Anda di halaman 1dari 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kebudayaan Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta budhayah yaitu berarti jamak, kata buddhi yang berarit budi atau akal. Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa Latin berasal dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani). Beberapa ahli budaya memiliki pendapat tersendri tentang kebudayaan walaupun secara garis besar masih memiliki kesamaan tentang defenisi kebudayaan tersebut. Beberapa pendapat para ahli yang dikutip oleh Elly M Setiadi dalam bukunya Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar (2007:27) tentang kebudayaan antara lain: 1. E.B Taylor, budaya adalah sutu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayan, moral, keilmuan, hukum, adat dan istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. 2. R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dari hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsure pembentukan didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya. 3. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem dan gagasan, milik diri manusia dengan belajar. Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan

itu akan berrkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.

2.2. Wujud Dan Sifat Kebudayaan Kebudayaan mempunyai sifat dan wujud dimana wujud kebudayaan adalah sesuatu yang bisa dirasa dan dilihat dari karya budaya tersebut maupun interaksi sosial masyarakat di suatu daerah. Sedangkan sifat budaya adalah suatu hal yang melekat pada arti budaya tersebut yang bersifat universal, dimana semua kebudayaan di dunia ini selalu memiliki sifat yang sama sehingga dapat disebut kebudayaan. Dibawah ini adalah penjelasan yan lebih lengkap tentang wujud dan sifat kebudayaan. A. Wujud Kebudayaan Pada penjelasan tentang arti kebudayaan sebelumnya yang secara garis besar adalah hasil karya dari manusia itu sendiri berdasarkan ide dan kreatifitasnya dan diikuti oleh masyarakat sesudahnya, berarti kebudayaan itu sendiri memiliki wujud yang dapat dicontoh maupun hanya sekedar dilihat bekas yang ditinggalkan oleh kebudayaan itu sendiri. Menurut Koentjaraningrat dikutip oleh Elly M Setiadi dalam bukunya (Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar:2007) bahwa kebudayaan itu dapat dibagi dalam tiga wujud yaitu : 1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai, norma, dan peraturan. Wujud ini menunjukkan ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak tidak dapat diraba, dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya ada dalam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Kebudayaan ideal ini juga disebut tata kelakuan, hal ini menunjukkan bahwa budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan member arah pada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebgai sopan santun. Kebudayaan ini dapat disebut sebagai

adat istiadat, yang sekarang banyak disimpan dalam arsip,tape dan komputer. Kesimpulannya, budaya ideal ini adalah merupakan perwujudan kebudayaan yang besifat abstrak. 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kegiatan aktivitas serta tindakan berrpola dari mnusia dalam suatu masyarakat. Wujud ini disebut sisten sosial, karrena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini dapat diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan satu sama lain. Lebih jelasnya tampak dalam bentuk perilaku dan bahasa pada saat mereka berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Kesimpulannya, sistem sosial merupakan salah satu wujud kebudayaan yang bersfat konkret (nyata) dalam bentuk perilaku dan bahasa. 3. Wujud budaya sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud yang terakhir ini disebut juga sebagai kebudayaan fisik. Wujud budaya ini hamper seluruhnya merupakan hasil fisik (aktifitas perbuatan, dan karaya semua manusia dalam masyarakat). Sifatnya paling nyata daripada wujud budaya sebelumnya karena merupakan benda-benda yang dapat dilihat, diraba dan difoto yang berwujud besar maupun kecil. Contohnya : Candi, kain batik, ornamen rumah adat, dan bangunan yang mengikuti cirri fisik suatu daerah. Kesimpulannya, kebudayaan fisik ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret, dalam bentuk materi/ artefak. B. Sifat Kebudayaan Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam sukuj bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan mempunyai cirri dan sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Sifat budaya juga

menjadi sesuatu itu dapat disebut kebudayaan ataupun bukan, sehingga semua kebudayaan di dunia mutlak harus memiliki sifat-sifat tersebut agar dapat disebut kebudayaan (Setiadi,2007:33-34) Sifat-sifat kebudayaan itu antara lain adalah : 1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia. 2. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada suatu genersi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. 3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya. 4. Budaya mencakup aturan-aturan yang bersikan kewajiban, tindakantindakan yang diterima, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakantindakan yang diizinkan.

2.3 Defenisi Nilai Nilai adalah sesuatu yang baik yang diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyrakat. Karena itu, sesuatu itu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama) (Setiadi,2007:31). Nilai didalam suatu kebudayaan akan menciptakan suatu sistem yang merupakan ssuatu unsure pokok dari suatu kebudayaan. Menurut Brinislow Malinowski yang dikutip oleh Elly M Setiadi dalam bukunya (Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar,2007) mengatakan unsur pokok kebudayan yang merupakan cerminan dari nilai kebudayaan tersebut dapat berbentuk : 1. Sistem nirma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya. 2. Organisasi ekonomi. 3. Alat-alat dan lembaga pendidikan. 4. Organisasi kekuatan.

2.3 Manusia Sebagai Penemu Dan Pengguna Kebudayaan Terciptanya atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sesbagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini (Setiadi,2007:36). Manusia yang telah dilengkapi oleh ALLAH S.W.T dengan akal dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan diberikan yang disebutkan oleh Supartono (dalam Rafael Raga Maran, 1999:36) sebagai daya manusia. Manusia memiliki daya kemampuan antara lain akal, intelegensia, dan intuisi, perasaan dan emosi seperti : kemauan, dan fantasi, juga perilaku. Dengan sumber-sumber kemampuan manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia yang membuat kebudayaan tersebut. Ada hubungan dialektika antara manusia dengan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia penemunya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang dibuatnya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendukungnya. Dialektika ini di dasarkan pada pendapat Peter L. Berger yang menyebutkan sebagai dialektika fundamental. Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap : tahap eksternalisasi, tahap objektivasi, tahap internalisasi. Tahap eksternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terusmenerus ke dalam dunia melalui aktivitas fisik dan mental. Tahap objetivitas adalah tahap aktvitas manusia menghasilkan suatu realita obyektif, yang berada di luar diri manusia. Tahap internalisasi adalah tahap di mana objek buatan manusia diserap oleh manusia kembali. Jadi ada hubungan berkelanjutan antara realitas internal dengan realitas eksternal. (Yusdi Ahmad,Makalah 2006:5) 2.5 Proses Dan Perkembangan Kebudayaan Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri.perkembangan itu dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena kebudayaan dibuat oleh dan untuk manusia.

Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks, memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial. Seseorang mampu memengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan. Kebudayaan yang dimiliki oleh kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau melalui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu apabila kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang dihadapinya.

2.6 Sejarah Singkat Tentang Kerajaan Linge

Anda mungkin juga menyukai