Anda di halaman 1dari 3

Endodontic Abscesses and Cellulitis Tingkat infeksi endodontik di luar sistem saluran akar berhubungan dengan virulensi bakteri,

respon host, dan anatomi yang terkait. Infeksi bisa bersifat lokal atau berterusan menyebar. Abses adalah suatu rongga eksudat purulen (pus) yang terutama terdiri dari bakteri, produk dari bakteri, sel inflamasi, lysed cells dan isinya. Isi sel inflamasi meliputi enzim yang merusak jaringan sekitarnya. Abses endodontik adalah infeksi poli-mikroba dengan organism yang mirip dengan yang ditemukan di saluran akar yang terinfeksi. Infeksi yang menyebar ke jaringan sekitar akan membentuk suatu difus erythematous selulitis. Penyebaran infeksi ke dalam ruang wajah dapat mengancam kehidupan. Ruang wajah adalah daerah anatomi yang berpotensial antara fascia dengan organ dan jaringan di bawahnya yang menyediakan jalur untuk penyebaran infeksi. Penyebaran infeksi dan edema bersamaan dengan inflamasi sering membentuk pembengkakan berbentuk undurasi. Neutrofil terakumulasi dari waktu ke waktu sehingga menghasilkan abses yang berfluktuasi. Konsep ini mendukung pemikiran terhadap insisi awal untuk drainase supaya menyediakan jalur untuk drainase bakteri, produk dari bakteri, dan mediator inflamasi. Drainase memperbaik sirkulasi pada daerah tersebut, jika antibiotik diberikan maka ianya dapat diberikan dengan konsentrasi hambatan yang minimum karena drainase telah membantu.

Penatalaksanaan Abses Akut dan Selulitis. Diagnosis sangat penting dalam proses terjadi suatu penyakit. Diagnosis yang tepat pada suatu abses atau selulitis pada asal endodontik membantu dalam penanganan yang baik. Chemomechanical debridge dari sistem saluran akar yang berhubungan akan menghapus penyebab infeksi, namun, drainase dari akses pembukaan tidak signifikan mengurangi nyeri pasca operasi atau pembengkakan. Insisi untuk drainase biasanya akan dengan cepatnya memperbaik suatu keadaan pasien. Follow-up harian perlu dilakukan untuk menentukan indikasi tindakan selanjutnya. Peresepan tambahan antibiotika direkomendasikan pada penanganan endodontik yang sesuai untuk infeksi yang berkembang atau persisten dengan tanda dan gejala klinis: demam (>100oF), malaise, selulitis, limfadenopati, trismus yang tidak jelas. Antibiotika tidak direkomendasikan untuk suatu irreversible pulpitis, acute apical periodontitis, draining sinus tract, pasca bedah edodontik, atau insisi yang dilakukan untuk drainase abses lokal (tanpa demam, selulitis, atau limfadenopati). Antibiotika dipilih berdasarkan pada tes kerentanan suatu organism yang diisolasi dari infeksi seorang pasien. Ia memerlukan beberapa hari dan beberapa minggu untuk kultur, isolasi suatu organism dalam kultur asli, dan melakukan tes kerentanan untuk bakteri anaerob. Malah, rekomendasi antibiotika terhadap pasien yang sehat normal didasari dengan pengalaman dan hasil tes kerentanan

