Anda di halaman 1dari 7

Si Manis Sawo Baik untuk Jantung Natural Healing Mon, 29 Sep 2008 15:30:00 WIB Sawo sebagai buah

yang manis rasanya, selain kaya gula, juga mengandung zat gizi lainnya, seperti mineral, vitamin, karbohidrat, dan serat pangan. Buah ini baik juga buat kesehatan jantung dan pembuluh darah. Sawo dan permen karet, apa hubungannya? Anda mungkin akan terheran-heran jika tahu bahwa bahan dasar permen karet ternyata buah sawo. Buah sawo (Achras sapota L.) cukup dikenal masyarakat Indonesia, baunya harum dan rasanya manis lezat. Dalam bahasa Inggris, sawo disebut sapodilla, chikoo, atau sapota. Di India, sawo disebut chikoo, di Filipina dikenal sebagai tsiko, dan di Malaysia ciku. Masyarakat Tionghoa menyebut buah sawo sebagai hong xiem. Sawo matang biasanya dikonsumsi dalam keadaan segar. Rasa getahnya masih sering melekat pada mulut. Buah matang dapat dibuat minuman segar atau sebagai campuran es krim, tetapi belum diusahakan secara komersial. Sawo berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko. Di India, Sri Langka, Filipina, Meksiko, Venezuela, Guatemala, dan Amerika Tengah, buah sawo sudah dibudidayakan secara komersial. Di Indonesia, sawo umumnya dibudidayakan sebagai tanaman pekarangan untuk dinikmati buahnya, terutama di daerah Surnatera Barat, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Jenis-jenis sawo Sawo dikelompokkan ke dalam divisi Spermatophyta, tumbuhan berbiji. Melihat letak biji yang tertutup daun buah, sawo dimasukkan ke dalam subdivisi Angiospermae. Berdasarkan keping bijinya yang berjumlah dua, tanaman sawo dimasukkan ke dalam kelas Dicotyledonae. Secara lebih terperinci, sawo masih dikelompokkan lagi ke dalam bangsa Ebenales, keluarga Saptaceae. Pohon sawo tingginya dapat mencapai 5 sampai 15 meter. Tanaman sawo dapat ditanam secara meluas, di daerah dataran rendah sampai tempat-tempat yang mempunyai ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Panen besar tanaman sawo terjadi pada bulan DesemberMaret, sedangkan panen kecil terjadi pada bulan April-September. Buah sawo tidak dipetik dalam keadaan masak di pohon, tetapi saat buah sudah menunjukkan tanda-tanda ketuaan, yakni pada kulitnya terdapat bagian yang berwarna kemerah-merahan, dalam keadaan masih keras. Buah sawo yang dipetik pada kondisi tua akan matang setelah 37 hari. Dua kelompok sawo yang banyak diusahakan di Indonesia adalah sawo manila dan sawo

