MH Iren 2
MH Iren 2
STA KU
KSI EA R
STA KU
Joplings Tipe 1
ENL
ENL
KOMP LIKAS I KU S TA
Kerusakan saraf
N. ulnaris claw hand,anestesi, atrofi hipotenar dan otot interoserus. N. medianus anesthesia,clawing ibu jari,telunjuk dan jari tengah. atrofi otot tenar dan otot lumbrikalis lateral.
KOMP
L IKA S I K US TA
n. medianus n. ulnaris
KOMP LIKAS I KU S TA
N.radialis : anesthesia dorsum manus, ujung jari proksimal. jari telunjuk,tidak mampu ekstensi,wirst drop. N. poplitea lateralis: anesthesia tungkai bawah foot drop, kelemahan otot peroneus. N. tibialis posterior: anesthesia telapak kaki, claw toes, paralisisotot intrinsik kaki dan kolaps arkus pedis.
KOMP
LIKAS
I K US TA
N. trigeminus: anesthesi kulit wajah, kornea dan konungtiva mata. Mata : keratitis karena beberapa faktor termasuk dry eye, lagoftalmus, iritis
KOMP LIKAS I KU S TA
KOMP LIKAS I KUS Ulserasi dan defomitas TA Tulang dan sendi: absorbsi, mutilasi, arthritisdisabilitas
KOMP LIKAS I KU S TA
Lidah: ulkus, nodus Tulang rawan hidung: epistaksis, hidung pelana Laring: suara parau. Testis: epididimitis akut, orkitis, atrofi Kelenjar limfe: limfadenitis Rambut: aloplesia, madarosis Ginjal: glomerulonefritsi, amiloidosis ginjal, pielonefritis
penatalaksanaan
PE
ALA AT N
AN ANA KS
Dosis anak-anak Klofazimin : umur dibawah 10 tahun 100 mg/bulan 50mg/2kali/minggu umur 11-14 tahun 100mg/bulan 50mg/ 3kali/ minggu DDS : 1-2mg/Kg berat badan Rifampisin : 10-15 mg/kg berat badan
PE N A
TALAK SANA A
a. Prinsip Pengobatan
N R EA KSI K USTA
Untuk melepas ketergantungan pada kortikosteroid pada reaksi tipe II digunakan talidomid atau klofazimin. talidomid 400 mg/hari berangsur-angsur diturunkan sampai 50 mg/hari. Teratogenik(tidak untuk wanita hamil) klofazimin ditinggikan Setelah reaksi hilang pengobatan kembali ke dosis semula50 mg/hari. 2 minggu periksa ulang tidak ada perbaikan prednisone 3-4 minggu/dapat ditingkatkan. Setelah ada perbaikan diturunkan.
Istirahat / mobilisasi Pemberian analgetik dan sedative Obat yang digunakan sebagai analgetik adalah aspirin, parasetamol, dan antimon.
Aspirin : 600-1200 mg yang diberikan tiap 4 jam, 4-6 kali sehari. Parasetamol : 300-1000 mg yang diberikan 4-6 kali sehari (dewasa). Antimon : 2-3 ml diberikan secara selang-seling, maksimum 30ml.
Obat-obat kusta diteruskan dengan dosis tidak diubah. Untuk semua tipe reaksi, bila tidak ada kontraindikasi, semua obat anti
PE N A
TALAK SANA A
PE N A
TALAK SANA A
PE N A
N KOM P LI K A SI KU STA Komplikasi kusta yang dapat sering terjadi berupa ulserasi dan deformitas : Luka harus bersih dan tertutup. Kulit yang hiperkeratosis harus dikikis. Jangan gunakan balutan tebal pada kaki. Gunakan antibiotik jika terjadi infeksi sekunder. Deformitas lanjut dapat dicegah dengan perawatan harian oleh
TALAK SANA A
FA R M
AKOL
DADDS (Diasetil-DiaminoDifenil-Sulfon) tambahan untuk terapi oral, 1 injeksi tiap 8-10 minggu. 2. Rifampisin
paling poten, bersifat bakerisidal. Dosis tunggal 600 mg diminum sebelum makan. Diberikan bersama obat lain (mencegah resistensi). Tidak direkomendasikan pada kehamilan trimester pertama. mahal harganya.
Efek samping:
Urin merah. Erupsi kulit papul-papul eritematosa, eritema multiforme ,Steven Johnsons synd. Pusing, lemah, gangguan gastrointestinal. Flushing dan atau pruritus. hepatitis, trombositopenia, porfiria kutanea tanda. Flu like syndrome. Gagal ginjal, nafas pendek, syok, purpura.
FA R M
AKOL
3.
bakteriostatik dan bakterisidal lemah. Efektif untuk terapi ENL (Eritema Nodosum Leprosum) dan reaksi reversal, yang tidak dapat diatasi dengan talidomid. Harus diminum pada waktu makan atau dengan segelas susu. Terutama penting untuk penderita resistensi terhadap dapson.
Efek Samping :
Terjadi diskolorissi yang reversibe Nyeri abdominal, mual, diare. Iktiosis, kekeringan kulit, fisura eksaserbasi pada permulaan terapi. Lampren melewati plasenta,bayi, kulitnya menjadi lebih berpigmentasi. Tidak ditemukan adanya teratogenisitas. Sedapat mungkin lampren tidak diberikan pada :
Trimester 1 kehamilan Penderita dengan nyeri abdomen berulang dan diare Penderita dengan kerusakan hati/ginjal
OB A
1. 2. 3. 4.
OB A
Mata
Tidak ada kelainan dan Tidak ada gangguan gangguan penglihatan sensibilitas dan tidak pada mata ada kerusakan atau deformitas yang terlihat Ada gangguan pada mata Ada gangguan sensibilitas, akibat kusta, tidak ada tanpa kerusakan atau gangguan yang berat deformitas yang terlihat pada penglihatan dan visus 6/60 Ada lagophtalmus dan visus sangat Terdapat kelainan anatomis / cacat ,