Anda di halaman 1dari 9

Kerja Keras

Tugas Mata Kuliah Etika Kristen

Sisca Susanti 22-2010-016

9 Mei 2011

I.

Pendahuluan
Kerja keras adalah suatu usaha yang dilakukan secara sungguh-sungguh

karena ingin mencapai suatu tujuan tertentu. Kerja keras merupakan hal yang paling penting bagi manusia dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia diciptakan untuk bekerja bukan untuk menganggur dan menikmati segala ciptaan Allah. Dengan bekerja akan banyak sekali hasil yang didapat untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Dengan bekerja kita akan mendapatkan uang untuk keperluan hidup sehari-hari atau biasa kita sebut mencari nafkah. Karena Allah menghendaki kita untuk bekerja sesuai dengan Kej 1 : 28. Kita diharuskan bekerja dan juga tidak melupakan tanggung jawab. Kerja keras memiliki tujuan yang berhubungan dengan etika kristen, antara lain kerja diperuntukkan bagi kemajuan seorang pekerja, sebagai pelayanan kepada sesama manusia yang berarti bukan demi kepuasan hati tetapi demi kegunaannya bagi masyarakat dan sebagai pelayanan kepada Allah seperti memuliakan Allah melalui kerja keras. Tetapi kerja keras jangan di salah artikan untuk tujuan yang negatif, berusaha dengan jujur adil untuk tujuan positif, bekerja keraslah sesuai kemampuan yang dimiliki dan jangan memaksakan diri nantinya dapat menghasilkan hasil yang kurang maksimal, kerja keras juga mempunyai batasan batasan. Kerja keras merupakan salah satu cara yang dapat digunakan bila mana sesuatu hal ingin di capai, kerja keras untuk ini itu, dan yang penting kerja keras dalam konteks yang positif tidak serta merta bekerja keras untuk tujuan yang negatif (melakukan perbuatan melanggar hukum, merugikan hak asasi orang lain dan merugikan lingkungan di sekitarnya).

II. Sistematika Pembahasan


II.1 Manusia Diciptakan Berdasarkan Gambar Allah Manusia itu diciptakan sesuai dengan citra Allah. Dalam diri manusia terdapat citra Allah yang terlihat pada harkat dam martabat manusia. Dengan alasan seperti itu janganlah manusia malah merendahkan dirinya hanya karena

menginginkan uang atau jabatan. Dalam bekerja haruslah selalu memuliakan nama Tuhan. Manusia harus mempertanggung jawabkan hasil kerjanya itu kepada Allah, sebab Allah mendelegasikan tugas kerja itu kepada manusia. Lewat kerja manusia mengolah kehidupan yang dipercayakan kepadanya, sehingga manusia menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan terhormat, maka kerja harus dilakukan dengan baik, penuh dedikasi dan disiplin sebab nanti semuanya harus kembali kepada Allah.

II.2 Kerja Bagian dari Hakekat Manusia Kerja merupakan bagian terpenting dari hidup manusi artinya manusia tidak dapat hidup tanpa kerja keras, karena itu pengalaman manusia yang menganggur sangat menyedihkan, tragis, dan penuh penderitaan, makin lama menganggur makin rusak kepribadian diri manusia itu. Bekerja menuntut peningkatan potensi diri dan kepribadian yang baik, sebab bekerja itu mengandung pengertian dan kesempatan yang luas sekali, maka bekerja menuntut potensi diri yang memadai untuk menjalankan suatu pekerjaan. Bekerja menuntut peningkatan potensi diri dan kepribadian yang baik, sebab bekerja itu mengandung pengertian dan kesempatan yang luas sekali, maka bekerja menuntut potensi diri yang memadai untuk menjalankan suatu pekerjaan. Kita harus sadari bahwa bentuk dunia kerja ini semakin luas dan kompleks sehingga hampir semua bidang kerja membutuhkan keahlian tertentu. Contohnya sdalam bidang ekonomi saja dibutuhkan bidang pemasaran, akuntansi, manajemen, perbankan dan lainnya. Semua bidang tersebut membutuhkan keahlian tertentu, maka muncullah spesialisasi dalam aneka bidang ekonomi, begitu juga dengan bidang-bidang lain.

