Pajak
Pajak
2. Kenapa Wajib Pajak mengajukan keberatan dan sebutkan dasar diajukannya keberatan ?
Wajib pajak dapat mengajukan keberatan apabila Wajib Pajak berpendapat bahwa jumlah rugi, jumlah pajak, dan pemotongan atau pemungutan pajak tidak sebagaimana mestinya. Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada direktur jenderal pajak atas suatu : a) SKPKB b) SKPKBT c) SKPN d) SKPLB e) Pemotongan / pemungutan pajak oleh pihak ketiga. Syarat pengajuan keberatan : a. Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia b. Mengemukakan jumlah pajak yang terutang / jumlah yang dipotong / dipungut / jumlah rugi menurut perhitungan wajib pajak dengan disertai alasan-alasan yang jelas c. 1 surat keberatan diajukan hanya untuk 1 surat ketetapan pajak d. Melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan e. Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal dikirim skp / tanggal pemotongan / pemungutan f. Ditandatangani oleh Wajib Pajak.
a) Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya. b) Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam Bahasa Indonesia / dalam Bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan. c) Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual dan stelsel kas. d) Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak. e) Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang. f) Pembukuan dengan menggunakan Bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
Pengembalian kelebihan pajak : a. Jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang. b. Telah dilakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang.
c. Akibat terbitnya SK Keberatan, SK Pembetulan, SK Pengurangan Sanksi Administrasi, SK Penghapusan Sanksi Administrasi, SK Pengurangan Ketetapan Pajak, SK Pembatalan Ketetapan Pajak, Putusan Banding, Putusan Peninjauan Kembali serta SK Pemberian Imbalan Bunga
Pajak Pertambahan Nilai = apabila jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang terutang. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah : apabila jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang. d. SKPLB : Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Diterbitkan apabila jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang SKPLB diterbitkan untuk : Pajak Penghasilan Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah