Anda di halaman 1dari 9

MEDIA PEMBELAJARAN 1.

Pengertian Media Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi(Rohani, 1997 : 2) Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (chennel) untuk menyampaikan pesan (message) atau informasi dari suatu sumber (resource) kepad penerimanya (reciver) (Soeparno, 1988:1). Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6) Kemp dan Dayton (1985:3), mengemukakan bahwa peran media dalam proses komunikasi adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari pengirim (sander) kepada penerima pesan atau informasi (receiver). 2. Pengertian Media Pembelajaran orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan sikap yang baru, dalam pengertian meliputi buku, guru, dan lingkungan sekolah (Gerlach dan Ely dalam Ibrahim, 1982:3) saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan (Blake dan Horalsen dalam Latuheru, 1988:11) komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang (Degeng, 1989:142) media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, dkk., 2002:6) alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide,

foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2002:4) Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan. 3. Peranan dan Fungsi Media Dalam pembelajaran 1) Peranan Media pembelajaran: a. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik.Misalnya: peserta didik yang bertempat tinggal di daerah pegunungan yang belum pernah melihat lautan dapat digunakan media film, video kaset. b. Mengatasi batas-batas ruang kelas. Misalnya: benda-benda yang akan diajarkan sulit dibawa ke dalam kelas, dapat diajarkan melalui film strip, film, slide, dan sebagainya. c. Mengatasi kesulitan apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati karena terlalu kecil. Misalnya: sel ,bakteri, atom dapat diguna kan media gambar, slide, film, dan sebagainya. d. Mengatasi gerak benda secara cepat atau terlalu lambat, sedangkan proses gerakan itu menjadi pusat perhatian peserta didik. e. Mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks dapat dipisahkan bagian demi bagian untuk diamati secara terpisah. f. Mengatasi suara yang terlalu halus untuk didengar secara langsung melalui telinga. Misalnya: alat bantu sistem pengeras suara. Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,2002:11) ciri media pendidikan yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Fiksatif (fixative property) Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek. b. Manipulatif (manipulatif property)

Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. c. Distributif (distributive property) Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience). Kerucut pengalaman ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa. (Wina Sanjaya, 2008:165)

2) Fungsi Media Pembelajaran a. analisis fungsi yang di dasarkan pada media terdapat tiga fungsi media pembelajaran, yakni : a) media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Secara teknis, media pembelajaran sebagai sumber belajar. Dalam kalimat sumber belajar ini tersirat makana keaktifan, yakni sebagai

penyalur, penyampai, penghubung dan lain lain. Seperti telah di singgung di atas, bahwa media pembelajaran adalah bahasanya baru. Maka untuk beberapa hal media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. Mudhoffir dalam bukunya yang berjudul prinsip perinsip pengelolaan sumber belajar (1992 : 1-2) menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakekatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, tehknik dan lingkungan . yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat di pahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar dirui seseorang dan mungkin memudahkan peroses belajar mengajar. Pada usia sekolah terutama setelah menyelesaikan sekolah dasarnya, anak didik telah mencapai tingkat kecerdasan sosial yang jelas sebagai hasil pengalamannnya dengan keluargannya. Kawan sekolahnya, kelompokkelompok keagamaan, masyarakat dan media sosialnnya. b) fungsi semantic Yakni kemempuan media dalam menambah perbendaharaan kata (sombol variabel) yang makna atau maksudnya benar benar di pahami oleh anak didik. Bahasa meliputi lambang (soimbol) dari isi. Yakni pikiran atau perasaan yamg keduannya telah menjadi totalitas pesan.yang tidak dapat di pisahkan. Unsur unsur dasar dari bahasa itu adalah kata. Simbol adalah suatu yang di gunakan untuk atau uang di pandang sebagai wakil suatu lainnya. Jadi, gambar harimau di pakai sebagai simbo keberanian. Kata hanya akan bermakna bila telaj di rujukan kepada sejumlah relefan. Manusia lah yang memberi mkana kepada kata pada konteks pendidikan dan pembelajaran. Gurulah yang menjadi makna pada setiap kata yang di sampaikannya. Bila simbol simbil kata variabel tersebut hanya merujuk pada benda, maka masalah komusnikasi akan menjadi masalah yang sederhana. Artinga guru tidak terlalu sulit untuk menjelaskan. c) fungsi manipulatif. Fungsi manipulatif ini di dasarkan pada ciri ciri (karakteristik) umum yang sebagai mana tersebut di atas. Berdasarkan karakteristik umum ini, media

memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas betas ruang dan waktu. Dan mengatasi keterbatasan inderawi. Pertama, kemampuan media pembelajaran yang mengatasi ruang dan waktu, yaitu : Kemampuan media dalam menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit di hadirkan dalam bentuk aslinya. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat. Kemempuan media dalam menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi. Kedua, kemempuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia, yaitu : Membentu siswa memahami objek yang sulit di amati karena terlalu kecil, seperti molekul, atom, dan sel. Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat. Seperti proses metamorphosis. Membentu siswa dalam memahamiobjek yang membutuhkan kejelasan suara, seperti cara membeca al quran sesuai denan kaidah tajuwid. Membantu siswa memahami objek yang terlalu komleks, misalnya menggunakan diagram, peta, dan gerafik b. Kedua, analisis fungsi yang di dasarkan pada penggunaannya (anak didik dapat dibagi menjadi dua fungsi, yaitu d) fungsi psikologis Fungsi Atensi Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel khusus yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan adanya sel penghambat ini para siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada rangsangan yang di anggapnya menarik dan membuang rangsangan yang lainya. Dengan demikian, media belajar yang tepat guna adalah media belajar yang menarik dan memfokuskan siswa. Dalam psikologi komunikasi,

fenomena ini terjadi ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan yang lainnya di sebut perhatian selektif (selctiv attention). Fungsi afektif Fungsi afektif yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkatan penerimaanatau penolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki gejala batin jiwa yang berisikan kualitas karakter dan kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan minat, dan sikap penghargaan, nilai-nilai, atau perangkat emosi dan kecenderungan-kecenderuangan batin. Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan dan penerimaan siswa terhadap setimulus tertentu. Sambutan dan penerimaan tersebut berupa kemauan.dengan adannya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju pada pembelajaran yang di ikutinnya. Hal lain dari penerimaan itu adalah munculnya tanggapan yakni partisipasi siswa dalam keselurukan peroses pembelajaran siswa secara suka rela, ini merupakan relaksasi siswa terhadap rangsangan yang di terimanya. Apabila siswa tersebut di lakukan dengan terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan jiwannya melakukan penilaian dan penghargaan terhadap nilai-nilai atau norma norma yang di perolehnya. Pada tingkat tertentu nilai nilai atau norma-norma itu akan di terimanya dan di yakininya. Kemudian terjadilah pengorganisasian nilainilai norma-norma, kepercayaan, ide, dan sikap yang menjadi sistem batin yang konsisten yang disebut dengan karakteristik. Fungsi kognitif Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk bentu reperensiyang mewakili objek objek yang di hadapi, baik objek berupa orang, benda, atau kejadian/peristiawa. Objek objek itu di reperensikan atau di hadirkan dalam diri sesorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang dalam psikologi semuannya merupakan sesuatu yang bersifat mental.

Belajar melalui peristiwa seprti darmawisata, ia mempu menceritakan pengalamannya selama melakukan kegiatan itu kepada temannya. Tempet tempat yang ia kunjungi selama berdarma wisata tidak di bawa pulang, dirinya sendiri juga tidak hadir di tempat darmawisata itu saat ia bercerita pada temannya tersebut. Tetapi semua pengalaman tercatat di dalam benaknya. Dalam bentuk gagasan gagasan dan tanggapan tanggapan. Gagasan dan tanggapan itu di tuangkan dalam kata kata yang di sampaikan kepada temannya yang mendengarkan ceritannya. Dengan demikian pengalaman selama berkunjung ke tempat darma wisata di wakilkan atau di persentasikan dalam betuk gagasan atau tanggapan yang kedua dalam bentuk mental. Jelaslah kirannya, media pembelajaran itu telah andil delam mengembangkan kognitif siswa. Semakin banyak ia di hadapkan dengan obkek objek akan semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang di milikinya, atau semakin kaya dan luas pikiran kognitifnya. Fungsi imajinatif Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinatif siswa. Imajinatif dalam kamus lengkap psikologi adalah peroses menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris. Imajinatif ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana di masa mendatang, atau dapat pula mengambil bentuk fantasi (khayal) yang di dominasi kuat sekali oleh pikiran pikiran autisik. Fungsi motivasi Motivasi merupakan seni yang mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian mitivasi merupakan usah dari pihak luar dalam hal ini untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnnya dan dengan cara memberikan dan menimbulkan harapan. Donald O. Hebb (aminnudin Rasyid 2003 : 93) menyebutkan cara pertama dalam arousal dan kedua dalam ekspentasi. Yang pertama, aurosal adalah suatu usaha guru untuk membangkitkan motivasi intrinsik siswanya,

