Anda di halaman 1dari 6

Fotografi digital adalah proses fotografi yang menggunakan media perekaman digital.

Fotografi digital
menggunakan sensor elektronik untuk merekam gambar, lalu selanjutnya diolah untuk disimpan dalam data biner. Hal ini memotong banyak alur pengolahan gambar, sebelum dicetak menjadi gambar akhir, dan memungkinkan penggunanya untuk melihat dan menghapus foto langsung melalui kamera sehingga kesalahan bisa disadari lebih awal. Komponen kamera digital antara lain sensor kamera, layar LCD, dan media penyimpanan. Sensor kamera adalah sensor penangkap gambar yang dikenal juga sebagai CCD (Charged Coupled Device) dan CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) yang terdiri dari jutaan piksel lebih. Sensor ini berbentuk chip yang terletak tepat di belakang lensa. Semakin banyak pixel yang ditangkap, semakin detail gambar yang dihasilkan. Layar LCD adalah layar kecil pada kamera digital yang digunakan untuk melihat bidikan yang ditangkap oleh sensor CCD. Media penyimpana dapat berupa compact flash, memory stick dan sebagainya. Pada umumnya media penyimpana memiliki kapasitas penyimpanan dalam jumlah besar sesuai dengan kapasitas memori yang dimiliki. Kapasitas gambar pada setiap media juga ditentukan dengan kapasitas resolusi dari masing-masing gambar yang dihasilkan. Semakin tinggi resolusi CCD, semakin besar ukuran ruang untuk menyimpan berkas yang dibutuhkan dalam media penyimpanan. Pada saat kita menekan tombol shutter, maka di dalam kamera terjadi tahapan-tahapan untuk memproses gambar. Meskipun hanya merasakan sekilas saja, namun tahapan yang dilakukan di dalam kamera digital cukup panjang. Hanya saja, proses tersebut dilakukan dengan sangat cepat. Berikut adalah gambaran tentang proses tersebut : 1. Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian panel penangkap gambar. Penangkap gambar atau biasa disebut sensor CCD mengirimkan gambar ke LCD. 2. Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang kemudian akan ditangkap oleh sensor warna.jarak antara lensadengan sensor inilah yang biasa disebut dengan focal length. Jarak ini pula yang akan menjadi faktor pengali pada lensa. 3. Tugas CCD adalah merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa) menjadi sinyal listrik. Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel. Semakin kecil sensor dan semakin banyak titik sensornya, maka akan semakin halus dan semakin tinggi resolusi gambar yang dihasilkannya. 4. Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan oleh bagian pemroses gambar yang tugasnya memproses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file formay gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG dan sebagainya). Di bagian ini, selain chipset yang berperan, software (firmware) dari kamera yang bersangkutan juga menentukan hasil akhir gambar. Kedua bagian inilah yang akan menentukan karakter dari kamera digital tersebut. Itulah sebabnya setiap kamera memiliki software dan chisetnya sendiri-sendiri pada kamera. 5. Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke bagian penyimpanan atau memory card. 6. Tahapan selanjutnya adalah proses yang dilakukan di luar kamera. Pada kamera digital modern menyediakan opsi pencetakan langsung yang disebut PictBridge, ExifPrint dan sebagainya.

CCD adalah sebuah sensor untuk merekam gambar, terdiri dari sirkuit terintegrasi berisi larikan kondensator
yang berhubungan, atau berpasangan. Di bawah kendali sirkuit luar, setiap kondensator dapat menyalurkan muatan listriknya ke tetanggannya. CCD digunakan dalam fotografi digital dan astronomi (terutama dalam fotometri), optikal dan spektroskopi UV dan teknik kecepatan tinggi. CCD merupakan chip cilikon yang terbentuk dari ribuan atau bahkan jutaan dioda fotosensitif yang disebut photosites, photodelements, atau disebut juga piksel. Tiap photosite menangkap satu titik objek kemudian dirangkai dengan hasil tangkapan photosite lain menjadi satu gambar. Saat menekan tombol capture pada kamera digital, sel pengukur intesintas cahaya akan menerima dan merekam setiap cahaya yang masuk menurut intensitasnya. Dalam waktu yang sangat singkat, tiap titik photosite akan merekam cahaya yang diterima dan diakumulasikan dalam sinyal elektronis. Gambar yang sudah dikalkulasikan dalam gambar yang sudah direkam dalam bentuk sinyal elektronis akan dikalkulasi untuk kemudian disimpan dalam bentuk angka-angka digital. Angka tersebut akan digunakan untuk menyusun gambar ulang untuk ditampilkan kembali. Perekaman gambar yang dilakukan oleh CCD sebenarnya dalam format grayscale atau monokrom 256 macam intensitas warna dari putih sampai hitam. Pembentukan warna dalam bidang fotografi sebenarnya hanya terdiri dari 3 warna, yaitu merah, hijau, dan biru atau biasa disebut additive colour system.

