Anda di halaman 1dari 4

HKI secara internasional dimulai dengan disetujui Paris Convention pada tahun 1883 di Brussels, yang mengalami beberapa

perubahan terakhir di Stockholm tahun 1979. Paris Convention ini mengatur mengenai perlindungan hak milik perindustrian yang meliputi inventions, trademarks, service marks, industrial designs, utility model (small patent), trade names (designations undet which an industrial or commercial activity is carried on), geographical indications (indications of source and appellations of origin) dan the repressions of unfair competition. Adapun tujuan pembentukan Paris Convention ini adalah suatu uniform untuk melindungi hak-hak para penemu atas karya-karya cipta di bidang milik perindustrian. Isi dari Paris Convention ini dapat dibagi dalam tiga bagian penting, yaitu: 1. Perihal prosedur 2. Prinsip-prinsip yang dijadikan pedoman wajib bagi Negara-negara anggota 3. ketentuan perihal patennya sendiri Pengaturan dan perlindungan hak milik perindustrian yang diberikan Paris Convention didasarkan prinsip national treatment atau assimilation sebagaimana datur dalam pasal 2 dan pasal 3 Paris Convention. prinsip ini memberikan perlindungan hukum yang sama terhadap hak milik perindustrian warga Negara lain yang menjadi peserta atau pihak dalam Paris Convention sama seperti melindungi warga Negara sendiri. Bahkan, menurur pasal 3 Paris Convention bahwa perlakuan yang demikian diberikan pula kepada warga Negara dari Negara-negara di luar peserta yang berdomisili atau yang memiliki pendirian industry atau komersial yang nyata dan efektif dalam wilayah satu Negara yang menjadi peserta atau pihak dalam Paris Convention. Prinsip lainnya adalah prinsip right of priority (hak prioritas) sebagaimana diatur dalam pasal 4 Paris Convention. menurut prinsip ini, bahwa seseorang berhak mendapatkan hak paten atas hasil invensi yang juga diajukan orang lain di Negara lain, dan orang yang mengajukan terlebih dahulu mendapatkan hak prioritas untuk jangka waktu tertentu. Hak prioritas ini berlaku untuk jangka waktu 12 bulan untuk paten dan paten sederhana dan 6 bulan untuk desain industry dan merk dagang. Berne Convention disahkan pada tahun 1886, yang mengatur mengenai perlindungan terhadap karya-karya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan

kesusastraan, yang meliputi semua ciptaan-ciptaan di bidang sastra (literary works), musik (musical works), drama tari (choreographic works), artistik (artistic works),

fotografi (photographic works), audiovisual (audiovisual works), program computer (computer programs), rekaman suara (sound recording), karya siaran (broadcasts), dan perwajahan tipografi penerbitan (typhographical arrangements of publication). Tujuan Berne Convention adalah untuk melindungi secara efektif dan seseragam mungkin hak-hak cipta para pencipta atas karya-karyanya dalm bidang kesusastraan dan seni. Pada garis besarnya, Berne Convention ini berisikan tiga prinsip dasar, ketentuan yang mengatur standar minimum perlindungan hukum yang diberikan kepada pencipta dan memuat ketentuan-ketentuan khusus yang berlaku bagi Negara-negara berkembang. Negara-negara peserta Berne Convention berkewajiban untuk meneapkan tiga prinsip dasar yang termuat dalam Berne Convention tersebut ke dalam perundangundangan HKI-nya, terutama di bidang hak cipta. Ketiga prinsip dasar pengaturan dan perlindungan hukum hak cipta tersebut, yaitu: 1. Prinsip national treatment atau assimilation: perlakuan yang sama Ciptaan yang berasal dari slah satu Negara peserta Berne Convention (yaitu ciptaan seorang warga Negara, Negara peserta Berne Convention, atau suatu ciptaan yang pertama kali diumumkan disalah satu Negara peserta Berne Convention) harus mendapatkan perlakuan perlindungan hukum hak cipta yang sama seperti memberikan perlindungan atas ciptaan seorang pencipta yang merupakan warga negaranya sendiri. 2. Prinsip automatic protection: perlindungan langsung Pemberian suatu perlindungan hukum harus diberikan secara langsung tanpa harus memenuhi persyaratan atau formalitas tertentu. 3. Prinsip independence of protection: kebebasan perlindungan Pemberian suatu perlindungan hukum tanpa bergantung kepada adanya perlindungan hukum di Negara asal ciptaan dari pencipta tersebut. Dalam kaitannya dengan standar-standar minimum perlindungan hukum ciptaan-ciptaan, hak-hak pencipta dan jangka waktu perlindungannya, Berne Convention mengatur sebagai berikut: 1. Ciptaan-ciptaan yang dilindungi adalah semua ciptaan di bidang sastra, ilmu pengetahuan, dan seni dalam bentuk apapun perwujudan atau ekspresinya. 2. Kecuali ditentukan lain dengan cara reservasi, pembatasan, atau pengecualian, yang termasuk hak-hak eksklusif atau hak untuk mengeksploitasi hak cipta, yaitu: a. hak untuk menerjemahkan

