Anda di halaman 1dari 27

Asuhan Keperawatan Pada Tn.

E Dengan Kasus Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran di Ruang Belimbing di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit Jakarta Timur
Click to edit Master subtitle style
DI SUSUN OLEH :

M. Ranito Buana

( 04808083 )

AKADEMI KEPERAWATAN ANTARIKSA JAKARTA 4/28/12

Pembahasan ..
1.

latar belakang Pengertian Psikodinamika (etiologi) Prose terjadinya masalah Komplikasi halusinasi Klasifikasi halusinasi Rentang respon Asuhan keperawatan Tinjauan kasus Pembahasan

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

4/28/12

LATAR BELAKANG

Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih kepada perasan sehat, sejahtera dan bahagia.

4/28/12

Conteneuuu..

Berdasarkan data 6 bulan terakhir yang penulis peroleh dari Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit Jakarta Timur dari bulan Desember 2010 sampai dengan Mei 2011, jumlah pasien 1797 orang yang meliputi kasus gangguan sensori persepsi: halusinasi 1191 orang (66%), isolasi

sosial 216 orang (12%), waham 21 orang (1%), perilaku kekerasan 130 orang (7%), devisit perawatan diri 184 orang (10%), resiko bunuh 4/28/12 diri 11orang ( 1% ), Harga Diri Rendah ( 13% ),

PENGERTIAN

Halusinasi adalah Dimana individu menginterprestasikan stresor yang tidak ada stimulus dari lingkungan.( Nita Fitria,2009. Dikutip dari buku ajar Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan SP/LP. Hal 52 ). Halusinasi adalah distori persepsi yang terjadi pada respon neurobiological yang maladaptif. ( Dalami,Ernawati, SKp. dkk, 2009. Dikutip dari buku ajar, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Hal 18 ).
4/28/12

PSIKODINAMIKA

Etiologi Gangguan otak karena keracunan, obat halusinogenik, gangguan jiwa seperti emosi tertentu yang dapat mengakibatkan ilusi, psikosis yang dapat menimbulkan halusinasi dan pengaruh sosial budaya, sosial budaya yang berbeda atau orang yang berasal dari sosial budaya yang berbeda.
4/28/12

Proses Terjadinya Halusinasi


ada 4 fase, menurut (Stuarth, 2001, hal: 424).

Fase 1, Comperting Fase 2, Condemning Fase 3, Controling Fase 4, Conquering


4/28/12

Continueeee
Komplikasi

Resiko Mencederai Diri,Orang lain dan lingkukgan Isolasi Sosial Defisit Perawatan Diri. Harga Diri Rendah.

4/28/12

Klasifikasi Halusinasi , yaitu :


- Halusinasi pendengaran Halusinasi peraba -

- Halusinasi penglihatan

- Halusinasi penciuman pengecap


4/28/12

-Halusinasi

Rentang Respon
Respon adaptif Respon Maladaptif Respon Psikososial

Pikiran logis Persepsi akurat Emosi Konsisten dengan pengalaman Perilaku sosial Hubungan sosial

Distorsi Pikiran Ilusi Reaksi emosional berkurang/berlebih Prilaku aneh Menarik diri

Gangguan pikir/deluisi Halusinasi Sulit berespon emosi Prilaku disorganisasi Isolasi Sosial

4/28/12

Manifestasi klinis

Menarik diri Senyum dan Tertawa sendiri Mendengar suara Marah-marah Ketakutan Menyalahkan diri sendiri. Pembicaraan Kacau. Bermusuhan.

4/28/12

Mekanisme Koping

Regresi Proyeksi Menarik diri

4/28/12

Pohon Masalah Dari Landasan Teori


Resiko Perilaku Kekerasan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah


4/28/12

Diagnosa Keperawatan

Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi Resiko Perilaku Kekerasan Isolasi Sosial Harga Diri Rendah

4/28/12

Penatalaksanaan medis secara teori


Psikofarmako

Chlorpromazine (CPZ) Haloperidol (HP) Trihexypenidyl (THP)

Terapi Somatik

Therapy (ECT) Psikotherapy

4/28/12

TINJAUAN KASUS

Klien bernama Tn. E 20 tahun,klien mengatakan dirinya belum menikah,Beragama Islam,dan beralamat di Panti Sosial Binalaras Jakarta Timur. Imformasi yang didapat dari klien dan status perawat Ruangan dan perawat ruangan. Klien masuk Rumah Sakit Khusus Daerah Duren sawit Jakarta Timur Pada taggal 30 mei 2011 Karena tampak bicara sendiri, berkomat kamit sendiri dan berkeliaran di jalanan sehingga klien di tanggkap kantip kemudian di antar ke Panti Sosial Daan 4/28/12

Continue

Saat di lakukan interaksi dengan klien, Klien mengataka mendengara suara suara yang mengajak berbicara dan kadang kadang suara tersebut marah padanya karena dia tidak mau diajak bicara, Tampak bicara sendiri,tampak berkomat kamit sendiri, tampak ketakutan, tampak melamun, tampak tersenyum sendiri dan tertawa sendiri, tampak mondar mandir.
4/28/12

