Anda di halaman 1dari 3

1. El, Elohim dan Elyon.

Nama yang paling sederhana yang dengannya Allah disebut dalam Perjanjian Lama adalah nama El, yang sangat mungkin berasal dari kata ul, yang berarti menjadi yang pertama, menjadi tuan, dan juga berarti kuat dan berkuasa. Nama Elohim (bentuk tunggalnya adalah Eloah) mungkin berasal dari akar kata yang sama, atau berasal dari kata alah yang berarti dilingkupi ketakutan; dan dengan demikian menunjuk kepada Allah sebagai Dia yang kuat dan berkuasa, atau merupakan objek dari rasa takut. Nama Elohim ini jarang sekali muncul dalam bentuk tunggal, kecuali dalam puisi. Bentuk jamak seperti ini dianggap sebagai bentuk insentif dan dengan demikian dapat memberikan petunjuk akan adanya kuasa yang penuh. Nama Elyon diturunkan dari kata alah juga, dan nama Elyon ini berarti ke atas, ditinggikan, dan menunjuk Allah sebagai Dia yang tinggi dan dimuliakan (kej.14:19-20; Bil.24:16; Yes.14:14). Nama ini terutama ditemukan dalam bentuk puisi. Nama ini belum merupakan sebuah nomina propria dalam arti katanya yang paling sempit, sebab nama itu juga dipakai untuk menunjukkan kepada berhala (Mzm.95:3; 96:5), untuk menunjuk manusia (Kej.33:10; Kel.7:1), dan tentang penguasa (Hak.5:8; Kel.21:6; 22:8-10; Mzm.82:1). 2. Adonai. Nama Adonai ini sangat erat hubungannya dengan nama El, Elohim, atau Elyon. Kata Adonai mungkin diturunkan dari dun (din), atau adan yang keduanya berarti menghakimi, memerintah, dan dengan demikian menunjuk kepada Allah sebagai Penguasa yang kuat, kepada siapa semuanya harus berhadapan, dan kepadanya manusia adalah hamba. Pada zaman dulu Adonai adalah nama yang biasa dipakai bangsa Israel untuk menyebut Allah. Tetapi kemudian diganti dengan nama Yehova atau Yahweh. Semua nama yang disebut itu menunjuk kepada Allah sebagai Dia yang tinggi dan dimuliakan, Allah yang transenden. Nama-nama yang disebut berikut ini menunjuk kepada kenyataan bahwa Yang Dimuliakan ini merendahkan diri untuk memasuki hubungan dengan makhluk-Nya. 3. Shaddai dan El-Shaddai. Nama Shaddai diturunkan dari kata shadad yang artinya penuh kuasa, dan menunjuk kepada Allah sebagai pemilik kuasa di surga dan di bumi. Akan tetapi ada juga orang lain yang berpendapat bahwa nama ini berasal dari kata shad yang artinya tuan. Nama ini berbeda dengan Elohim, Allah dari ciptaan dan alam semesta, dalam arti bahwa Shaddai menunjuk kepada Allah sebagai subjek yang ada di dalam sebagai alat atau sarana bagi karya anugerah ilahi. Walaupun menekankan kebesaran Allah, nama ini tidak mewakili Allah sebagai objek rasa takut atau kegentaran, tetapi sebagai sumber berkat dan kedamaian. Dengan nama inilah Allah datang kepada Abraham, bapa segala orang beriman (Kel.6:2). 4. Yahweh dan Yahweh Tsebhaoth

Terutama dalam nama Yahweh yang perlahan-lahan menggantikan nama-nama yang lain inilah Allah menyatakan diri-Nya sebagai Allah anugerah. Nama ini sering dianggap nama yang paling sakral dan paling diagungkan di antara nama-nama yang lain, sebagai Allah yang tidak mungkin berubah. Orang Yahudi mempunyai rasa takut tersendiri untuk menyebut nama ini, karena mereka selalu ingat kepada Im.24:16 yang berbunyi: Siapa yang menghujat nama Tuhan pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaat itu. Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila ia menghujat nama Tuhan haruslah dihukum mati. Karena rasa takut itu maka dalam membaca Kitab Suci orang Yahudi menggantinya dengan Adonai atau Elohim, dan kelompok Massoret walaupun tetap membiarkan konsonan dari kata itu tetap tidak berubah, mereka memberikan kepada konsonan itu vokal-vokal dari kata Elohim atau Adonai, tetapi biasanya vokal dari kata Adonai yang lebih banyak dipakai. Asal kata yang sesungguhnya dari kata ini sebenarnya tidak lagi diketahui. Kitab Pentateuch menghubungkan nama ini dengan kata kerja bahasa Ibrani hayah yang berarti adalah atau berada (Kel.3:13-14). Dalam kekuatan ayat tersebut kita dapat berasumsi bahwa nama itu sangat mungkin berasal dari bentuk yang sudah mati dari kata kerja itu, yaitu hawah. Sejauh menyangkut bentuk, kata itu dapat dilihat sebagai orang ke tiga imperfekt dari qal atau hiphil. Akan tetapi yang paling mungkin adalah yang pertama. Artinya dijelaskan dalam Kel.3:14, yang mengatakan: Aku adalah Aku, atau bisa juga berarti Aku akan menjadi apa yang Aku akan menjadi. Jika ditafsirkan dengan pengertian seperti itu maka nama itu menunjuk kepada keadaan Tuhan yang tidak berubah. Namun demikian, yang menjadi pokok persoalan bukanlah ketidakberubahan Allah dalam keadaan esensiNya, seperti ketidakberubahan-Nya dalam kaitan dengan hubungan-Nya dengan umat-Nya. Nama itu mengandung jaminan bahwa Allah akan menjadi milik bagi umat Israel pada jaman Musa, sama seperti Allah menjadi Allah bagi Bapa leluhur mereka Abraham, Ishak dan Yakub. Nama itu menekankan kesetiaan perjanjian Allah, dan merupakan nama diri Allah secara par exellen (KEl.15:3; Maz.83:19; Hos.12:6; Yes.42:8), dan dengan demikian tidak dipakai untuk siapapun, kecuali untuk nama Allah orang Israel. Sifat ekslusif dari nama itu muncul dari kenyataan bahwa nama itu tidak pernah muncul dalam bentuk jamak atau dengan awalan. Bentuk singkatan dari nama itu, terutama ditemukan dalam nama-nama gabungan Yah dan Yahu. Nama Yahweh sering diperkuat dengan tambahan kata tsebaoth. Agak sulit untuk menentukan kata tsebhaoth ini, tetapi umumnya sebagai: Malaikat-malaikat. Tafsiran ini lebih dapat diterima. Nama Yehovah Tsebhaoth sering ditemukan dalam hubunganhubungan dimana malaikat disebut: 1Sam.4:4; 2Sam.6:2; Yes.37:16; Hos.12:4,5; Mzm.80:1,4; Mzm.89; Malaikat-malaikat berungkali dipakai untuk mewakili penghulu-penghulu yang mengelilingi tahta Allah, Kej.28:12; 32:2; Yos.5:14; 1Raj.22:19; Mzm.68:17; 103:21; 148:2; Yes.6:2. Memang benar bahwa dalam hal ini bentuk tunggalnya lebih sering dipakai, akan tetapi hal ini tidak menimbulkan keberatan yang serius, karena Alkitab juga menyebutkan sejumlah pembagian atas malaikat-malaikat (Kej.32:3; Ul.33:2; Mzm.68:17).

Lebih jauh lagi interpretasi ini ada dalam keselarasan dengan arti nama itu, yang tidak mempunyai pengertian peperangan, tetapi merupakan ekspresi dari kemuliaan Allah sebagai raja (Ul.33:1; 1Raj.22:19; Mzm.24:10; Yes.6:3; 24:23; Zakh.14:16). Yehovah dari para penghulu adalah juga Allah yang penuh kemuliaan yang dikelilingi oleh penghulu-penghulu malaikat, yang memerintah langit dan bumi demi umat-Nya dan yang menerima kemuliaan dari semua makhluk-Nya. 5. Jehova Tsebaoth: Tuhan serba sekalian alam 6. Jehova Jireh : Tuhan yang menyediakan/ mempersiapkan 7. Jehova Rava : Tuhan yang menyembuhkan 8. Jehova Nisih : Pemenangmu 9. Jehova Shalom : Tuhan pendamai, pohon selamatku 10. Jehova Rah : Tuhan gembalaku 11. Jehova t,sedek: Tuhan adalah kebenaran 12. Jehova t,shanah : Tuhan kita yang maha hadir

Anda mungkin juga menyukai