apel. Sawo manila terdiri atas varietas sawo betawi, sawo kulon, sawo maja, sawo pinang, dan sawo karat, sedangkan sawo apel terdiri atas sawo apel kelapa dan sawo apel lilin. Sawo betawi bentuk buahnya bulat lonjong, kulit buahnya tipis, daging buahnya berwarna cokelat tua kemerah-merahan. Rasanya sangat manis. Sawo kulon bentuk buahnya hampir sama dengan sawo betawi, tetapi agak panjang, sehingga hampir silindris. Kulit buah dan dagingnya agak keras, rasanya manis, tetapi tidak semanis sawo betawi. Sawo maja ukuran buahnya sebesar sawo betawi, tetapi lebih bulat. Daging buahnya berwarna cokelat muda, rasanya kurang manis atau dapat dikatakan asam. Kulitnya kasar karena selaput kasarnya sukar dibersihkan. Sawo pinang ukuran buahnya lebih kecil dari sawo apel lilin. Daging buahnya berwarna cokelat muda. Di dalamnya selalu terdapat biji berjumlah tiga atau lebih. Sawo karat bentuk buahnya besar dan kosong. Setiap buah berisi 2-5 biji. Sawo apel kelapa bentuk buahnya hampir bulat dengan diameter rata-rata 6 cm. Warna dagingnya cokelat muda dan rasanya tidak semanis sawo betawi. Sawo apel lilin berbentuk bulat dan lebih kecil dari sawo apel kelapa. Daging buahnya berwarna cokelat muda dan rasanya manis. Masyarakat Indonesia juga mengenal sawo hitam. Buah ini menyerupai buah sawo biasa, tetapi berwarna hitam. Namun, dilihat dari botaninya, buah sawo hitam berasal dari famili yang berbeda. Buah sawo biasa berasal dari famili sapotaceae, sedangkan buah sawo hitam berasal dari famili ebenaceae. Buah sawo hitam dimakan setelah betul-betul matang dan menjadi empuk. Daging buah dibungkus kulit tipis dengan tekstur yang empuk dan licin, rasa daging buah manis serta warna cokelat pucat. Jika disendoki dan diaduk, warnanya berubah menjadi cokelat. Biji sawo berwarna hitam berkilat atau cokelat kehitaman, bentuknya pipih dan besar. Biji sawo mengandung saponin, kuersetin, dan minyak sebanyak 23 persen. Biji sawo sebaiknya tidak dikonsumsi karena kandungan asam hidrosianik yang cukup tinggi dapat menjadi racun. Bunga sawo merupakan bahan utama pembuatan parem, yaitu bubuk obat tradisional yang digosokkan pada seluruh badan pada ibu yang baru melahirkan. Baik untuk Jantung dan Pembuluh Darah Rasa Buah sawo yang manis membuat buah ini banyak penggemarnya. Rasa manis ini disebabkan kandungan gula dalam daging buah, yang kadarnya berkisar 16-20 persen. Bukan hanya gula, dalam daging Buah sawo terkandung pula lemak, protein, vitamin A, B, dan C, serta mineral besi, kalsium, dan fosfor. Komposisi gizi Buah sawo dapat dilihat pada tabel.

Tabel. Komposisi gizi per 100 gram daging buah sawo Komponen gizi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g) Kalsium (mg) Besi (mg) Magnesium (mg) Fosfor (mg) Kalium (mg) Natrium (mg) Seng (mg) Tembaga (mg) Selenium (mg) Vitamin C (mg) Riboflavin (mg) Niasin (mg) Vitamin B6 (mg) Folat (mg) Vitamin A (IU) sumber: www.nutritionanalyser.com Kadar 83 0,44 1,10 19,96 5,3 21 0,8 12 12 193 12 0,1 0,09 0,6 14,7 0,02 0,2 0,04 14 60

Buah sawo memiliki kandungan mineral cukup baik. Buah ini merupakan sumber kalium yang baik, yaitu 193 mg/100 g. Di lain pihak, memiliki kadar natrium yang rendah, 12 mg/100 g. Perbandingan kandungan kalium dan natrium yang mencapai 16:1, menjadikan sawo sangat baik untuk jantung dan pembuluh darah. Selain kaya kalium, sawo juga mengandung sejumlah mineral penting lainnya. Kandungan mineral lainnya per 100 gram buah sawo adalah: kalsium (21 mg), magnesium (12 mg), fosfor (12 mg), selenium (0,6 mg), seng (0,1 mg), dan tembaga (0,09 mg). Sawo juga kaya akan vitamin C, yaitu 14,7 mg/100 g. Konsumsi 100 gram sawo dapat memenuhi 24,5 persen kebutuhan tubuh akan vitamin C setup hari. Vitamin C dapat bereaksi dengan berbagai mineral di dalam tubuh. Vitamin C berperan penting dalam metabolisme tembaga. Selain itu, konsumsi vitamin C dalam jumlah cukup dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Vitamin C juga dapat berinteraksi dengan berbagai vitamin lain, seperti vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan.

