Anda di halaman 1dari 37

DOTS

dr. Ophi Indria Desanti Bag. Ilmu Kesehatan Masyarakat ophi_desanti@yahoo.com

DOTS
D : Daily O : Observed T : Treatment S : Short-course

Latar Belakang
24 maret World TB Day 100 tahun penyebab TB ditemukan 50 tahun obat TB ditemukan Kenapa TB belum musnah dari muka bumi?

Sejarah TB
Abad Ke 11 Dokumentasi terlama penemuan penyakit TB ditemukan oleh King Edward Tahun 1840an Muncul konsep sanatorium di Eropa tujuannya untuk mengawasi pengobatan pasien cikal bakal DOT

Sejarah TB
24 Maret 1882 Basil TB ditemukan oleh Robert Koch 1940an Ditemukan obat-obatan untuk TB 1974 WHO mempublikasikan rejimen obat jangka pendek cikal bakal DOTS

Sejarah
1993 WHO : kedaruratan global penyakit TBC 1/3 dari 1,9 miliar penduduk dunia Setiap detik : 1 orang terinfeksi TBC di dunia Setiap tahun : 8 juta penderita baru, 3 juta Satu orang : menulari 10-15 orang (1 tahun)

Sejarah
2003 WHO : Annual Report on Global TB Control 22 negara high burden countries, Indonesia Indonesia ketiga di dunia setelah India dan China

The Global Plan To Stop TB


Pada akhir 2005 dan diteruskan hingga 2015, setidaknya tingkat temuan kasus mencapai 70% dan tingkat keberhasilan pengobatan mencapai 85%. Pada tahun 2015 prevalensi dan kematian akibat TB berkurang hingga 50% dibanding tahun 1990. Pada tahun 2050 TB tidak lagi menjadi masalah kesehatan di dunia.

Millenium Development Goals


To combat HIV/AIDS, malaria and other diseases. Target 8: By 2015 to have halted and begun to reverse the incidence of malaria and other major diseases. yang berhubungan dengan TB, yaitu mengurangi angka kejadian dan kematian karena TB hingga 50%.

Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI)


Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) Indonesia ARTI = 1-2%, Eropa ARTI 0,10,3% Hanya 10% berkembang menjadi TBC klinis Artinya : dari 100.000 penduduk, rata-rata ada 1.000 penderita baru / tahun, di mana 100 orang diantaranya adalah BTA positif

Perjalanan alamiah TBC tanpa pengobatan


Setelah 5 tahun (WHO, 1996) 50% meninggal 25% sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi 25% sebagai kasus kronik yang tetap menular

DOTS
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) direkomendasikan oleh WHO tahun 1995 Pelaksanaan di Indonesia Gerakan Terpadu Nasional(GERDUNAS) TBC tanggal 24 Maret 1999 Bank dunia strategi DOTS paling cost effective

DOTS around the world


1997, hanya 96 negara anggota WHO (63%) negara yang melakukan. Kenapa tidak semua? Tidak adanya komitmen politik pemerintah Tidak adanya sumber daya (uang dan manusia) Kurangnya kompetensi manajemen organisasional Tidak adanya obat yang memadai Miskinnya SIM Perlu proses yang tidak sebentar Menghabiskan banyak biaya

DOTS
Komitmen Politik PencatatanDan Pelaporan Ketersediaan Obat Obat + PMO Diagnosa TB mikroskopis

Komitmen Politik
Diperlukan di tiap tingkat kebijakan Proses pengambilan keputusan : Rejimen apa yang dipilih Pengobatan TB gratis atau tidak Prioritas utama Finansial dan administratif support Dinkes planning, implementing, and monitoring Pelayanan kesehatan komitmen

Diagnosis
Mikroskopis Paling efektif dan efisien Skrining dilakukan terhadap orang dengan batuk lebih dari 3 minggu Murah, gampang,dan dapat dilakukan dengan cepat

Diagnosis
Rontgent Foto rontgent overdiagnosis tidak spesifik Mungkin memperlihatkan parudengan TB lama / sembuh

Pemeriksaan Dahak
Pemeriksaan Dahak Dengan dahak SPS BTA : bentuk batang warna merah Hasil :
Dalam 100 LP BTA tidak ada : (-) Dalam 100 LP BTA 1-9 : tulis jumlah kuman Dalam 100 LP BTA 10-99 : (+) Dalam 1 LP BTA 1-10 : (++) (min 50 LP) Dalam 1 LP BTA >10 : (+++) (min 20 LP)

Pengobatan dan PMO


Pengobatan Prinsip utama : pasien harus menerima obat yang efektif pasien harus menelan obat sampai sembuh Harus selalu kombinasi beberapa obat resistensi obat 5 obat pilihan : RHZES