SETTING
1. Ukuran foto (resolusi sensor) Foto atau gambar format digital diukur dengan satuan piksel dan ini terkait dengan resolusi yang dimiliki sensor kamera, dimana resolusi sensor menandakan ukuran maksimal foto yang bisa dihasilkan (dinyatakan dalam mega piksel). Kamera masa kini telah mengalami peningkatan dalam jumlah piksel pada keping sensornya dan kita tahu kalau semakin tinggi resolusinya maka semakin detail foto yang dihasilkan. Resolusi yang dimiliki oleh kamera digital, biasanya terdapat pilihan setting resolusi yaitu : a. Resolusi maksimum : disini kamera akan menghasilkan foto dengan resolusi penuh dan otomatis file foto yang dihasilkan juga akan berukuran besar. Gunakan resolusi tertinggi ini bila anda memang sedang memotret sesuatu yang penting, kaya detail, berencana banyak melakukan cropping atau akan mencetak ukuran besar.

b. Resolusi menengah : kamera akan menghasilkan foto dengan ukuran menengah yang masih cukup
detail namun ukuran filenya tidak terlalu besar. Setting ini cocok dipakai untuk memotret sehari-hari. Resolusi kecil : kamera akan menghasilkan foto dengan ukuran kecil dan tidak berencana mencetak ulang ataupun bermaksud untuk ditamppilkan di website. 2. Kualitas foto Banyak orang yang salah paham kalau kualitas foto itu ditentukan dari resolusinya. Padahal resolusi menyatakan detail foto sementara kualitas ditentukan dari tingkat kompresi JPEG yang bisa kita atur settingnya. Semakin tinggi kompresi JPEG maka kualitas foto akan makin rendah karena preses kompresi ini bersifat lossy alias menurunkan kualitas. Foto berkualitas rendah akan tampak adanya artifak atau kotakkotak akibat proses kompresi yang tinggi padahal ukuran file yang rendah. Setting kualitas yang umumnya ditemukan di kamera : a. Kualitas tinggi : bila perlu foto berkualitas tinggi dan minim artifak, pilih setting dengan kompresi terendah ini, namun ukuran file akan sangat besar (sekitar 4-5 MB per foto) b. Kualitas menengah : cocok untuk digunakan sehari-hari, masih aman dari artifak yang mengganggu namun file foto tidak terlalu besar. c. Kualitas dasar : bisa dipilih kalau sedang kondisi darurat, misalnya kebetulan kartu memori yang ada kapasitasnya rendah, atau sisa ruang simpan di kartu memori tinggal sedikit. Di setting ini kompresi JPEG sangat tinggi sehingga sebuah file foto bisa berukuran kecil namun akan banyak mengalami efek kompresi seperti artifak yang akan terlihat pada foto tersebut. 3. Sensitivitas sensor (ISO) ISO dalam fotografi digital menandakan seberapa sensitif sensor terhadap cahaya. Tiap kamera punya ISO dasar (atau ISO terendah) yang umumnya diantara ISO 80 hingga ISO 200. Di ISO terendah ini sensor memberikan hasil foto yang rendah noise sehingga umumnya kebanyakan orang membiarkan kameranya selalu memakai ISO rendah. a. ISO rendah (ISO 80 200) : cocok untuk dipakai sehari-hari, selama cahaya sekitar cukup terang seperti saat memotret di siang hari. ISO rendah juga bisa dipilih bila kita ingin fotonya terhindar dari noise atau saat sedang bermain slow speed. b. ISO menengah (ISO 400 800) : bisa jadi nilai kompromi antara sensitivitas dan noise, dalam arti di ISO menengah ini kita mendapat sensor yang lebih sensitif namun dengan noise yang tidak terlalu tinggi. Gunakan ISO menengah bila cahaya sekitar sudah mulai redup, atau saat memakai ISO dasar ternyata shutter speed terlampau lambat dan berpotensi blur. Noise yang muncul akibat memakai ISO menengah ini masih bisa dikurangi dengan memakai software komputer. c. ISO tinggi (1000 6400) : peningkatan ekstrim dari sensitivitas sensor yang akan membuat sensor sangat sensitif terhadap cahaya sekaligus membuat banyak noise pada foto. Gunakan ISO tinggi bila cahaya yang ada tidak mencukupi bagi kamera untuk mendapat eksposur yang tepat, atau bila kita ingin mendapatkan shutter speed yang tinggi. Pada kebanyakan kamera digital, ISO tinggi umumnya memberi hasil foto yang penuh noise dan kurang baik untuk dicetak. 