SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI GRAHA KARYA (STIE GK) MUARA BULIAN
TAHUN AJARAN 2010 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur, sudah sepantasnya dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya, kepada penulis sehingga Resume ini dapat diselesaikan. Resume ini disusun untuk memenuhi tugas Semester mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Penulis yakin bahwa resume ini masih banyak kekurangannya. Segala saran dan kritik dari manapun datangnya akan penulis terima dengan segala senang hati demi kesempurnaan makalah ini guna memenuhi harapan sebagai penerus bangsa.
Muara Bulian,
Juli 2011
Penulis
I. Sistem Keuangan :
Kumpulan institusi,pasar,Undang2 dimana surat berharga iperdagangkan,suku bunganya dan jasa keuangannya ke seluruh dunia
II. Lembaga Keuangan : Adalah Badan Usaha yg kekayaannya terutama berbentuk asset keuangan atau tagihan dibanding non keuangan (Bagian dari Sistem Keuangan) III. Pasar Keuangan : Adalah pasar dimana terdapat macam-macam instrumen untuk meminjam ,kemudahan investasi, menabung dan memberi keleluasaan untuk jual beli barang dan jasa
I. Sistem Keuangan Fungsinya : 1. Tabungan , misal ; obligasi, saham dengan bunga rendah agar investasi jalan. 2. Kekayaan : yaitu menahan asset sampai saatnya dibelanjakan,misalnya ; mobil (beresiko turun harga, dll) 3. Likuiditas ; misal bentuk instrumen berpendapatan tetap, yaitu SUN (surat utang negara) yg resikonya kecil. 4. Kredit : Pinjaman untuk membiayai pembelian dengan janji untuk membayar 5. Pembayaran : misalnya Cek Giro, Kartu kredit dan Debit atau e-transfer. 6. Risiko : Proteksi terhadap Jiwa, kesehatan ,harta, Kerugian Polis Asuransi. 7. Kebijakan Menstabilkan ekonomi dan mempengaruhi inflasi. II. Lembaga Keuangan Klasifikasi : Depositori ; yaitu mengumpulkan dana secara langsung giro,tabungan deposito jasa dalam lintas pembayaran contohnya : Bank umum(komersial) dan BPR (Bank Perkreditan Rakyat). Non Depositori ; yaitu , yang tidak menarik dana langsung dari masyarakat disebut Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB). Contoh : a. Perusahaan Asuransi. b. Perusahaan terkait pasar modal misal : Perusahaan efek /saham, Reksa dana. c. Perusahaan Finance/Pembiayaan mis; Sewaguna usaha/Leasing dan Factoring. d. Lainnya : misal; Pegadaian Peran LK dalam Intermediasi ; Intermediasi adalah proses beli dana dari unit surplus untuk disalurkan ke unit defisit Proses Intermediasi nya sbb : a. Pengalihan asset : dari Liabilitis ke penabung menjadi asset karena janji bayar dari peminjam dana. b. Relokasi Pendapatan : Dari si pemilik uang yang disimpan/ dibelikan reksadana dll yang resikonya lebih kecil dari uang dipegang saja. c. Transaksi : Rekening atau Giro dapat berfungsi sebagai uang. Faktor2 Yang Meningkatkan Peran LK : 1) 2) 3) 4) Naiknya Pendapatan Masyarakat. Perkembangan Industri dan Teknologi. Denominasi Instrumen Keuangan (Membagi instrumen sehingga dapat terjangkau Skala ekonomi dan produk jasa yg terbeli krn murah akibat penekanan biaya.
5) 6)
Jasa-Jasa Likuiditas untuk membantu Cash flow perusahaan. Keuntungan jangka panjang karena dana masyarakat biayanya rendah dan dijual dengan bunga lebih tinggi tapi lebih panjang waktunya. 7) Resiko lebih kecil bagi penabung. Peran LK Depositori atau Bank : a. b. c. d. e. Menawarkan program simpanan ke masyarakat. Menyediakan kredit dng waktu yg beragam. Menanggung resiko intermediasi. Memenuhi likuiditas nasabah. Menyediakan jasa-jasa transaksi keuangan.
