Anda di halaman 1dari 12

Air bersih merupakan kebutuhan vital untuk berbagai kegiatan maupun kebutuhan akan

produksi, Perusahaan kami berusaha untuk menjawab kebutuhan akan air bersih di
lingkungan Rumah, Pabrik, Rumah sakit, apartment, Hotel dan Public Property lainnya.
PT Menara Asia Global salah satu perusahaan konsultan pengeboran air yang memiliki
pengalaman yang cukup lama berkecimpung pada kegiatan explorasi air tanah, serta dengan
tenaga ahli yang berpengalaman serta dukungan peralatan pengeboran yang cukup berusaha
untuk menjawab setiap tantangan dalam kegiatan explorasi untuk mencari sumber air untuk
memenuhi kebutuhan akan air bersih di Rumah, Pabrik atau public property lainnya.
Kami juga dapat membantu anda yang memiliki kesulitan air bersih yang diakibatkan oleh
Kandungan ZAT BESI yang sangat tinggi sehingga air menjadi bau besi, kuning dan sangat
menggangu serta merusak property anda. Dengan pengeboran yang lebih dalam lagi kondisi
air bau, kuning dan lainnya dapat diatasi tanpa menggunakan Iilter.
Dengan dukungan peralatan mesin, tenaga ahli, vendor serta armada kami yakin dapat
menjawab setiap tantangan untuk menjawab kebutuhan air bersih bagi pelanggan kami.
SOLUSI YANG DIBERIKAN DENGAN PEMBUATAN SUMUR BOR
DALAM/ARTESIS
Sumur Bor yang dalam (DEEP WELL DRILLING) memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan penggunaan Filter Air untuk memproses air baku yang tidak memenuhi
syarat air bersih menjadi air bersih.
Penggunaan Filter air memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang cukup merepotkan serta
membutuhkan biaya perawatan yang cukup tinggi.
Dengan menggunakan SUMUR BOR DALAM (DEEP WELL DRILLING) masalah
tersebut bisa diatasi karena kecenderungan kondisi tanah yang memiliki kandungan air yang
jelek / tidak memenuhi syarat air bersih tersebut biasanya berkisar di kedalaman 12 m s/d 40
meter.
Khusus untuk dilokasi yang memiliki kadar Garam yang tinggi, semisal di daerah pesisir
pantai , kedalaman pengeboran bisa mencapai diatas 100 meter untuk memperoleh air bersih.
hanya saja kualitas dari air di kedalam ini memiliki kontur warna tersendiri dan juga suhu
diatas suhu air biasa . Akan tetapi kualitas air ini layak untuk digunakan sebagai air bersih
untuk mandi, cuci dan kegiatan komersial lainnya.
SUMUR BOR DALAM / ARTESIS MENGATASI AIR KUNING, BAU / ZAT BESI
YANG TINGGI
Di beberapa daerah di DKI Jakarta, Dan sekitarnya, bahkan di sebagian besar wilayah
Indonesia, banyak dikeluhkan kondisi air yang kuning, Bau besi atau bau karat serta
mengandung Zat besi ( Fe ) yang diambang batas yang diperbolehkan oleh PDAM/PAM. Hal
ini dikeluhkan oleh masyarakat dikarenakan siIatnya yang merusak sehingga jika digunakan
untuk mencuci baju, dalam sekian waktu tertentu baju tersebut akan menjadi kuning atau
tidak putih lagi, Dan jika digunakan untuk mandi di kulit akan terasa tidak nyaman. Bahkan
Jika digunakan untuk mengepel lantai, maka lantai akan rusak menjadi warna kuning dan

merusak kamar mandi, halaman depan, carport, dan bahkan mobil kesayangan anda.
Kondisi ini banyak merugikan pengguna air, Biasanya dengan melakukan pengeboran yang
dalam Kondisi air ini dapat diatasi, hanya saja di beberapa daerah kondisi pengeboran yang
dikarenakan lokasi di kedalaman tertentu memiliki kontur tanah berbatu sehingga untuk
beberapa perusahaan pengeboran local (Tukang Pantek sumur) tidak dapat diatasi karena
keterbatasan alat alat pengeboran.
Di kami untuk dilokasi berbatu kami sudah berpengalaman untuk mengatasi berbagai jenis
batuan tanah, hanya saja waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan explorasi tersebut
sedikit terlambat dari jadwal biasanya dan untuk itu pelanggan sebelum melakukan kegiatan
explorasi, menentukan konsultan pengeboran juga harus teliti sebelum melakukan kontrak
explorasi air tanah.
SUMUR BOR DALAM/ARTESIS UNTUK MENGATASI AIR ASIN/BERGARAM
Di beberapa daerah di pesisir pantai kebutuhan air tanah atau air tawar juga sangat tinggi ,
dikarenakan air tanah yang tawar ini merupakan kebutuhan vital bagi sumber kehidupan
penduduk di sekitarnya.
Hanya saja kegiatan explorasi untuk memperoleh air tawar dan bersih di lokasi pesisir pantai
dirasa cukup sulit hali ini dikarenakan pengeboran yang relative sangat dalam bahkan bisa
mencapai 200 meter lebih.
Dengan pembuatan sumur bor air dalam/artesis kesulitan untuk memperoleh air bersih ini
dapat dilakukan dengan baik, dan banyak hotel, resort yang dipinggir pantai memanIaatkan
sumber air ini untuk aktiIitas komersial mereka.
Dengan bekal pengalaman dalam kegiatan explorasi air tanah kami siap untuk membantu
aktiIitas komersial anda dengan memenuhi kebutuhan air bersih dengan pengeboran sumur
dalam.
PENENTUAN TITIK LOKASI PENGEBORAN DENGAN MENGGUNAKAN
GEOLISTRIK
Salah satu tekhnik untuk menentukan titik pengeboran dengan lokasi yang memiliki cekung
air/sumber air yang banyak (AKUIFER) adalah dengan metoda GEOLISTRIK.
Metoda ini memerlukan lahan untuk dilakukan survey yang cukup luas untuk mencari
cekungan air (AKUIFER) di dalam tanah. Dengan menggunakan tekhnik RESISTIVITY
maka dapat ditentukan tahanan yang disesuaikan dengan kontur tanah/jenis batuan yang
merupakan sumber air. Sehingga dapat ditentukan kedalam yang ideal untuk mencapai air
yang cukup banyak dan kualiatas yang baik .
Dikarenakan Peralatan GEOLISTRIK ini cukup mahal, maka setiap pengeboran yang ingin
melakukan survey terlebih dahulu dikenakan biaya tambahan. Kegiatan survey
GEOLISTRIK ini bisa memperoleh inIormasi keadaan tanah hingga 150 meter.
www.sumurbor.com , Sumur artesis , solusi air kering bau kuning