b. hak mempertunjukkan di muka umum ciptaan drama, drama music, dan ciptaan music c. hak mendeklamasi di muka umum suatu ciptaan sastra d. hak mengkomunikasikan kepada umum penampilan dari ciptaan-ciptaan tersebut e. hak penyiaran f. hak membuat reproduksi dengan cara dan bentuk perwujudan apapun g. hak menggunakan ciptaannya sebagai bahan untuk ciptaan audiovisual h. hak membuat adapsi dan aransemen dari suatu ciptaaan. Selain mengatur hak-hak eksklusif atau hak-hak eksploitasi atas suatu ciptaan, Berne Convention mengatur pula hak-hak moral, yakni hak pencipta untuk mengklaim bahwa dia adalah pencipta dari suatu ciptaan dan hak pencipta untuk mengajukan keberatan atas setiap perbuatan yang bermaksud mengubah, mengurangi, atau menambah keasliandari suatu ciptaannya yang dapat meragukan kehormatan dan reputasi pencipta. 3. Pada prinsipnya, jangka waktu perlindungan hukum berlangsung seumur hidup penciptanya dan ditambah dengan 50 tahun sesudah yang bersangkutan meninggal dunia. Dalam hal penciptanya tidak diketahui atau penciptanya menggunakan nama samara atau penciptanya merahasiakan jati dirinya, maka jangka waktu perlindungan hukum hanya berlangsung 50 tahun sesudah dilakukan pemngumuman secara sah. Demikian pula jangka waktu perlindungan hukum berlangsung 50 tahun sesudah ciptaannya direkam atau direlease atau 50 tahun sejak diciptakan jika tidak direkam dan direlease bagi ciptaan-ciptaan yang berbentuk audiovisual atau sinematograpi. Khusus untuk ciptaan-ciptaan yang termasuk seni terapan dan fotografi, jangka waktu minimum perlindungan hukumnya diberikan hanya 25 tahun sejak diciptakan. Menurut Berne Convention, bagi Negara-negara berkembang yang telah meratifikasi dapat diberikan kemudahan-kemudahan yang merupakan perlakuan khusus atas dasar kemampuan dari Negara-negara berkembang yang bersangkutan yang didasarkan pada pertimbangan keadaan ekonomi dan kebutuhan kultural serta social, karena Negara-negara berkembang tersebut tidak mampu untuk melakukan penyesuaian penuh atas Berne Convention. Perlakuan khusus dimaksudkan menyangkut standar minimum perlindungan hukum hak melakukan penerjemahan dan hak melakukan reproduksi sebagaimana diatur dalam Berne Convention.

Baik Paris Convention maupun Berne Convention merupakan law making treaty, sehingga semua Negara di dunia mempunyai hak yang sama untuk ikut serta sebagai anggota walupun bukan Negara peserta asli. Semua Negara terbuka ikut serta dalam Konvensi ini, yakni dengan cara meratifikasinya dan menyerahkan naskah ratifikasi tersebut kepada Direktur Jenderal WIPO. Mengingat Paris Convention dan Berne Convention hanya merupakan aturan umum yang berfungsi sebagai paying bagi perlindungan HKI di seluruh dunia, sebagai tindak lanjutnya lahirlah berbagai perjanjian internasional di bidang HKI lainnya, yaitu: 1. dalam bidang hak milik perindustrian a. Madrid Agreement for the Repression of False or Deceptive Indications of Source on Goods (1891) b. Nairoby Treaty on the Protection of the Olympic Symbol

Pengaturan dan perlindungan terhadap invensi atau penemu teknologi diatur dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 1989 tentang Paten sebagaimana telah diubah dan disempurnakan dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997, yang kemudian disempurnakan lagi

Anda mungkin juga menyukai