Aspek Medik
Diagnosa medis klien yaitu: F 20. Schizoprenia Panaroid. klien mendapatkan terapi medik. Serequel : 1 x 400 mg/hari Pordesia : 1 x 200 mg/hari

4/28/12

Analisa Data
Hari / Tgl / Jam Analisa Data Masalah
Diagnosa Keperawatan I : Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi : Pendengaran Data Subjektif : Rabu 08 Juni 2011 Klien mengatakan mendengar suaraJam 09.40-09.50 suara yang mengajaknya berbicara namun kadang-kadang suara itu wib marah padanya karena tidak mau diajak bicara. Data Objektif : Tampak menyendir, melamun, Berkomat-kamit, ketakutan, mondarmandir, tertawa sendiri dan tersenyum sendiri.

4/28/12

Pohon Masalah Dari Tinjauan Kasus


Resiko Tinggi Prilakukekerasan

GSP:HalusinasiPenden garn

Regimen Terapeutik inefektif Devpisit Perawatan Diri


4/28/12

Isolasi Sosial

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran. Resiko Tinggi Prilaku Kekerasan. Isolasi Sosial. Harga Diri Rendah. Depisit Perawatan Diri : Berhias dan Mandi. Penurunan Motivasi.

4/28/12

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN TINDAKAN


Diagnosa I : Pertemuan ke- kitiga

Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi: Pendengaran Klien dapat mengontrol halusinasinya. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik. Setelah di lakukan pertemuan selama 1 x 10 menit pada tanggal 10/06/2011, pukul 10.00-10.10 WIB, di harapkan klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik dan dapat memasukkan kegiatan ke dalam jadwal kegiatan harian.. Pelaksanaan yang di lakukan oleh penulis pada hari Jumat, 10/06/2011, pukul 10.00-10.10 wib.penulis melakukan tindakan keprawatan agar klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. 4/28/12

Tujuan Umum

Tujuan Khusus ( SP I )

Pelaksanaan

EvaluasiTindakan

4/28/12

Setelah di lakukan tindakan keperawatan kepada Tn. E hari Jumat,10/06/2011, pukul .10.00-10.10 WIB Evaluasi yang didapat adalah: S: klien mengatakan masih mendengar suara ketika dirinya sedang sendiri dan melamun,dan klien mengatakan senang belajar mengontrol suara dengan cara menghardik. O: Masih tampak bicara sendiri, klien sudah bisa mengharidk halusinasinya dan klien memasukkan kegiatan ke dalam jadwal kegiatan harian, A: klien dapat mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi dan klien suadah bisa menghardik halusinasinya dan juga memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian, P: P. Klien : menganjurkan klien melakukan cara menghardik halusinasi pada saat halusinasinya datang dan mengisi jadwal kegiatan harian.P. perawat : motivasi terus klien supaya selalu melakukan cara yang sudah diajarkan untuk menghilangkan suara-suara yang sering diengarnya SP 1 sudah terlaksana sedangkan SP2, SP 3 dan 4 belum terslaksana jadi lanjut SP 3 dan SP 4 GSP Halusinasi .

Pembahasann kesenjangan Pada Pengkajian :


mengatakan suara-suara itu datang pada waktu siang dan malam hari,datang lebih dari 2 kali,tampak melamun,tampak berkomat-kamit,megatakan menyelsaikan masalah dengan tehnik relaksasi,kontak mata kurang, dan kurang bergairah. Pada diagnosa : HDR,DPD,koping keluarga inefektif,regiment inefektif,dan berduka disfungsional. Perencanaan Keperawatan : Serequel 1x400mg/hari Pordesia 1x5mg/hari
4/28/12

terapeutik

Kesimpulan
Dengan melakukan kontak yang sering dan singkat disertai dengan tidak mendukung dan tidak menyangkal apa yang diungkapkan klien dapat membantu memutuskan siklus halusinasi klien dan mempercepat orientasi klien pada realita.

Terapi akitifitas kelompok : sosialisasi dan gerak merupakan bentuk terapi kelompok yang dapat membantu menyelesaikan masalah halusinasi dengar dan menarik diri. Cara mengungkapkan marah yang kostruktif sangat diperlukan pada klien halusinasi 4/28/12

SARAN

Bagi Rumah sakit Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dan dengan SDM yang berkualitas dan Profesional dan memberikan motivasi bagi mahasiswa yang sedang melakukan praktek Bagi institusi Tingkatkan tenaga pendidik dan kinerja karyawan untuk meningkatkan mutu pendikakan dan mengahasilkan SDM yang profesional dalam bekerja, dan lulus menjadi seorang perawat yang terampil Bagi teman-teman Mahasiswa Untuk mahasiswai diharapkan agar bisa mengaplikasikan ilmu atau teori yang sudah didapat di akademik dalam asuhan keperawatan pada klien agar dapat mengoptimalkan waktu seefisien mungkin.
4/28/12

Terima kasih.!!!

4/28/12

Anda mungkin juga menyukai