O Zulliviya
GUNUNGSUGIH (Lampost): Potensi kerugian pajak daerah akibat manipulasi data jumlah sumur bor PT Great Giant
Pineapple (GGP) ditaksir mencapai Rp4 miliar per tahun.

Perhitungan tersebut didasarkan atas harga per meter kubik air yang diatur dalam Perda Provinsi Lampung No. 4/2002 tentang
Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. Dalam perda itu disebutkan penggunaan air di atas 2.500 meter kubik
untuk niaga dikenai tarif Rp1.035. Berdasar pada perhitungan sementara Forum Warga Lampung Tengah (FWLT), sumur bor
tak berizin milik GGP diperkirakan telah menyebabkan kerugian negara sebesar Rp4 miliar per tahun. FWLT pernah
memaparkan perkiraan itu dalam rapat yang dihadiri Dinas Pertambangan Energi Lingkungan Hidup Lamteng. "Itu bukan
berdasarkan analisis saja, tapi kami juga telah menghitung berdasarkan harga air dalam Perda No. 4/2002. Dari hasil
perhitungan tersebut, kami menyimpulkan seluruh sumur ilegal GGP menimbulkan kerugian daerah Rp4 miliar," kata Ketua
FWLT Sumarsono, Minggu (20-12).

Empat Aplikasi

Mantan Kabag Spraying PT GGP Erwin Hendarmin menambahkan seluruh sumur dipergunakan untuk empat aplikasi.
Pertama, untuk aplikasi unit boom spraying. Kedua, untuk aplikasi springkle yang hanya digunakan pada musim kemarau atau
selama dua bulan. Ketiga, untuk pabrik tapioka, nanas, dan cogen (penggerak turbin listrik). Keempat, untuk perumahan dan
kantor, termasuk peternakan sapi.

Erwin menjelaskan untuk dua aplikasi saja, seperti perumahan dan perkantoran kemudian aplikasi pabrik nanas, tapioka, dan
cogen itu, penggunaan air tidak berhenti selama satu hari penuh atau 24 jam. "Aplikasi air untuk perkebunan dapat dihitung.
Tetapi, untuk perumahan dan pabrik tidak bisa dipukul rata atau sama dengan perkebunan," ujarnya.

Untuk aplikasi boom spraying dengan 12 unit peralatan, dalam sebulan saja harga air yang harus dibayar GGP mencapai
Rp6.541.200. Sementara untuk perkebunan, berdasarkan data dari penyidik pegawai negeri sipil (PPNS), terdapat 185 titik.
Penggunaan sumur bor secara keseluruhan disamaratakan, yaitu 50 meter kubik per jam. Dengan demikian, dapat dihitung
penggunaan 185 titik selama dua bulan per tahun mencapai Rp1.723.275.000.

"Kami belum mengetahui perhitungan untuk dua aplikasi lain seperti untuk pabrik dan perumahan, termasuk peternakan sapi
yang digunakan selama 24 jam. 1adi, sebagai perkiraan awal kami dengan mengacu pada penggunaan perhitungan 185 titik
sumur bor dari PPNS, PT GGP diwajibkan membayarkan pajak sebesar Rp4 miliar," kata Erwin.

Setelah terdapat gambaran perhitungan tersebut, yang menjadi pertanyaan LSM pada pemerintah daerah, khususnya tim PPNS
atau tim terpadu, yang digagas Muspida adalah sejak kapan sumur bor tersebut digali? "Ini tugas pemda dan tim terpadu agar
nantinya mendapat gambaran jelas total pajak yang harus dibayar dan sanksi denda terhadap perusahaan," kata dia.

Manipulasi data jumlah sumur bor GGP terungkap setelah FWLT dan Lampung Post melakukan investigasi. Namun, GGP
kemudian melaporkan Sumarsono (Ketua FWLT), Erwin Hendarmin (Divisi Lingkungan Hidup), dan Agus Hermanto
(wartawan Lampung Post) ke polisi. Ketiganya kemudian ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap melanggar Pasal 167
KUHP.

Agus Hermanto dijadwalkan hari ini menjalani pemeriksaan pertama di Polsek Terbanggibesar. Kasat Reskrim Polres Lamteng
AKP Musa Tampubolon mengatakan Agus Hermanto hari ini tidak perlu menghadap ke Polsek Terbanggi besar.