sedangkan dengan ekspentasi adalah suatu keyakinan yang secara seketika timbul untuk terpenuhi suatu harapan yang mendorong seseorag untuk melakukan kegiatan. Harapan akan tercapainnya hasrat dan tujuan dapat menjadi motivasi yang di timbukan guru kedalam diri siswa. Salah satu pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa, bahkan yang di anggap lemah sekalipun dalam memahami dan menerima isi pelajaran yaknu melalui pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna. e) fungsi sosio cultural. Fungsi media pembelajaran di lihat dari social cultural, yakni mengatasi hambatan sosio cultural antar peserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah yang cukup banyak (paling tidak dalam satu kelas berjumlah 40 orang). Masing masing memiliki karakteristik yang berbeda beda apalagi di hubungkan dengan adapt, keyakinan, lingkungan, pengalaman, dan lain lain. Sedangkan dari pihalk lain, kurikulum dan materi ajar ditentukan dan di lakukan secara sama untuk setiap siswa. Tentunya guru akan menghadapi kesulitan terlebih guru harus mengatasinya sendirian. Apalagi bila latar belakang dirinnya (guru) baik adat, budaya, lingkungan, dan pengalaman yang berbeda dari para siswannya. Hal ini dapat di atasi dengan media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan pesepsi yang sama.

KOMUNIKASI DALAM ISLAM Komunikasi tidak hanya ilmu yang dipelajari di kelas perkuliahan semata. Bahkan komunikasi sendiri sebenarnya telah diajarkan oleh Sang Pencipta, Allah SWT, melalui kitabnya Al Quran tentang bagaimana pentingnya komunikasi bagi umat manusia. Prinsipprinsip komunikasi dalam Islam yaitu: 1. Qaulan Balighan yaitu komunikasi yang disampaikan kepada mereka sampai jiwa mereka bergetar sehingga bisa berpengaruh terhadap perubahan afeksi pada pribadi yang diajak bicara. 2. Qaulan Maisuran yaitu bahasa yang disampaikan menggembirakan mereka memberikan harapan bagi kemajuan dan perbaikan. 3. Qaulan Layinan yaitu bahasa yang disampaikan secara lemah lembut. Biasanya ditujukan bagi orang-orang yang kasar dan pemarah atau raja yang keras hati seperti Firaun. Mereka yang tidak mudah menerima kebenaran. 4. Qaulan Kariman yaitu perkataan yang disampaikan penuh rasa kasih sayang serta tidak kasar seperti yang digunakan oleh seorang anak saleh kepada kedua orang tuanya. 5. Qaulan Sadida yaitu kalimat-kalimat yang meruntuhkan kemudian membangunnya kembali. Artinya jika seorang pemimpin berhadapan dengan bawahan yang melakukan kesalahan maka dia wajib meluruskan dan memberikan saran untuk memperbaiki kesalahan tersebut melalui petunjuk-petunjuk yang benar. 6. Qaula Sodikon yaitu berbicara secara jujur apa adanya, yang hitam katakan hitam bukan abu-abu. Metode dakwah Islam yang dilakukan oleh Rasulullah SAW sebenarnya telah menerapkan prinsip komunikasi. Keberhasilan dakwah tidak bisa dilepaskan dari penerapan cara komunikasi Rasulullah SAW yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat itu. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW sangat pantas ditiru bukan hanya karena ahlak dan budi pekertinya semata melainkan kehandalannya dalam berkomunikasi. Beliau layak menjadi teladan bagi para pemimpin dan manajer kapanpun dan dimanapun.

Anda mungkin juga menyukai