Buah sawo juga mengandung asam folat, 14 mkg/100 g. Asam folat diperlukan tubuh untuk pembentukan sel darah merah. Asam folat juga dapat membantu pencegahan terbentuknya homosistein yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Vitamin lain yang juga terkandung pada buah sawo adalah: riboflavin, niacin, B6, dan vitamin A. Meskipun dapat digunakan sebagai sumber vitamin dan mineral, sawo sebaiknya tidak diberikan kepada bayi karena getahnya dikhawatirkan akan mengganggu saluran pencernaan. Buah sawo juga mengandung banyak gula, sehingga baik untuk digunakan sebagai sumber energi. Namun, Buah ini tidak dianjurkan bagi penderita diabetes melitus karena dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Bahan Pembuat Permen Karet Setiap buah sawo mengandung kira-kira 0,8 persen lateks. Setiap pohon sawo dapat menghasilkan lateks 1-3 kilogram. Lateks sawo pada mulanya berwarna putih dan encer, tetapi dengan cepat akan menjadi lengket dan berwarna kuning. Selama lateks masuk ke dalam tempat penampungan, warna lateks biasanya putih kekuningan serta lengket seperti sirop. Lateks sawo di negeri asalnya dikumpulkan sebagai hasil hutan, kemudian dikentalkan sampai kering dengan cara dimasak. Lateks yang sudah menjadi kering dinamakan chicle gum yang berguna sebagai bahan baku untuk pembuatan permen karet. Selain sebagai bahan baku permen karet, chicle gum juga berguna dalam keperluan pengobatan gigi. Resin adalah bahan utama chicle gum, dan bersifat elastis pada suhu di dalam mulut. Komposisi chicle adalah 40,7 persen resin; 17,2 persen hidrokarbon karet; 9 persen gula; 8,2 persen pati dan garam; 14,4 persen air, dan 10,5 persen bahan lainnya. Kualitas gum yang ada di pasaran sangat bervariasi karena adanya perbedaan tempat tumbuh, lamanya pendidihan lateks, dan umur tanaman. Para pengumpul chicle melakukan klasifikasi pohon sawo (sapodilla) berdasarkan penampakan dan kualitas chicle yang dihasilkan. Ada empat klasifikasi pohon sawo: 1. Female sapodilla adalah pohon yang menghasilkan chicle terbaik dengan buah besar serta berkualitas tinggi. Daun-daunnya kecil dan saling berdekatan dibandingkan dengan jenis pohon sawo lainnya. 2. Crown sapodilla adalah pohon yang menghasilkan chicle terbaik sesudah female sapodilla. Secara umum pohon ini terlihat sama dengan female sapodilla, tetapi buahnya lebih kecil dan kurang lezat untuk dimakan. 3. Male atau bastard sapodilla adalah pohon yang menghasilkan sedikit chicle dan mutunya kurang bagus. Daunnya lebih besar dan saling berjauhan dibanding dedaunan yang ada pada kedua jenis sapodilla di atas. Buahnya kecil-kecil dan tumbuh pada ranting yang kecil. Pohon jenis ini tidak dapat menghasilkan buah setiap tahun. Pohon yang muda dan masih jarang disadap disebut female sapodilla, sedangkan yang sering disadap disebut male atau

bastard sapodilla. 4. Chicle bull adalah jenis pohon sawo paling tak berguna. Daunnya lebih kecil dibanding male sapodilla dan buahnya hanya sebesar anggur. Empuk dan Mulus Sawo yang siap dikonsumsi adalah sawo matang. Buah mentah tidak enak dimakan karena keras, rasanya pahit dan kelat disebabkan tingginya kandungan tanin dan kaustik. Sawo berkualitas baik adalah sawo yang empuk dan berwarna cokelat tua. Masalah bentuk dan besarnya tidak jadi masalah, yang terpenting kulitnya harus mulus. Jangan memilih sawo yang ada luka, goresan, atau lubang sekecil apa pun. Selain itu, jangan memilih sawo yang di kulitnya ada bekas getah. Sawo yang kulitnya cacat, daging di bawahnya akan rusak atau keras. Buah yang telah matang dapat disimpan pada suhu rendah untuk memperpanjang umur simpannya. Buah matang yang disimpan pada suhu 0 derajat Celsius dapat bertahan selama 12-13 hari. Buah yang masih mentah bila disimpan pada suhu 15 derajat Celsius dapat bertahan dalam keadaan baik selama 17 hari. Buah sawo mentah yang disimpan pada suhu lebih rendah lebih dari 10 hari, tidak akan matang secara normal. Untuk merangsang supaya cepat matang, sawo perlu diperam, setelah dicuci untuk menghilangkan bagian kulitnya yang mati. Ada beberapa cara pemeraman. Buah ditempatkan dalam wadah yang tertutup (misalnya dalam peti atau karung) selama beberapa hari. Namun, cara pemeraman demikian akan menjadikan buah matang tidak dalam waktu bersamaan. Guna mendapatkan sawo yang matang serentak, buah dimasukkan ke dalam tempat yang tertutup rapat, kemudian diberi karbit atau diasapi. Buah sawo sangat rawan tercemar mikroba karena kandungan air dan zat gizinya yang tinggi. Geotrichum candidum, Cladosporum oxysporium dan Penicillium italicum adalah contoh mikroba yang sering terdapat pada buah sawo. Untuk menjaga agar sawo yang matang tidak diserang mikroba patogen, sebaiknya gunakan fungisida benlate. Perlakuan secara alamiah, tanpa menggunakan zat kimia, sulit sekali untuk mendapatkan hasil terbaik. Karena itu, untuk menjaga keamanan, sebaiknya buah sawo dicuci terlebih dahulu sebelum dimakan. Oleh: Prof. DR. Made Astawan Ahli Teknologi Pangan dan Gizi Sumber: Senior