"Kasus ini sementara ditangani Polres Lampung Tengah. Kami sedang mempelajari. Belum ada jadwal pemanggilan kembali,"
kata mantan Kapolsekta Panjang itu.
lebih dari setahun yang lalu
Facebook 2011 B

Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )


Dr. Heru Hendrayana
Geological Engineering Dept., Faculty oI Engineering, Gadjah Mada University
Email : heruhaugm.ac.id
Website : www.heruhendrayana.staII.ugm.ac,id
Tahun 2002
DAMPAK PEMANFAATAN ARTANAH
Peningkatan eksploitasi airtanah yang sangat pesat di berbagai sektor di
ndonesia telah menuntut perlunya persiapan berupa langkah-langkah nyata untuk
menanganinya, khususnya memperkecil dampak negatif yang ditimbulkannya.
Airtanah sebagai salah satu sumberdaya air saat ini telah menjadi permasalahan
nasional. Airtanah yang merupakan sumberdaya alam terbarukan ( renewal natural
resources saat ini telah memainkan peran penting di dalam penyediaan pasokan
kebutuhan air bagi berbagai keperluan, sehingga menyebabkan terjadinya
pergeseran nilai terhadap airtanah itu sendiri. Airtanah pada masa lalu merupakan
barang bebas ( free goods yang dapat dipakai secara bebas tanpa batas dan
belum memerlukan pengawasan pemanfaatan, tetapi pada era pembangunan saat
ini yang disertai dengan peningkatan kebutuhan airtanah yang sangat pesat telah
merubah nilai airtanah menjadi barang ekonomis ( economic goods , artinya airtanah
diperdagangkan seperti komoditi yang lain, bahkan di beberapa tempat airtanah
mempunyai peran yang cukup strategis. Mengingat peran airtanah semakin penting,
maka pemanfaatan airtanah harus didasarkan pada keseimbangan dan kelestarian
airtanah itu sendiri, dengan istilah lain pemanfaatan airtanah harus berwawasan
lingkungan. Untuk menjamin pemanfaatan airtanah yang berwawasan lingkungan dan
pelestariannya, maka perlu dilakukan pengelolaan airtanah.
Pengelolaan airtanah dalam arti luas adalah segala upaya yang mencakup
inventarisasi, pengaturan pemanfaatan, perijinan, pengendalian serta pengawasan
Pendahuluan
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
dalam rangka konservasi airtanah. Pengelolaan airtanah pada hakekatnya melibatkan
banyak pihak dan harus dilakukan secara bijaksana dengan mendasarkan aspek
hukum dan aspek teknis. Pengelolaan airtanah harus didasarkan pada konsep
pengelolaan cekungan airtanah ( roundwater Basin Management . Secara umum
pengelolaan airtanah yang berwawasan lingkungan mencakup kegiatan untuk
pelaksanaan konservasi airtanah dan pemantauan keseimbangan pemanfaatan
airtanah. Perlindungan sumber air baku merupakan bagian dari strategi pelaksanaan
pengelolaan airtanah berwawasan lingkungan perlu dilakukan secara benar dengan
meningkatkan koordinasi berbagai tingkatan instansi, serta dengan meningkatkan
pemanfaatan data dan informasi airtanah secara terpadu.
Pada saat ini pengelolaan airtanah dan kegiatan konservasi airtanah telah
banyak dilakukan oleh berbagai pihak, baik nstansi Pemerintah maupun Swasta. Tetapi
pada kenyataannya hasil pengelolaan maupun konservasi airtanah belum dapat
mencapai sasaran dan masih relatif jauh dari titik optimal. Memperkecil dampak
negatif akibat pemanfaatan/pengeboran airtanah, merupakan salah satu upaya
nyata yang harus dilaksanakan dalam rangka pengelolaan airtanah secara terpadu.
- Sumberdaya airtanah mempunyai peran cukup penting sbg. pasokan air untuk
berbagai sektor pembangunan, a.l. :
- Air minum perkotaan / pedesaan
- Air ndustri
- Air rigasi, dll.
- Data pemanfaatan airtanah
- Air minum perkotaan / pedesaan - 70 %
- ndustri 90 %
Pengembangan dan Pemanfaatan Airtanah
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
- Airtanah yang sebelumnya dianggap sebagai barang bebas yang dapat
dimanfaatkan tanpa batas telah berubah menjadi barang komoditi ekonomis,
bahkan sudah dapat digolongkan sebagai barang strategis.
eunggulan sumberdaya airtanah
- Secara Hygienis lebih sehat karena telah mengalami proses filtrasi secara
alamiah.
- Cadangan relatif tetap sepanjang tahun.
- Mutu relatif tetap.
- Apabila airtanah tersedia, dapat diperoleh di tempat tsb. tanpa peralatan
mahal.
ekurangan sumberdaya airtanah
- Terdapat di bawah permukaan tanah, untuk pemanfaatannya harus dilakukan
dengan membuat sumur gali / bor.
- Keterdapatan tidak merata pada setiap tempat.
- Cadangannya terbatas, untuk keperluan air minum perkotaan atau air irigasi /
industri yang cukup besar, mungkin cadangan tidak mencukupi.
- Air minum Pedesaan
- 80 % penduduk ndonesia tinggal di desa
- Diperkirakan baru 35 % dari penduduk pedesaan mendapat air bersih dan
sehat.
- Pemanfaatan airtanah u. pedesaan 70 %
- Air minum dan ndustri Perkotaan
Karena tingkat dan taraf kehidupan masyarakat yang lebih tinggi kebutuhan air
lebih tinggi dibanding dengan daerah pedesaan.
- Daerah Kota kebutuhan air : H200 liter/orang/hari, beberapa kota besar telah