Metode Transfer Dana dalam sistem Keuangan : 1. Langsung : Pemilik dana dan peminjam langsung berhubungan. Kelemahannya : a. Perlu kesepakatan tentang ,jumlah ,waktu dan bunga. b. Pemilik dana harus mau surat hutang peminjam. c. Resiko pemilik dana : Tinggi. d. Butuh Biaya transaksi yang besar. 2. Semi langsung : Contoh adanya broker/perantara untuk menekan biaya. Dealer membeli dulu surat berharga dulu, jadi dealer berisiko. 3. Tidak langsung. : Perantaranya adalah : Bank, Asuransi, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan,Persh Efek/saham, Reksadana. dikeluarkan surat : Sekuritas Sekunder untuk Penabung dan menerima Sekuritas Primer dari Peminjam. Pertimbangan Penabung untuk menabung adalah : Keamanan dan Resiko Kredit : Membuat Lembaga Penjaminan Simpanan. Likuiditas : Penabung dapat memilih tabungan yg mudah diuangkan lagi. Aksesibilitas : Penabung dan Peminjam dapat akses yg mudah. Kemudahan : Bagi penabung dapat banyak kemudahan. Jenis-Jenis Intermediasi Keuangan yang ditawarkan LK : Intermediasi Denominasi : Menerima tabungan dlm jumlah kecil dan meminjamkan nya dalam jumlah lebih besar. Intermediasi Resiko : Resiko tidak terbayarnya pinjaman ditanggung LK. Intermediasi Jatuh tempo : Menerima simpanan Jangka pendek dan meminjamkan jangka yang lebih panjang. Intermediasi Informasi : Menyediakan informasi pada Nasabah. Intermediasi Mata Uang : Menerima tabungan dalam berbagai mata uang. Resiko Lembaga Keuangan : a. Risiko Kredit b. Risiko Likuiditas c. Risiko Tingkat Bunga d. Risiko Pasar : Jika aktif memperdagangkan instrumen-instrumen. e. Off Balance Sheet Risk : Yang timbul karena penerbitan L/C. f. Risiko Tingkat Bunga. g. Country Risk : Resiko karena keadaan Negara. h. Risiko Operasi: Karena Kerusakan IT. Insolvency Risk : Risiko karena Modal Tak cukup untuk menutup kerugian
LEMBAGA KEUANGAN NON BANK A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan non bank adalah Semua badan yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Atau dapat juga diartikan sebagai badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung, menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk kegiatan produktif. Adapun dasar hukum pendirian Lembaga keuangan non bank adalah Keputusan Menteri Keuangan Nomor 792 / MK / IV / 12 / 70 tanggal 7 Desember 1970 kemudian diubah dan ditambah dengan keputusan Menteri Keuangan. Lembaga keuangan non bank ini memeliki beberapa tujuan yang diantaranya adalah : 1. Untuk mendorong perkembangan pasar modal 2. Membantu permodalan perusahaan-perusahaan ekonomi lemah Selain tujuan lembaga keuangan non bank ini juga memiliki peranan dalam perekonomian yang diantaranya: 1. Membantu dunia usaha dalam meningkatkan produktivitas barang / jasa 2. Memperlancar distribusi barang 3. Mendorong terbukanya lapangan pekerjaan Mengenai jenis-jenis lembaga non bank ini, seyogyanya menjadi pokok pembahasan masalah yang akan dibahas dalam bab berikutnya. DANA PENSIUN 1. Latar Belakang Dana Pensiun Tahun 70-an sampai 80-an, pensiun merupakan dambaan memperoleh penghasilan setelah berakhir masa kerja seseorang dengan berlomba-lomba menjadi pegawai negeri dengan tujuan memperoleh pensiun di masa tuanya.Oleh karena itu,mereka lebih memilih kerja menjadi seorang pegawai negeri karena memberikan kepastian adanya pensiun. Pada tahun 90-an, hampir semua perusahaan menyediakan dana pensiun bagi karyawannya, dan telah di atur UU Nomor 11 Tahun 1992.Pemberian pensiun kepada para karyawannya bukan saja memberikan kepastian penghasilan pada masa depan melainkan juga memberikan motivasi bagi karyawan untuk bekerja lebih giat.Dengan memberikan program ini,karyawan akan merasa aman, terutama bagi mereka yang sudah tidak produktif lagi sedangkan bagi yang masih produktif juga akan memberikan motivasi bahwa jasa-jasa mereka masih dihargai oleh perusahaannya. 2. Pengertian Pensiun dan Perusahaan Dana Pensiun Merupakan perusahaan yang memungut dana dari karyawan suatu perusahaan dan memberikan pendapatan kepada peserta pensiun sesuai perjanjian.Menurut UU Nomor 11 Tahun 1992 Dana Pensiun adalah Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang akan menjanjikan manfaat pensiun.Selanjutnya pengertian pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.Jadi kegiatan perusahaan dana pensiun adalah memungut dana dari iuran yang dipotong dari pendapatan karyawan suatu perusahaan.Kemudian iuran diinvestasikan kedalam berbagai kegiatan usaha yang dianggap paling menguntungkan. 3. Tujuan Pensiun Tujuan penyelenggaraan dan penerima pensiun dapat dilihat dari dua atau tiga pihak yang terlibat.Jika hanya dua,berarti antara Pemberi Kerja dan Karyawannya, jika tiga pihak berarti antara Pemberi Kerja, Karyawan,dan Lembaga Pengelola Dana Pensiun.Berikut tugas masing-masing pihak yang terlibat :
Bagi Pemberi Kerja a. Memberikan penghargaan kepada karyawan yang telah mengabdi kepada perusahaan. b. Agar dimasa usia pensiun karyawan dapat menikmati sebuah penghasilan c. Memberikan rasa nyaman dari segi batiniah sehingga dapat menurunkan turn over karyawan d. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugasnya e. Meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat Bagi Karyawan a. Kepastian memperoleh penghasilan dimasa yang akan datang sesudah masa pensiun. b. Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja Bagi Lembaga Pengelola Dana Pensiun: a. mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan berbagai kegiatan investasi b. turut membantu dan mendukung program pemerintah 4. Jenis-jenis Pensiun Secara umum jenis-jenis pensiun yang dapat dipilih oleh karyawan yang akan menghadapi pensiun adalah : a. Pensiun Normal Yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya telah mencapai masa pensiun seperti yang ditetapkan perusahaan.Contoh , umur 55 tahun dan 60 tahun rata-rata umur untuk pensiun di Indonesia. b. Pensiun dipercepat Diberikan untuk kondisi tertentu, misalnya karena adanya pengurangan pegawai diperusahaan. c. Pensiun Ditunda Merupakan pensiun yang diberikan kepada para karyawan yang meminta pensiun sendiri.Namun usia belum memenuhi. d. Pensiun Cacat Pensiun yang diberikan karena peserta mengalami kecelakaan sehingga dianggap tidak mampu untuk bekerja lagi. 5. Jenis-jenis Dana Pensiun Menurut UU Nomor 11 Tahun 1992, digolongkan menjadi : a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
ASURANSI Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut. [1] Istilah "diasuransikan" biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan perlindungan. Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tetanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan. Contohnya, seorang pasangan membeli rumah seharga Rp. 100 juta. Mengetahui bahwa kehilangan rumah mereka akan membawa mereka kepada kehancuran finansial, mereka mengambil perlindungan asuransi dalam bentuk kebijakan kepemilikan rumah. Kebijakan tersebut akan membayar penggantian atau perbaikan rumah mereka bila terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai mereka premi sebesar Rp1 juta per tahun. Risiko kehilangan rumah telah disalurkan dari pemilik rumah ke perusahaan asuransi. Asuransi dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246:[2] "Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. keuntungan perusahaan asuransi Perusahaan asuransi juga mendapatkan keuntungan investasi. Ini diperoleh dari investasi premi yang diterima sampai mereka harus membayar klaim. Uang ini disebut "float". Penanggung bisa mendapatkan keuntungan atau kerugian dari harga perubahan float dan juga suku bunga atau deviden di float. Di Amerika Serikat, kehilangan properti dan kematian yang tercatat oleh perusahaan asuransi adalah US$142,3 milyar dalam waktu lima tahun yang berakhir pada 2003. Tetapi keuntungan total di periode yang sama adalah US$68,4 milyar, sebagai hasil dari float. Prinsip dasar asuransi Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu : *Insurable interest Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. *Utmost good faith Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan. *Proximate cause Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen. *Indemnity Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278). *Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar. *Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.
Penolakan asuransi Beberapa orang menganggap asuransi sebagai suatu bentuk taruhan yang berlaku selama periode kebijakan. Perusahaan asuransi bertaruh bahwa properti pembeli tidak akan hilang ketika pembeli membayarkan uangnya. Perbedaan di biaya yang dibayar kepada perusahaan asuransi melawan dengan jumlah yang dapat mereka terima bila kecelakaan terjadi hampir sama dengan bila seseorang bertaruh di balap kuda (misalnya, 10 banding 1). Karena alasan ini, beberapa kelompok agama termasuk Amish menghindari asuransi dan bergantung kepada dukungan yang diterima oleh komunitas mereka ketika bencana terjadi. Di komunitas yang hubungan erat dan mendukung di mana orang-orangnya dapat saling membantu untuk membangun kembali properti yang hilang, rencana ini dapat bekerja. Kebanyakan masyarakat tidak dapat secara efektif mendukung sistem seperti di atas dan sistem ini tidak akan bekerja untuk risiko besar.
Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor. Melalui pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh barang-barang modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jika kita mengajukan kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang besar. Bagi perusahaan yang modalnya kurang atau menengah, dengan melakukan perjanjian leasing akan dapat membantu perusahaan dalam menjalankan roda kegiatannya. Setelah jangka leasing selesai, perusahaan dapat membeli barang modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan sebagian barang modal tertentu dalam suatu proses produksi secara tibatiba, tetapi tidak mempunyai dana tunai yang cukup, dapat mengadakan perjanjian leasing untuk mengatasinya. Dengan melakukan leasing akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana dibanding dengan membeli secara tunai. Di Indonesia leasing baru dikenal melalui surat keputusan bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia dengan No.KEP-122/MK/IV/2/1974, No.32/M/SK/2/1974, dan No.30/Kpb/I/1974 tanggal 7 Februari 1974 tentang perizinan usaha leasing. Sejalan dengan perkembangan waktu dan perekonomian Indonesia permasalahan yang melibatkan leasing semakin banyak dan kompleks. Mulai dari jenis leasing yang paling sederhana sampai yang rumit. Perbedaan jenis leasing menyebabkan perbedaan dalam pengungkapan laporan keuangan, perlakuan pajak dan akibatnya pada pajak penghasilan badan akhir tahun. Capital lease dan operating lease sama-sama dikenakan pajak pertambahan nilai, sedangkan untuk operating lease disamping dikenakan pajak pertambahan nilai juga dikenakan pemotongan pajak penghasilan pasal 23, hal ini karena diperlakukan sebagai sewa menyewa biasa. Biaya-biaya yang berkaitan dengan transaksi lease dianggap sebagai biaya usaha bagi pihak lessee. Pengertian leasing menurut surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia No. KEP- 122/MK/IV/2/1974, Nomor 32/M/SK/2/1974, dan Nomor 30/Kpb/I/1974 tanggal 7 Februari 1974 adalah: Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang telah disepakati bersama. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka pada prinsipnya pengertian leasing terdiri dari beberapa elemen di bawah ini:
1. Pembiayaan perusahaan 2. Penyediaan barang-barang modal 3. Jangka waktu tertentu 4. Pembayaran secara berkala 5. Adanya hak pilih (option right) 6. Adanya nilai sisa yang disepakati bersama 7. Adanya pihak lessor 8. Adanya pihak lessee Pembiayaan melalui leasing merupakan pembiayaan yang sangat sederhana dalam prosedur dan pelaksanaannya dan oleh karena itu leasing yang digunakan sebagai pembayaran alternatif tampak lebih menarik. Sebagai suatu alternatif sumber pembiayaan modal bagi perusahaan-perusahaan, maka leasing didukung oleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut: 1. Fleksibel, artinya struktur kontrak dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yaitu besarnya pembayaran atau periode lease dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan kondisi perusahaan. 2. Tidak diperlukan jaminan, karena hak kepemilikan sah atas aktiva yang di lease serta pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan oleh aktiva yang dilease sudah merupakan jaminan bagi lease itu sendiri. 3. Capital saving, yaitu tidak menyediakan dana yang besar, maksimum hanya menyediakan down payment yang jumlahnya dalam kebiasaan lease tidak terlalu besar, jadi dalam hal ini bisa dikatakan menjadi suatu penghematan modal bagi lessee, yaitu lessee dapat menggunakan modal yang tersedia untuk keperluan lain. Karena leasing umumnya membiayai 100% barang modal yang dibutuhkan. 4. Cepat dalam pelayanan, artinya secara prosedur leasing lebih sederhana dan relatif lebih cepat dalam realisasi pembiayaan bila dibandingkan dengan kredit investasi bank, jadi tanpa prosedur yang rumit dan hal itu memberikan kemudahan bagi para pengusaha untuk memperoleh mesin-mesin dan peralatan yang mutakhir untuk memungkinkan dibukanya suatu bidang usaha produksi yang baru atau untuk memodernisasi perusahaan. 5. Pembayaran angsuran lease diperlakukan sebagai biaya operasional, artinya pembayaran lease langsung dihitung sebagai biaya dalam penentuan laba rugi perusahaan, jadi pembayarannya dihitung dari pendapatan sebelum pajak, bukan dari laba yang terkena pajak. 6. Sebagai pelindung terhadap inflasi, artinya terhindar dari resiko penurunan nilai uang yang disebabkan oleh inflasi, yaitu lessee sampai kapan pun tetap membayar dengan satuan moneter yang lalu terhadap sisa kewajibannya. 7. Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa lease. 8. Adanya kepastian hukum, artinya suatu perjanjian leasing tidak dapat dibatalkan dalam keadaan keuangan umum yang sangat sulit, sehingga dalam keadaan keuangan atau moneter yang sesulit apapun perjanjian leasing tetap berlaku. 9. Terkadang leasing merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan aktiva bagi suatu perusahaan, terutama perusahaan ekonomi lemah, untuk dapat memodernisasi pabriknya.
Klasifikasi Leasing 1. Capital Lease Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga keuangan. Lessee yang akan membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis serta spesifikasi dari barang yang dibutuhkan. Lessee juga mengadakan negoisasi langsung dengan supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut. Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa pengguanaan barang tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah uang yang berupa rental untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama.
ANJAK PIUTANG
A. Pengertian Anjak piutang (Bahasa Inggris: factoring) adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank. Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu aset (piutang). Terakhir, pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak. Menurut Kasmir dalam Bank dan Lembaga Keuangan lainnya menjelaskan bahwa anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan factoring adalah perusahaan yang kegiatannya melakukan penagihan atau pembelian atau pengambilalihan atau pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu dari perusahaan (klien). Kemudian pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor NO.172/KMK.06/2002 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri. Tiga pihak yang terlibat dalam anjak piutang adalah penjual, debitur, dan pihak yang membiayai (factor). Penjual adalah pihak yang memiliki piutang (biasanya untuk layanan yang diberikan atau barang yang dijual) dari pihak kedua, debitur. Penjual selanjutnya menjual satu atau lebih tagihannya dengan potongan atau diskon ke pihak ketiga, suatu lembaga keuangan khusus untuk mendapatkan uang dalam bentuk kas. Debitur akan membayar langsung ke perusahaan pembiayaan dengan jumlah penuh sesuai nilai tagihan. Agar dapat lebih memahami tentang perjanjian anjak piutang ini maka dapat dilihat dari tiga serangkai hukum yaitu :
Subyek hukum dari perjanjian anjak piutang itu tentau saja adalah Penjual, Pembeli dan Perusahaan anjak piutang. Namun penamaan tersebut dirubah disesuaikan dengan hakekat anjak piutang. Perusahaan anjak piutang atau dikenal sebagai factor adalah badan usaha yang menawarkan anjak piutang lihat pengertian di atas. Klien adalah pihak yang menggunakan jasa dari anjak piutang (mudahnya adalah pihak yang menjual piutang kepada factor). Penjual atau supplier masuk dalam pengeritan klien. Sementara nasabah atau konsumen merupakan pihak yang mengadakan transaksi dengan klien
Obyek Hukum. Obyek hukum dalam perjanjian ini jelas adalah piutang itu sendiri. Baik itu dijual atau dialihkan atau di urus oleh pihak lain. Peristiwa hukum atau hubungan hukumnya adalah perjanjian anjak piutang, yaitu perjanjian antara perusahaan anjak piutang dengan klien.
B. Peran Lembaga Keuangan Anjak Piutang Dalam Ekonomi Kenyataan selama ini banyak sektor usaha yang menghadapi berbagai masalah dalam menjalankan kegiatan usahanya. Masalah masalah tersebut pada prinsipnya berkaitan antara lain: kurang kemampuan dan terbatasnya sumber-sumber permodalan, lemahnya pemasaran sehingga target penjualan tidak tercapai. Disamping itu perusahaan hanya terkonsentrasi pada usaha peningkatan produksi dan penjualan sedangkan administrasi penjualan termasuk penjualan secara kredit (Piutang) masih terabaikan. Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang menyebabkan semakin
meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang pada gilirannya akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber pembiayaan dari lembaga keuangan. Beberapa manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak piutang dalam rangka mengatasi masalah dunia usaha adalah sebagai berikut:
Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya penjualan. Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran dimuka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan Crediet standing perusahaan .
Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien karena klien dapat mengadakan transaksi perdagangan secara bebas baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan internasional.
Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui peningkatan perputaran modal kerja.
Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko kredit macet ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.
Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan meningkatkan pendapatan nasional.
C. Mekanisme Pembiayaan Lembaga Keuangan Anjak Piutang (Factoring) Transaksi anjak piutang biasanya diawali dengan negosiasi antara perusahaan (klien) dengan lembaga anjak piutang (factoring) yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan dengan fasilitas yang disediakan perusahaan anjak piutang. Apabila perusahaan sudah mengetahui kebutuhannya sejak awal maka akan lebih mempermudah dan mempercepat transaksi anjak piutang.
D. Manfaat Lembaga Keuangan Anjak Piutang Manfaat anjak piutang bagi perusahaan (klien) dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Perusahaan yang kesulitan/kekurangan dana akan segera memperoleh dana tunai sehingga terdapat aliran kas masuk (cash in flow) yang bisa digunakan untuk modal kerja perusahaan. Aliran kas (cash in flow) akan lebih lancar karena perusahaan tidak perlu menunggu pencairan piutang sampai jatuh tempo. 2. Tugas perusahaan (klien) dalam pengelolaan administrasi penjualan dapat dialihkan ke lembaga anjak piutang karena lembaga ini membantu mengelola administrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering and collection service). 3. Perusahaan (klien) tidak ragu dalam penjualan produknya terutama kepada customer baru karena resiko tagihan macet bisa ditanggung bersama dengan lembaga anjak piutang (credit insurance). 4. Anjak piutang dapat memperbaiki sistem penagihan sehingga piutang dapat dibayar tepat saat jatuh tempo dan sebisa mungkin penagihan ini tidak merusak hubungan baik antara perusahaan (klien) dengan pelanggannya (customer).
KARTU PLASTIK Kartu plastik sebenarnya bukan merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan dalam pengertian sebagai suatu badan usaha. Perusahaan yang menerbitkan kartu plastic inilah yang dimaksudkan sebagai salah satu lembaga keuangan bukan bank. Meskipun perusahaan kartu plastik termasuk dalam lembaga keuangan bukan bank, penyelenggara atau pemilik dari perusahaan kartu plastik ini bisa saja suatu lembaga keuangan berupa bank. Pengertian kartu plastik sendiri masih sangat luas. Kartu plastic dapat berupa kartu kredit, kartu debit, kartu penarikan uang tunai melalui anjungan tunai mandiri (authomated teller machine-ATM), dan charge card. Perusahaan yang menerbitkan berbagai bentuk kartu plastic ini dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk lembaga keuangan bukan bank, karena kartu plastic tersebut pada dasarnya dapat digunakan sebagai alat untuk kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana dari dan kepada masyarakat. 1. Pengertian Kartu plastik merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan. Perkembagan penggunaan kartu plastic dalam berbagai bentuknya menunjukkan bahwa alat ini tidak hanya digunakan sebagai alat pembayaran tetapi juga untuk tujuan lain seperti penarikan uang tunai. Berdasarkan pertimbangan dapat dibawa berpergian dengan praktis, dapat digunakan sewaktu-waktu dan kemudahan penggunaan yang lain kartu plastic ini semakin luas digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan.
2. Jenis Kartu plastic dapat digunakan sebagai macam transaksi keuangan. Lingkup geografis penggunaan kartu ada yang domestic dan ada juga yang internasional. Kartu dengan lingkup internasional berarti kartu tersebut tidak hanya dapat digunakan dalam batas wilayah satu Negara saja melainkan dapat juga digunakan di berbagai negara. Atas dasar bentuk penggunaannya tersebut, jenis kartu plastic terdiri dari: A. Kartu kredit Kartu kredit (credit card) atau merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa yang pembayaran pelunasannya dapat dilakukan oleh pembeli secara sekaligus atau angsuran pada jangka waktu tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat pembayaran. Dengan mempunyai kartu kredit, seseorang dapat melakukan pembelian barang dan jasa pada tempat-tempat khusus yang menjalin kerja sama dengan perusahaan kartu kredit yang bersangkutan tanpa harus menggunakan uang tunai. Pembayaran pembelian dilakukan dengan cara menggesekkan kartu kredit pada perangkat yang sudah disiapkan oleh penjual barang dan jasa, sehingga transaksi pembelian tersebut tercatat pada alat tersebut dan dapat dilacak. Pembayaran atau angsuran oleh pemilik kartu diberikan secara langsung kepada perusahaan kartu kredit atau melalui pihak lain yang ditunjuk. B. Carge card Charge card merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa yang pembayaran pelunasannya harus dilakukan oleh pembeli secara sekaligus pada jangka waktu tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat pembayaran. Pembayaran dilakukan pada akhir bulan yang sama dengan tanggal transaksi atau pada bulan berikutnya dengan disertai biaya tambahan. Penyelenggara kartu ada yang menetapkan biaya tambahan dan ada juga yang tidak, sehingga pelunasan yang dibayarkan oleh pemilik kartu ada yang terdiri dari pokok pinjaman beserta biaya tambahan dan ada pula yang hanya berupa pokok pinjaman saja.