Selain kaya gula, sawo juga mengandung zat gizi lain seperti mineral, vitamin, karbohidrat, dan serat pangan. Buah ini juga baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Buah sawo (Achras sapota L) cukup dikenal masyarakat Indonesia. Baunya harum dan rasanya manis lezat. Dalam bahasa Inggris, sawo disebut sapodilla, chikoo, atau sapota. Di India, sawo disebut chikoo, di Filipina dikenal sebagai tsiko, dan di Malaysia ciku. Masyarakat Tionghoa menyebut buah sawo sebagai hong xim. Buah sawo matang biasanya dikonsumsi dalam keadaan segar. Rasa getahnya masih sering melekat pada mulut. Dalam kondisi matang, buah ini dapat dibuat menjadi minuman segar atau sebagai campuran es krim. Namun, hal tersebut belum diusahakan secara komersial. Sawo berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko. Di India, Sri Lanka, Filipina, Meksiko, Venezuela, Guatemala, dan Amerika Tengah, buah sawo sudah dibudidayakan secara komersial. Di Indonesia, sawo umumnya dibudidayakan sebagai tanaman pekarangan untuk dinikmati buahnya, terutama di daerah Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Biji sawo berwarna hitam berkilat atau coklat kehitaman. Bentuknya pipih dan besar. Biji sawo mengandung saponin, kuersetin, dan minyak sebanyak 23 persen. Biji sawo sebaiknya tidak dikonsumsi karena kandungan asam hidrosianik yang cukup tinggi dapat menjadi racun. Sementara itu, bunga sawo merupakan bahan utama pembuatan parem, yaitu bubuk obat tradisional yang digosokkan pada seluruh badan pada ibu yang baru melahirkan. Rasa buah sawo yang manis membuat buah ini banyak penggemarnya. Rasa manis ini disebabkan kandungan gula dalam daging buah dengan kadar 16-20 persen. Bukan hanya gula, dalam daging buah sawo terkandung pula lemak; protein; vitamin A, B, dan C; mineral besi, kalsium, serta fosfor. Komposisi gizi buah sawo dapat dilihat pada tabel. Buah sawo memiliki kandungan mineral cukup baik. Buah ini merupakan sumber kalium yang baik, yaitu 193 mg/100 g. Di lain pihak, sawo juga memiliki kadar natrium yang rendah, 12 mg/100 g. Perbandingan kandungan kalium dan natrium yang mencapai 16:1 menjadikan sawo sangat baik untuk jantung dan pembuluh darah. Selain kaya kalium, sawo juga mengandung sejumlah mineral penting lainnya. Kandungan mineral lainnya per 100 gram buah sawo adalah: kalsium (21 mg), magnesium (12 mg), fosfor (12 mg), selenium (0,6 mg), seng (0,1 mg), dan tembaga (0,09 mg). Sawo juga kaya akan vitamin C, yaitu 14,7 mg/100 g. Konsumsi 100 gram sawo dapat memenuhi 24,5 persen kebutuhan tubuh akan vitamin C setiap hari. Vitamin C dapat bereaksi dengan berbagai mineral di dalam tubuh. Vitamin C berperan penting dalam metabolisme tembaga. Selain itu, konsumsi vitamin C dalam jumlah cukup dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Vitamin C juga dapat berinteraksi dengan berbagai vitamin lain, seperti vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan. Buah sawo juga mengandung asam folat, 14 mkg/100 g. Asam folat diperlukan tubuh untuk pembentukan sel darah merah. Asam folat juga dapat membantu pencegahan terbentuknya homosistein yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Vitamin lain yang juga terkandung pada buah sawo adalah: riboflavin, niasin, B6, dan vitamin A. Meskipun dapat digunakan sebagai sumber vitamin dan mineral, sawo sebaiknya tidak diberikan kepada bayi karena getahnya dikhawatirkan akan mengganggu saluran pencernaan. Buah sawo juga mengandung banyak gula sehingga baik untuk digunakan sebagai sumber energi. Namun, buah ini tidak dianjurkan bagi penderita diabetes melitus karena dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Empuk dan Mulus Sawo yang siap dikonsumsi adalah sawo matang. Buah mentah tidak enak dimakan karena keras. Rasanya pahit dan kelat disebabkan tingginya kandungan tanin dan kaustik. Sawo yang berkualitas baik adalah sawo yang empuk dan berwarna coklat tua. Masalah bentuk dan besarnya tidak jadi masalah, yang terpenting kulitnya harus mulus. Jangan memilih sawo yang ada luka, goresan, atau lubang sekecil apa pun. Selain itu, jangan memilih sawo yang memiliki bekas getah di bagian kulit. Sawo yang kulitnya cacat punya daging bagian bawah yang rusak atau keras. Buah yang telah matang dapat disimpan pada suhu rendah untuk memperpanjang umur simpannya. Buah matang yang disimpan pada suhu 0 derajat celsius dapat bertahan 12-13 hari. Buah yang masih mentah bila disimpan pada suhu 15 derajat celsius dapat bertahan dalam keadaan baik selama 17 hari. Buah sawo mentah yang disimpan pada suhu lebih rendah lebih dari 10 hari tidak akan matang secara normal. Untuk merangsang supaya cepat matang, sawo perlu diperam, setelah dicuci untuk menghilangkan bagian kulitnya yang mati. Ada beberapa cara pemeraman. Buah ditempatkan dalam wadah yang tertutup (misalnya dalam peti atau karung) selama beberapa hari. Namun, cara pemeraman demikian akan menjadikan buah matang tidak dalam waktu bersamaan. Guna mendapatkan sawo yang matang serentak, buah dimasukkan ke dalam tempat yang tertutup rapat, kemudian diberi karbit atau diasapi. Buah sawo sangat rawan tercemar mikroba karena kandungan air dan zat gizinya yang tinggi. Geotrichum candidum, Cladosporum oxysporium, dan Penicillium italicum adalah contoh mikroba yang sering terdapat pada buah sawo. Untuk menjaga agar sawo yang matang tidak diserang mikroba patogen, sebaiknya gunakan fungisida benlate. Perlakuan secara alamiah, tanpa menggunakan zat kimia, sulit sekali untuk mendapatkan hasil terbaik. Oleh karena itu, untuk menjaga keamanan, sebaiknya buah sawo dicuci terlebih dahulu sebelum dimakan

Anda mungkin juga menyukai