II.3 Peningkatan Talenta Secara Teratur dan Disiplin Peningkatan kepribadian yang matang dan kuat sangat dibutuhkan untuk bekerja. Kepribadian yang labil tidak akan mampu bekerja secara tanggung jawab, sebab yang jelas kerja itu penuh dengan tantangan. Kalau kepribadian kita tidak stabil, mudah sekali kita akan tegang dan stress, akibatnya akan menimbulkan

masalah yang semakin lama semakin berat, kecuali kepribadian kita sangat kuat, matang dan dewasa, sehingga sanggup mengatasi permasalahan secara profesional. Peningkatan potensi dan talenta bukan terjadi secara otomatis, melainkan membutuhkan proses belajar yang memadai, membutuhkan kedisiplinan diri yang tinggi, membutuhkan sikap hidup yang teratur, membutuhkan pandangan kedepan yang baik, tidak berpikir sempit, justru kerja membutuhkan pikiran yang berwawasan panjang, terarah dan mampu melihat sasaran yang tepat. Manusia yang teliti itu dibutuhkan, kerja itu membutuhkan ketelitian dalam segala bidang yang kita lakukan. Beberapa nasehat dalam firman Tuhan, antara lain: Amsal 19:15 Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak dan orang yang lamban akan menderita lapar. Tekanan disini jelas bahwa orang malas bibit penderitaan dan bibit tidak mampu menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Amsal 18:9 Orang yang bermalas-malasan dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak. Kalau kita bekerja dengan sebagaimana mestinya, maka kita akan mendengar hiburan Firman Tuhan yang terasa menyejukkan, antara lain: Pengkhotbah 5:11 Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia akan makan sedikit maupun banyak. Pengkhotbah 3:22 Aku melihat tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagianya. Disini jelas kalau kita simpulkan dalam kerja ada yang positif bagi kehidupan manusia, sebaliknya negatif dalam kemalasan.

II.4 Tujuan Kerja Bagi Hidup Manusia Kerja dilihat sebgai perwujudan tugas kemanusiaan, sebab manusia itu disebut manusia kalu bekerja. Kerja sudah menjadi hakekat manusia itu sendiri. Kalau kita tidak bekerja, sama dengan merendahkan hakekat diri kita sendiri. Tugas kerja adalah menjalankan tugas kemanusiaan diri kitam bahwa kita ini manusia yang diciptakan untuk menjadi teman sekerja Allah di dunia ini. Kerja sebenarnya diberikan Allah, agar manusia dapat memuliakan Allah. Kerja yang memuliakan Allah secara otomatis akan mengangkat diri manusia sendiri, baik martabat maupun hakekatnya dan derajatnya sebagai manusia. Sebaliknya kerja yang tidak memuliakan Allah akan menjadi bentuk kerja yang

merugikan diri manusia sendiri dan akibatnya merugikan sesama manusia. Kerja yang tidak memuliakan Allah akan berubah menjadi kerja yang menghancurkan, membinasakan dan memalukan diri manusia sebab disitu derajat, martabat, dan hakekat diri manusia direndahkan, dirusakkan dan dibuat sia-sia. Manusia diciptakan sebagai manusia yang bekerja dan bukan manusia penganggur. Lewat kerja manusia berelasi dengan alam dan sesama manusia. Kerja itu penting sebab lewat kerja manusia menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia itu sendiri. Coba bayangkan apa jadinya kalau kita menganggur sedangkan kebutuhan hidup tidak dapat kita tunda lagi, kita harus membiayai keluarga, membeli makanan, membiayai perumahan dan sebagainya. Semuanya sangat membutuhkan uang. Lewat kerja kita mendapatkan uang untuk keperluan hidup sehari-hari.

II.5 Kerja dengan Disiplin Kerja Kerja itu harus benar-benar dilakukan dengan penuh dedikasi dan disiplin tinggi. Artinya setiap kerja menuntut kesadaran diri dari semua yang terlibat untuk dapat berperan secara maksimal sesuai dengan kewajiban, tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Kerja hanya akan berhasil dengan baik kalau dilakukan dengan disiplin yang tinggi. Etika kristen merupakan panggilan setiap orang, bahwa kita menjalankan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya secara maksimal dan optimal demi suksesnya misi kerja itu sendiri. Dengan suksesnya misi kerja itu, perusahaan akan maju dan kemajuan itu akan dinikmati dalam kebersamaan. Keadaan yang jauh dari kebersamaan akan menimbulkan situasi dan kondisi kerja yang buruk. Lewat disiplin kerja kita mempersembahkan semua potensi, waktu kerja secara maksimal, sehingga tidak ada waktu yang terbuang percuma, semua berjalan dalam azas manfaat. Lewat disiplin kerja maka semua dijalankan dengan misi kedepan yang jelas yaitu membuat perusahaan berhasil, keberhasilan perusahaan akan membawa kemantapan kerja serta kenikmatan kerja dan semua fasilitas diharapkan juga meningkat. Pokoknya semua jaminan hidup terpenuhi secara maksimal sesuai dengan keberadaan perusahaan.

