Anda di halaman 1dari 3

PROPHETIC LEADERSHIP Kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan atau kemampuan untuk mempengaruhi atau mengajak orang lain sebagai

pengikut dalam usaha bersama demi mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah usaha untuk mencapai tujuan dengan menggunakan daya pengaruh, potensi yang ada baik yang memimpin maupun yang dipimpin secara bersama sama, dinamis, dan harmonis. Dalam bahasa inggris, kepemimpinan disebut leadership. Dalam Islam, pemegang fungsi kepemimpinan biasa disebut imam (pemimpin), dan kepemimpinan itu sendiri disebut imamah. Potensi Fitrah Manusia sebagai Khalifah Sesungguhnya Kami (Allah) telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya (QS. At-tin[95]:4) Secara universal, manusia adalah makhluk Allah yang memiliki potensi kemakhlukan yang paling bagus, mulia, pandai, dan cerdas. Mereka mendapatkan kepercayaan untuk menjalankan dan mengembangkan titah-titah amanat-Nya serta memperoleh kasih sayangNya yang sempurna. Manusia memiliki tugas dan tanggung jawab besar dalam kehidupan ini. Seorang manusia, selain memiliki citra diri sebagai hamba Allah (abdullah), juga memiliki jabatan ilahiah sebagai khalifatullah, sang pengganti Allah dalam mengurusi seluruh alam. Tugas dan tanggung jawab itu merupakan tugas dan amanat ketuhanan yang sungguh besar dan berat. Oleh karena itu, semua yang ada dibumi dan langit menolak amanat yang sebelumnya telah Allah Swt tawarkan kepada mereka, karena esensi amanat itu sangat besar dan luas. Akan tetapi, seorang manusia berani menerima amanat itu padahal ia memiliki potensi untuk mengingkari amanat itu. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gununggunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh (QS. Al-Ahzab [33]:72) Ibnu Umar Ra. Berkata: Saya telah mendengar Rasulullah Saw bersabda, Kamu semua adalah pemimpin dan setiap kamu dimintai pertanggung jawaban kepemimpinan terhadap rakyatnya. Penguasa adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban

kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarga dan akan dimintai pertanggung jawaban kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin yang memelihara harta majikannya dan akan dimintai pertanggungjawaban kepemimpinannya. Dan kamu semua adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban kepemimpinan itu. (HR. Bukhari dan Muslim). Kepemimpinan Harus Berada di Tangan Orang yang Baik dan Benar Banyak orang, bahkan pemeluk islam sendiri, tidak menyadari bahwa Islam bukan hanya sekedar agama, tetapi juga sebuah komunitas tersendiri yang mempunyai pemahaman, penghayatan, pengalaman dan kepentingan serta tujuan tujuan politik tersendiri. Karena para pemeluk Islam tidak hanya sebagai umat tetapi juga merupakan komunitas, maka tidak bisa dihindarkan lagi, politik dan kepemimpinan tentu diperlukan. Diantara kita masih banyak yang belum menyadari akan arti penting kepemimpinan dalam komunitas Islam. Kebanyakan mereka menganggap bahwa agama adalah urusan individual, dalam pemahaman. Sehingga agama dianggap tidak ada sangkut pautnya dengan urusan kepemimpinan. Pada hakikatnya Islam menolak sekularisme, sebab ajaran Islam mencangkup seluruh aspek kehidupan manusia dan alam, termasuk bidang kebangsaan dan kenegaraan. Dalam islam tidak ada dikotomi (pemisahan) antara urusan muamalah dan ibadah, urusan agama dan politik atau urusan dunia dan akhirat, semuanya salang berintegerasi secara proporsional dan berimbang. Hal ini mengandung pengertian bahwa politik sebagai suatu kegiatan harus dilakukan dalam kerangka metodelogi dan sistem nilai serta paradigma Islam, sehingga kepemimpinan akan berada di tangan orang baik dan benar. Allah Swt telah menjanjikan anugerah kepemimpinan bagi orang orang yang telah beriman dan beramal shalih, karena merekalah yang dapat memegang amanah benar berdasarkan paradigma ketuhanan. Kemajuan umat islam hanya dapat diraih melalui kepemimpinan orang orang yang beriman, benar-benar profesional dan bertanggung jawab. Pda kenyataannya, kemunduran suatu umat terjadi karena adanya krisis kepemimpinan (imamah), dimana urusan mereka tidak lagi dipegang oleh ahliya dari golongan orang orang yang beriman dan bertakwa, melainkan diserahkan kepada mereka yang bukan ahlinya. Rasulullah Saw bersabda: Salah satu tanda akan datangnya kiamat besar adalah urusan pemerintahan diserahkan kepada orang yang tidak memiliki keahlian untuk itu. (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah Ra). dengan penuh tanggung jawab dan profesional, sehingga mampu mengurus umat dan alam dengan baik dan

Karakteristik Pemimpin Islam Pada saat ini, Indonesia dihinggapi berbagai krisis multidimensi, dimana salah satunya adalah kurangnya pemimpinan yang kharismatik. Banyak kalangan yang menawarkan pendapatnya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi Indonesia itu. Namun sebenarnya Islam sudah punya sistem dan metodelogi yang dapat mentransformasikan pola kepemimpinan indonesia dan masyarakatnya yang pada dasarnya masih menganut pola kepemimpinan yang bersifat transaksional atau dalam bahasa lokal kita sebut politik dagang sapi. Transformasi disini dipahami sebagai suatu sistem dan metode dalam menempuh perjalanan yang mengarah pada kepemimpinan yang lebih progresif berdasarkan paradigma keislaman, kenabian dan ketuhanan. Atas dasar inilah diperoleh pemahaman mengenai bagaimana karakteristik atau tipologi pemimpin partisipatif, karismatik, transformatif dan prophetik. Ditulis oleh: IMMawan Yogie S Prabowo Kabid. Kader PC IMM Surakarta Facebook: http://www.facebook.com/yogie.suryo

Anda mungkin juga menyukai