Anda di halaman 1dari 5

2.4 BENTUK-BENTUK LSM 2.4.11 Organisasi semiotonom (Semiautonomus Organization) Peran penting LSM tidak muncul dengan sendirinya.

Di berbagai Negara komunis, beberapa LSM internasional sengaja mengatur inisiatif pemerintah. Dengan tidak mengenal banyaknya anggot, beberapa organisasi kemasyarakatan berada di garis depan untuk mengatur pemerintah atau kepentingan komersialdemi tujuan politik atau tujuan lainnya. Kepentingan yang ingin di capai itu bias berbeda di tingkat nasional maupun internasional. Lembaga-lembaga seperti ini biasanya menyediakan kantor dan mendapat subsidi dari pemerintah, dan bahkan beberapa di antaranya memiliki anggota dewan penyantun dari berbagai Negara. Sejumlah lembaga intergovernmental juga memiliki dasar yang sama. Organisasi Intergovernmental mengkatalisasi internal lembaga untuk menciptakan LSM internasional. 2.4.12 Staf Asosiasi Lembaga Intergovernmental (Saff Association in Intergovernmental institutions) Sangat jarang diketahui bahwa staff lembaga intergovernmental yang besar dan berbentuk asosiasi sejajar dengan staf labour union, keolahragaan, drama, atau kelompok kepentingan lain dengan tujuan kemanusiaan. Lembaga tersebut adalah LSM, bukan organisasi intergovernmental berdasarkan definisi istilahnya. Namun dalam kasus union, lembaga tersebut dapat memperoleh pengakuan sebagai bentuk khusus yang menjadi subjek resolusi dan melakukan kesepakatan dengan lembaga intergovernmental. 2.4.13 Asosiasi Sukarelawan : Sektor Ketiga (Voluntary Association: The third sector) Di tingkat lingkungan yang berdekatan, urban, regional, dan nasional, perkembangan aktivitas asosiasi muncul dalam bentuk kesejahteraan social, filantropi, dan rekreasional. Para ilmuwan social juga ikut melahirkan spesialisasi akademik untuk penelitian atas sektor ketiga. Beberapa dari asosiasi suka rela tersebut adalah LSM. Penekanan pada Voluntary ditujukan untuk menghindarkan masuknya berbagai macam badan dan menggagalkan upaya untuk mencapai isu, di mana badan intergovernmental sering kali menganggap dirinya Voluntary. Penelitian terhadap sektor ketiga adalah penting untuk menjaga kemurnian kepentingan LSM.

2.4.14 Koperasi (Cooperative and Mutual Aid Societies) Sektor Koperasi melibatkan ribuan orang sebagai anggota dari berbagai bentuk koperasi. Beberapa Koperasi juga termasuk dalam bentuk LSM yang memberikan bantuan bersama masyarakat, di mana tujuan utamanya adalah nonprofit. Akan tetapi, kepentingan komersial juga harus dipenuhi agar pelayanan kebutuhan dasar dapat dilakukan sehingga koperasi jarang diakui sebagai LSM. 2.4.15 yayasan Filantropi (Philanthropic Foundation) Yayasan akan mengalokasikan dana pada kebanyakan kasus kasus penting LSM, dan jarang dikelola untuk mencari keuntungan. Yayasan filantropi ini tidak diakui sebagai LSM, meskipun beberapa aktivitasnya sering bergerak bersama dalam kegiatan pembangunan dan peringanan beban masyarakat. Status Konsultatif atau pengaturan lain juga diakui oleh lembaga intergovernmental, meskipun sejumlah yayasan telah menjadi sumber dana bagi program dan pertemuan beberapa LSM yang focus pada tujuan tersebut. 2.4.16 Asosiasi Perdagangan dan kartel (trade Association and cartels) Asosiasi perdagangan merupakan kelompok yang bergerak dalam bidang manufaktur dan perdagangan demi mencari perlindungan serta memenuhi kepentingan sektor ekonomi lebih jauh. Asosiasi ini adalah LSM, yang mempertimbangkan non profitmaking, yaitu tidak untuk membuat dan mendistribusikan keuntungan kepada para anggotanya. Namun, seperti kelompok buruh dan badan profesional lainnya, lembaga ini eksis dalam rangka memenuhi kepentingan ekonomi yang lebih luas dari para anggotanya, atau lebih tepat untuk memastikan bahwa para anggota mendapat beberapa keuntungan keuangan. Karena Alasan ini, asosiasi perdagangan dipandang sebagai bukan LSM asli oleh badan lain dalam komunitas LSM. Akan tetapi, banyak dari LSM sebaliknya dapat menjadi focus dengan fund-raising dan kompromi-kompromi yang diperlukan. Sementara itu, asosiasi perdagangan yang dapat mengambil bentuk legal sebuah LSM, kartel semiformal, dan pengaturan penentuan harga, tidak boleh dilembagakan secara konvensional. Beberapa asosiasi dengan sengaja mengarahkan aturan industri untuk memastikan pelayanan yang berkualitas lebih tinggi. Kecenderungan ini sering dapat dilihat pada organisasi profesional yang mencari pengakuan komitmen yang serupa dan ilmiah.

