Anda di halaman 1dari 12

Neo-Realisme

1. Kepentingan negara menjadi sumber dari tindakan. 2. Kebutuhan kebijakan muncul dari persaingan yang tidak diatur antara Negara-negara. 3. Perhitungan yang berdasarkan pada kebutuhan-kebutuhan ini dapat menemukan kebijakan yang akan memberikan jalan yang terbaik bagi kepentingan suatu negara. 4. Sukses adalah ujian akhir dari kebijakan, dan keberhasilan didefinisikan sebagai menjaga dan memperkuat negara. (Waltz 1979: 117)

1. Sistem internasional adalah anarkis. 2. Negara-negara tidak terpisahkan dengan kepemilikan beberapa kemampuan militer ofensif, yang memberikan mereka persediaan yang dibutuhkan untuk menyakiti dan mungkin menghancurkan satu sama lain. 3. Tidak ada negara yang bisa memastikan negara lain tidak akan menggunakan kapabilitas militernya. 4. Motif paling dasar ang mengendalikan negara adalah kelangsungan hidup. 5. Negara-negara adalah instrumental yang rasional. (Mearsheimer 1994/95: 9-10)

1. Unit dasar dari urusan sosial dan politik adalah "kelompok konflik." 2. Negara-negara termotivasi terutama oleh kepentingan nasional mereka. 3. Hubungan kekuasaan (power) adalah sebuah ciri-ciri mendasar dari hubungan

internasional. (Gilpin 1996: 7-8)

Kenneth Waltz

Menurut Waltz, struktur didefinisikan oleh prinsip-prinsip yang ada pada sistem yang anarki, dan distribusi kapabilitas antar unit-unit, yaitu negara. Waltz juga mengasumsikan bahwa tidak ada perbedaan fungsi antara unit-unit yang berbeda. Struktur dari sistem internasional membentuk seluruh pilihan kebijakan luar negeri. Bagi realis, power adalah sebuah tujuan. Negara menggunakan power untuk meraih lebih banyak lagi power dan kemudian meningkatkan pengaruh mereka dan kemampuan mereka untuk mengamankan kepentingan nasional mereka. Meskipun realis tradisional menyadari elemenelemen yang berbeda dari power(sebagai contoh, sumber ekonomi dan teknologi), kekuatan militer disadari elemen yang paling penting dari kekuatan sebuah negara. Namun Waltz tidak menyetujui dengan mereka yang mengatakan bahwa paksaan militer tidak sepenting saat ini yang merupakan sebuah alat bagi negara. Bagi neo-realis, power lebih dari sekedar akumulasi dari sumber kekuatan militer dan kemampuan menggunakan power untuk memaksa dan mengontrol negara lain dalam sistem. Waltz dan yang lainnya melihat power sebagai kombinasi kapabilitas dari sebuah negara. Negara-negara dibedakan dalam sistem melalui power yang mereka miliki dan bukan fungsi mereka. Power yang dimiliki sebuah negara memberikan negara tersebut sebuah tempat atau posisi dalam sistem internasional dan hal ini membentuk perilaku negara. Secara lebih khusus, negara akan mencari cara untuk mempertahankan posisi mereka dalam sistem. Waltz menantang neo-liberal institusionalis yang percaya bahwa kita dapat mengatur proses dari globalisasi hanya dengan membangun institusi internasional yang efektif. Dalam memandang bagaimana negara bereaksi terhadap kondisi yang anarki, neo-realis mengatakan bahwa anarkilah yang mendefinisikan sistem tersebut. Seluruh negara adalah unitunit yang secara fungsi adalah sama, yang berarti bahwa semua negara tersebut mengalami hambatan-hambatan yang sama yang ada dalam sistem yang anarki dan berusaha untuk mempertahankan posisi mereka dalam sistem. Neo-realis menjelaskan berbagai perbedaan dalam kebijakan dengan melihat power atau kapabilitas yang dimiliki masing-masing negara.(1) Kenneth Waltz mendefinisikan struktur politik internasional dengan dua kriteria. Pertama adalah prinsip pengaturan yang dengannya negara berhubungan satu sama lain. Sistem antar negara adalah sistem yang berdiri sendiri dan bersifat anarkis. Menurutnya, prinsip ini konstan

sepanjang waktu dan sangat membatasi tingkat keberlangsungan pembagian kerja antar negara. Waltz mengemukakan bahwa negara secara fungsional tidak terdiferensiasikan. Ketika anarki bersifat konstan, kriteria kedua struktur,distribusi kemampuan, berbeda-beda pada setiap negara. Negara memiliki kemiripan dalam tugas yang mereka emban, meskipun mereka tidak memiliki kemiripan dalam kemampuan dalam melaksanakannya. Kenneth Waltz menjelaskan tiga asumsi utama dalam neorealisme diantaranya, sistem internasional adalah sistem yang anarkis dimana tidak ada pemerintahan yang mengatur negaranegara sehingga setiap negara harus menjamin keamananannya sendiri baik dalam lingkup regional maupun global. Setiap negara juga bebas bertindak untuk mencapai kepentingan

nasionalnya baik dibidang ekomoni maupun keamanan. Sistem sangat mempengaruhi perilaku aktor, dan self interest memaksa negara yang berada dalam kondisi anarki untuk memilih self help daripada kooperasi.(2) Neorealisme lebih memfokuskan struktur sistem terkait dengan distribusi kekuatan relatif sebagai fokus analisis utama. Berbeda dengan realisme klasik yang memusatkan perhatian pada para pemimpin negara dan penilaian subjektifnya tentang hubungan internasional. Aktor-aktor dianggap kurang begitu penting sebab struktur sistemlah yang memaksa para aktor tersebut melakukan kebijakan dengan cara tertentu, dengan kata lain struktur menentukan tindakan para aktor.(3)

John Mearsheimer

Dalam kritiknya terhadap institusi internasional, John Mearsheimer berpendapat ketika Negaranegara bekerjasama melalui institusi, mereka masih melakukannya atas dasar kepentingan sendiri semata. Yang kuat bertahan dalam hubungan internasional. Institusi-institusi ini tidak lain sebagai ppanggung teater dimana yang kuat yang bermain terbuka. Tetapi permainan tersebut ditulis oleh dramawan Negara. Institusi-institusi tidaklah penting dalam haknya sendiri ( Mearheimer 1956: 340). Menurut kaum neorealis, anarki tidak dapat dihilangkan. Anarki berarti bahwa sekalipun Negara-negara liberal harus menyadari kemungkinan bahwa teman-teman liberal mereka suatu hari mungkin akan berbalik melawan mereka. Sayangnya tidaklah masuk akal bagi Negaranegara demokrasi liberal sekalipun untuk mengubah anarki (Mearsheimer 1991: 123).

Menurut Mearsheimer, yang juga seorang structural realis, setidaknya ada lima asumsi mengapa negara membutuhkan power. Pertama adalah great powers adalah aktor utama dalamworld politics. Kedua, setiap negara menggunakan beberapa kapabilitas militer ofensif. Ketiga, negara tidak akan pernah dapat memastikan niat/perilaku negara-negara lainnya. Keempat, tujuan utama negara adalah survival. Dan kelima dalah bahwa negara-negara adalah aktor-aktor yang rasional yang mampu memaksimalkan segala cara agar tetap survive(4).

Joseph Grieco

Joseph Grieco adalah neorealis yang fokus dalam konsep keunggulan relatif dan absolut (relative and absolute gains). Grieco mengklaim bahwa negara-negara tertarik untuk meningkatkan power dan pengaruh mereka (keunggulan absolut) dan kemudian akan bekerjasama dengan negara lain atau aktor-aktor di dalam sistem untuk meningkatkan kapabilitas mereka. Bagaimanapun Grieco juga mengklaim bahwa negara-negara juga merasa penting dengan seberapa banyak power dan pengaruh yang akan mungkin dicapai negara lain (keunggulan relatif) dalam usaha saling bekerjasama. Neo-realis juga mengklaim bahwa ada dua hambatan terhadap kerjasama internasional: kecurangan dan keunggulan relatif dari aktor lainnya. Lebih jauh lagi, ketika negara gagal untuk mematuhi peraturan-peraturan yang mendorong kerjasama, negara-negara yang lain mungkin akan mengabaikan aktivitas multilateral dan bertindak secara unilateral. Structural realism mengabstrakkan segala atribut negara kecuali kapabilitasnya (power)agar terlihat jelas dampak adanya anarki dan distribusi kapabilitas (power). Waltz juga menambahkan bahwa sistem internasional merupakan anarki yang terbentuk karena interaksi negara-negara di dalamnya sehingga memaksa mereka untuk mengambil tindakan tertentu guna mempertahankan diri. Argument Waltz bahwa sistem internasional itu anarki adalah bahwa perbedaan antar negara hanya terletak pada kapabilitasnya (power) bukan fungsinya. Sehingga struktur politik internasional hanya berbeda dari distribusi kekuatan negara-negara yang ada atau dengan kata lain percaturan internasional bergantung pada seberapa banyak great powers.(5)

Ini juga yang membawa Waltz agar menggunakan sistem balance of power, dimana apabila ada aktor lain yang kuat maka harus diimbangi dengan kekuatan yang sama, sehingga kestabilan dapat tercapai. Selain itu, hal ini juga dijadikan alasan mengapa kaum realis memandang bahwa power sangat penting bagi suatu negara dalam struktur internasional.

Neorealis menyadari bahwa aktor-aktor ekonomi penting didalam sistem internasional dan bukan hanya sekedar tambahan pada permasalahan serius dalam politik kekuasaan. Ada juga perdebatan mengenai sifat alami dari interaksi antar Negara bahkan didalam sebuah kerangka kerja kekuasaan. Kekuasaan (power) adalah sebuah konsep relasional; sebuah Negara tidaklah kuat secara abstrak namun hanya dalam hubungannya dengan Negara lain. Para realis garis keras berpendapat bahwa menginginkan kekuasaan berarti menginginkan lebih banyak kekuasaan lagi dibandingkan Negara lainnya. Maka tidak ada ruang bagi kerjasama antara Negara-negara kecuali secara pragmatis dalam aliansi-aliansi yang sedang dalam konflik dengan Negara lain. Kerjasama terutama dalam sebuah sistem yang anarki, dapat menjadi lebih self-interested dibandingkan yang biasanya disadari.

Sumber: (1)Steven L. Lamy. Contemporeary mainstream approaches : neo-realism and neoliberalism in The Globalization of World Politics. (2) Kenneth N. Waltz. Theory of International Politics. Berkeley: Addison-Wesley Publishing Company. 1979. Hal 97 (3) Ibid (4) J. Mearsheimer, John, Structural realism. (5) Jack Donnely, Realism, in Scott Burchill, Andrew Linklater, Theories of International Relations, Third Editions, 2005, Palgrave Macmillan

Realisme Struktural

Realis struktural berpendapat bahwa negara-negara dan kekuasaan itu penting namun aktor-aktor ekonomi yang sejatinya adalah subordinat, aktor-aktor ini memainkan peran mereka meskipun dalam sistem yang didefinisikan jauh lebih ketat. Apa yang menentukan perilaku negara-negara adalah sistem secara keseluruhan, yang berdampak pada perilaku pada individu-individu negara, hanya memberikan mereka kesempatan yang terbatas dalam kebebasan memilih.(1) (1) Michael Nicholson. International Relations. Theories of International Relations. (p. 9697)

1. Asumsi negara-sentris: negara adalah aktor yang paling penting di dunia politik. 2. Asumsi rasionalitas: politik dunia dapat dianalisis sebagai jika negara-negara yang kesatuan aktor rasional yang berusaha memaksimalkan utilitas yang diharapkan mereka. 3. Asumsi daya: negara mencari kekuasaan dan mereka menghitung kepentingan mereka dalam hal kekuasaan. (Keohane 1986b: 164-165) 1. Realis menganggap kecenderungan kepada kejahatan dapat dihilangkan. 2. Realis berasumsi bahwa unit penting dari kehidupan sosial adalah kolektivitas dan bahwa dalam politik internasional aktor kolektif hanya benar-benar penting adalah negara, yang tidak mengakui otoritas di atasnya. 3. Realis memegang kekuasaan dan mengejar dengan individu dan negara sebagai mana-mana dan tak terelakkan Tradisi realis 7 Kotak 1.1. Perwakilan definisi realisme (Ayat-ayat berikut ini kutipan langsung atau parafrase sangat dekat.) 1. Kepentingan negara memberikan musim semi tindakan. 2. Kebutuhan kebijakan muncul dari persaingan yang tidak diatur negara. 3. Perhitungan didasarkan pada kebutuhan dapat menemukan kebijakan yang akan terbaik melayani kepentingan suatu negara. 4. Sukses adalah ujian akhir dari kebijakan, dan keberhasilan didefinisikan sebagai menjaga

dan memperkuat negara. (Waltz 1979: 117) 1. Politik diatur oleh hukum-hukum objektif yang memiliki akar mereka di alam manusia. 2. Plang utama yang membantu realisme politik untuk menemukan jalan melalui lanskap politik internasional adalah konsep kepentingan didefinisikan dalam hal kekuasaan. 3. Power dan bunga variabel dalam konten. 4. Prinsip-prinsip moral universal tidak dapat diterapkan pada tindakan-tindakan negara. 5. Realisme politik menolak untuk mengidentifikasi aspirasi moral tertentu negara dengan hukum-hukum moral yang mengatur alam semesta. 6. Otonomi ranah politik. (Morgenthau 1954: 4-10) 1. Sistem internasional anarkis. 2. Amerika inheren memiliki beberapa kemampuan militer ofensif, yang memberikan mereka disedekahkan untuk menyakiti dan mungkin menghancurkan satu sama lain. 3. Tidak ada negara yang bisa memastikan negara lain tidak akan menggunakan militer pelanggaran yang kemampuan. 4. Menyatakan motif paling dasar mengemudi adalah kelangsungan hidup. 5. Negara-negara instrumental rasional. (Mearsheimer 1994/95: 9-10) 1. Unit dasar dari urusan sosial dan politik adalah "kelompok konflik." 2. Amerika termotivasi terutama oleh kepentingan nasional mereka. 3. Hubungan kekuatan adalah fitur mendasar dari urusan internasional. (Gilpin 1996: 7-8) 1. Asumsi negara-sentris: negara adalah aktor yang paling penting di dunia politik. 2. Asumsi rasionalitas: politik dunia dapat dianalisis sebagai jika negara-negara yang kesatuan aktor rasional yang berusaha memaksimalkan utilitas yang diharapkan mereka. 3. Asumsi daya: negara mencari kekuasaan dan mereka menghitung kepentingan mereka dalam hal kekuasaan. (Keohane 1986b: 164-165) 1. Realis menganggap kecenderungan kepada kejahatan dapat dihilangkan. 2. Realis berasumsi bahwa unit penting dari kehidupan sosial adalah kolektivitas dan bahwa dalam politik internasional aktor kolektif hanya benar-benar penting adalah negara, yang tidak mengakui otoritas di atasnya. 3. Realis memegang kekuasaan dan mengejar dengan individu dan negara sebagai mana-mana dan tak terelakkan Kenneth Waltz

Kenneth Waltz'1979 buku Teori Politik Internasional selama satu decade merupakan pekerjaan teoritis yang paling berpengaruh dalam studi akademis internasionalhubungan internasional, teks pusat kontemporer neorealisme. Hari ini tetap menjadi batu ujian untuk kedua realis dan kritik mereka. Waltz menyajikan contoh yang sangat baik realisme struktural yang kuat. "Meskipun variasi yang luas dalam atribut dan dalam interaksi" dari negara dan aktor-aktor internasional lainnya, Waltz terkesan dengan "yang mencolok kesamaan dalam kualitas hidup internasional melalui ribuan tahun "(1979: 67, 66). Kesamaan ini, menurutnya, timbul dari struktur gigih internasional anarki. Struktur politik didefinisikan dan dibedakan pertama dengan memesan mereka prinsip: aktor politik ("unit") baik yang atau tidak diatur dalam hirarki hubungan kekuasaan dan subordinasi. Internasional relativitas Kenneth Waltz Kenneth Waltz'1979 buku Teori Politik Internasional selama satu dekade pekerjaan teoritis yang paling berpengaruh dalam studi akademis internasionalhubungan internasional, teks pusat kontemporer neorealisme. Hari ini tetap menjadi batu ujian untuk kedua realis dan kritik mereka. Waltz menyajikan contoh yang sangat baik realisme struktural yang kuat. "Meskipun variasi yang luas dalam atribut dan dalam interaksi" dari negara dan aktor-aktor internasional lainnya, Waltz terkesan dengan "yang mencolok kesamaan dalam kualitas hidup internasional melalui ribuan tahun "(1979: 67, 66). Kesamaan ini, menurutnya, timbul dari struktur gigih internasional anarki. Struktur politik didefinisikan dan dibedakan pertama dengan memesan mereka prinsip: aktor politik ("unit") baik yang atau tidak diatur dalam hirarki hubungan kekuasaan dan subordinasi. Internasional relativitas Bab ini pertama kali muncul dalam edisi kedua dari tahun 1954 dan telah tetap dasarnya tidak berubah dalam semua edisi selanjutnya.
Halaman 15

seksual adalah sebuah domain anarkis (non-hierarkis) struktur politik (1979: 88-99). Agar tidak dipaksakan oleh otoritas yang lebih tinggi tetapi timbul dari interaksi dari aktor politik formal yang sama. Kendala yang berbeda, peluang, dan aturan struktur anarkis dan hierarkis terletak di jantung perbedaan konvensional antara komparatif dan internasionalinternasional politik. Struktur politik juga ditentukan oleh diferensiasi fungsi-fungsi antara unit-unit mereka. "Hierarki hubungan memerlukan super-dan subordina-

tion di antara bagian-bagian sistem, dan bahwa menyiratkan diferensiasi mereka "(1979: 93). Sebuah contoh kewiraan teks standar adalah pemisahan legislatif, executive, dan yudisial kekuasaan. Dalam perintah anarkis, bagaimanapun, Waltz berpendapat bahwa masing-masing negara adalah terpisah, otonom, dan secara resmi sama politik unit yang harus menghitung pada akhirnya pada sumber daya sendiri untuk mewujudkan kepentingannya. Dalam lingkungan anarkis, "Insentif setiap unit adalah untuk menempatkan dirinya dalam posisi untuk dapat mengurus sendiri karena tidak ada orang lain yang bisa diandalkan untuk melakukannya "(1979: 107). Semua fungsi penting sehingga harus dilakukan oleh masing-masing dan setiap negara bagian. Ada sedikit pembagian kerja internasional politik, tidak tajam diferensiasi fungsi antara negara-negara (1979: 93-97). Perbedaan utama antara negara, Waltz berpendapat, "adalah dari capability, tidak melakukan atau mencoba function.States untuk melakukan tugas, yang kebanyakan umum untuk semua dari mereka, ujung mereka bercita-cita untuk yang sama "(1979: 96). Amerika tidak begitu banyak berbeda dalam apa yang mereka berusaha untuk mencapai, tetapi dalam mereka capabiliikatan untuk mencapai tujuan yang sebagian besar bersama. "Politik Nasional terdiri dari unit dibedakan melakukan fungsi tertentu. Politik internasional terdiri dari seperti unit duplikasi kegiatan satu sama lain "(1979: 97). Fitur mendefinisikan ketiga dari struktur politik adalah distribusi kemampuan antara unit-unit tersebut. Jika semua pesanan internasional anarkis dan tidak ada perbedaan signifikan dari fungsi antara negara-negara, internasionalstruktur politik internasional dapat dibedakan dari satu sama lain hanya oleh distribusi kemampuan antar aktor. Secara historis, ini berarti bahwa struktur politik internasional didefinisikan oleh perubahan nasib besar kekuasaan (1979: 72, 94). Lebih abstrak, pesanan internasional bervariasi sesuai dengan jumlah yang besar powers.Waltz menekankan perbedaan antara sistem bipolar, didominasi oleh dua negara adidaya, dan multipolar sistem, di mana ada tiga atau lebih kekuatan besar (1979:. bab 7-8). "Jika ada teori khas politik politik internasional, neraca kekuatan teori itu "(1979: 117), karena conceives negara hanya sebagai pemusatan kekuatan bersaing dalam lingkungan anarkis

pemerintah. Waltz berpendapat bahwa keseimbangan politik kekuasaan berlaku setiap kali "dua atau lebih negara hidup berdampingan "dalam urutan anarkis" dengan tidak ada agen unggul untuk datang untuk membantu negara-negara yang mungkin melemah atau menolak untuk salah satu dari mereka Tradisi realis 17
Halaman 16

penggunaan instrumen apa pun yang mereka pikir akan melayani tujuan-tujuan mereka " (1979: 118). Kesimpulan utama dari teori keseimbangan kekuasaan adalah bahwa negara-negara di anarki "keseimbangan" daripada "ikutan" 10 (1979: 126). Dalam hierarki tatanan politik, Waltz berpendapat, aktor-aktor politik cenderung "melompat pada bandgerobak "dari kandidat utama atau pemenang terakhir, karena" kalah tidak tempat keamanan mereka dalam bahaya "(1979: 126). Tapi dalam anarki, untuk melompat kereta musik dari kekuatan meningkat adalah untuk mangsanya pengadilan menjadi kekuasaan yang tidak terlalu jauh di bawah jalan. Sebuah negara harus selalu peduli dengan nyata tive kekuasaan. Kekuatan lain - khususnya kekuasaan yang besar - selalu ancaman, pernah memikat. Negara lemah mungkin tidak memiliki alternatif tetapi untuk menebak dengan benar dan berharap bahwa keselarasan dini dengan pemenang akan memastikan kelangsungan hidup mereka dan (setidaknya beberapa) kepentingan vital lainnya. Hanya besar kekuasaan bodoh, meskipun, akan menerima resiko tersebut. Daripada ikut-ikutan, Waltz berpendapat, mereka akan "keseimbangan" terhadap pertumbuhan kekuatan negara lain. Tekanan struktural untuk menyeimbangkan menjelaskan pusat belum dinyatakan membingungkan fitur internasional relations.Consider aliansi Amerika-Soviet dalam Perang Dunia II. Sebuah musuh bersama dibawa bersama dua negara dengan intens internal dan sejarah perbedaan yang telah membuat mereka yang kerasest saingan selama dua dekade sebelumnya. Setelah perang, meskipun, mereka kembali menjadi saingan hampir gila - tetapi tidak, dalam versi cerita, karena perbedaan internal atau ideologis, tetapi karena distribusi-

tion kemampuan. Dua kekuatan dominan mana pun saling berhadapan, masingmasing adalah satu-satunya ancaman nyata untuk keamanan yang lain, dan mereka tidak bisa tidak musuh. Masing-masing harus, apapun preferensi atau kecenderungan, neraca kekuasaan terhadap yang lain. Realisme struktural Waltz 'tidak mengingkari eksistensi, bahkan imporpastikan mereka mendapat bantuan, perbedaan internal di antara negaranegara. Memang, bagaimanapun, upaya untuk "Abstrak dari setiap atribut dari negara kecuali kemampuan mereka" (1979: 99), dalam rangka untuk menyoroti cara di mana distribusi kemampuan dalam rangka hubungan bentuk anarkis. "Satu mungkin berperilaku sebagai satu suka. Pola perilaku tetap muncul, dan mereka berasal dari strukturbudayanya kendala sistem "(1979: 92). Menyatakan "bebas untuk melakukan mengelabui hal yang mereka peduli, tetapi mereka mungkin dihargai untuk perilaku yang responsif terhadap tekanan struktural dan dihukum karena perilaku yang tidak " (1997: 915). Atau, seperti John Mearsheimer katakan, "dalam analisis akhir, sistem kekuatan negara untuk berperilaku sesuai dengan perintah realisme, atau risiko kehancuran "(1995: 91) 10 Metafora bandwagoning adalah dari politik pemilu Amerika. Ketika seorang kandidat mulai terlihat seperti dia akan menang, ada kecenderungan kuat untuk netral, pemilih belum memutuskan, dan bahkan lawan ke samping dengan dia, dalam rangka untuk berbagi dalam kemenangannya. Dalam bahasa dari sederhana era kampanye, didominasi oleh parade bukan dari televisi, mereka akan "melompat pada kereta musik "." Bandwagoners "upaya untuk meningkatkan keuntungan mereka dengan memihak dengan kuat partai.

Anda mungkin juga menyukai