C. Kartu debit (Debit card) Kartu debit (debit card) atau merupakan suatu alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan (issuer) dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian transaksi pembelian barang dan jasa dengan cara mendebit atau mengurangi saldo rekening simpanan pemilik kartu (card holder) serta pada saat yang sama mengkredit saldo rekening penjual (merchant) sebesar nilai transaksi barang dan jasa. Sistem penggunaan kartu debit ada yang sudah on line dan ada juga yang belum on line. Sistem yang belum on line berarti bahwa pada saat pemilik kartu menggunakan kartunya untuk berbelanja maka transaksi pendebitan rekening simpanannya tidak secara otomatis pada saat yang bersamaan. Pendebitan rekening pemilik kartu dan pengkreditan rekening penjual pada bank pengelola kartu hanya akan dilakukan setelah merchant menyerahkan bukti penggunaan kartu (pembayaran dengan kartu debit) pada toko atau tempat usahanya. System ini mengandung risiko bahwa saldo rekening simpanan pemilik kartu tidak cukup untuk menutup transaksi pembelian yang telah dilakukan. Apabila system ini telah on line, maka saat pemilik kartu menggunakan kartunya untuk berbelanja pada saat itu juga merchant dapat melihat saldo rekening simpanan pemilik kartu pada bank pengelola kartu debit tersebut. Dengan cara ini merchant dapat menentukan apakah kartu tersebut masih cukup untuk menutup nilai transaksi yang akan dilakukan ataukah tidak. Pada saat yang bersamaan mesin atau peralatan yang ada pada merchant dapat melakukan pendebitan rekening simpanan pemilik kartu debit dan sekaligus pengkreditan rekening merchant sendiri. Dengan demikian, setiap kali pemilik kartu menggunakan kartu debitnya untuk berbelanja, maka saat yang bersamaan saldo rekening pinjamannya akan berkurang dalam nilai yang sama.
D. Cash card Cash card merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan sebagai alat penarikan uang tunai secara manual melalui teller bank atau melalui ATM. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa terdapat dua cara penarikan uang tunai dengan cash card, yaitu: 1) melalui petugas/teller pada kantor cabang bank pengelola 2) melalui ATM yang terdapat pada berbagai tempat
Perusahaan Umum Penggadaian Pegadaian adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara di Indonesia yang usaha intinya adalah bidang jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai.
- Menurut Umum (Konvensional) Pegadaian adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seseorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Perusahaan Umum Pegadaian adalah suatu badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai.
- Menurut Syariat Islam Gadai dalam perspektif islam disebut dengan istilah rahn, yaitu suatu perjanjian untuk menahan sesuatu barang sebagai jaminan atau tanggungan utang. Kata rahn secara etimologi berarti tetap,berlangsungdan menahan. maka dari segi bahasa rahn bisa diartikan sebagai menahan sesuatu dengan tetap. Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya rahn merupakan suatu akad utang piutang dengan menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara sebagai jaminan, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil utang.
Prosedur Perum pegadaian merupakan sarana alternatif pertama dan sudah ada sejak lama serta sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia. Apalagi di kota-kota kecil di seluruh Indonesia. Akan tetapi banyak orang yang merasa malu untuk datang ke kantor pegadaian terdekat. Maklum, selama ini, pegadaian sangat identik dengan kesusahan atau kesengsaraan. Tidak heran bila yang datang ke sana umumnya berpenampilan lusuh dengan wajah tertekan. Akan tetapi, belakangan ini Perum Pegadaian mulai bersolek dan membangun citra baru melalui berbagai media, termasuk media televisi, dengan motto barunya,Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah
Keuntungan Pegadaian Pegadaian menyediakan pinjaman uang dengan jaminan barang berharga. Meminjam uang ke Pegadaian bukan saja prosedurnya mudah dan cepat, tetapi biaya yang dibebankan juga lebih ringan apabila dibandingkan dengan para pelepas uang atau tukang ijon. Hal ini dilakukan sesuai dengan salah satu tujuan dari Pegadaian dalam pemberian pinjaman kepada masyarakat dengan motto Mengatasi Masalah Tanpa Masalah. Hal ini berbeda apabila meminjam di bank, yang membutuhkan prosedur yang rumit dan waktu yang relatif lebih lama. Persyaratan administrasi juga sulit dipenuhi, seperti dokumen harus lengkap dan jaminan diberikan harus berupa barang tertentu, karena tidak semua barang dapat dijadikan jaminan di bank.
Pihak gadai juga tidak mempermasalahkan untuk apa uang pinjaman digunakan, dan hal ini tentu bertolak belakang dengan pihak perbankan, yang harus dibuat serinci mungkin tentang penggunaan uangnya. Sanksi yang diberikan juga relatif ringan, karena apabila tidak dapat melunasi dalam waktu tertentu, barang jaminan akan dilelang untuk menutupi kekurangan pinjaman yang telah diperolehnya Jadi keuntungan perusahaan Pegadaian apabila dibandingkan dengan lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan lainnya, adalah : (1) Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga, hal ini disebabkan prosedurnya yang sederhana; (2) Persyaratan yang sangat sederhana, sehingga memudahkan konsumen untuk memenuhinya; (3) Pihak Pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi sesuai dengan kehendak masyarakat atau nasabahnya.