Pengobatan dan PMO


Pengobatan Diberikan dalam 2 tahap : Intensif penderita menular menjadi tidak menular dalam waktu 2 minggu penderita BTA positif menjadi negatif (konversi) pada akhir masa pengobatan Lanjutan penting untuk membunuh kuman dormant

Pengobatan dan PMO


PMO Syarat PMO : Seseorang yang dikenal, dipercaya, dan disetujui oleh petugas dan penderita Seseorang yang tinggal dekat dengan penderita Bersedia sukarela Bersedia dilatih

Pengobatan dan PMO


PMO Tugas seorang PMO : Mengawasi menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan Memberi dorongan agar minum obat secara teratur Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada waktu yang ditentukan Memberi penyuluhan pada keluarga lain dengan gejala TBC untuk berobat

Pengobatan dan PMO


Pengobatan PMO Stok Obat TB Prinsip : obat TB harus tersedia terus menerus obat TB harus gratis Persediaan untuk 3 bulan ke depan Memastikan tidak kehabisan stok obat

Pencatatan dan pelaporan


Kesuksesan program dapat dinilai melalui monitoring dan supervisi program yang sedang berjalan Dengan berbagai form yang seragam Evaluasi setiap kegiatan

TB di Indonesia

Tujuan Penanggulangan TBC


Jangka Pendek 1.Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita BTA positif yang ditemukan 2.Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga pada tahun 2005 dapat mencapai 70% dari perkiraan semua penderita baru BTA positif

Tujuan Penanggulangan TBC


Jangka Panjang Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC dengan cara memutuskan rantai penularan, sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan masalah kesehatan di Indonesia

Indonesia
Ranking 3, negara dengan penderita TB terbesar Kasus TB 583.000 Angka kematian akibat TB 140.000 Penduduk Indonesia 230 juta

Indonesia
Indikator program Angka penemuan kasus baru TBC Menular Target 2004 70 % 54 % 2005 66 %

Keberhasilan pengobatan TB

85 %

85,7 % 86 %

Jawa Tengah
Indikator program Angka penemuan kasus baru TBC Menular Target 70 % 2002 22 % 2003 28,5 %

Keberhasilan pengobatan TB

85 %

74 %

73,4 %

Jawa Tengah
Penemuan Kasus Baru : tertinggi di Kota Pekalongan 77 % terendah di Kabupaten Wonogiri 9 %. Angka kesembuhan lebih dari 80 % Sukoharjo, Pekalongan, Jepara, Batang, Surakarta, Salatiga, Karanganyar, Temanggung, Wonogiri, Kebumen, Sragen, Boyolali, Purworejo Angka kesembuhan : Tertinggi di Kab. Sukoharjo (94 %) Terendah di Kab. Banyumas (52,0 %)

Penutup
DOTS

Peluang
Beberapa daerah telah membentuk dan mengaktifkan Gerdunas Hampir semua Provinsi telah mengalokasikan dana Beberapa LSM atau NGO, telah berkontribusi Universitas telah mengembangkan ke Kurikulumnya Penelitian melalui Pokja TORG (TB Operasional Research Group) Profesi Spesialis mendukungan Komitmen global yang tinggi (MDG) Perkembangan teknologi pengobatan (DOTS) Jaminan penderita TBC berobat gratis MOU dengan RS

Hambatan
Partisipasi aktif dari masyarakat, masih sangat parsial Provinsi mengalokasikan dana dibawah 10% Masih ada Kab/Kota yang tidak menganggarkan dana operasional Provinsi sangat tergantung pada dana dari Pusat Organisasi belum merata di seluruh wilayah Peran GERDUNAS belum optimal Ketergantungan dana pada donatur Persepsi masyarakat yang tidak mendukung

Kritik terhadap DOTS


Masih ada cara lain untuk penatalaksanaan TB DOTS adalah salah satu cara untuk mempolitisasi dan menyalahkan pasien karena tidak patuh pada pengobatan Bagaimana peran pemerintah yang seharusnya menjamin warga negara untuk hidup di lingkungan yang bersih?

Kritik terhadap DOTS


Alternatif : Pembangunan lingkungan
1899 sudah ditekankan bahwa TB oleh karena udara yang kotor

Pembangunan sosio ekonomik Buktinya : di negara maju sedikit demi sedikit TB berkurang bahkan sebelum ditemukannya vaksin dan obat perbaikan di bidang perumahan, sanitasi, nutrisi, dan kondisi kerja.

Tetap saja ada keuntungannya..


Menurunkan angka kesakitan penderita Meningkatkan angka kesembuhan penderita Angka kematian penderita menurun Prevalensi resistensi obat menurun Menghambat penyebaran basil TB Menyelamatkan Rifampicin 30 tahun belum ada obat lain

Anda mungkin juga menyukai