Anda di halaman 1dari 33

Oleh: Neneng Nurhalimah NIM:109102000042 FARMASI 4B

Merupakan salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan Upaya kesehatan = setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan Tujuan: mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat

Menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik diantaranya adalah: opelayanan farmasi opelayanan dan asuhan keparawatan opelayanan rujukan opendidikan dan pelatihan openelitian dan pengembangan oadministrasi umum dan keuangan

Merupakan instalasi yang bertugas untuk menyediakan, mengelola, dan melaksanakan penelitian tentang obat obatan (Aslam dan Tan, 2003).

Berdasar Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1027/MenKes/IX/2004, Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat (Anonim, 2004).

a.

b.

c.

d.

Instalasi merupakan fasilitas penyelenggaraan medis, pelayanan penunjang medis, kegiatan penelitian, pengembangan pendidikan, pelatihan dan pemeliharaan sarana rumah sakit. Instalasi dipimpin oleh seorang kepala dalam jabatan non struktural. Jenis instalasi disesuaikan dengan kelas dan kemampuan rumah sakit serta kebutuhan masyarakat. Perubahan jumlah dan jenis instalasi ditetapkan oleh direktur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Memberi manfaat kepada penderita rumah sakit, sejawat profesi kesehatan, dan kepala profesi farmasi oleh apoteker rumah sakit yang kompeten dan memenuhi syarat. Membantu dalam penyediaan perbekalan yang memadai oleh apoteker rumah sakit yang memenuhi syarat. Menjamin praktek professional yang bermutu tinggi melalui penetapan dan pemeliharaan standar etika professional, pendidikan dan pencapaian, dan melalui peningkatan kesejahteraan ekonomi. Meningkatkan penelitian dalam praktek farmasi rumah sakit dan dalam ilmu farmasetik pada umumnya. Menyebarkan pengetahuan farmasi dengan mengadakan pertukaran informasi antara apoteker rumah sakit, anggota profesi, dan spesialis yang serumpun. Memperluas dan memperkuat kemampuan apoteker rumah sakit

Fungsi Non Klinik


Perencanaan Penetapan Spesifikasi produk dan pemasok Pengadaan Pembelian Produksi Penyimpanan Pengemasan dan pengemasan kembali Distribusi dan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di rumah sakit secara keseluruhan.

Fungsi Klinik
Mencakup fungsi farmasi yang dilakukan dalam program rumah sakit meliputi:

Pemantauan terapi obat Evaluasi penggunaan obat Penanganan bahan sitotoksik Pelayanan di unit parawatan kritis Pemeliharaan formularium Penelitian Pengendalian infeksi rumah sakit Sentra informasi obat Pemantauan dan pelaporan reaksi obat merugikan Sistem formularium Panitia farmasi dan terapi Sistem pemantauan kesalahan obat Program edukasi bagi apoteker, dokter dan parawat.

Clinical pharmacist Sumber informasi mengenai perkembangan baru dalam bidang obat Mengawasi supaya pengobatan yang dilakukan tetap rasional Pabrik obat kecil -> membuat berbagai macam campuran obat sederhana Monitoring efek samping pengobatan Gudang obat -> menyimpan semua obat yang dibutuhkan oleh rumah sakit.

(Siregar, 2004).

Manajemen dan klinik dengan orientasi kepada kepentingan pasien sebagai individu, Berwawasan lingkungan dan keselamatan kerja berdasarkan kode etik. Aspek manajemen meliputi: Pengelolaan perbekalan kefarmasian, Farmakoekonomi, Peningkatan mutu SDM (sumber daya manusia) melalui pendidikan Penyelenggaraan sistem informasi klinik meliputi: Usaha untuk mewujudkan penggunaan obat yang rasional, mengidentifikasi DRP (Drug Related Problem), Menyelesaikan DRP bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain, Mengadakan pusat informasi obat dan konseling, Monitoring kadar obat dalam darah
(Aslam dan Tan, 2003).

a. b. c. d. e. f. g. h. i.

