Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan Indonesia sebagai negara kepulauan dan berada di daerah tropis merupakan negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Pada tahun 2000, luas areal tanaman kelapa di Indonesia mencapai 3,76 juta Ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14 milyar butir kelapa, yang sebagian besar (95 persen) merupakan perkebunan rakyat. Kelapa mempunyai nilai dan peran yang penting baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial budaya. Sabut kelapa merupakan hasil samping, dan merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa. Dengan demikian, apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 1,7 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan. Secara tradisionil serat sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat sapu, keset, tali dan alat-alat rumah tangga lain. Perkembangan teknologi, sifat fisika-kimia serat, dan kesadaran konsumen untuk kembali ke bahan alami, membuat serat sabut kelapa dimanfaatkan menjadi bahan baku industri karpet, jok dan dashboard kendaraan, kasur, bantal, dan hardboard. Serat sabut kelapa juga dimanfaatkan untuk pengendalian erosi. Serat sabut kelapa diproses untuk dijadikan Coirfiber Sheet yang digunakan untuk lapisan kursi mobil, Spring Bed dan lain-lain. Serat sabut kelapa bagi negara-negara tetangga penghasil kelapa sudah merupakan komoditi ekspor yang memasok kebutuhan dunia yang berkisar 75,7 ribu ton pada tahun

Universitas Sumatera Utara

1990. Indonesia walaupun merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia, pangsa pasar serat sabut kelapa masih sangat kecil. Kecenderungan kebutuhan dunia terhadap serat kelapa yang meningkat dan perkembangan jumlah dan keragaman industri di Indonesia yang berpotensi dalam menggunakan serat sabut kelapa sebagai bahan baku / bahan pembantu, merupakan potensi yang besar bagi pengembangan industri pengolahan serat sabut kelapa. Hasil samping pengolahan serat sabut kelapa berupa butiran-butiran gabus sabut kelapa, dikenal dengan nama Cocopeat. Sifat fisika-kimianya yang dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk, serta dapat menetralkan keasaman tanah menjadikan hasil samping ini mempunyai nilai ekonomi. Cocopeat digunakan sebagai media pertumbuhan tanaman hortikultur dan media tanaman rumah kaca. Di Sumatera Utara industri pengurai sabut kelapa pertama sekali diusahakan oleh Bapak Yatno di Desa Telaga Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang mulai sekitar tahun 1971 yang bernama UD. Pusaka Bakti. UD. Pusaka Bakti merupakan industri kecil menengah yang bergerak dalam pembuatan keset kaki dari bahan sabut kelapa.. Aktivitas kerja berlangsung secara manual dan kurang memperhatikan faktor kenyamanan, kesehatan maupun keselamatan kerja manusia. Proses pemintalan sabut kelapa dilakukan secara manual dengan menggunakan tiga orang operator. Mesin pemintal yang digunakan masih manual dan tidak memiliki kursi sehingga operator duduk pada tumpukan goni yang dilapisi papan sehingga posisi tubuh miring dengan tangan kanan memutar mesin pemintal. Dua orang operator lagi memintal sabut kelapa dengan tangan kiri memegang sabut kelapa dan tangan kanan mengulur sabut

Universitas Sumatera Utara

sambil berjalan mundur ke belakang. Aktifitas pemintalan ini dilakukan secara berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama sehingga menyebabkan keluhan musculoskeletal pada operator seperti nyeri pada lengan bawah, sakit pada kaki akibat berdiri terlalu lama dan permukaan tangan operator yang mengalami kepalan dan menipis. Selain itu, kegiatan ini menyebabkan antara operator saling berebut untuk berganti pekerjaan dari memintal menjadi memutar mesin sehingga diperlukan perbaikan fasilitas kerja dan metode kerja sehingga mengurangi keluhan musculoskeletal dan meningkatkan produktivitas pemintalan sabut kelapa. . 1.2.Rumusan Permasalahan Rumusan masalah yang dapat diangkat berdasarkan latar belakang permasalahan di atas adalah adanya keluhan musculoskeletal yang dialami operator akibat ketidaksesuaian fasilitas kerja dengan cara kerja yang dilakukan operator sehingga diperlukan perbaikan rancangan fasilitas kerja untuk

mengurangi keluhan dan meningkatkan produktivitas.

