengakhiri kegiatan dengan berdo a c. Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warn a baju, usia, atau cara lain untuk keluar dan bersalaman lebih dahulu. 8. Evaluasi a. Evaluasi Program Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program Saat sentra/ SENTRA. Evaluasi program mengukur sejauhmana indikator keberhasilan pen yelenggaraan pembelajaran sambil bermain melalui pendekatan saat sentra/ SENTRA yang bersangkutan. Evaluasi program mencakup penilaian terhadap: 1. Kinerja pendidik/ guru dan pengelola 2. program pembelajaran 3. Administrasi kelompok Evaluasi Program dilakukan oleh petugas Dinas Pendidikan Kecamatan bersama unsur terkait. Evaluasi program dapat dilakukan setidaknya setiap akhir tahun kegiata n belajar anak. PENUTUP Pembelajaran sambil bermain melalui pendekatan sentra/ beyond centers and circle time dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sederha na dalam arti tidak harus beli dan tidak mahal. Jadi pembelajaran melalui pendek atan beyond centers and circle time ini dapat dilakukan di mana saja walaupun da lam kondisi keterbatasan. Pembelajaran sambil bermain ini akan sangat menarik bagi anak, karena dapat meng optimalkan potensi anak sehingga akan berwujud menjadi kemampuan yang sangat ber harga bagi tahap perkembangan berikutnya. Bermain merupakan salahsatu cara yang sangat efektif dalam mengembangkan potensi menjadi suatu kemampuan hidup dan pembelajaran sambil bermain akan menjelma men jadi pemelajaran menemukan dan sangat bermakna bagi kehidupan anak dalam membent uk pengetahuan dan wawasannya.

Anda mungkin juga menyukai