4. Mode lampu kilat (flash) Umumnya setting flash ini dibiarkan di posisi Auto dimana flash akan menyala hanya kalau suasana sudah cukup gelap. Padahal seringkali kita perlu flash di siang hari, dan bisa saja kita justru tidak boleh menyalakan flash di malam hari. Untuk itu inilah setting dasar lampu kilat kamera secara umum yang perlu dipahami : a. Auto : menyala otomatis saat mulai gelap. Biasakan untuk tidak memakai mode flash Auto. b. Flash on : selalu menyala setiap memotret. Gunakan setting ini bila ingin memotret dengan lampu kilat seperti saat tidak ada sumber cahaya apapun selain dari lampu kamera, atau saat siang hari tapi objek yang akan difoto terhalang bayangan sehingga gelap. Flash di siang hari juga bisa dipakai untuk melawan backlight. c. Flash on plus red eye : sama seperti di atas, namun lampu kilat akan menyala dua kali untuk mencegah mata merah. Ada saja orang yang memakai setting ini tanpa memahami mode ini untuk apa, sehingga dia memakai setting ini setiap kali memotret, siang atau malam. Padahal dengan dua kali lampu kilat menyala, potensi kehilangan momen cukup tinggi karena ada jeda saat memotret dan hingga saat gambar diambil. Lagi pula dengan seringnya lampu kilat menyala akan membuat baterai cepat habis. d. Flash off : kebalikan dengan flash on, setting flash off tentu mencegah lampu kilat menyala saat memotret. Pertama, gunakan setting ini saat cahaya sekitar sudah cukup banyak. Kedua, matikan flash saat kita perlu memotret dengan available light (sumber cahaya alami) seperti memotret lilin, night shot atau ruangan yang sangat luas. Ketiga, setting ini berguna saat penggunaan lampu kilat dilarang seperti saat konser di panggung pertunjukan atau di rumah ibadah. Keempat, jangan pakai lampu kilat bila hasil foto akan mengalami pantulan lampu seperti memotret dari balik jendela mobil, memotret ikan di akuarium dan memotret benda yang mengkilat. 5. Kompensasi eksposur (Ev) Setting yang satu ini kadang dipahami banyak orang sebagai kendali terang gelap, meski yang lebih tepatnya adalah bagaimana kita memberikan instruksi pada kamera untuk merubah nilai nol eksposur. Setting Ev menjadi setting dasar kamera digital mulai dari kamera kelas pro hingga kamera ponsel, dan nyatanya setting ini sangat bermanfaat untuk mengatasi kendala terang gelap yang tidak sesuai keinginan kita. Nilai default Ev adalah 0 (nol) dimana kamera berupaya mencari nilai shutter dan aperture terbaik hasil pengukuran kondisi pencahayaan saat itu (metering). Pada nilai Ev 0 biasanya area terang (highlight) dan gelap (shadow) berada c.

pada kondisi yang imbang, meski karakter tiap kamera bisa sedikit berbeda. Dalam kondisi tertentu, adakalanya metering kamera tidak memberikan hasil yang sesuai dengan keinginan kita, entah objeknya terlalu over atau terlalu under. Bila keadaan yang demikian terjadi, maka dapat merubah nilai Ev ke arah : a. Positif Ev (mulai dari +1/3 Ev hingga +3 Ev) : dilakukan bila kita ingin membuat bagian yang gelap menjadi lebih terang, meski dengan resiko bagian terang jadi terbakar (blown). Biasanya di area yang kontrasnya tinggi seperti saat sinar matahari terik, atau ada sinar dari belakang objek (backlight), maka foto perlu dikompensasi ke arah positif. b. Negatif Ev (mulai dari -1/3 Ev hingga -3 Ev) : dilakukan bila kita ingin mengurangi area yang terang jadi lebih gelap, seperti saat memotret sunset. Tanpa menurunkan Ev, foto sunset akan terlalu terang dan momen indah saat matahari terbenam itu tidak akan terekam dengan baik.