II.6 Aspek Kerja Keras Standar kembali kepada firman menjadi basis etika yang menentukan apa yang benar dan itu menjadi satu titik tolak didalam seluruh pola pikir kita. Ketika kita mulai membicarakan etika, maka disini kunci pertama yang dikatakan Paulus yaitu, Bekerja keras. Pekerjaan baik harus disertai dengan bekerja keras sebab menyangkut beberapa aspek: 1). Effort (upaya/ kesungguhan). Kalau kita mencari pekerjaan yang tidak susah, tidak perlu tenaga dan otak serta menghasilkan uang banyak maka itu pasti bad work/evil work. Ketika Kristus datang ke tengah dunia, Ia tahu bahwa perjalanan hidupnya adalah perjalanan Via Dolorosa (jalan salib). Dan dari sejak mulai pelayanannya Yesus dengan sikap tegas mau bekerja keras dari pagi hari sebelum matahari terbit hingga malam hari ketika matahari sudah terbenam dan akhirnya hingga naik ke kayu salib. Orang yang tidak mempunyai jiwa kerja (perjuangan) tidak akan pernah hidup dan kalau terus dipaksakan maka ia akan menjadi pelaku kejahatan. Kalau kita punya otak dan pengertian yang baik maka bagaimana kita dibangun mentalitasnya sehingga mempunyai semangat kerja yang beres dan mempunyai jiwa tidak takut susah untuk bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baik dengan tangan kita. 2). Good work is an Quality (bekerja adalah menginginkan hasil yang terbaik untuk dipersembahkan kepada Tuhan). Aristoteles mengatakan, Very difficult to find out what is good. Kecuali kembali kepada standar sejati daripada kebajikan karena tidak ada kebajikan yang memadai. Seperti dalam Mat 19:16-26 Yesus menjawab orang muda yang kaya dengan mengatakan, Hanya Satu yang baik. Di tengah dunia yang pragmatis hari ini kita seringkali bekerja dengan sembarangan dan semangat pragmatis yang begitu menguasai kita, dimana semua tidak memikirkan bagaimana untuk mencapai kualitas yang memadai. Tuhan menuntut kita bekerja dengan kualitas maksimum yang Ia bebankan kepada kita dan masing-masing kita diberi kualitas yang berbeda oleh Tuhan. Sehingga kualitas di mata Tuhan bukan diperbandingkan dengan orang lain tetapi berapa yang dituntutkan kepada

kita, itu yang harus kita penuhi. Dengan demikian setiap kita memikirkan yang terbaik yang dapat kita kerjakan di hadapan Tuhan. 3). Good Work is a Result (hasil). Pekerjaan baik bukan sekedar perjuangan lalu mengidamkan sesuatu yang terbaik tetapi akhirnya tidak dilakukan sama sekali. Seharusnya kita sadar akan anugerah keselamatan yang diberikan Tuhan dengan harga yang sangat mahal dan pekerjaan baik yang Ia limpahkan kepada kita sehingga apa yang kita kerjakan seharusnya kita pertanggungjawabkan kembali kepada Tuhan. Dan kesadaran itulah yang dapat membuat kita untuk tidak berhenti bekerja keras. Selama Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bekerja maka ingatlah bahwa kerja itu anugerah yang Tuhan percayakan dan apabila Tuhan mau ambil maka dalam tempo satu haripun itu semua dapat lenyap. Saya harap apa yang menjadi contoh dan pergumulan para tokoh firman dan sejarah, seperti: John Calvin, dsb. dapat mendorong kita untuk berani mengarap dengan baik apa yang Tuhan percayakan kepada kita.

II.7 Bahaya-bahaya dalam Kerja Pekerjaan baik merupakan bagian daripada tuntutan moral yang harus kita kerjakan dengan keras. Disinilah kita melihat bahwa pekerjaan baik dikaitkan kedalam diri kita, dan kadangkala kita dapat terjebak masuk kedalam dua konsep yang berbahaya sekali. Kita dapat menjadi work alkoholic (orang yang gila kerja dan kalau tidak bekerja, ia akan mati). Dan work alkoholic dapat menimbulkan satu dampak atau timbal balik dimana seolah manusia tidak perlu kerja sehingga hal itu mengakibatkan dampak yang sangat negatif serta menghancurkan seluruh keseimbangan. Paulus memberikan gambaran yang sangat cermat dengan mengatakan, Bekerja keras untuk melakukan pekerjaan baik. Dan dua unsur itu tidak boleh dilepaskan. Yesus memberikan contoh yang indah, BapaKu bekerja sampai hari ini dan itu alasannya Aku bekerja juga. Sehingga pekerjaan manusia digambarkan sebagai miniatur pola yang harus kembali kepada Tritunggal sebagai dasarnya. Seorang tokoh yang pernah belajar teologi namun menjadi atheis dan akhirnya gila yaitu Friedrich W. Nietzsche (abad 19), seorang filsuf yang terkenal