MODAL VENTURA Pada saat bisnis dan pemulihan krisis ekonomi di Indonesia saat ini sektor perbankan sudah banyak mendapat sentuhan reformasi, lain halnya dengan lembaga pembiayaan, khususnya modal ventura, bagaimanakah keberadaan atau eksistensinya saat ini, perlu atau tidaknya restrukturisasi dan atau reposisi lembaga pembiayaan tersebut serta kemungkinan pemantapan dan pengembangan di masa mendatang. Modal ventura memiliki prospek di masa depan, karena memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak mungkin diberikan oleh bank seperti pembinaan manajemen pasar serta penyertaan modal ventura tidak menuntut adanya pembayaran bunga pinjaman, suatu hal yang tidak mungkin dilakukan oleh bank, karena justru mengenakan bunga setinggi mungkin, karena ini memang merupakan penghasilan bank (KPHN Hoediono Kadarsiman, 1955:143). Pasal 4 (1) Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 menyatakan bahwa kegiatan modal ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal dalam suatu perusahaan pasangan usaha untuk halhal seperti : a. Pengembangan suatu penemuan baru. b. Pengembangan perusahaan yang pada tahap awal usahanya mengalami suatu kesulitan dana. c. Membantu perusahaan yang berada pada tahap pengembangan. d. Membantu perusahaan yang berada pada tahap kemunduran. e. Pengembangan proyek penelitian dan rekayasa f. Pengembangan berbagai penggunaan teknologi baru dan alih teknologi baik dari dalam maupun dari luar negeri. Tidak setiap perusahaan dapat memperoleh penyertaan modal dari suatu perusahaan modal ventura, melainkan perusahaan pasangan usaha yang memenuhi criteria (Munir Fuady, 1999:154). a. Perusahaan pasangan usaha yang memiliki pangsa pasar dari prospekyang baik. b. Pemilik perusahaan menguasai bidang usahanya. c. Memiliki return on investment yang baik. d. Bidang usahanya memiliki kekhususan sehingga tidak mudah dimasuki oleh pendatang baru.Ditentukan dalam pasal 4 ayat (2) Keputusan Menteri Keuangan No.1251/ KMK.013/1988 bahwa penyertaan modal dalam setiap perusahaan pasangan usaha bersifat sementara dan tidak bolehmelebihi jangka waktu sepuluh tahun. Penelitian ini hendak mengkaji mengapa modal ventura tidak bergerak dan berkembang sebagaimana karakteristiknya. Dengan kajian ini hasilnya diharap-kan dapat menjadi pijakan bagipemerintah, khususnya Departemen Keuangan utnuk menata dan mengatur ulang terhadap keberadaan modal ventura di masa mendatang serta dapat digunakan untuk bahan perkuliahan baik di di S1 dan S2 dalam mata kuliah Hukum Pembiayaan.
E. Hasil Dan Pembahasan Jenis Pembiayaan Ventura adalah : 1. Penyertaan Saham Langsung Merupakan penyertaan langsung dalam bentuk saham. Jenis pembiayaan ini untuk perusahaan yang sudah terbentuk Perseroan Terbatas. 2. Obligasi Konversi Merupakan pembiayaan dalam bentuk obligasi yang dapat dikonversikan dalam bentuk saham biasa yang dikeluarkan perusahan tersebut. Jenis ini untuk perusahaan yang sudah berbentuk Perseroan Terbatas. 3. Pola Bagi Hasil / Partisipasi Terbatas Merupakan pembiayaan dengan pola bagi hasil atau berdasarkan prosentase tertentu dari keuntungan yang diperoleh PPU. F. PASAR UANG Pengertian Pasar Uang (Money Market) adalah pasar dengan instrumen financial jangka pendek, umumnya yang diperjualbelikan berkualitas tinggi. Jangka waktu instrumen pasar uang biasanya jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek. Kebutuhan Adanya Pasar Uang Alasan kenapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem perekonomian adalah banyaknya perusahaan serta individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai antara inflows dan outflows. Misalnya, perusahaan melakukan penagihan dari klien pada periode tertentu dan pada waktu yang lain ia harus mengeluarkan uang untuk menutupi biaya operasionalnya. Untuk mengatasi masalah tersebut (perusahaan pada saat kasnya mengalami defisit), maka perusahaan tersebut sementara dapat memasuki pasar uang sebagai peminjam dengan mencari lembaga keuangan atau pihak lain yang memiliki surplus (kelebihan) dana. Selanjutnya, pada saat perusahaan tersebut mengalami surplus dana, maka perusahaan tersebut menjadi kreditor dalam pasar uang untuk memperoleh pendapatan daripada membiarkan danaya tak terpakai atau idle. Perbedaan dengan Pasar Modal Perbedaan antara pasar modal dengan pasar uang adalah jangka waktunya. Dalam pasar uang, diperdagangkan suratberharga berjangka waktu pendek, sedangkan dalam pasar modal, diperdagangkan surat berharga berjangka waktu panjang Mekanisme Pasar Uang Pasar Uang berbeda dengan Pasar Modal yang tradingnya dilakukan melalui Bursa atau Stock Exchange, Pasar Uang sifatnya abstrak, tidak ada tempat khusus seperti halnya dengan Pasar Modal, transaksi pada Pasar Uang dilakukan secara OTC (Over The Counter Market), dilakukan oleh setiap peserta (partisipan) melalui Desk atau Dealing Room masing-masing peserta. FUNGSI PASAR UANG 1. Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek 2. Sebagai penghimpun danas berupa surat-surat berharga jangka pendek 3. Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan untul melakukan investasi 4. Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka pendek kepada perusahaan di indonesia
Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan untuk mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan demikian pasar uang merupakan sarana alternatif khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta lainnya, baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya. Pasar uang juga merupakan sarana pengendali moneter (secara tidak langsung) oleh otoritas moneter dalam melaksanakan operasi terbuka, karena di Indonesia pelaksanaan operasi pasar terbuka oleh Bank Sentral yaitu BankIndonesia dilakukan melalui pasar uang dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) sebagai instrumennya. PESERTA PASAR UANG 1. Lembaga keuangan 2. Perusahaan besar 3. Lembaga pemerintah, dan 4. Individu-individu TUJUAN PASAR UANG Dari pihak yang membutuhkan dana :1. Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek 2. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas 3. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja 4. Sedang mengalami kalah keliring Dari pihak yang menanamkan dana : 1. Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu 2. Membantu pihak-pihak yang mengalami kesulitan keuangan 3. Spekulasi JENIS-JENIS RISIKO INVESTASI DALAM PASAR UANG 1. Risiko pasar (interest-rate risk) 2. Risiko reinvestment 3. Risiko gagal bayar 4. Risiko inflasi 5. Risiko valuta (currency or exchange rate risk) 6. Risiko politik 7. Marketability atau Liquidity risk Jenis-jenis Resiko Investasi di Pasar Keuangan 1. Resiko Pasar (interest rate risk), yaitu resiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat berharga (dan tingkat bunga naik) mengakibatkan investor mengalami capital loss. 2. Resiko Reinvestment, yaitu resiko terhadap penghasilan-penghasilan suatu aset finansial yang harus di re-invest dalam aset yang berpendapatan rendah (resiko yang memaksa investor menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga. 3. Resiko Gagal Bayar (default risk atau credit risk), yaitu resiko yang terjadi akibat peminjam (debitur) tidak mampu memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan.
4. Resiko Inflasi (resiko daya beli atau purchasing power risk). Untuk menghadapi hal tersebut kreditur biasanya berusaha mengimbangi proyeksi inflasi dengan mengenakan tingkat bunga yang lebih tinggi. 5. Resiko Valuta (currency risk atau exchange rate risk). 6. Resiko Politik, ini berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total dari modal yang diinvestasikan. 7. Marketability atau Liquidity Risk, ini dapat terjadi apabila instrument pasar uang yang dimiliki sulit untuk dijual kembali sebelum jatuh tempo. Sulitnya menjual kembali surat berharga tersebut memberi resiko untuk tidak dapat mencairkan kembali instrument pasar uang dalam bentuk uang tunai pada saat membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo.
INSTRUMEN PASAR UANG 1. Interbank call money 2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3. Sertifikat Deposito 4. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) 5. Bankers Acceptance 6. Commercial Paper 7. Treasury Bills 8. Repuchase Agreement 1. Call Money (Interbank Call Money Market) Call Money adalah penempatan atau peminjaman dana jangka pendek (dalam hitungan hari) antar bank. Call Money merupakan instrument bank dalam mengatasi kekurangan atau kelebihan dana jangka pendek yang bersifat sementara. 2. Sertfikat Bank Indonesia (SBI) SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Tujuan bank Indonesia mengeluarkan SBI untuk mengurangi peredaran uang di dalam masyarakat. Karakteristik SBI: o Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah). o Berjangka waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan. o Penerbitan dan perdagangan dilakukan dengan sistem diskonto. o Diterbitkan tanpa warkat, artinya SBI diterbitkan tanpa adanya fisik SBI itu sendiri dan bukti kepemilikan bagi pemegang hanya berupa pencatatan elektronis. o Dapat dipindahtangankan (negotiable).
PASAR MODAL Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.[1] Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti : menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce Lliyd, 1976), adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan "kriteria pasarnya" secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.[2] Struktur Pasar Modal Struktur Pasar Modal di Indonesia tertinggi berada pada menteri Keuangan menunjuk Bapepam merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari pasar modal dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, efisien serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal.[3] Manfaat Bagi emiten Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain: 1. jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar 2. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai 3. tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana/perusahaan 4. solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan 5. ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil Bagi investor Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain: 1. nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain 2. memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang mengambang bagi pemenang obligasi 3. dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi risiko Lembaga dan Struktur Pasar Modal Indonesia Pasar Modal di Indonesia terdiri atas lembaga-lembaga sebagai berikut:
Badan Pengawas Pasar Modal Bursa efek, saat ini ada dua: Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya namun sejak akhir 2007 Bursa Efek Surabaya melebur ke Bursa Efek Jakarta sehingga menjadi Bursa Efek Indonesia Perusahaan efek Lembaga Kliring dan Penjaminan, saat ini dilakukan oleh PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (PT. KPEI) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, saat ini dilakukan oleh PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT. KSEI)