mencapai 400 liter/orang/hari
- Daerah Pedesaan kebutuhan air : H60 liter/orang/hari
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
Daerah-daerah perkotaan besar seperti, Medan, Jakarta, Bandung, Semarang,
Surabaya, Ujung Pandang kebutuhan air masih mengandalkan pasokan dari
airtanah.
- Air rigasi
Dalam upaya swasembada pangan, pemerintah sejak awal 1970 melalui P2AT,
melaksanakan kegiatan penyelidikan dan eksplorasi airtanah di berbagai daerah di
propinsi Jawa Timur.
Hingga akhir 1990, pengembangan airtanah untuk irigasi di Jawa Timur tercapai
24.400 ha;
Pengembangan airtanah untuk irigasi dikembangkan di Jawa Tengah, DY, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Jawa
Barat, Aceh, Lampung, Sulawesi Utara.
Pada kenyataannya pemanfaatan air untuk memenuhi kebutuhan sektor industri dan
jasa masih mengandalkan airtanah secara berlebih menimbulkan dampak negatif
terhadap sumberdaya airtanah maupun lingkungan, antara lain :
- Penurunan muka airtanah
- ntrusi air laut
- Amblesan tanah
!enurunan Muka Airtanah
Pemanfaatan airtanah yang terus meningkat menyebabkan penurunan muka
airtanah. Hasil rekaman muka airtanah pada sumur-sumur pantau didaerah
pengambilan airtanah intensif seperti: Cekungan Jakarta, Bandung, Semarang,
Pasuruan, Mojokerto menunjukkan kecenderungan muka airtanahnya yang
terus menurun. Demikian juga di daerah DY.
Dampak Pemanfaatan Airtanah
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
ntrusi Air Laut
Apabila keseimbangan hidrostatik antara airtanah tawar dan airtanah asin di
daerah pantai terganggu, maka terjadi pergerakan airtanah asin/air dari laut ke
arah darat.
ntrusi air laut teramati di daerah pantai Jakarta, Semarang, Denpasar, Medan.
Amblesan Tanah
Permasalahan amblesan tanah timbul akibat pengambilan airtanah yang
berlebihan dari lapisan akuifer, khususnya akuifer tertekan.
Amblesan tanah tidak dapat dilihat seketika, namun dalam kurun waktu yang lama
dan terjadi pada daerah yang luas, sehingga dapat mengakibatkan dampak
negatif yang lain, antara lain :
- Banjir dan masuknya air laut ke arah darat pada saat pasang naik, sehingga
menggenangi perumahan, jalan, atau bangunan lain yang lebih rendah.
- Menyusutnya ruang lintas pada kolong jembatan, sehingga mengganggu lalu
lintas. Secara regional amblesan tanah mengakibatkan pondasi jembatan
menurun dan mempersempit kolong jembatan. Berkurangnya kapasitas
penyimpanan gudang dan terganggunya pelaksanaan arus bongkar/muat
barang.
- Rusaknya bangunan fisik seperti pondasi jembatan/bangunan gedung tinggi,
sumur bor, dan retaknya pipa saluran air limbah dan jaringan yang lain.
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
Sebagai contoh kasus dari dampak negatif akibat pemboran airtanah secara
berlebihan, antara lain :
1. Penurunan Muka Airtanah
Pemanfaatan airtanah yang terus meningkat menyebabkan penurunan muka
airtanah. Hasil rekaman muka airtanah pada sumur-sumur pantau di daerah
pengambilan airtanah intensif, antara lain terjadi di daerah :
Cekungan Jakarta
Pengambilan airtanah, khususnya airtanah dalam (deep groundwater dari
sumur bor yang terdaftar menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat :
1985 dengan jumlah pengambilan airtanah sekitar 30 juta m3/tahun,
1991 meningkat menjadi 31 juta m3/tahun dari sejumlah 2640 sumur,
1993 pengambilannya tercatat 32,6 juta m3/tahun dari sekitar 2800 sumur,
1994, pengambilan airtanah telah mencapai 33,8 juta m3.
Jumlah pengambilan airtanah yang sebenarnya relatif jauh lebih besar dari
angka-angka tersebut di atas, karena masih banyaknya sumur-sumur produksi yang
belum terdaftar. Berdasarkan hasil kalibrasi pada 1985, jumlah pengambilan airtanah
pada 1994 diperkirakan telah mencapai sekitar 53 juta m3.
Muka airtanah pada sistem akuifer tidak tertekan (kedalaman 0 - 40 m)
Muka airtanah pada sistem akuifer ini menunjukkan pola fluktuasi dengan
kecenderungan turun selama periode pemantauan. Di wilayah DK Jakarta,
kecepatan penurunan pada pemantauan >2 tahun (periode panjang antara
0,12 m/tahun (Tongkol dan 0,46 m/tahun (Kuningan, sedangkan di luar wilayah
DK Jakarta terhitung 0,07 m/tahun (Cibinong. Pada periode 1994, kecepatan
penurunannya antara 0,06 m/tahun (Cibinong dan 4,44 m/tahun (Cilandak.
Pola perubahan muka airtanah pada sistem akuifer tidak tertekan dipengaruhi
oleh pola curah hujan di daerah sekitarnya. Pada saat berlangsungnya musim
Contoh Kasus : Dampak Pemanfaatan Airtanah
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
penghujan, muka airtanah umumnya cenderung naik karena proses pengisian
kembali, sementara penurunan muka airtanah secara alamiah (natural
groundwater depletion terjadi pada saat musim kemarau. Di beberapa lokasi
seperti di Monas, Senayan, pasar Rebo dan Cilandak, perubahan muka
airtanah sangat terkait dengan pola pemompaan di sekitar lokasi