Melakukan konseling. Monitoring efek samping obat. Pencampuran obat suntik secara aseptik. Menganalisis efektifitas biaya. Penentuan kadar obat dalam darah. Penanganan obat sitostatika. Penyiapan total parenteral nutrisi. Pemantauan penggunaan obat. Pengkajian penggunaan obat.

a. Fungsi Pemilihan b. Fungsi perencanaan

g. Fungsi pendistribusian h. Fungsi pemeliharaan/

c. Fungsi penganggaran
d. Fungsi pengadaan e. Fungsi penerimaan f. Fungsi penyimpanan

pengendalian
i. Fungsi penghapusan j. Fungsi administrasi &pelaporan k. Fungsi evaluas

Merupakan organisasi yang mewakil hubungan komunikasi antara para staf medis dan staf farmasi. Anggota tdd: Dokter; mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada dirumah sakit Apoteker; wakil dari farmasi RS Tenaga Kesehatan lainnya

a.

b.

c.

d.

e.

f.

Evaluatif, edukasi, dan penasehat bagi staf medik dan pimpinan rumah sakit, dalam semua hal yang berkaitan dengan penggunaan obat (termasuk obat investigasi). Mengembangkan dan menetapkan formularium obat yang diterima untuk digunakan dalam RS dan mengadakan revisi tetap. Pemilihan sediaan obat yang akan dimasukan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi objektif terhadap manfaat terapi, keamanan, dan harga. Panitia farmasi dan terapi harus meminimalkan duplikasi dari jenis obat dasar yang sama, zat aktif yang sama atau sediaan obat yang sama. Menetapkan program dan prosedur yang membantu memastikan terapi obat yang aman dan manfaat. Menetapkan atau merencanakan program edukasi yang sesuai bagi staf professional RS tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penggunaan obat. Menetapkan program dan prosedur yang membantu memastikan manfaat obat & biaya terapi obat. Berpartisipasi dalam kegiatan jaminan mutu yang berkaitan dengan distribusi, pemberian, dan penggunaan obat.

g.

h.

i.

j. k.

l.

m.

n.

o.

Memantau & mengevaluasi reaksi obat merugikan dan membuat rekomendasi yang tepat untuk mencegah berulang kembali. Memprakasai dan memimpin program dan studi evaluasi penggunaan obat, pengkajian hasil dari kegiatan tersebut dan membuat rekomendasi yang tepat untuk mengoptimalkan penggunaan obat. Bersama IFRS merencanakan dan menetapkan suatu sistem distribusi obat dan prosedur pengendalian yang efektif. Pengadaan edukasi bagi staf professional rumah sakit. Membantu IFRS dalam mengembangkan dan pengkajian kebijakan, ketetapan dan peraturan berkaitan dengan penggunaan obat dalam rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan local dan nasional. Mengevaluasi, menyetujui, atau menolak obat yang diusulkan untuk dimasukan ke dalam atau keluarkan dari formularium rumah sakit. Menetapkan kategori obat yang digunakan dalam rumah sakit dan menetapkan tiap obat pada suatu kategori tertentu. Mengkaji penggunaan obat dalam rumah sakit dan meningkatkan standar optimal untuk terapi obat rasional. Membuat rekomendasi tentang obat yang disediakan dalam daerah perawatan penderita.

Merupakan dokumen berisi kumpulan produk obat Dipilih oleh PFT (panitia farmasi dan terapi) Disertai informasi-informasi tambahan penting tentang penggunaan obat tersebut, serta kebijakan dan prosedur berkaitan obat yang relevan untuk RS tsb, Terus menerus direvisi agar selalu akomodatif bagi kepentingan penderita atau staf profesional pelayanan kesehatan, berdasarkan data konsumtif dan morbiditas serta pertimbangan klinik staf medik RS itu. Syarat: Lengkap Ringkas Mudah digunakan Fleksible Dinamis

Menyakinkan mutu dan ketepatan penggunaan obat. Sbg bhn Edukasi bagi staf tentang obat yang tepat. Memberi rasio manfaat (biaya yang tertinggi, bukan hanya sekedar pengurangan harga)

IFRS

PERAWAT

DOKTER

profesional pelayanan kesehatan lain

PENDERITA

Ketepatan jenis dan spesifikasi obat yang didistribusikan

Ketepatan nilai
Ketepatan jumlah Ketepatan waktu Ketepatan kondisi

Merupakan sebuah sistem yang diorganisir untuk: Pengumpulan Pengolahan Pelaporan, dan Penggunaan informasi Berfungsi untuk pengambilan keputusan. Informasi diperoleh dari: Pengumpulan dokument atau catatan farmasi, Formulir pelaporan dan Laporan umpan balik atau laporan analisisa Berguna untuk: Pengawasan dan Menyediakan data untuk memonitoring.

pemrosesan Pengumpulan
DATA

penyimpanan

review

Monitoring Distribusi Penggunaan Obat

Menjaga & Meningkatkan Mutu dan Kerasionalan Penggunaan Obat di Instalasi Farmasi

1. Pengkajian Resep

2. Dispensing
3. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat 4. Pelayanan Informasi Obat 5. Konseling 6. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah 7. Ronde/Visit Pasien 8. Pengkajian Penggunaan Obat

Hal-hal yang Harus diperhatihan dalam Mengkaji Suatu Resep:

Validasi

Interpretasi

Menyiapkan/meracik Obat

Penyerahan Obat Dengan Pemberian Informasi Obat yang Memadai Disertai Sistem Dokumentasi

Memberikan label/etiket

Tujuan:

Mendapatkan Dosis yang tepat dan aman Menyediakan Nutrisi bagi Penderita yang tidak mendapatkan makanan secara Oral atau Emperal Menyediakan Obat Kanker secara efektif, efisien dan Bermutu Menurunkan Total biaya Obat

Dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan Pasien. Kegiatan: Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif dan Pasif Menjawab pertanyaan pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon, surat atau tatap muka Menyediakan informaasi bagi komite/panitia Farmasi Dan terapi sehubungan dengan penyusunan Formularium Rumah Sakit Bersama dengan PKMRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga farmasi dan tenaga kesehatan lainnya Mengkoordinasi penelitian tentang obat dan kegiatan pelayanan kefarmasian

Tujuan: Memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai: Nama Obat Tujuan Pengobatan Jadwal Pengobatan Cara menggunakan obat Lama penggunaan obat Efek samping yang mungkin timbul Tanda-tanda toksisitas Informasi khusus mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan Bila lupa makan obat bagaimana cara mengatasinya cara penyimpanan obat Penggunaan Obat-obat lain

Tujuan

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (SK MenKes nomor 1197/Menkes/SK/X/2004
tentang standar pelayanan farmasi rumah sakit)

Peran Apoteker diInstalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) diharapkan mampu memenuhi tuntutan pasien akan mutu pelayanan farmasi dengan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama (Drug Oriented) ke paradigma baru (Patient Oriented) dengan filosofi pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care). Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah obat serta masalah yang berhubungan dengan kesehatan

Keputusan Menkes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004

tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit (MENKES


RI)

Endang Hajat Aprilia.2008. Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Sragen (Skripsi). Surakarta: Fakultas

Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • Chapter 9.1
    Chapter 9.1
    Dokumen8 halaman
    Chapter 9.1
    Nurhalimah Neneng
    Belum ada peringkat
  • Hasil Pengamatan
    Hasil Pengamatan
    Dokumen3 halaman
    Hasil Pengamatan
    Nurhalimah Neneng
    Belum ada peringkat
  • Dna& PCR Fix
    Dna& PCR Fix
    Dokumen27 halaman
    Dna& PCR Fix
    Nurhalimah Neneng
    Belum ada peringkat
  • Vitamin
    Vitamin
    Dokumen60 halaman
    Vitamin
    Krisna Handian
    Belum ada peringkat
  • 222
    222
    Dokumen53 halaman
    222
    Nurhalimah Neneng
    Belum ada peringkat
  • Home Pharm Care
    Home Pharm Care
    Dokumen35 halaman
    Home Pharm Care
    Nurhalimah Neneng
    Belum ada peringkat