Anda di halaman 1dari 9

PERTELAAN Durio zibethinus Famili : Bombacaceae

Disusun Oleh :

Nama : Akbar Reza NIM : 09/284328/BI/08244 Asisten: Winda Adipuri

LABORATORIUM ANATOMI TUMBUHAN FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2010

I.

KLASIFIKASI

Kingdom: Plantae - Haeckel, 1866 - Plants Phylum: Tracheophyta - Sinnott, 1935 Ex Cavalier-Smith, 1998 - Vascular Plants Class: Magnoliopsida - Brongniart, 1843 - Dicotyledons Order: Malvales - Dumortier, 1829 Family: Bombacaceae - Kunth, 1822 - Kapok-Tree Family Genus: Durio Species: Durio zibethinus - Murray

II.

NAMA LOKAL Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di Kalimantan, yang mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di Jawa dikenal sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera dikenal sebagai durian dan duren (bahasa Gayo). Di Sulawesi, orang Manado menyebutnya duriang, sementara orang Toraja duliang. Di Pulau Seram bagian timur disebut rulen

III.

DESKRIPSI JASAD Perawakan ( habitus ) dari Durio zibethinus adalah pohon dengan bentuk silindris,

ukurannya 1030 meter, warnanya coklat

(1)

. Sistem Perakarannya tunggang, bagian-bagian

akarnya terdiri dari leher akar, batang akar, akar lateral, dan serabut akar. Bentuk metamorphosis akarnya adalah akar banir papan. Batangnya dilihat dari batang pokoknya tipenya simpodial, arah tumbuh batang pokoknya tegak lurus dan model percabangannya simpodial dan arah tumbuh cabangnya condong ke atas dengan sudut bervariasi. Sedangkan daunnya berwarna hijau dengan tata letaknya daun pada batang adalah berseling. Dilihat dari kelengkapan daunnya, daun terdiri dari tangkai daun, pangkal daun, helaian daun namun tidak ada pelepah ( upih ) daun. Helaian daunnya berbentuk lonjong dengan panjang 10 sampai 18 cm
(2) (1), (3)

dengan pangkal daun rata / tumpul dan ujungnya meruncing

. Tepi daunnya

merdeka dan rata dengan pertulangan daun menyirip. Terdapat alat tambahan pada daun, yaitu trikoma berbnrtuk bintang dan sisik pada permukaan bawah daun (4) Bunga Durio zibethinus merupakan bunga sempurna dengan kelopak bunganya yang memiliki lima lobus (2) dengan bunga yang muncul langsung dari batang ( cauliflorous )(6). Kelopaknya berbentuk lonceng, berlekuk 6 atau bercangap 4-6, tinggi 2-3 cm seperti kulit, dari luar bersisik(1) . Mahkota bunga Durio zibethinus berbentuk sudip dengan ukuran kira-kira 2 kali panjang kelopak, berjumlah 5 helai, berwarna keputih-putihan(5) (6). Bunga Durio zibethinus memiliki 5 daun kelopak (E. Benders-Hyde.2002). Daun mahkota lepas, bentuk solet memanjang, panjang 4-5 cm, melengkung ke belakang, berwarna putih kuning(1) . Tipe perbungaannya yaitu bunga majemuk malai (7). Bunga membuka setelah tengah hari dan pagi keesokan harinya rontok, bau bunganya seperti susu asam
(1), (7)

. Bunga Durio zibethinus


(7).

tumbuh pada pangkal cabang sampai tengah cabang dan jarang tumbuh pada ujung cabang, tumbuhnya bercabang-cabang dan pada setiap cabang itulah bunga durian tumbuh dari aksis perbungaannya, Durio zibethinus memiliki aksis karangan bercabang Pada bunga Durio zibethinus terdapat daun pelindung dengan daun pelindung yang bersatu mengelilingi kuncup, kemudian berbelah terbuka
(1) (1)

Dilihat

. Dilihat dari organ

reproduksinya, benang sarinya banyak yang terdapat dalam 5 berkas berbentuk kipas, denagn kepala sari beruang satu dan membengkok berbentuk bonggol dengan tangkai berbulu
(6).