pemantauan.
Muka Airtanah pada Sistem Akuifer Tertekan Atas (40 00 m)
Rekaman muka airtanah pada periode >2 tahun menunjukkan gejala
penurunan pada semua lokasi pemantauan, sedangkan pada periode terakhir
(Januari-Desember 1994 kenaikan muka airtanah hanya terjadi di Cakung
(0,12 m/tahun. Di wilayah DK Jakarta, kecepatan penurunan muka airtanah
selama kurun waktu >2 tahun terhitung antara 0,08 m/tahun (Cakung dan 1,71
m/tahun (Joglo, sedangkan di luar wilayah DK kecepatannya antara 0,74
m/tahun (Cipondoh dan 1,81 m/tahun (Porisgaga. Selama periode 1994,
kecepatan penurunan muka airtanah terhitung antara 0,12 m/tahun (kompleks
PT Yamaha Motor dan 5,76 m/tahun (kompleks National Gobel.
Faktor utama yang mempengaruhi pola perubahan muka airtanah pada
sistem akuifer tertekan bagian atas adalah jumlah pengambilan airtanah
(Qabs, disamping pola curah hujan di daerah sekitar. Di Senayan, Duren Sawit,
Jagakarsa, pasar Minggu, Joglo, Cilodong dan Pondok Cina, pola curah hujan
merupakan faktor pengaruh yang lebih dominan.
Muka Airtanah pada Sistem Akuifer Tertekan Tengah (00 40m)
Pada sistem akuifer ini, gejala kenaikan muka airtanah selama periode >2
hanya terjadi di Tongkol (0,43 m/tahun, sedangkan pada 1994 terjadi di
kompleks PAM Darmawangsa (0,24 m/tahun. Diwilayah DK Jakarta, kecepatan
penurunan muka airtanah selama periode >2 tahun terhitung antara 0,22
m/bulan (Sunter dan 2,47 m/bulan (kompleks Jakarta Land, sementara di luar
wilayah DK Jakarta mencapai 0,81 m/bulan (Teluk Pucung. Selama periode
1994, gejala penurunan muka airtanah di wilayah DK Jakarta terhitung dengan
kecepatan antara 0,72 m/tahun (Walang Baru dan kompleks Hotel Borobudur
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
dan 3,96 m/tahun (Senayan, sedangkan di luar wilayah DK Jakarta mencapai
1,20 m/tahun di Teluk Pucung.
Perubahan muka airtanah yang didominasi oleh gejala penurunan, berkaitan
dengan pola Qabs di daerahs sekitarnya, yaitu pada periode Januari 1993
November 1994 umumnya sesuai dengan pola Qabs di wilayah DK Jakarta.
Meskipun di beberapa lokasi pemantauan menunjukkan pola muka airtanah
yang sesuai dengan pola curah hujan, terutama gejala penurunan muka
airtanah yang terjadi pada saat musim kemarau, namun karena kedudukan
lapisan akuifer tertekan tengah cukup dalam, maka diduga tidak ada
pengaruh yang berarti dari curah hujan, kecuali terjadi kebocoran pada
konstruksi sumur.
Muka Airtanah pada Sistem Akuifer Tertekan Bawah (40 250m )
Pola muka airtanah pada periode panjang (>2 tahun menunjukkan gejala
penurunan pada semua lokasi pemantauan, sedangkan pada 1994 kenaikan
muka airtanah terjadi di kompleks DPRD Kebon Sirih (4,20 m/tahun dan
Cengkareng-Pedongkelan (0,24 m/tahun. Kecepatan penurunan muka
airtanah pada periode >2 tahun antara 0,19 m/bulan (Sunter dan 2,25
m/bulan (Porisgaga, sementara selama periode 1994 kecepatan penurunan
antara 0,24 m/tahun (Tongkol dan 4,70 m/tahun (kompleks PT BASF.
Pola perubahan muka airtanah pada sistem akuifer tertekan bawah
berhubungan erat dengan pola Qabs di daerah sekitarnya, di mana pola
perubahan pada periode Januari 1993 November 1994 umumnya sesuai
dengan pola Qabs di wilayah DK Jakarta.
Didaerah Jakarta Utara pemanfaatan airtanah sudah tidak memungkinkan
untuk dikembangkan lebih lanjut, terutama untuk proses industri (Zone V pada
Peta Konservasi Airtanah Jakarta 1993/1994. Pola perubahan airtanah pada
sistem akuifer tertekan (dalam pada periode 1994 masih didominasi oleh
kecenderungan penurunan. Gejala yang mengarah pada pemulihan
kedudukan muka airtanah, ditunjukkan oleh kecenderungan kenaikan, terjadi di
Cakung (sistem akuifer tertekan atas, kompleks DPRD Kebon Sirih dan
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
Cengkareng Pedongkelan (akuifer tertekan bawah. Tetapi hasil pemantauan
periode panjang (>2 tahun masih menunjukkan gejala penurunan di semua
lokasi pemantauan termasuk di tiga lokasi pemantaun. Kondisi tersebut
merupakan bukti upaya pengawasan/kontrol terhadap jumlah pengambilan
airtanah di daerah tutupan tersebut (Zone V masih belum menunjukkan hasil
seperti yang diharapkan.
2 Cekungan Bandung
Gambaran umum mengenai kedudukan muka airtanah dan perubahannya
didaerah padat industri selama periode 1993-1994 di akuifer tengah pada kedalaman
35 150 m.bmt diuraikan berikut ini :
Daerah : Batujajar, Giriasih, Cangkorah dan Gadobangkong, muka airtanah
statis (MASnya : 12,90 58,93 m di bawah muka tanah setempat (bmt
dengan penurunan 1,79 3.02 m/tahun
Daerah : Leuwigajah, Cimindi, Utama, Cibaligo, MASnya : 45,26 81,00 m bmt,
dengan penurunan : 2,47 9,48 m/tahun.
Daerah : Cijerah, Cibuntu, Garuda, Maleber, Arjuna, Husen dan Pasirkaliki,
MASnya : 36,73 54,17 m.bmt dengan penurunan : 1,18 5,72 m/tahun.
Daerah : Buahbatu, Kiaracondong, Kebonwaru, MASnya : 15,24 37,13 m.bmt
dengan penurunan : 1,03 2,19 m/tahun. AWLR di kantor Dipenda Jl. Soekarno
Hatta menunjukkan penurunan 1,85 m/tahun.
Daerah : Moh.Toha, Dayeuhkolot, MASnya : 21,89 73,63 m/tahun, dengan
penurunan : 2,7111,50 m/tahun. AWLR di Jl. Moh. Toha menunjukkan
penurunan 2,71 m/tahun.
Daerah : Cicaheum, Ujungberung, Gedebage, Cipadung dan Cibiru MASnya
16,38-59,50 m.bmt, dengan penurunan 0,23 2,72 m/tahun. AWLR di PT
Grandtex dan PT BTN masing-masing menunjukkan penuruna 0,72 dan 0,23
m/tahun.
Daerah : Cikeruh, Rancaekek, Cimanggung, Cikancung MASnya 7,25-33,41
m.bmt, dengan penurunan : 0,47 6,00 m/tahun. AWLR di PT Kewalram dan
Bojongsalam masing-masing menunjukkan penurunan 4,60 m dan 0,61
m/tahun.
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
Daerah : Majalaya, MASnya 27,80-32,30 m.bmt, dengan penurunan : 0,58
1,50 m/tahun
Daerah : Ciparay, Banjaran, Pameungpeuk, MASnya : 10,25 19,18 m.bmt,
penurunan mencapai 2,61 m/tahun.
Daerah : Katapang, soreang, MASnya : 2,66 31,50m.bmt, penurunan : 0,34
1,95 m/tahun. AWLR di lokasi Bojongkunci dan Cipadung masing-masing
menunjukkan penurunan 0,34 dan 0,43 m/tahun.
Daerah dengan kedudukan MAS paling dalam didaerah tersebut diatas, pada
periode Agustus 1994 membentuk kerucut penurunan (cone of depression
muka airtanah utama di daerah Cimahi Selatan, Kiaracondong, Dayeuhkolot
dan Majalaya.
Cekungan Semarang
Perubahan kedudukan muka airtanah di cekungan Semarang periode 1993-
1994 diuraikan berikut ioni :
Daerah Semarang Utara meliputi Pusat Kota, pemukiman Tanah Mas dan
daerah industri Kaligawe, MASnya antara 14,19 28,91m. bmt, dengan
penurunan antara 0,6-1,9 m/tahun.
Daerah Semarang Selatan meliputi daerah Candi, Banyumanik MASnya antara
20,24 - 48,24 m.bmt dengan penurunan antara 0,37- 0,70 m/tahun.
Daerah Kendal meliputi Kec. Kaliwungu, kota Kendal MAS nya antara +1,0
hingga 21,16 m.bmt dengan penurunan antara 0,20 0,55 m/tahun.
Daerah Demak meliputi Kota demak dan Mranggen MASnya antara +0,50
hingga 25,40 m.bmt dengan penurunan antara 0,15 0,45 m/tahun.
4 Cekungan !asuruan Mojokerto
Perbandingan hasil pengamatan muka airtanah di cekungan ini selama 1992
hingga 1993 secara umum menunjukkan terjadinya perubahan, yaitu :
MAS di daerah Mojokerto, yakni di Mojosari turun 2 m/tahun, di Mananggul naik
0,3 m/tahun, di Ngoro naik 0,3 m/tahun dan di Sidorejo turun 0,1 m/tahun.
Untuk daerah Pasuruan : di Bangil naik 0,3 m/tahun, di Gempol turun 1 m/tahun
dan di Pandaan naik 0m1 m/tahun.
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
2. ntrusi Air Laut
Apabila keseimbangan hidrostatik antara airtanah tawar dan airtanah asin di
daerah pantai terganggu, maka akan terjadi pergerakan airtanah asin/air laut ke arah
darat dan terjadilah intrusi air laut.
Terminologi intrusi pada hakekatnya digunakan hanya setelah ada aksi, yaitu
pengambilan airtanah yang mengganggu keseimbangan hidrostatik. Adanya intrusi air
laut ini merupakan permasalahan pada pemanfaatan airtanah di daerah pantai,
karena berakibat langsung pada mutu airtanah.
Airtanah yang sebelumnya layak digunakan untuk air minum, karena adanya
intrusi air laut, maka terjadi degradasi mutu, sehingga tidak layak lagi digunakan untuk
air minum.
ntrusi air laut teramati didaerah pantai Jakarta, Semarang, Denpasar, Medan
dan daerah-daerah pantai lainnya yang pemanfaatan airnya telah demikian intensif.
2 Cekungan Jakarta
Batas sebaran zona airtanah payau/asin pada setiap sistem akuifer (Juni-
Agustus 1993 berikut perubahannnya selama 2 tahun terakhir, yakni antara periode
1991 1993 adalah sebagai berikut :
ona Airtanah !ayau/Asin pada Sistem Akuifer tidak tertekan (< 40 m)
Batas antara airtanah payau/asin dengan airtanah tawar pada sistem akuifer ini
kurang lebih melewati daerah Pakuaji Salembaran Cengkareng Grogol
Pulogadung Tambun Rawarengas selatan Babelan. Sebaran zone ini secara
umum relatif meluas ke arah timur.
Pada periode Juni-Agustus 1993, jarak batas zona airtanah payau/asin dengan
airtanah tawar di beberapa lokasi adalah :
Daerah Cengkareng Pedongkelan Grogol Gambir antara 5,0 6,0 km
Daerah Pulogadung Cakung Tambun Rawarengas antara 8,0 11,5 km
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
Dibandingkan dengan periode sebelumnya (1991-1993, sebaran zone ini
mempunyai pola yang relatif sama, namun di beberapa tempat menunjukkan
pergeseran sebagai berikut :
Di daerah Pulogadung, Cakung dan Tambun Rawarengas batas zona pada
periode 1993 bergeser ke arah darat antara 0,5 1,5 km, dengan pergeseran
terbesar terjadi di Pulogadung.
Di sekitar Babelan, pergeseran ke arah darat mencapai sekitar 3,0 km.
Di tempat lain, khususnya di bagian barat daerah pantai, batas zona relatif
tidak berubah dibandingkan pada periode 1992.
ona Airtanah !ayau/Asin pada Sistem Akuifer tertekan atas (40 -40 m)
Batas zona airtanah payau/asin dengan airtanah tawar melewati daerah :
selatan Pekayon- selatan Bandara Soekarno Hatta- selatan Cengkareng
Pedongkelan Gambir Kelapagading- Bojongkaratan. Jarak garis batas ini,
dari garis pantai, adalah :
Daerah antara Pekayon Bandara Soekarno Hatta antara 5,0 13 km
Cengkareng Pedongkelan - Grogol- Kelapagading antara 8,0 10 km
Di bagian timur di sekitar Bojongkaratan antara 3,0 6,0 km.
Selama dua tahun terakhir, yakni antara 1991 hingga 1993 garis batas ini
menunjukkan pergeseran ke arah darat. Dibandingkan dengan hasil survei
pada Juni-Agustus 1993, pergeseran yang mencolok terjadi dibagian barat
dataran pantai, yaitu antara daerah Pekayon sampai Cengkareng (Bandara
Soekarno Hatta. Namun hal ini disebabkan perluasan daerah studi pada
periode 1993 dan penambahan perolehan data. Adapun pergeseran batas
zona yang disebabkan oleh perubahan salinitas airtanah adalah :
Daerah antara Cengkareng Pedongkelan dan grogol terjadi pergeseran ke
arah darat antara 0,25 1,5 km.
Daerah antara Kelapagading Bojongkaratan bergeser 0,75 6,0 km ke
arah darat
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
ona Airtanah !ayau/Asin pada Sistem Akuifer tertekan bawah (>40 m)
Sebaran zona ini hanya terbatas di dataran pantai antara Kapuk, Jakarta Kota,
dan Cilincing. Sebaran di bagian barat, yakni antara Kapuk dan Jakarta Kota
relatif lebih luas dibandingkan di bagian timur. Jarak batas zona airtanah
payau/asin dengan airtanah tawar, didaerah Kapuk Jakarta Kota mencapai
5,75 km, sementara didaerah Walang- Cilincing sekitar 2,5 km.
Pergeseran batas zona airtanah payau/asin ke arah darat di dataran antara
Kapuk dan Jakarta Kota, pada periode antara 1991-1993 mencapai sekitar
0,50 km. Namun antara periode 1992-1993, sebarannya cukup meluas mulai
dari Tamansari sampai daerah Cilincing.
22 Cekungan Semarang
Daerah Semarang bagian utara penyusupan air asin semakin meningkat sejak
beberapa tahun terakhir, terutama pada daerah pemukiman pusat perkotaan, dan di
beberpa wilayah industri di bagian utara, miksalnya daerah sekitar Muara Kali Garang,
Tanah Mas, Pengapon, Simpang Lima. Data penyusupan air asin tersebut diatas
adalah berdasarkan hasil pemantauan dari beberapa sumur gali penduduk yang
tersebar, maupun dari kualitas sumur bor di beberapa tempat. Didaerah Semarang
penyusupan air asin ini diperkirakan sudah mencapai sejauh 2 km ke arah selatan garis
pantai.
Daerah Kendal penyusupan air asin, dideteksi di utara Kaliwungu, Murorejo,
Kumpulrejo sampai sekitar Sukolilan. Sumurbor yang dikelola oleh PDAM Kendal yakni di
Kamp. Pegandon airtanahnya sudah dipengaruhi oleh penyusupan air asin, yang
diperkirakan berasal dari aliran air sungai K. Bodri, akibat kurang sempurnanya sistem
konstruksi sumurbor. Nilai (DHL air sumurbor tersebut melebihi 2000 umhos/cm, dengan
jarak lokasi sumurbor dari garis pantai kurang lebih 5 km.
3. Amblesan Tanah
Permasalahan amblesan tanah (land subsidence dapat akibat pengambilan
airtanah yang berlebihan dari lapisan akuifer yang tertekan (confined aquifers. Akibat
pengambilan yang berlebihan (over pumpage, maka airtanah yang tersimpan dalam
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
pori-pori lapisan penutup akuifer (confined layer akan terperas keluar dan
mengakibatkan penyusutan lapisan penutup tersebut. Refleksinya adalah penurunan
permukaan tanah.
Penurunan tanah tercatat di Jakarta berdasarkan pengamatan tahun 1972 s/d
1991, total penurunan yang terdalam mencapai 99,7 cm di daerah Rawa Buaya,
dengan kecepatan penurunan tertinggi tercatat 34 cm/tahun di Penjaringan, Jakarta
Utara.
Amblesan tanah terjadi juga didaerah pantai utara Semarang dengan indikasi
telah mulai tampak antara lain :
Fondasi sumurbor pantau di kompleks Sekolah STM Perkapalan dekat Muara kali
Garang, Tambak kan seolah-olah terangkat kurang lebih 20 cm (Juli1994,
namun pada kenyataan permukaan tanah di sekitarnya yang mengalami
penurunan.
Terjadinya retakan-retakan pada lantai bangunan Sekolah Pelayaran Singosari,
hampir pada semua bangunan di kompleks tersebut.
Terjadinya genangan air laut di daerah pantai, dan banjir di bagian Muara Kali
Karang yang sebelumnya belum pernah terjadi.
Amblesan tanah tidak dapat dilihat seketika, tetapi teramati dalam kurun waktu
yang lama dan berakibat pada daerah yang luas. Meskipun penyebab penurunan
tersebut masih memerlukan penelitian dan pemantaun rinci, namun bila mengacu
fenomena serupa beberapa kota dunia seperti Bangkok, Venesia, Tokyo maupun
Meksiko dapat diyakini, bahwa penurunan tersebut adalah bukti amblesan tanah yang
disebabkan oleh pengambilan airtanah yang berlebihan.
Mengingat sebaran airtanah tidak dibatasi oleh batas-batas administratif suatu
daerah, maka pengelolaan airtanah berdasarkan aspek teknis seharusnya mengacu
pada suatu cekungan airtanah, yakni suatu wilayah yang ditentukan oleh batasan-