sebelumnya. Jika penanganan inisial tidak berhasil pada pasien immunocompromised, ia perlu mendapatkan tes kerentanan antibiotika dengan baik. Pasien harus menyadari keuntungan maupun resiko mengambil antibiotika. Laporan kasus telah menyatakan bahwa efektivitas antibiotika akan berkurang jika ada pemakaian kontrasepsi per oral; bagaimanapun, rifampicin adalah satu-satunya antimikrobal yang berkesan. Harus diperhatikan interakasi antibiotika dengan obatobatan yang lain sewaktu diresepkan. Misalnya, microlide antibiotics seharusnya tidak diresepkan kepada seseorang yang menggunakan HMG-CoA reductase inhibitors seperti Lipitor. Antibiotika harus diambil selama dua hingga tiga hari selepas tanda dan gejala klinis mayor menurun atau berkurang. Untuk mencegah terjadinya resistensi pada organisme, dosis yang tinggi pada jangka waktu yang pendek disarankan dan dosis rendah untuk jangka waktu panjang. Enam hingga tujuh hari berterusan jam rejimen adalah cukup untuk mayoritas pasien setelah sumber infeksi dihapuskan. Tes kerentanan antibiotika terbaru menunjukkan bahwa penicillin VK masih menjadi antibiotika pilihan untuk infeksi endodontik. Ia diresepkan dengan loading dose 1.000 mg diikuti dengan 500 mg setiap empat sampai enam jam. Amoxicillin mempunyai sifat broad spectrum/meluas dan direkomendasikan kepada infeksi yang lebih serius. Amoxicillin dalam kombinasi dengan clavulanate (Augmentin) berkesan untuk melawan beta lactamase yang diproduksi oleh bakteri. Amoxicillin atau amoxicillin dengan clavulanate diresepkan dengan loading dose 1.000 mg diikuti 500 mg setiap depalan jam. Hal ini adalah karena, metronidazole hanya efektif melawan anaerob, jadi ia seharusnya tidak diresepkan sendirian Metronidazole mingkin diresepkan dengan kombinasi bersama penicillin. Ia diresepkan dengan loading dose 1.000 mg diikuti dengan 500 mg setiap empat sampai enam jam. Untuk pasien yang alergi kepada penicillin, clarithromycin atau aziththromycin mungkin dipertimbangkan selain erythromycin. Erythromycin tidak efektif melawan anaerob yang umumnya ditemui dalam infeksi endodontik. Clindamycin direkomendasikan kepada pasien alergi penicillin yang mengalami infeksi berat. Clindamycindi diresepkan dengan loading dose 600 mg dan diikuti 300 mg setiap enam jam.

Infeksi Metastase Bersamaan dengan Infeksi Endodontik. Infeksi endodontik mungkin bisa bersamaan dengan infeksi metastase oleh perluasan langsung dari infeksi, melalui mikroba yang dibawa oleh darah (bakteremia), dan produk dari bacteria, serta mediator inflamasi. Perluasan langsung dari abses periradikuler mungkin menjangkau sinus maksilaris, sinus cavernous, orbita, otak, atau melalui jalan parapharyngeal yang memproduksi

Ludwigs angina. Kepentingan dari menghapus sumber infeksi, membentuk drainase, dan bantuan antimikroba tambahan telah didiskusikan. Non-bedah instrument saluran akar dan pembedahan mungkin menyebabkan terjadinya bakteremia. Tidak ada konsekuensi kemungkinan terjadinya bakteremia pada individu yang sehat karena sistem imun bekerja dengan cepat mengeliminasi hampir semua mikroba. Bakteremia yang terkait dengan rongga mulut bisa terjadi apabila ada akitvitas pengunyahan, flossing(memakai benang cungkil), menyikat gigi, dan sebagainya. Bakteremia dikatakan sebagai satu faktor resiko untuk perkembangan infeksi endokarditis pada pasien dengan kelainan jantung kongenital. Walaupun prosedur pergigian tidak pasti menjadi faktor resiko, American Dental Association merekomendasikan profilaksis antibiotika untuk pasien yang rentan kepada infeksi endokarditis atau dengan alat protestik buatan. Infeksi metastase tidak sama dengan Theory of Focal Infection yang mana perlu perhatian. Infeksi fokal dikenal sebagai infeksi loka atau umum yang disebabkan oleh penyebaran bakteri atau dari produk toksik bakteri dari infeksi yang berlokasi jauh. Secara umum, masih terdapat kekurangan dalam mendukung teori tersebut. Walau bagaimanapun, studi terbaru memberi saran bahwa hubungan antara nilai tinggi C-reactive proteins dengan protein inflamasi lainnya mendampingi infeksi periodontal kronis menjadi terkait dengan atherosclerosis, kardiovaskuler, penyakit serebrovaskuler, atau kelahiran dini dengan berat badan rendah. Studi selanjutnya harus memastikan jika hubungan ini adalah munasabah atau logika.

Kesimpulan Artikel ini secara kesimpulan menyatakan mengenai aspek mikrobiologik infeksi endodontik dengan menekankan pada menghapus penyebab infeksi. Tambahan lain, telah didiskusikan mengenai rekomendasi antibiotika yang sesuai. Rekomendasi tersebut berdasarkan tes kerentanan antibiotika terbaru. Akhir sekali, didiskusikan juga mengenai metastase infeksi endodontik dengan theory of focal infection (teori infeksi fokal).

Anda mungkin juga menyukai