Modulator optik adalah alat yang digunakan untuk memodulasi sebuah berkas dari cahaya. Berkas dapat
dilakukan di ruang bebas, atau disebarkan melalui Waveguide optik. Tergantung pada parameter sinar yang dimanipulasi, modulator dapat dikategorikan ke modulator amplitudo, fase modulator, modulator dll polarisasi. Seringkali cara termudah untuk memperoleh modulasi intensitas sebuah sinar, adalah untuk memodulasi mengemudi saat ini sumber cahaya , misalnya dioda laser. Modulasi semacam ini disebut modulasi langsung, berlawanan dengan modulasi eksternal dilakukan oleh modulasi cahaya. Untuk alasan ini adalah modulator cahaya, misalnya pada komunikasi serat optik, yang disebut modulator cahaya eksternal. Sebuah akustik optik modulator terdiri Dari sebuah tranducer plezo elektrik Yang menciptakan gelombang suara Dalam suatu material seperti gelas /kuRSA Sebuah berkas difraksi cahaya menjadi Beberapa perintah. Dengan bergetar bahan dengan Sinusoid murni dan memiringkan AOM agar cahaya ini Tercermin dari rata gelombang suara ke dalam urutan difraksi pertama, hingga 90% defleksi efisiensi tercapai

Aplikasi : Laser Doppler Vibrometer Sebuah vibrometer umumnya merupakan dua sinar laser interferometer yang mengukur frekuensi (atau fasa) perbedaan antara balok referensi internal dan ujian balok. Jenis yang paling umum laser dalam sebuah LDV adalah Helium-neon laser, meskipun dioda laser, serat laser, dan Nd: Yag laser juga digunakan. Berkas tes diarahkan pada sasaran, dan tersebar cahaya dari target dikumpulkan dan ikut campur dengan berkas referensi pada Sensor cahaya, biasanya sebuah fotodioda. Vibrometers komersial bekerja di sebuah heterodyne rezim dengan menambahkan frekuensi dikenal pergeseran (biasanya 30-40 MHz) ke salah satu balok. Pergeseran frekuensi ini biasanya dihasilkan oleh sel Bragg, atau acousto-optik modulator. Skematik laser khas vibrometer ditampilkan di bawah. Sinar dari laser, yang memiliki frekuensi f o, dibagi menjadi referensi balok dan balok uji dengan beamsplitter. Tes sinar kemudian melewati sel Bragg, yang menambahkan pergeseran frekuensi f b. Balok bergeser frekuensi ini kemudian diarahkan ke sasaran. Gerakan menambah target Doppler bergeser ke berkas yang diberikan oleh f d = 2 * v (t) * cos () / , dimana v (t) adalah kecepatan dari target sebagai fungsi dari waktu, adalah sudut antara sinar laser dan vektor kecepatan, dan adalah panjang gelombang cahaya.

Menyebarkan cahaya dari target ke segala arah, tetapi beberapa bagian dari cahaya yang dikumpulkan oleh LDV dan dipantulkan oleh beamsplitter ke Sensor cahaya. Cahaya yang tersebar ini dikombinasikan dengan sorotan referensi foto-detektor. Frekuensi awal laser sangat tinggi (> 10 14 Hz), yang lebih tinggi daripada respon dari detektor. Detektor tidak merespon Namun, dengan mengalahkan frekuensi antara dua tiang, yang di f b + f d (biasanya dalam kisaran puluhan MHz). Output dari Sensor cahaya adalah suatu standar frekuensi termodulasi (FM) sinyal, dengan frekuensi sel Bragg sebagai pembawa frekuensi, dan pergeseran Doppler sebagai modulasi frekuensi. Sinyal ini dapat demodulated untuk menurunkan kecepatan vs waktu dari target bergetar.

Spektroskopi awalnya mempelajari interaksi antara radiasi dan materi sebagai fungsi dari panjang gelombang
(). Bahkan, sejarah, spektroskopi mengacu pada penggunaan cahaya tampak tersebar sesuai dengan panjang gelombang, misalnya oleh sebuah prisma. Kemudian konsep sangat diperluas untuk mencakup setiap pengukuran dari kuantitas baik sebagai fungsi panjang gelombang atau frekuensi. Dengan demikian juga dapat

merujuk kepada sebuah respon ke lapangan bergantian atau berbagai frekuensi (). Sebuah perluasan cakupan menambahkan definisi energi (E) sebagai variabel, setelah hubungan sangat dekat E = h untuk foton disadari (h adalah Sebuah plot respon sebagai fungsi dari panjang gelombang-atau lebih umum frekuensi disebut sebagai spektrum; lihat juga spektrum linewidth. Spektrometri adalah teknik spektroskopi digunakan untuk menilai konsentrasi atau jumlah spesies tertentu. Dalam hal ini, instrumen yang melakukan pengukuran semacam itu adalah suatu spektrometer atau spektrograf. Spektroskopi / spektrometri sering digunakan dalam fisika dan kimia analitik untuk identifikasi substansi melalui spektrum yang dipancarkan dari atau diserap oleh mereka. Spektroskopi / spektrometri juga banyak digunakan dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan besar teleskop memiliki spektrometer, yang digunakan baik untuk mengukur komposisi kimia dan sifat fisik obyek astronomi atau untuk mengukur kecepatan mereka dari pergeseran Doppler dari garis spektrum. APLIKASI FO Sensor Level Pendeteksi Gempa Bumi Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah terjadi, gerakan tanah selalu menyebabkan rekahan yang sangat berpotensi longsor. Fungsi utamanya adalah mendeteksi perubahan tanah akibat pergeseran. Rujukan utamanya adalah seberapa besar rekahan dan patahan di tanah pascagempa yang sewaktu-waktu dapat berdampak pada bencana longsor. Serat optik terdiri atas dua bagian, yaitu cladding dan core. Core merupakan penghantar cahaya dan cladding adalah bagian selubung core. Cladding memiliki indeks bisa lebih rendah ketimbang core. Ini menyebabkan saat cahaya yang umumnya berupa laser masuk ke dalam core dan\ berpotensi keluar dari jalur, akan dipantulkan kembali ke dalam core, sehingga terhindar dari kebocoran. Laser digunakan karena memunyai spektrum yang sangat sempit dan mengakomodasi transmisi berkecepatan tinggi. Oleh karena itu, model transmisi ini sangat bagus untuk saluran komunikasi. Nah, untuk sensor pergeseran berbasis serat optik, digunakan core berukuran delapan mikrometer dengan cladding 125 mikrometer. Cara kerja dari alat tersebut menekankan metode yang lari dari pola konvensional. Dalam pola konvensional, sebuah serat optik akan bekerja sempurna untuk menghantarkan cahaya apabila berada dalam keadaan lurus. Kemampuan hantar serat optik akan cacat bila ada pada salah satu bagiannya menekuk atau bengkok. Bila hal ini terjadi, maka dipastikan akan ada kebocoran di bagian tersebut. Misalkan sebuah serat optik harus menghantarkan cahaya sebesar 10 mikrowatt, seandainya lurus, maka cahaya yang diterima oleh photo detector pasti akan sama dengan yang sumber laser hantarkan. Seandainya ada lengkungan, kebocoran yang terjadi bisa mencapai 20 persen. Di alat ini, kebocoran dimanfaatkan untuk deteksi pergeseran tanah suatu wilayah. Kronologisnya, sumber laser menembakkan cahaya ke dalam serat optik. Bila terjadi suatu pergeseran di dalam tanah, maka lengkungan serat optik yang telah diset akan berubah pula ketegangannya. Photo detector kemudian akan menerima laser dari sumber dalam jumlah yang telah berkurang. Data intensitas laser yang diterima inilah kemudian diubah ke dalam bentuk data tegangan listrik, sehingga komputer dapat membacanya secara lengkap. Data ini selanjutnya diakuisisi untuk dimonitoring, dicatat, dan disimpan ke dalam database. Apabila telah selesai, data itu akan dikirim ke sistem diseminasi atau dikomunikasikan di pos pengamatan. Apabila ditemukan tanda-tanda pergeseran yang sudah terlalu membahayakan, maka tindakan penanggulangan akan segera dapat dilaksanakan. Sensor pergeseran tanah berbasis serat optik ini diletakkan kurang lebih dua ratus meter ke dalam tanah. Untuk satu titik rekahan, alat ini cukup menggunakan satu serat serat optik. Dengan berbagai pengjelasan di atas, dapat dibuat diagram blok sebagai berikut :

getaran dari kerak bumi

Pergeseran tanah

serat optic melengkung

intensitas cahaya berkurang

Atenuasi adalah besaran pelemahan energi sinyal informasi dari fiber optik yang dinyatakan dalam dB dan
disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu absorpsi, hamburan (scattering) dan mikro-bending. Gelas yang merupakan bahan pembuat fiber optik biasanya terbentuk dari silicon-dioksida ( SiO2). Variasi indeks bias diperoleh dengan menambahkan bahan lain seperti titanium, thallium, germanium atau boron. Dengan susunan bahan yang tepat maka akan didapatkan atenuasi yang sekecil mungkin. Atenuasi menyebabkan pelemahan energi sehingga amplitudo gelombang yang sampai pada penerima menjadi lebih kecil dari pada amplitudo yang dikirimkan oleh pemancar. Absorpsi. Absorpsi merupakan sifat alami suatu gelas. Pada daerah-daerah tertentu gelas dapat mengabsorpsi sebagian besar cahaya seperti pada daerah ultraviolet. Hal ini disebabkan oleh adanya gerakan elektron yang kuat. Demikian pula untuk daerah inframerah, terjadi absorpsi yang besar. Ini disebabkan adanya getaran ikatan kimia . Oleh karena itu sebaiknya penggunaan fiber optik harus menjauhi daerah ultraviolet dan inframerah. Penyebab absorpsi lain adanya transmisi ion-ion logam dan ion OH. Ion OH ini ternyata memberikan sumbangan absorpsi yang cukup besar. Semakin lama usia suatu fiber maka bisa diduga akan semakin banyak ion OH di dalamnya yang menyebabkan kualitas fiber menurun. Hamburan Seberkas cahaya yang melalui suatu gelas dengan variasi indeks bias disepanjang gelas tadi, sebagian energinya akan hilang dihamburkan oleh benda benda kecil yang ada di dalam gelas. Hamburan yang disebabkan oleh tumbukan cahaya dengan partikel tersebut dinamakan hamburan Rayleigh. Besarnya

hamburan Rayleigh ini berbanding terbalik dengan pangkat empat dari pangjang gelombang cahaya yaitu : 1/ . Sehingga dapat disimpulkan untuk lamda kecil, hamburan Rayleigh besar dan sebaliknya. Seberapa besar sumbangan hamburan Rayleigh ini terhadap atenuasi transmisi dapat dilihat pada grafik gambar 2.3. yang sudah direkomendasi oleh CCITT. Ternyata pada panjang gelombang sekitar 0,85 m yaitu panjang gelombang sinar laser Ga A1 As, Hamburan Rayleigh memberikan loss akibat hamburan sangat kecil dibandingkan dengan loss fiber optik multimode. Karena itu fiber optik singlemode lebih baik mutunya sebagai media transmisi dibandingkan dengan fiber optik multimode. Mikro-bending Atenuasi lainya adalah atenuasi yang disebabkan mikro-bending yaitu pembengkokan fiber optik untuk memenuhi persyaratan ruangan. Namun pembengkokan dapat pula terjadi secara tidak sengaja seperti misalnya fiber optik yang mendapat tekanan cukup keras sehingga cahaya yang merambat di dalamnya akan berbelok dari arah transmisi dan hilang. Hal ini tentu saja menyebabkan atenuasi.

Beam splitter adalah alat optic yang digunakan untuk membelah cahaya menjadi dua. Bentuk umum sebuah
beam splitter adalah sebuah sebuah cermin perak separuh yang diletakkan miring 450 terhadap bidang datang cahaya. Cermin tersebut memiliki koefisien refleksi dan transmisi yang hampir sama. Sehingga cahaya datang sebagian akan ditransmisikan (diteruskan) sementara sebagian yang lain akan direfleksikan (dipantulkan). Sehingga cahya terbelah menjadi dua. Beam splitter bermanfaat untuk menghasilkan dua cahaya dari satu sumber. Umumnya digunakan pada peristiwa interferensi. Sebab dua cahaya tersebut memiliki beda fase yang konstan. Beam splitter dapat digunakan pada interferometer, pembuatan hologram dan lain-lain

Monokromator adalah alat optik yang berfungsi untuk mengubah cahaya polykromatik menjadi monokromatik.
Monokromator merupakan bagian penting dalam spektrofotometer yang berfungsi sebagai pensuplai cahaya monokromatik. Monokromator dapat berupa prisma dan grating. Prisma digunakan untuk menguraikan cahaya. Sedangkan grating bentuknya seperti cermin tetapi ada alur-alur (kisi) yang halus sekali. Banyaknya alur-alur tersebut menentukan kwalitas dari grating. Semakin banyak alur maka semakin baik kwalitasnya. Grating digunakan pada UV Vis spektrofotometer mempunyai alur antar 600 2000 G/nm. Karena alur-alur tersebut sengat halus dan mudah rusak, maka grating tidak boleh disentuh. Untuk membersihkan saat service hanya dengan semprotan udara bersih bertekanan. Monochromators adalah subassemblies optik digunakan untuk memisahkan bagian-bagian sempit dari spektrum cahaya. Polychromatic mereka menerima input dari sebuah lampu atau laser, dan output cahaya monokromatik. APLIKASI : Analisis Darah Sebagian pemeriksaan analisa darah dapat dilakukan oleh alat yang dinamakan Photometer dan Spektrofotometer. Di dalam kedua alat ini terdapat sumber cahaya berupa lampu halogen, perangkat optik seperti lensa cembung, monokromator atau filter optik, perangkat elektronik dan mikroprosesor untuk perhitungan dan pengolah datanya. Cahaya yang berasal dari lampu masih berupa cahaya polikromatis yang terdiri dari banyak panjang gelombang cahaya. Kemudian cahaya tersebut diteruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada spektrofotometer dan filter cahaya pada photometer. Monokromator atau filter optik ini mengubah cahaya polikromatis menjadi monokromatis. Jenis monokromator-nya ada yang berupa gratting dan lensa prisma. Jika menggunakan gratting atau lensa prisma, cahaya polikromatis akan membentuk spektrum cahaya setelah melewatinya. Karena itulah alatnya disebut spektrofotometer. Sedang yang menggunakan filter optik biasanya berupa lensa berwarna tertentu, yang berfungsi hanya melewatkan cahaya tertentu saja sesuai dengan warna lensanya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang digunakan sesuai dengan jenis pemeriksaan. Cahaya monokromatis ini adalah satu berkas cahaya yang mempunyai range panjang gelombang tertentu, seperti cahaya ultra unggu mempunyai range panjang gelombang antara 100-400 nm dan sebagainya. Berkas cahaya monokromatis inilah yang dilewatkan ke sample (darah yang sudah dicampur reagen dengan komposisi tertentu). Karena sample tersebut mengandung konsentrasi suatu zat, maka ada sebagian cahaya yang diserap (absorbsi) dan sisanya dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan (transmitance) inilah yang diterima oleh detektor (ada yang menggunakan fotodioda sebagai detektor). Kemudian detektor akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap oleh sample. Karena sebelum melakukan pemeriksaan detektor sudah terkalibrasi dengan menerima 100% cahaya dari lampu. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sample. Sehingga akan di ketahui konsentrasi zat dalam darah secara kuantitatif. Cahaya Polikromatik monokromator sampel darah photo detector

sin min =
n sin 0 max

n2 ; minimum angle that supports TIR n1 2 2 = n1 sin c = n1 n2


2 2

NA = n sin 0 max = n1 n2 n1 2 = n1 n2 n1

n1 > n2 ; < c =

Acousto-optik modulator (AOM), juga disebut sebagai Bragg sel, menggunakan efek acousto optik untuk
menguraikan sinar dan menggeser frekuensi cahaya menggunakan gelombang suara (biasanya pada frekuensi radio). Mereka digunakan dalam laser untuk Q-switching, telekomunikasi untuk sinyal modulasi, dan dalam spektroskopi untuk mengontrol frekuensi.Sebuah transduser piezoelektrik terikat pada material seperti kaca. Sinyal listrik yang berosilasi menggerakkan transduser bergetar, yang menciptakan gelombang suara di kaca. Ini dapat dianggap sebagai pesawat periodik bergerak ekspansi dan kompresi yang mengubah indeks bias. Menyebarkan cahaya masuk (lihat Brillouin hamburan) dari hasil modulasi indeks periodik dan terjadi gangguan serupa dalam difraksi Bragg. Interaksi dapat dianggap sebagai empat gelombang pencampuran antara phonons dan foton. Sifat cahaya yang keluar dari AOM dapat dikontrol dalam lima cara: 1. 1. Defleksi Sebuah berkas difraksi muncul pada sudut yang bergantung pada panjang gelombang cahaya relatif terhadap panjang gelombang suara dengan cahaya: normal terhadap gelombang suara, di mana m = ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... adalah urutan difraksi. Difraksi dari modulasi sinusoidal dalam kristal tipis hasil hanya dalam m = -1, 0, +1 difraksi perintah. Menjuntai difraksi dalam kristal ketebalan sedang mengarah pada difraksi perintah yang lebih tinggi. Kristal tebal dengan modulasi lemah, hanya phasematched pesanan terdifraksi, ini disebut difraksi Bragg. Defleksi sudut dapat berkisar 1-5.000 berkas lebar (jumlah bintik-bintik diatasi). Akibatnya, defleksi biasanya terbatas pada puluhan milliradians. 2. 2. Intensitas Jumlah cahaya difraksi oleh gelombang suara tergantung pada intensitas suara. Oleh karena itu, intensitas suara dapat digunakan untuk memodulasi intensitas cahaya di berkas difraksi. Biasanya, intensitas yang terdifraksi ke m = 0 agar dapat bervariasi antara 15% sampai 99% dari intensitas cahaya masukan. Demikian pula, intensitas m = 1 agar dapat bervariasi antara 0% dan 80%. 3. 3. Frekuensi Satu perbedaan dari difraksi Bragg adalah bahwa cahaya hamburan dari pesawat bergerak. Sebagai konsekuensi dari hal ini adalah frekuensi f berkas difraksi dalam rangka m akan Doppler-dialihkan dengan jumlah yang sama dengan frekuensi gelombang suara F. Pergeseran frekuensi ini juga dibutuhkan oleh fakta bahwa energi dan momentum (dari foton dan phonons) adalah kekal dalam proses. Pergeseran frekuensi tipikal bervariasi dari 27 MHz, untuk yang lebih murah AOM, untuk 400 MHz, untuk negara-of-the-art perangkat komersial. Dalam beberapa AOMs, dua gelombang akustik perjalanan di arah yang berlawanan dalam materi, menciptakan sebuah gelombang berdiri. Difraksi dari gelombang yang berdiri tidak menggeser frekuensi cahaya difraksi. 4. 4. Fase Selain itu, fase berkas difraksi juga akan bergeser oleh fase dari gelombang suara. Fase dapat diubah dengan jumlah yang sewenang-wenang. 5. 5. Polarisasi Collinear melintang atau tegak lurus akustik gelombang longitudinal gelombang dapat mengubah polarisasi. Gelombang akustik menginduksikan birefringent-pergeseran fasa, mirip dalam sel Pockels. Acousto-optik yang merdu filter, terutama dazzler, yang dapat menghasilkan bentuk pulsa variabel, didasarkan pada prinsip ini. Acousto-modulator optik jauh lebih cepat daripada perangkat mekanik khas seperti tiltable cermin. Waktu yang diperlukan sebuah AOM untuk menggeser keluar balok pada kira-kira terbatas pada waktu transit dari gelombang suara di seberang berkas (biasanya 5-100 nanodetik). Hal ini cukup cepat untuk membuat aktif modelocking dalam ultrafast laser. Bila diperlukan pengendalian cepat elektro-optik modulator digunakan. Namun, ini membutuhkan tegangan yang sangat tinggi (misalnya 10 kilovolts), sedangkan defleksi AOMs menawarkan lebih banyak jangkauan, desain sederhana, dan konsumsi daya rendah (kurang dari 3 watt).

Anda mungkin juga menyukai