dengan istilah The dead of God Theology dimana di dalam seluruh bukunya ia berjuang keras untuk membunuh Allah secara konsep. Namun satu hal yang dikatakannya dalam konsep tersebut adalah dimana etika merupakan satu ilmu untuk menghimbau manusia supaya mempunyai moralitas tuan dan bukan moralitas budak atau hamba. Sehingga etika bukan berarti kita didikte, dijepit dan dimatikan dan akibatnya tidak mempunyai pilihan ya atau tidak. Seperti dalam Yohanes 8 dikatakan bahwa di dalam ketaatan, kebebasan kita kerjakan secara bertanggung jawab. Begitu kebebasan kita dicabut oleh Tuhan, maka saat itulah kita berada dalam keterjepitan yang dikatakan oleh Agustinus, non posse non peccare (tidak dapat tidak berdosa), yang artinya ia mau tidak mau berada dalam belenggu dosa dan yang paling parah, kita kehilangan seluruh kebebasan tersebut. Mari kita kembali pada prinsip bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik sehingga cara kerja kita sungguh-sungguh bertanggungjawab dihadapan Tuhan. Dan suatu ketika kita dapat berkata kepada Tuhan bahwa ini yang telah saya kerjakan dihadapan Tuhan dan saya pertanggung jawabkan semua ini dihadapanNya. Barangsiapa sudah berada di dalam Tuhan maka ia pasti dimampukan untuk mengerjakannya, sekalipun banyak kesulitan yang akan dihadapi. Interaksi dari semua yang terlibat dalam kerja itu perlu benar-benar berjalan diatas hukum yang berlaku. Akan tetapi seringkali ada penyimpangan dari azas hukum yang berlaku, karena ada banyak faktor yang terlibat hanya ingin menguntungkan dirinya sendiri, sehingga mudah terjerat korupsi, dalam arti luas memanfaatkan waktu, memanfaatkan fasilitas, memanfaatkan relasi dan sebagainya, yang semuanya hanya untuk kepentingan tertentu, sehingga merugikan orang lain atau tempat dimana orang itu bekerja.

III. Kesimpulan
Manusia dapat melakukan kerja adalah berkat dari Allah yang harus kita jalani dengan penuh kesadaran dan penuh persiapan dalam menjalaninya. Dengan kerja keras juga kita dapat meningkatkan potensi yang kita muliki serta mengembangkan kepribadian. Menurut saya kerja adalah untuk memuliakan Allah, dengan begitu sesuatu yang dikerjakan akan baik hasilnya.

Kerja keras menuju banyak kebaikan dibandingkan dengan bermalasmalasan yang malah membawa kita ke dalam penderitaan, miskin pengetahuan, pengalaman, harta, dan yang paling penting adalah jauh dari Allah. Karena Allah menghendaki kita untuk bekerja sesuai dengan Kej 1 : 28. Kita diharuskan bekerja dan juga tidak melupakan tanggung jawab. Kerja keras ini tidak dapat lepas dari seluruh aspek kehidupan manusia karena selain kita memiliki tujuan dari bekerja, kerja keras juga merupakan mandataris Allah. Jika kita sudah berada di dalam Tuhan maka Ia pasti akan memampukan kita untuk mengerjakannya, sekalipun begitu banyak kesulitan yang akan dihadapi. Semua makhluk hidup didunia butuh kerja keras walapun kerja keras tidak tiap harinya dilakukan makhluk hidup. Marilah kita bekerja keras dengan maksimal dengan tujuan yang positif sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai saat ini.

IV. Kepustakaan
1. 2. 3. Dharmaputra, Eka. Etika Sederhana untuk Semua. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1990. Tim Ukrida. Buku Pegangan Mata Kuliah Etika Kristen. Jakarta: 1997 Arti Kerja Keras pada Umumnya, Mohamad Basuki. Home page on-line. Tersedia di http://ibasbloger.blogspot.com; Internet; diakses 7 Mei 2011. Etos Kerja Kristen, Etos Kerja Kristen. Home page on-line. Tersedia di http://griis.tripod.com; Internet; diakses 7 Mei 2011.

4.

Anda mungkin juga menyukai