2.4.17 Lobi (Lobbies) Konferensi lembaga intergovernmental merupakan subjek perhatian yang

dipertimbangkan dalam lobi kepentingan khusus, terutama pada level nasional. Fenomena ini telah mendapat proporsi utama di Uni Eropa, khususnya di Brussel, dimana organisasi tersebut telah menjadi penggerak utama untuk memberikan Konsultasi bagi masyarakat luas; tidak ada lobi berarti tidak ada konsultasi. Lobi ini, dalam kenyataannya, diatur oleh asosiasi perdagangan dan dapat menjadi satu-satunya alas an keberadaannya. Lobi dapat menjadi koalisi yang bebas dari kelompok kepentingan khusus (termasuk LSM), seperti ekonomi atau nonekonomi dan sosial atau kepentingan lain. Lobi sudah pasti akan menjadi lobi koalisi perwakilan pemerintah atau didukung oleh pemerintah secara khusus. 2.4.18 Partai Politik (Political Parties) Partai politik adalah sebuah LSM meskipun para perwakilannya ada yang duduk dalam pemerintahan, baik sebagai pihak yang berkuasa maupun sebagai oposisi, meskipun tidak ditunjukkan selayaknya sebuah LSM. Partai politik yang memiliki kecenderungan serupa di Negara yang berbeda dapat bergabung bersama secara internasional. Seperti kasus yang terjadi di Negara sosialis atau liberal, pembentukan sebuah badan dilakukan dengan mengambil bentuk sebuah lobi atau voting block, seperti yang terjadi di parlemen Eropa. Namun yang menjadi pertanyaan di sini adalah bagaimana nongovernmental dapat dipertimbangkan, meskipun bukan Intergovernmental. 2.4.19 Klub Elit (Elitist, Secretive clubs) Sebuah kecenderungan untuk menjadi figur kunci dalam lembaga dan badan internasional adalah pembentukan perkumpulan internasional semiformal. Perkumpulan ini didefinisikan sebagai LSM, meskipun perwakilannya ada juga yang melabelkannya sebagai non-LSM. Beberapa klub elit dan figure kunci dalam transnational corporations, atau secara personal terbatas, dapat menjadi anggota. Beberapa organisasi secara mutlak tidak membutuhkan bentuk konsultatif atau status lainnya. Tanpa membanggakan kemampuan akses ke pembuat kebijakan utama, pengaruh organisasi ini memang ada dalam lembaga internasional atau Negara anggota. Pembuat Keputusan ini dapat menjadi anggota (dalam kapasitas privat) perkumpulan elitis dengan privilege personal.

