Anda di halaman 1dari 7

Hemostasis adalah serangkaian reaksi untuk mencegah hilangnya darah.

Bila pembulu darah mengalami cidera atau ruptur, hemostasis terjadi melalui beberapa cara : 1. 2. 3. 4. Konstriksi pembuluh darah Pembentukan sumbat platelet Pembentukan bekuan darah sebagai hasil dari pembekuan darah Pertumbuhan jaringan Fibrosa ke dalam bekuan darah untuk menutup lubang pembulu secara permanen.

Konstriksi Pembulu darah. Segera setelah pembulu darah mengalami ruptur, dinding pembuluh darah yang rusak itu sendiri menyebabkan otot polos dinding pembuluh darah berkontraksi; sehingga dengan segera aliran darah dari pembuluh darah yang ruptur tersebut akan berkurang. Hal ini terjadi akibat : 1. Spasme Miogenik lokal 2. Faktor Autakoid lokal 3. Berbagai refleks saraf Untuk pembulu darah yang lebih kecil, platelet mengakibatkan sebagian vasokonstriksi dengan melepaskan sebuah substansi vasokonstriktot : Tromboksan A2 Pembentukan Sumbat Platelet ( Trombosit ). Ciri-ciri Fisik dan Kimia Platelet ( Trombosit ) Trombosit berbentuk cakram kecil dengan diameter 1-4 mikrometer, dibentuk disumsum tulang dari megakariosit, yaitu sel yang sangat besar dalam susunan hematopoietik. Megakariosit pecah menjadi trombosit kecil baik didalam sumsum tulang atau setelah memasuki darah. Konsentrasi normal trombosit dalam darah ialah antara 150.000 dan300.000 mikroliter.

Dalam sitoplasma Trombosit terdapat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Molekul aktin dan miosin Trombostenin, yang menyebabkan trombosit dapat berkontraksi Mitokondria, untuk membentuk ATP dan ADP Enzim yang mensekresi prostaglandin Faktor stabilisasi fibrin Faktor Pertumbuhan, yang menyebankan pertumbuhan selular

Waktu paruh hidup trombosit dalam darah adalah 8 12 hari. Mekanisme sumbat Trombosit. Trombosit melakukan perbaikan pembuluh dara yang rusak berdasarkan pada beberapa fungsi penting dari trombosit itu sendiri : Pada waktu trombosit bersinggungan dengan permukaan pembuluh darah yang rusak, sifat trombosit berubah drastis : Membengkak, ireguler dengan tonjolan-tonjolan yang mencuat dari permukaannya Protein kontraktilnya berkontraksi dengan kuat dan menyebabkan pelepasan granula yang mengandung berbagai faktor aktif Trombosit menjadi lengket sehingga melekat pada kolagen dalam jaringan dan protein yang disebut faktor von Willebrand yang bocor dari plasma menuju jaringan yang trauma Trombosit mensekresi sejumlah besar ADP, dan enzim-enzimnya membentuk tromboksan A2. ADP dan Tromboksan kemudian mengaktifkan trombosit yang berdekatan, dan karena sifat lengket dari trombosit tambahan ini maka akan menyebabkannya melekat trombosit semula yang sudah aktif.

Dengan demikian, pada setiap lokasi pembuluh darah yang luka, dinding pembuluh darah yang rusak menimbulkan suatu aktivasi trombosit yang jumlahnya terus meningkat yang menyebakannya menarik lebih banyak lagi trombosit tambahan, sehingga membentuk sumbatan trombosit. Setelah itu, benang-benang fibrin terbentuk untuk memperkuat eratan dari sumbatan trombosit. Pembekuan Darah pada Pembuluh darah yang Ruptur. Pembekuan terjadi melalui 3 langkah utama : 1. Reaksi kimia yang melibatkan faktor-faktor pembekuan yang menghasilkan Aktifator Protombin 2. Perubahan Protrombin menjadi Trombin yang dikatalisasi oleh Aktifator Protrombin 3. Trombin bekerja sebagai enzim untuk mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin yang merangkai trombosit, sel darah dan plasma untuk membentuk bekuan.

Faktor-faktor Pembekuan darah I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII. IX. X. XI. XII. Fibrinogen : prekursor Fibrin ( protein terpolimerasi ) Protrombin : Prekursor enzim proteolitik trombin dan mungkin akselerator lain pada konversi protrombin Tromboplastin : Aktifator lipoprotein jaringan pada protrombin Kalsium : diperlukan untuk aktivasi protrombin dan pembentukan fibrin Akselerator Plasma globulin : Suatu Faktor plasma yang mempercepat konversi protrombin menjadi trombin Akselerator Konversi Protrombin serum : suatu faktor serum yang mempercepat konversi protrombin Globulin Antihemofilik ( AHG ) : Suatu Faktor plasma yang berkaitan dengan faktor III Trombosit dan Faktor Christmas ( IX ), mengaktifasi protrombin. Faktor Christmas : Faktor serum yang berkaitan dengan faktor-faktor trombosit ( III ) dan AHG ( VII ) Faktor Stuart power : Suatu faktor plasma dan serum; akselerator konversi protrombin Pendahulu tromboplastin plasma ( PTA ): Suatu faktor plasma yang diaktifasi oleh faktor Hageman ( XII ); akselerator pembentukan trombin Faktor Hageman : Suatu faktor plasma pengaktifasi PTA ( XI ). Faktor penstabil Fibrin : Faktor plasma; menghasilkan bekuan fibrin yang lebih kuat yang tidak larut didalam urea. Faktor Fletcher ( Palakalikrein ) : Faktor pengaktifasi-kontak Faktor Fitzgerald ( Kininogen berat molekul tinggi ) : Faktor pengaktifasi kontak.

Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons terhadap cedera jaringan dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic pengaktifannya berhubungan dengan suatu permukaan yang bermuatan negative. Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam sebuah lintasan terkahir yang sama yang melibatkan pengaktifan protrombin menjadi thrombin dan pemecahan fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk membentuk fibrin. Pada pristiwa diatas melibatkan macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut: a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada proses koagulasi b. Kofaktor c. Fibrinogen d. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin e. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya Adapun faktor yang berpengaruh : - pembuluh darah - sel keping darah/ trombosit - pembentukan fibrin - pembongkaran fibrin - proses remodelling

Lintasan intrinsic Lintasan intinsik melibatkan factor XII, XI, IX, VIII dan X di samping prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi, ion Ca2+ dan fosfolipid trombosit. Lintasan ini membentuk factor Xa (aktif). Lintasan ini dimulai dengan fase kontak dengan prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi, factor XII dan XI terpajan pada permukaan pengaktif yang bermuatan negative. Secara in vivo, kemungkinan protein tersebut teraktif pada permukaan sel endotel. Kalau komponen dalam fase kontak terakit pada permukaan pengaktif, factor XII akan diaktifkan menjadi factor XIIa pada saat proteolisis oleh kalikrein. Factor XIIa ini akan menyerang prekalikrein untuk menghasilkan lebih banyak kalikrein lagi dengan menimbulkan aktivasi timbale balik. Begitu terbentuk, factor xiia mengaktifkan factor XI menjadi Xia, dan juga melepaskan bradikinin(vasodilator) dari kininogen dengan berat molekul tinggi. Factor Xia dengan adanya ion Ca2+ mengaktifkan factor IX, menjadi enzim serin protease, yaitu factor IXa. Factor ini selanjutnya memutuskan ikatan Arg-Ile dalam factor X untuk menghasilkan serin protease 2-rantai, yaitu factor Xa. Reaksi yang belakangan ini memerlukan perakitan komponen, yang dinamakan kompleks tenase, pada permukaan trombosit aktif, yakni: Ca2+ dan factor IXa dan factor X. Perlu kita perhatikan bahwa dalam semua reaksi yang melibatkan zimogen yang mengandung Gla (factor II, VII, IX dan X), residu Gla dalam region terminal amino pada molekul tersebut berfungsi sebagai tempat pengikatan berafinitas tinggi untuk Ca2+. Bagi perakitan kompleks tenase, trombosit pertama-tama harus diaktifkan untuk membuka fosfolipid asidik (anionic). Fosfatidil serin dan fosfatoidil inositol yang normalnya terdapat pada sisi keadaan tidak bekerja. Factor VIII, suatu glikoprotein, bukan merupakan precursor protease, tetapi kofaktor yang berfungsi sebagai resepto untuk factor IXa dan X pada permukaan trombosit. Factor VIII diaktifkan oleh thrombin dengan jumlah yang sangat kecil hingga terbentuk factor VIIIa, yang selanjutnya diinaktifkan oleh thrombin dalam proses pemecahan lebih lanjut. Lintasan Ekstrinsik Lintasan ekstrinsik melibatkan factor jaringan, factor VII,X serta Ca2+ dan menghasilkan factor Xa. Produksi factor Xa dimulai pada tempat cedera jaringan dengan ekspresi factor jaringan pada sel endotel. Factor jaringan berinteraksi dengan factor VII dan mengaktifkannya; factor VII merupakan glikoprotein yang mengandung Gla, beredar dalam darah dan disintesis di hati. Factor jaringan bekerja sebagai kofaktor untuk factor VIIa dengan menggalakkan aktivitas enzimatik untuk mengaktifkan factor X. factor VII memutuskan ikatan Arg-Ile yang sama dalam factor X yang dipotong oleh kompleks tenase pada lintasan intrinsic. Aktivasi factor X menciptakan hubungan yang penting antara lintasan intrinsic dan ekstrinsik.

1. Faktor XII (hageman), prekalikrein dan high molecule kininogen mengaktifkan faktor XIIa 2. faktor XIIa bersama F V & trombin mengaktifkan faktor XI (plasma tromboplastin antecedent) menjadi XIa 3. faktor XIa bersama Tissue factor & faktor VIIa (prokonvertin) mengaktifkan fator IX menjadi IXa (christmas factor); sebelumnya Tissue factor pathway inhibitor dihambat oleh sistem jaringan sehingga Tissue factor & VIIa bekerja. 4. faktor XIa bersama F VIII (antihemofili) ,TF & F VIIa mengaktifkan faktor X menjadi X a (stuart power). 5. f Xa bersama F V (proakselerin) mengaktifkan protrombin menjadi trombin; trombin akan mengaktifkan F V menjadi F Va, F VIII menjadi VIIIa 6. Trombin bersama fragmen protrombin 1-2 mengaktifkan fibrinogen menjadi fibrin; 7. Terjadilah pembekuan darah

Pembentukan Jaringan Fibrosa atau penghancuran bekuan darah Setelah bekuan darah terbentuk, dua proses berikut dapat terjadi : 1. Bekuan dapat diinfasi olehfibroblas, yang kemudian membentuk jaringan ikat pada seluruh bekuan tersebut, atau 2. Dapat juga bekuan tersebut dihancurkan

Tugas Karantina Modul : Hematopoiesis Faal Hemostasis

O L E H :

Nama : William Wilson Wantania NRI : 080 11 202

Anda mungkin juga menyukai