Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anggraeni Mutiara Dwi L.

NPM : 180120110017

Research Methods Populasi dan Sampel Bab IV a. Pengertian Terdapat perbedaan yang mendasar antara pupolasi dan sampel. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan, sampel adalah sebagian dari populasi itu. Populasi misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu: tempat (place), pelaku (actor), aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Pada situasi sosial atau objek peneltian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam. Tetapi sebenernya objek penelitian kualitatif, juga bukan semata-mata pada situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen tersebut, tetapi juga bisa berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan dan sejenisnya. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasii sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan

guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif disebut sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilan teori. Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. hasil penelitian tidak akan digeneralisasikan ke populasi karena pengambilan sampel tidak diambil secara random.

b. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan, ada dua jenis teknik sampling, yaitu: 1. Probability Sampling Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). 2. Nonprobability Sampling Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak member peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball. Dalam penelitian kualiitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Sedangkan, snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Lincoln dan Guba (1985) mengemukakan bahwa Naturalistic sampling is, then, very different from conventional sampling. It is based on informational, not statistical, considerations, its purposes is to maximize information, not to facilitate generalization. Lincoln dan Guba (1985), mengemukakan bahwa ciri-ciri khusus sampel purposive, yaitu: 1. Emergent sampling design (sementara). 2. Serial selection of sample units (menggelinding seperti bola salju (snowball)). 3. Continuous adjustment or focusing of the sample (disesuaikan dengan kebutuhan). 4. Selection to the point of redundancy (dipilih sampel jenuh). Jadi, penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung (emergent sampling design). Caranya yaitu peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan; selanjutnya, berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari sampel sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap. Hal ini menurut Lincoln dan Guba (1985) diisebut serial selection of sample units atau menurut Bogdan dan Biklen (1982) disebut snowball sampling technique. Sampel ini kemudian semakin terarah dan fokus yang disebut continuous adjustment of focusing of the sample. Lincoln dan Guba (1985) menyatakan bahwa if the purpose is to maximize information, then sampling is terminated when no new information is forthcoming from newly sampled units; thus redundancy is the primary criterion. Kemudian S. Nasution (1988) menjelaskan bahwa penentuan unit sampel (responden) dianggap telah memadai apabila telah sampai kepada taraf redundanncy (datanya telah jenuh, ditambah sampel lagi tidak memberikan

informasi yang baru), artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti. Sanafiah Faisal (1990) dengan mengutip pendapat Spradley mengemukakan bahwa, situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan, suatu sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya. Selanjutnya, dinyatakan bahwa sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi criteria sebagai berikut: 1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya. 2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti. 3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi. 4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri. 5. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber. Seperti telah dikemukakan bahwa, penambahan sampel itu dihentikan manakala datanya sudah jenuh. Dari berbagai informan, baik yang lama maupun yang baru, tidak memberikan data baru lagi.

Anda mungkin juga menyukai