Ketika para Pemimpin Asia Timur Berkumpul: Indonesia
Ketika para Pemimpin Asia Timur Berkumpul: Indonesia
Link untuk mengakses Langsung ke navigasi lokal Langsung ke navigasi bbc.co.uk Langsung ke cari bbc.co.uk Bantuan mengakses
INDONESIATelepon genggam
Forum Ekonomi Dunia, WEF, Asia Timur di Jakarta pada 12 dan 13 Juni rencananya akan dihadiri lebih dari 500 pemimpin dari kalangan pemerintah, usaha, media, maupun pemuka masyarakat.
Mereka bertemu di bawah tema "Menanggapi Globalisme Baru' untuk mengkaji bagaimana peristiwa-peristiwa terbaru di Jepang, Timur Tengah dan Afrika Utara berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Asia.
Berita terkait
Tantangan bagi ASEANDengar03:34 Indeks persaingan Indonesia naik Indonesia paling ramah bisnis di dunia
Link terkait
Topik terkait
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi kawasan Asia diperkirakan akan tumbuh sebesar 8,4% untuk tahun 2011, dengan Indonesia pada tingkat 6,1%. Dan itu berarti Asia masih menjadi perhatian utama dunia mengingat kawasan Eropa dan Amerika Serikat yang masih belum sepenuhnya pulih dari dampak-dampak krisis keuangan global. Pada sisi lain rencana integrasi ekonomi ASEAN pada 2015 akan menempatkan blok negara Asia Tenggara itu sebagai kekuatan ekonomi terbesar ke-10 di dunia dengan pasar yang mencapai 600 juta jiwa. Bagaimanapun pertumbuhan ekonomi Asia, termasuk ASEAN, yang pesat itu tidak sepenuhnya terlepas dari ancaman, baik berupa tingkat pengangguran yang tinggi, tekanan inflasi, maupun ancaman ketahanan pangan, serta kerusakan lingkungan.
"Kita tahu bahwa 10 negara anggota ASEAN, empat diantaranya masih tertinggal, seperti Laos, Kamboja, Vietnam -mungkin Vietnam relatif tidak lagi- dan Birma satu lagi."
Faustinus Andrea
Gempa dan tsunami di Jepang yang dampaknya terasa pada perekonomian Jepang agaknya juga membawa getaran yang menjadi ujian bagi ketahanan Asia. Masalah-masalah itulah yang menjadi pembahasan para pemimpin Asia Timur yang berkumpul di Jakarta dalam World Economic Forum.
Pertumbuhan ekonomi ASEAN yang meningkat -dengan nilai perdagangan ASEAN sebesar US$700 miliar pada 2003 dan diperkirakan sebesar US$ 2,9 triliun pada 2011juga membawa tantangan.
Pengamat ekonomi ASEAN dari CSIS, Faustinus Andrea, mengatakan bahwa tantangan utama adalah kesenjangan di antara negara-negara ASEAN. ''Yang harus diatasi adalah kesenjangan ekonomi di antara negara-negara ASEAN sendiri. Kita tahu bahwa 10 negara anggota ASEAN, empat diantaranya masih tertinggal, seperti Laos, Kamboja, Vietnam -mungkin Vietnam relatif tidak lagi- dan Birma satu lagi,'' tutur Faustinus dalam wawancara dengan BBC Indonesia. Isu tersebut bukanlah menjadi pembahasan utama dalam WEF di Jakarta, dan Faustinus menegaskan mestinya realitas itu menjadi perhatian. ''Bahwa itu itu perlu diusung saya kira penting karena bagaimanapun juga merupakan refleksi dari keadaab ekonomi ASEAN itu sendiri. Harus melihat inilah realita dari ekonomi ASEAN.'' Faustinus juga menambahkan kesenjangan itu juga yang bisa menjadi hambatan dalam kerja sama ekonomi ASEAN, termasuk rencana integritas ekonomi ASEAN 2015. "Kerjasama ekonomi ASEAN masih lemah karena beberapa negara yang dicoba untuk ditarik ke dalam perekonomian negara ASEAN masih jalan di tempat. Karena mereka menghadapi persoalan-persaoalan diomestik yang tidak begitu mudah untuk diatasi, dan ini menjadi tantangan berat.
Link terkait
Berita terkait
Tantangan bagi ASEANDengar03:34 Indeks persaingan Indonesia naik Indonesia paling ramah bisnis di dunia Petronas investasi US$20 miliar
8 JUNI 2011 8 JUNI 2011 26 MEI 2011 13 MEI 2011
Topik terkait
RSS Tersangka teror Norwegia Ekonomi
Berita utama
mengaku Bentrokan terjadi lagi di Mesir 25 menit lalu Belgia mulai melarang burka 24 Juli 2011
24 Juli 2011
hidup
24 Juli 2011
London
57 menit lalu
1. 1 2. 2 3. 3 4. 4 Audio/Video
previous
Lihat
Lihat
Dengar
Dengar
Dengar
Dengar
Dengar
Dengar
Lihat
next
Lihat
Layanan
Layanan BBC
Bahasa lain World news BBC Football Mitra online
Telepon genggam
Cara mencari: bbc.co.uk navigation Link BBC Link BBC Tentang BBC Bantuan BBC Hubungi kami Bantuan mengakses Syarat penggunaan Kerahasiaan Pribadi
Cari
BBC 2011 BBC tidak bertanggungjawab atas isi dari situs internet pihak luar