Anda di halaman 1dari 3

Wabah Penyakit, di Tengah Krisis Air Bersih

Oleh: Dahlia Krisnamurti Gaya Hidup - Kamis, 8 September 2011 | 12:15 WIB TERKAIT

155 Ribu Pelanggan PAM Tak Dapat Pasokan Air Kesulitan Air, Warga Ancam Keringkan Bundaran HI Hah!? Istana Krisis Air Bersih Diagnosis Modernitis Memasuki Kemarau, Permintaan Air PDAM Meningkat Powered by Translate

INILAH.COM,Jakarta - Krisis air bersih di DKI Jakarta bakal berbuntut panjang. Selain kelangkaan air, dampak yang bakal mengancam selanjutnya adalah serangan berbagai penyakit. Akibat jebolnya tanggul Kalimalang, Jakarta Timur, akan menyulitkan warga di sebagian Jakarta untuk mendapatkan akses yang layak akan air bersih. Keterbatasan air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga ini, pastinya menimbulkan banyak konsekuensi salah satunya muncul berbagai jenis penyakit. Nah, penyakit yang harus diantisipasi akan meningkat keterbatasan air bersih adalah penyakit diare dan penyakit kulit. "Terjadinya krisis air bersih akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat, karena serangan berbagai penyakit akan datang diantaranya diare dan penyakit kulit," kata dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB, dosen di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI). Dr. Ari menjelaskan jika mengalami diare maka yang harus dicegah adalah orang yang mengalami diare tersebut tidak jatuh ke dalam keadaan kekurangan cairan dan elektrolit. Kekurangan cairan dan elektrolit jika tidak terdeteksi dan tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi yang lanjut seperti gangguan fungsi ginjal sampai menyebabkan kematian. Cairan yang mengandung elektrolit seperti oralit, kata Ari, sebaiknya segera harus diberikan dan disesuaikan dengan jumlah atau banyaknya feses cair yang dikeluarkan. Jika kondisi dehidrasi cukup berat atau pasien tidak bisa menkonsumsi minuman akibat mual dan muntahnya maka pasien perlu perawatan di rumah sakit untuk mendapatkan infus cairan untuk mengatasi dehidrasi yang terjadi. Obat-obatan yang diberikan adalah obat anti diare untuk memberhentikan diare, antibiotika untuk membunuh kuman penyebab diare tersebut,"jelas dr Ari. Menurut dr Ari, sebenarnya tidak semua diare tersebut disebabkan karena infeksi. Karenanya,

tidak diperlukan antibiotika. Obat obat lain juga kadang kala diperlukan untuk mengurangi gejala-gejala tambahan pada penderita diare tersebut. Gejala-gejala tambahan tersebut bisa diatasi dengan obat-obatan misalnya jika terjadi demam diberikan obat penurun panas, jika mual sampai muntah dapat diberikan obat anti muntah. Jika terjadi mules kadang kala diberikan obat anti kejang usus (antispasmodik). Obat anti diare harus diberikan dengan bijaksana jika berlanjut harus segera mencari pertolongan medis, jelasnya. Selain itu langkah pencegahan diare harus dilakukan antara lain masyarakat harus pandaipandai memilih makanan dan minuman. Kita musti memperhatikan bahwa kondisi lingkungan sekitar tempat makanan dan minuman dihidangi tersebut banyak ditemukan lalat atau tidak. Banyaknya lalat bahkan adanya kecoa pada satu tempat merupakan suatu tanda bahwa makanan dan minuman yang akan kita konsumsi tersebut sudah tercemar atau tidak. Lebih lanjut, usahakan makanan yang akan dikonsumsi tersebut tetap dalam keadaan hangat. Kualitas makanan yang akan kita konsumsi juga harus diperhatikan. Perlu diketahui bahwa makanan yang terpapar diudara terbuka lebih dari 8 jam berpotensi mudah tercemar oleh bibit penyakit sehingga makanan tersebut mudah rusak. Penyakit kulit datang saat krisis air Penyakit yang lain yang akan meningkat adalah penyakit kulit khususnya jamur kulit. Kita ketahui bahwa sebagai negara tropis memang kasus infeksi jamur kulit kita angka kejadiannya memang tinggi. Apalagi dalam kondisi keterbatasan air bersih masyarakat akan mengalami gangguan dalam mencuci pakaian dan juga untuk mandi. Seperti diketahui bahwa untuk tetap menjaga agar kulit kita sehat kita harus menggunakan pakaian yang bersih dan sudah dicuci dan juga mandi secara teratur apalagi kita ketahui saat ini sedang musim kemarau sehingga kulit mudah berkeringat dan menjadi lembab terutama pada daerah-daerah lipatan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi jamur kulit. Oleh karena itu kita harus tetap mandi khususnya membersihkan daerah-daerah lipatan kulit agar kita terhindar dari infestasi jamur pada kulit kita. Akhirnya memang pemerintah harus membantu krisis air bersih yang terjadi ini dan Puskesmas juga harus mengantisipasi penyakit yang terjadi akibat dampak dari krisis air bersih ini agar kondisi krisis air tidak terlalu berdampak pada kesehatan masyarakat JABODETABEK Senin, 05 September 2011 , 09:08:00 Penyakit Kulit dan Diare Ancam Ibu Kota Normalkan Pasokan, Jasa Tirta Gelontor Bahan Baku Air JAKARTA - Krisis air bersih di DKI Jakarta akibat jebolnya tanggul sungai Kalimalang, Jakarta Timur bakal berbuntut panjang. Selain kelangkaan air, dampak yang bakal mengancam selanjutnya adalah serangan berbagai penyakit. Di antara yang diprediksi bakal

menonjol adalah diare dan penyakit kulit. Peringatan dini ini disampaikan dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB, dosen di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI). Menurutnya, mulai hari ini, Jakarta bakal kembali dipadati penduduknya. "Setelah lebih dari sepekan ditinggal mudik, Jakarta bakal penuh lagi besok (hari ini, red)," katanya Minggu (4/9).

Anda mungkin juga menyukai