1.3.Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan laporan Tugas Sarjana ini adalah mengurangi keluhan musculoskeletal yang dialami operator dengan merancang metode dan fasilitas kerja pemintalan sabut kelapa dengan pendekatan ergonomi dan meningkatkan produktivitas kegiatan pemintalan sabut kelapa.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi keluhan muskuloskeletal yang dialami operator di stasiun pemintalan. 2. Menganalisa dan menilai serta mendapatkan skor dan level resiko postur kerja aktual operator di stasiun pemintalan dengan menggunakan Quick Exposure Check (QEC). 3. Penentuan dimensi antropometri yang sesuai untuk melakukan perbaikan rancangan fasilitas kerja. 4. Meningkatkan waktu siklus pemintalan sabut kelapa. 5. Perbaikan prosedur kerja di stasiun pemintalan.

1.4.Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah: 1. Bahan masukan bagi perusahaan dalam perbaikan alat pemintalan guna meningkatkan produktivitas industri tersebut. 2. Peningkatan keterampilan peneliti untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya terjadi di lapangan melalui penerapan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan. 3. Mempererat kerjasama antara perusahaan / industri dengan Departeman Teknik Industri serta memperluas pengenalan akan Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

1.5.Batasan Masalah dan Asumsi Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Perbaikan rancangan dan prosedur kerja hanya dilakukan pada fasillitas kerja pemintalan sabut kelapa di stasiun pemintalan tanpa dipengaruhi oleh komponen sistem kerja lainnya. 2. Operator yang diteliti adalah operator bagian pemintalan. 3. Faktor lingkungan kerja tidak mempengaruhi hasil dari penelitian yang dilakukan.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Alat atau fasilitas kerja aktual yang digunakan selama penelitian dalam keadaan normal dan tidak mengalami perubahan. 2. Proses produksi berlangsung secara normal dan tidak ada gangguan atau perubahan urutan operasi yang mempengaruhi jalannya proses produksi. 3. Operator yang diteliti sudah mengerti dan paham akan tugasnya.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini adalah sebagai berikut : Bab I, menyajikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan asumsi penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir.

Universitas Sumatera Utara

Bab II, menggambarkan secara umum atribut perusahaan yang menjadi objek studi diantaranya sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab, tenaga kerja perusahaan, sistem pengupahan yang berlaku di perusahaan, proses produksi, bahan yang digunakan, jumlah dan spesifikasi produk, uraian proses produksi dan mesin serta peralatan yang digunakan. Bab III, menampilkan literatur yang melandasi dan mendukung penelitian ini. Memberikan pemahaman singkat melalui penjelasan umum, uraian pengertian dan teori. Bab IV, menguraikan langkah-langkah penelitian yang merupakan kerangka pemecahan masalah baik dalam mengumpulkan data ataupun dalam menganalisis data yang diperoleh. Bab V, mengidentifikasi data hasil penelitian yang diperoleh dari perusahaan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pemecahan masalah. Pengolahan data terdiri dari pengolahan SNQ, penilaian postur kerja, uji kenormalan data antropometri, uji keseragaman data antropometri, uji kecukupan data antropometri dan pembuatan peta manusia mesin dan peta kelompok kerja. Bab VI, menganalisis hasil pengolahan data dan pemecahan masalah yang terdiri dari analisis tingkat keluhan muskuloskeletal, analisis postur kerja aktual, analisis kondisi fasilitas kerja aktual, perancangan fasilitas kerja usulan, metoda kerja baru, , membandingkan prosedur kerja aktual dan prosedur kerja usulan. dan pembuatan prosedur kerja usulan.

Universitas Sumatera Utara

Bab VII, dalam bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian ini serta rekomendasi saran-saran yang perlu bagi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai