II Dara Repaired)
II Dara Repaired)
TIN1AUAN PUSTAKA
2.1 Ampas Tebu (Bagas)
Ampas tebu atau lazimnya disebut bagas, diperoleh sebagai limbah padat dari
pengolahan tebu (Saccharium officinarium pada industri gula pasir. Ampas tebu
mengandung bahan-bahan lignoselulosa. Pada tebu banyak terdapat kandungan
gula dalam bentuk hemiselulosa. Dimana Iungsi dan strukturnya sangat
berpengaruh terhadap metabolisme tubuh. Hemiselulosa mirip dengan selulosa
yang merupakan polymer gula. Namun, berbeda dengan selulosa yang hanya
tersusun dari glukosa, hemiselulosa tersusun dari bermacam-macam jenis gula.
Monomer gula penyusun hemiselulosa terdiri dari monomer gula berkarbon 5 (C-
5 dan 6 (C-6, misalnya: xylosa, mannose, glukosa, galaktosa, arabinosa, dan
sejumlah kecil rhamnosa, asam glukoroat, asam metal glukoronat, dan asam
galaturonat. Xylosa adalah salah satu gula C-5 dan merupakan gula terbanyak
kedua di biosIer setelah glukosa. Kandungan hemiselulosa di dalam biomassa
lignoselulosa berkisar antara 11 hingga 37 (berat kering biomassa.
Hemiselulosa lebih mudah dihidrolisis daripada selulosa, tetapi gula C-5 lebih
sulit diIermentasi menjadi etanol daripada gula C-6 (Pasaribu, 2010.
6
Bagas mengandung air 48 - 52, gula rata-rata 3,3, dan serat rata-rata 47,7.
Serat bagas tidak dapat larut dalam air dan sebagian besar terdiri dari selulosa,
pentosan dan lignin.Komposisi kimia ampas tebu dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Ampas Tebu.
Kandungan Kadar ()
Abu 3,82
Lignin 22, 09
Selulosa 37, 65
Sari 1,81
Pentosan 27, 97
SiO 3, 01
Sumber : Anwar (2008
Salah satu kandungan lignoselulosa yang terdapat dalam ampas tebu adalah
pentosan. Tumbuh-tumbuhan yang telah diketahui mengandung pentosan adalah
semua tumbuhan yang termasuk suku rumput-rumputan antara lain: rumput, padi,
jagung, tebu, bambu, dan gandum. Pentosan juga terdapat pada rotan, kopi,
cengkeh, bunga matahari, kacang-kacangan, pinus, kayu manis, kapas dan lain-
lain.
2.2 Pentosan
Karbohidrat dibagi menjadi 3 kelompok utama yaitu: monosakarida, disakarida,
dan polisakarida. Pentosan merupakan bagian dari polisakarida yang tersusun
dari monosakarida dengan lima atom C yaitu: (C
5
H
8
O
4
n
(Kirk dan Othmer,
1979.
7
Pentosan yang merupakan hemiselulosa pada material tanaman dan akan
memberikan pentosa saat terhidrolisis. Xylosa merupakan salah satu yang paling
mewakili pentosan dan pentosa paling banyak terdistribusi dalam sayuran.
Xylosa secara kimianya sebagai C
5
H
10
O
5
. Xylosa tidak beracun pada keadaan
alami, yang hampir mempunyai siIat yang sama dengan gula yang lain dan dapat
digunakan sebagai pemanis. Kemanisannya adalah 4 dari sakrosa dan dapat
digunakan oleh penderita diabetes karena xylosa tidak dicerna oleh tubuh
manusia.
Pentosan sangat penting dalam industri soda, terutama untuk tambahan adonan
dalam pembuatan soda. Selain itu pentosan juga dapat digunakan dalam industri
Iarmasi, kosmetik, kertas dan papan tulis, juga digunakan untuk pembuatan
IurIural, D-xylose, tinta printer, dan tekstil (Oliver, 1975.
Karakteristik senyawa pentosan yaitu sebagai berikut:
1. Berat molekul : 150,13 gr/mol
2. SpesiIik gravitasi : 1,535
3. Titik lebur : 153
o
C
4. Titik didih : 156
o
C
5. Kelarutan : 117 mg pada suhu 20
o
C per 100 ml dalam air dingin
6. Wujud : kristal berbentuk cair
(Perry, 1984.