Upaya Pengendalian dari Aspek Teknis
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
batasan hidrogeologi, di mana semua event hidrolika (pengisian, pengambilan dan
pengaliran airtanah berlangsung.
Batasan-batasan teknis hidrogeologi ini menyangkut geometri dan parameter
akuifer, jumlah dan mutu airtanah, pengaliran dan keterdapatan airtanah. Batasanbatasan
tersebut menentukan berapa jumlah airtanah yang dapat dimanfaatkan dan
bagaimana upaya konservasi airtanah harus dilakukan.
Beberapa tindakan upaya pengendalian dampak negatif akibat pemompaan
airtanah secara berlebihan, antara lain :
!enentuan Lokasi !emompaan
Mengingat keterdapatan lapisan pembawa airtanah tidak merata, maka
penentuan lokasi pengambilan airtanah sangat menentukan, agar sumberdaya
airtanah dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Disamping itu, pengaruh pengambilan airtanah melalui sumur-sumur yang
berdekatan akan mengakibatkan penurunan muka airtanah yang lebih dalam, maka
penentuan lokasi dan jarak antar sumur, akan dapat mencegah pengaruh di atas.
2 !engaturan edalaman !enyadapan
Suatu daerah sering mempunyai akuifer berlapis banyak (multi layer aquifer.
Kondisi yang demikian sangat memungkinkan untuk dilakukan pengaturan kedalaman
penyadapan pada lapisan akuifer tertentu.
Dengan pengaturan kedalaman penyadapan akan dapat dihindari terjadinya
eksploitasi airtanah yang terkonsentrasi hanya pada satu lapisan akuifer tertentu, yang
dampaknya tentu berbeda dengan penyadapan yang dilakukan pada beberapa
lapisan akuifer.
Peruntukan airtanah untuk berbagai keperluan, diatur dengan mengambil
airtanah dari berbagai kedalaman yang berbeda. Namun pada dasarnya pengaturan
kedalaman penyadapan airtanah tetap mengacu pada prioritas peruntukan airtanah,
di mana air minum merupakan prioritas utama di atas segala-galanya.
!embatasan Debit !emompaan
Pembatasan besarnya airtanah yang disadap ini, bertujuan agar penurunan
muka airtanah dapat dibatasi pada kedudukan yang aman. Pengertian aman
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
mempunyai arti dapat mencegah terjadinya intrusi air laut pada pengambilan
airtanah di daerah pantai, maupun kemungkinan terjadinya amblesan, serta untuk
menyesuaikan dengan cadangan airtanah yang tersedia. Namun konsekuensi dari
pembatasan ini adalah, harus dapat disediakan sumber-sumber pasokan air yang
lain, misalnya dari air permukaan.
Kondisi hidrogeologi suatu daerah sangat menentukan besar cadangan dan
kualitas airtanah, sehingga berapa batas yang aman jumlah debit pengambilan
airtanah, sangat berbeda dari suatu daerah ke daerah yang lain. Tetapi secara
kualitatif dapat ditentukan, bahwa jumlah pengambilan airtanah hendaknya tidak
melebihi jumlah imbuhan airtanah.
4 !enambahan mbuhan
Berdasarkan pada daur hidrologi, sumber utama airtanah adalah berasal dari
air hujan. ndonesia yang beriklim tropis basah, umumnya mempunyai curah hujan
yang relatif tinggi, lebih dari 1000 mm/tahun, dengan hari hujan yang relatif panjang.
Kondisi ini sangat menguntungkan dalam imbuhan airtanah secara alami, di mana
pada saat musim hujan terjadi pengisian dan penggantian dari defisit airtanah yang
terjadi pada musim kemarau. Dengan demikian akuifer akan mendapat penambahan
cadangan airtanah.
Permasalahannya adalah di daerah-daerah yang telah berkembang, terutama
di kota-kota besar, peristiwa pengisian kembali airtanah pada musim hujan terhambat
karena adanya perubahan lingkungan. Daerah-daerah yang sebetulnya merupakan
daerah imbuh airtanah telah berubah fungsi, sehingga hanya sebagian kecil air hujan
yang meresap dan mengimbuh airtanah. Pada daerah yang demikian, perlu upaya
penampungan air hujan untuk dimasukkan ke dalam sumur-sumur resapan.
5 !enentuan awasan Lindung
Kawasan lindung airtanah mengarah kepada penataan ruang suatu daerah
dengan maksud untuk melindungi jumlah dan mutu sumberdaya airtanah. Oleh sebab
itu, untuk menentukan kawasan lindung airtanah, disamping kondisi hidrogeologi,
maka penggunaan lahan dan keberadaan infrastruktur harus dipertimbangkan.
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
Penentuan kawasan lindung ini merupakan suatu hal yang tidak mudah untuk
dilaksanakan, karena sering terjadi pertentangan kepentingan. Misalnya, di daerah
imbuh airtanah, sering terjadi tuntutan pembangunan sebagai daerah pemukiman,
industri, buangan sampah, dan penggunaan lahan yang lain yang berdampak
negatif terhadap jumlah maupun mutu airtanah. Oleh sebab itu banyak kendala untuk
memberlakukan secara efisien upaya perlindungan airtanah. Meskipun demikian
usaha-usaha perlindungan airtanah dapat ditetapkan dari sudut pandang
hidrogeologi dan geologi lingkungan.
Dampak Pemboran Airtanah Heru Hendrayana ( E-mail . heruhaugm.ac.id )
A M P I R A N

Anda mungkin juga menyukai