. Sedangkan putiknya, kepala putiknya

Bakal buahnya beruang banyak(4). Sedangkan

bakal biji nya bertipe anatropus ( Winton dan Winton,1935) dan tipe Embrio Saccnya Polygonum (Soepadmo dan Eow, 1977). Buah durian memiliki bentuk membulat, bulat hingga lonjong. Ukurannya bisa mencapai panjang 30 cm dengan diameter 15 cm ( Aton, 1975 ). Perkembangan buah durian biasanya dari 3-4 bulan (1). Tipe buahnya Buah Kotak Sejati ( Capsula ) dengan Kelep / Katup ( Valva )
(4)

. Setiap buah memiliki lima ruang yang menunjukkan banyaknya daun buah yang

dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih berbentuk lonjong hingga 4 cm panjangnya. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian) berwarna putih hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi. Tipe Polen durian adalah binucleate ( Soepadmo dan Eow, 1977 )

IV.

INFORMASI TAMBAHAN Salah satu nama lokal dari Durio zibethinus adalah durian. Kata durian diduga

berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Lalu menyebar ke Thailand, India dan Pakistan, dll. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Ditinjau dari wilayah agihan geografinya, tempatnya yang

paling disukai tanaman durian adalah tempat yang subur, bertanah gembur dan tidak bercadas. Kedalaman air tanahnya tidak lebih dari 1 meter atau paling dalam 2 meter. Keadaan tanahnya netral ( pH tanah antara 6-7 ). Ketinggian tanahnya antara 400-600 m dari permukaan laut. Meskipun masih bisa ditemukan di kenggian 1000 m namun tidak terlalu lebat. Durian banyak tersebar di Asia Tenggara, di Malaysia banyak terdapat di : Sabah, Serawak, Peninsular, Penang, Jambu rias, Pahang. Di Indonesia banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan, di Filipina terdapat di Mindanao, Sulu, Los Banos, Davao City. Terdapat pula kamboja, Thailand, Sri Lanka, India dan Pakistan. Hingga kini, keragaman yang telah terdeteksi cukup banyak, contohnya di bawah ini: 1. Durio zibethinus (Murray) 2. Durio dulcis (Becc) durian marangang 3. Durio graveolens (Becc) 4. Durio kutejensis (Hassk) & Becc. 5. Durio lowianus (Scort. & King) 6. Durio macrantha (Kosterm) 7. Durio oxleyanus (Griff) 8. Durio testudinarum (Becc.) 9. dll. Informasi fitokimianya, dalam setiap 100 gram buah durian terdapat kandungan sebagai berikut

Zat Kalori Air Protein Lemak

Jumlah 144 58.0-62.9 g 2.5-2.8 g 3.1-3.9 g

Gula

(hingga) 12.0 g 1.7 g 7.6-9.0 mg 37.8-44.0 mg 0.73-1.0 mg 0.018 mg 0.24-0.352 mg 0.683-0.70 mg 23.9-25.0 mg "high"

Karbohidrat 30.4-34.1 g Fiber Kalsium Fosfor Zat Besi Karoten

Vitamin A 20-30 I.U. Thiamin

Riboflavin 0.20 mg Niacin Vitamin C Vitamin E

Sumber : Morton, J. 1987. Durian. p. 287291. In: Fruits of warm climates. Julia F. Morton, Miami, FL.

Perbanyakan durian di desa-desa umumnya dengan menggunakan biji. Perbanyakan dengan biji juga dilakukan untuk memperoleh batang bawah dalam perbanyakan vegetatif. Biji durian bersifat recalcitrant, artinya hanya dapat hidup dengan kadar air tinggi (di atas 30% berat) dan tanpa perlakuan tertentu hanya sanggup bertahan seminggu sebelum akhirnya embrionya mati. Dengan demikian biji harus segera disemaikan setelah buahnya dibuka. Pohon durian mulai berbuah setelah 4-5 tahun, namun dalam budidaya dapat dipercepat jika menggunakan bahan tanam hasil perbanyakan vegetatif. Teknik-teknik yang dipakai adalah pencangkokan (jarang dilakukan), penyusuan (jarang dilakukan), penyambungan sanding (inarching), penyambungan celah (cleft grafting), atau okulasi (budding).(8) Teknik yang terakhir ini sekarang yang paling banyak dilakukan. Beberapa penangkar sekarang juga menerapkan penyambungan mikro. (micrografting). Teknik ini dilakukan pada saat batang bawah masih berusia muda sehingga mempercepat masa tunggu. Tercatat bahwa durian hasil perbanyakan vegetatif mampu berbunga setelah 2-3 tahun. Durian juga memungkinkan diperbanyak secara in vitro (kultur jaringan). Durian memiliki banyak manfaat, secara tradisional, daging buah biasanya diawetkan dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol (lempok), atau

memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dalam dunia masa kini, buah ini (atau aromanya) biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya. Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar, atau dicampurkan dalam kolak durian. Biji yang mentah beracun dan tak dapat dimakan karena mengandung asam lemak siklopropena. Bijinya mengandung sekitar 27% amilosa. Kuncup daun, mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran. Akar durian dimanfaatkan sebagai obat demam. Daunnya, dicampur dengan jeringau, digunakan untuk menyembuhkan infeksi pada kuku. Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid. Abu dan air rendaman abu bisa digunakan sebagai campuran pewarna tradisional (9). Masa panen tergantung daerah penanaman, di Sarawak buah di panen antara Januari hingga Maret ( Mohamad Idris, 1987). Di Sabah panen antara Agustus hingga Desember ( Davenport, 1967). Di Mindanao panen Mei hingga Juni ( Rodrigo, 1968). Di Indonesia pada umumnya panen antara Juni hingga September, atau Oktober hingga Februari ( Rodrigo, 1968). Di Kamboja panen Januari atau Mei ( Chevalier, 1935). Di Sri Lanka panen Maret hingga April ( MacMillan, 1909). Di Thailand April hingga Juli ( Visetbhakdi 1988) dan di India panen biasanya Juli hingga September ( Naik, 1949)

V.

ILUSTRASI JASAD

GAMBAR 1. Daun Durio zibethinus Sumber: http://www.stuartxchange.org/Durian.jpg

GAMBAR 2. Perkembangan bunga menjadi buah muda pada Durian


Sumber: Setiadi. 2002. bertanam durian. Jakarta : Penebar Swadaya

GAMBAR 3. Buah Durio zibethinus Sumber : http://www.stuartxchange.org/Durian.jpg

GAMBAR 4: Bunga Durio zibethinus Sumber: http://www.montosogardens.com

GAMBAR 5: Bagian dalam Durio zibethinus Sumber: http://dougfurtek.com/Durian/KawinTawaucopy.jpg

GAMBAR 6: Pohon Durian Sumber:http://www.nparks.gov.sg/cms/gallery2/ main.php?g2_view=core.DownloadItem& g2_itemId=383&g2_serialNumber=2

GAMBAR 7 : Biji Durian dan Arilus Sumber : http://www.stockphotopro.com /photo-thumbs-2/stockphotopro_56581 PCN_no_title.jpg

VI.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. C.G.G.J. Van Steenis dkk.1992. Flora. Jakarta: Pradnya Paramita 2. Brown, Michael J. 1997. Durio A Bibliographic Review. International Plant Genetic Resources Institute 3. Backer, C.A. and R.C. Bakhuinzen van den Brink Jr. 1963. Flora of Java. Volume: 1. Groningen: N. V. P. Noordhoff. 4. Dr. Nugroho, L. Hartanto M. Agr, dkk. 2010. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya 5. http://www.virboga.de/Durio_zibethinus.htm diakses 2 Mei 2010 6. Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA Gramedia. Jakarta. Hal. 192-198
7. 8. 9.

Setiadi. 2002. bertanam durian. Jakarta : Penebar Swadaya Durian. Petunjuk Budidaya dari PT Pusri. http://www.anneahira.com/buah-buahan/durian.htm diakses 2 Mei 2010

Anda mungkin juga menyukai