8
2.3 Leaching (Ekstraksi padat-cair)
2.3.1 Pengertian Leaching
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah proses pengambilan komponen terlarut
dalam suatu padatan dengan menggunakan pelarut (Treyball, 1980. Interaksi
diantara komponen terlarut dari padatan ini sangat berpengaruh pada proses
ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini, komponen terlarut yang terperangkap di
dalam padatan, bergerak melalui pori-pori padatan. Zat terlarut berdiIusi keluar
permukaan partikel padatan dan bergerak ke lapisan Iilm sekitar padatan,
selanjutnya ke larutan.
AB
koeIisien diIusi
z
jarak lapisan Iilm
DiIusi terjadi karena adanya perbanyakan konsentrasi kedua zat selain itu dapat
juga diakibatkan dari perbedaan temperatur, tekanan, dan potensial elekrik.
Apabila lapisan Iilm itu tebal, maka diIusi pentosan ke dalam cairan akan kecil
begitu pula sebaliknya. Adanya pengadukan dimaksudkan untuk memberikan
turbulensi pada sistem ekstraksi sehingga akan menyebabkan penurunan ktebalan
Iilm cairan pada permukaan padatan.
ambar 2.3 Proses Perpindahan Massa (eankoplis, 1993
A
-
K
L
A
A
Z
1
Z
2
15
Dari ambar 2.3 dapat dijelaskan bahwa
A
merupakan konsentrasi pntosan yang
juga Iungsi dari z (ketebalan eIektiI cairan melingkupi butir partikel,
A
-
merupakan konsentrasi kesetimbangan dari pentosan yang dapat diukur melalui
graIik hubungan
A
terhadap waktu.
Neraca massa untuk ekstraksi sistem batch adalah sebagai berikut :
Laju massa masuk laju massa keluar laju massa generasi laju massa
konsumsi laju massa terakumulasi
Pada ambar 2.3, laju massa generasi laju massa konsumsi 0,
Maka :
K
L
. .
A
-
- K
L
. .
A
+ - =
d(v.C
A
)
dt
K
L
. . (
A
-
-
A
) =
d(v.C
A
)
dt
(.
A
)
= K
L
. . (
A
-
-
A
)
.( . .
/t
/
'
/t
'
/
.
(
Dalam penelitian ini, neraca massa yang ingin didapatkan adalah pada keadaan
setimbang, maka didekatkan dengan neraca massa kontinyu, yaitu :
Z -[a` = occ ..................................................................(1
( massa/waktu
( massa/waktu
16
M, Xo M, I
ambar 2.4 Skema neraca massa proses leaching.
dimana,
= H. I
+ . I
(massa/waktu.................................................(2
t
= I
. H+
-
. (massa/waktu............................................(3
occ = (massa/waktu...................................................................(4
Karena pelarut yang masuk belum mengandung pentosan, maka R
in
menjadi :
Z = H.X[ - v.
Z = H.X[
Sehingga neraca massa pada proses leaching yaitu :
{H. I
{ - {(I
. H) +(
-
. ) = ...............................................(5
H. I
= I
. H +
-
. ...................................................................(6
Atau
'
8
. .
0
.........................................................................(7
(hosal, 1995
dimana :
M berat ampas tebu yang diekstraksi (gr
V berat pelarut (gr
I
kadar pentosan dalam ampas tebu mula-mula (gr pentosan/gr ampas
tebu
ekstraksi
V
V,
-
17
I
-
kadar pentosan dalam pelarut saat mencapai kesetimbangan (gr
pentosan/gr pelarut.
2.3.5 Model Kesetimbangan Dalam Leaching
Dalam berbagai industri kimia banyak dijumpai proses yang memerlukan
pemisahan campuran Iluida menjadi komponen-komponen parsialnya seperti pada
distilasi, absorbsi dan leaching. Perancangan alat- alat tersebut memerlukan suatu
data-data kesetimbangan yang akurat untuk dapat diterapkan. Penentuan data-
data tersebut didapatkan melalui eksperimen pada kondisi operasi yang
dikehendaki. Namun hingga saat ini ketersediaan data-data tidak memadai. Untuk
mengatasi keterbatasan ini, dilakukan upaya-upaya mengkorelasikan antara data-
data eksperimen yang dilakukan dengan metode umum selama ini.
Pada proses leaching, untuk menghitung jumlah 8tage pada perancangan
ekstraktor dibutuhkan kurva kesetimbangan. Kurva tersebut diperoleh dari titik
kesetimbangan antara I
J
(zat terlarut dalam padatan dan
-
(zat terlarut dalam
pelarut dari beberapa rasio Iraksi berat (eankoplis, 1983. Data-data yang ada
tersebut, dapat digunakan untuk menentukan model-model kesetimbangan.
Di bawah ini merupakan kurva kesetimbangan yang dapat digunakan untuk
menentukan jumlah 8tage. Dimana N adalah massa padatan/massa larutan,
-
dan
I
sebagai sumbu X. Pada ambar (2.5 a buat garis hubungan N dengan
-
pada
kurva ke satu, kurva yang letaknya di bawah dibuat dari hubungan
-
dan I
.
18
1.0
(2.5 a
I
(2.5 b
0
0
Dilanjutkan ambar (2.5 b ditarik garis lurus dari kurva N vs
-
ke kurva di
bawahnya. ambar (2.5 c menunjukkan jumlah 8tage yang dibutuhkan pada
proses ekstraksi ini.
N
0 1.0
N vs
-
;erflow
N vs I
1.0
%ie line
I
,
-
0
1,0 X
s
,
-
1,0
1,0
&n/erflow
19
ambar 2.5. Diagram Iasa proses leaching.
Sumber : Treyball (1980
Beberapa pendekatan model kesetimbangan Iase padat-cair yang diajukan pada
penelitian ini antara lain :
1. Kesetimbangan model Henry (Treyball, 1980
-
= E. I
%%
Untuk mendapatkan konstanta Henry dilakukan dengan regresi linier
persamaan di atas.
%ie line
0
1,0
I
,
-
I
1,0
1,0
0
(2.5 c
20
Kurva untuk model kesetimbangan Henry
ambar 2.6 Kurva Ekstraksi Menurut Henry
2. Kesetimbangan model Freundlich (Foust, 1980
-
= . I
....................................(2
m dan n mempunyai harga yang konstan tergantung pada suhu, pelarut,
dan zat terlarut.
Dalam bentuk logaritmik persamaan di atas menjadi :
[Y Y* = Z [Y Xs - [Y m................(3
Kurva untuk model Freundlich
ambar 2.7 Kurva Ekstraksi Menurut Freundlich
3. Kesetimbangan model Langmuir (hosal, 1995
I
=
I
.
-
+ .
-
.......... . ()
I
21
Konstanta-konstanta dalam persamaan Langmuir diperoleh dengan
melinierkan persamaan Langmuir. Persamaan (4 setelah dilinierkan
. I
.
-
+.
-
......... . ()
=
+.
-
. I
.
-
.......... ()
. I
.
-
+
.......()
dimana :
-
kadar pentosan dalam pelarut saat mencapai kesetimbangan (gr
pentosan/gr pelarut.
I
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan, atau padat. Kelarutan zat
22
bervariasi dari yang selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut
seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (in8oluble sering diterapkan
pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit
kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi,
titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan
yang disebut lewat jenuh (8uper8aturate/ (Anonim, 2011.
Natrium hidroksida (NaOH, juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium
hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida terbentuk dari
oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk
larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai
macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses
produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium
hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50. Ia bersiIat lembab cair dan secara
spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan
akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol,
walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan
KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan
natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
23
Karakteristik natrium hidroksidayaitu sebagai berikut :
1. berat molekul : 39,9971 g/mol
2. titik leleh : 318C (591 K
3. titik didih : 102C
4. densitas (padat : 2,1 g/cm
5. kelarutan dalam air : 111 g/100 ml (20C
(Wikipedia, 2011
2.5 Metode Analisis
Analisis pentosan yang dilakukan dengan cara gravimetri. Metode gravimetri
adalah suatu cara analisis dengan mengukur berat zat yang mau dianalisis. Pada
penelitian ini, berat total campuran pelarut pentosan ditimbang terlebih dahulu
sebelum diuapkan. Berat pentosan pada akhir penguapan juga ditimbang. Kadar
pentosan dalam pelarut dsimbolkan dengan
-
. Sedangkan nilai I
dievaluasi
menggunakan persamaan 4 yaitu
'
8
. .
0
. Setelah didapat data
-
dan
I
-
= E. I
,
maka kurva kesetimbangan yang digambarkan yaitu antara I
dan
-
.
24
b Untuk model Freundlich, kurva kesetimbangan yang digambarkan yaitu
antara log
-
dan I
-
= . I
menjadi
o
-
= o + n. oI
c Untuk menggambarkan kurva kesetimbangan pada model Langmuir
persamaan kesetimbangannya yaitu :
I
=
. I
.
-
+.
-
dilinearkan terlebih dahulu menjadi :
. I
-
+
sehingga kurva yang digambarkan yaitu antara I
dengan
-
.
Dari masing-masing kurva, akan didapatkan tiga model kesetimbangan.
Ketiga model tersebut dibandingkan. Model yang paling mendekati data
percobaan dan menghasilkan ralat paling kecil adalah model yang paling
sesuai untuk penelitian ekstraksi ini.