2.4.20 Masyarakat Khusus (Secret Societes) Keberadaan banyak masyarakat khusus telah didokumentasikan untuk memperkenalkan 5 LSM dan pendiriannya. Fungsi dan manfaatnya juga telah didokumentasikan dalam berbagai bentuk dalam melibatkan semua tingkat masyarakat; seperti persaudaraan antarmuslim. Beberapa badan itu harus mempertimbangkan bentuk LSM, meskipun statusnya illegal (Sebagai contoh, triad dan tong di Cina). Terkait dengan asosiasi perdagangan, lembaga tersebut bersifat nonprofit-making; sementara keanggotaannya dijadikan sebagai jaminan kompetisi dan bermanfaat dalam karier.

SIFAT DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT Akuntansi LSM berbeda dengan akuntansi bidang lainnya

Akuntansi merupakan suatu kegiatan yang akan mengarah pada pencapaian hasil dalam tingkat tertentu dan bermanfaat bagi kehidupan LSM tersebut. Di antara lembaga Publik lainnya seperti lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, dan lain-lain, penerapan akuntansi dalam LSM sedikit berbeda. Perbedaan tersebut muncul karena lingkungan yang mempengarui LSM berbeda. Perbedaan akuntansi berdasarkan tujuan, sumber pendanaan, struktur organisasi dan anggaran Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi LSM yang tergolong ke dalam organisasi nirlaba serta organisasi lainnya yang profit oriented dapat dilihat dengan membandingkan tujuan organisasi, sumber pendanaan, pola pertanggungjawaban, struktur keorganisasian, dan anggarannya. Tujuan organisasi LSM

Setiap organisasi memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan LSM memberikan pelayanan dan menyelenggarakan aktivitas yang terkait dengan pemberian dana oleh sebuah lembaga donor. Meskipun tujuan utama LSM adalah pemberdayaan masyarakat, namun tidak berarti bahwa LSM sama sekali tidak memiliki tujuan keuangan. Hal ini tergantung pada kondisi organisasi bersangkutan. Misalnya apabila organisasi tidak mempunyai sumber dana yang jelas dan pasti, maka kebutuhan akan daya dukung untuk melakukan pemberdayaan berkembang selaras dengan target keuangan. Secara kebetulan, keuangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

pemberdayaan organisasi. Tujuan keuangan organisasi LSM ini berbeda secara filosofi konseptual, dan operasionalnya dengan organisasi profit swasta. Struktur pembiayaan LSM

Dari segi sumber pendanaan atau lebih konkretnya struktur modal dan struktur pembiayaan, organisasi LSM sangat berbeda dalam hal bentuk dan jenisnya. Sumber pendanaan organisasi LSM berasal dari lembaga donor dan sumbangan pihak tertentu. Dalam konteks pola pertanggungjawaban, organisasi swasta bertanggung jawab kepada pemilik usaha dan kreditornya, sementara pada organisasi LSM, pertanggungjawaban dilakukan kepada lembaga atau pihak pemberi dana. Pola pertanggungjawaban LSM

Pertanggungjawaban organisasi LSM merupakan bagian terpenting dalam menciptakan kredibilitas pengelolaan yang dijalankan. Apabila elemen pertanggungjawaban ini tidak dapat dipenuhi, maka dampaknya akan luas, seperti ketidakpercayaan, ketidakpuasan, atau bahkan buruknya citra organisasi. Struktur organisasi LSM

Secara kelembagaan, organisasi LSM juga berbeda dengan organisasi lainnya, walaupun samasama organisasi publik. Struktur organisasi ini tidak terlalu formal, namun biasanya ada seseorang atau aktivis senior yang memimpin. Pihak yang berpengaruh ini biasanya berpeluang sangat besar dalam mengarahkan kebijakan dan pengelolaan organisasi. Tipologi pemimpin atau tokoh termasuk pilihan dan orientasi kebijakannya, akan sangat berpengaruh dalam memilih struktur organisasi.

Anda mungkin juga menyukai