Anda di halaman 1dari 5

PERKEMBANGAN EMOSI, PERILAKU, DAN SOSIAL ANAK TUNARUNGU

JAWABAN SESI PERTANYAAN

Disusun oleh Kelompok 2


Anisya Yurmaniar Farah Yuval S Feny Riany Lucky Dwiyana Novia Anggraeni Sandra Pertiwi 1100788 1103585 1100502 1101775 1100536 1102965

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011

1. Bagaimana ATR mengenal bahasa?


1

Tidak semua anak tunarungu tidak mengenal bahasa, sebelumnya terjadinya ketunarunguan itu sendiri terbagi menjadi dua masa yaitu prelingual deafness dan postlingual deafness. Pada postlingual deafness sudah barang tentu mereka mengenal bahasa sebelumnya karena kehilangan pendengaran mereka terjadi setelah mereka mengenal bahasa atau dengan kata lain bukan disebabkan bawaan ketika kelahiran. Pada prelingual deafness sendiri untuk mengenalkan ATR pada bahasa dapat dilakukan tindakan intervensi dini. Jika ketuliannya diakibatkan gangguan/kerusakan pada bagian telinga luar (tuli konduktif), anak tersebut masih bisa dibantu dengan alat bantu dengar (ADB). Tetapi memakai ABD tidak sama dengan orang memakai kaca mata, yang langsung bisa melihat dengan lebih jelas. Karena respon atas stimuli visual adalah langsung, sedangkan respon atas stimuli auditori adalah melalui tahap pemahaman/interpretasi dulu. Untuk mencapai tahap pemahaman yang penting adalah harus sering mendengar dan mendengar, dengan pengucapan yang jelas, kalimat pendek, dan jika perlu disertai bantuan visual: gambar & gerakan tangan (kadang tanpa bantuan akan sulit anak memahami kata-kata baru, mirip kita nonton film berbahasa asing dimana kita mendengar pemain berbicara cas-cis-cus tanpa kita menangkap artinya). Tetapi bantuan itu perlahan dihilangkan, sehingga nantinya hanya akan berkomunikasi secara verbal (http://tunarungu.wordpress.com). Maka dari itu intervensi dini dari orang tua sangatlah penting bagi ATR untuk membekali kemampuan komunikasi ATR di kemudian hari.

2. Bagaimana ATR mendengar?


ATR dengan keadaan hard of hearing masih bisa mendengar dengan sisa-sisa pendengarannya. Untuk menguatkan bunyi yang masuk melalui telinga, pendengaran mereka dapat dibantu dengan alat bantu dengar (ADB). Untuk yang memiliki tuli

berat yang diakibatkan kerusakan pada telinga bagian dalam (inner ear) dapat dilakukan implan koklea.

3. Bagaimana cara untuk mengetahui bahwa bayi yang baru lahir mengalami ketunarunguan?
Bayi biasanya sudah mulai peka terhadap rangsang suara, bila saat diberi rangsang suara tidak merespon, maka perlu ditindak lanjuti lagi. Pernah di salah satu wawancara di SLB Cicendo, orangtua anaknya mengaku anaknya tidak kaget saat sedang bermain balon dan balonnya pecah, maka ibunya mengambil piring dan membunyikannya saat anaknya tidur, ternyata memang benar anaknya sama sekali tidak terbangun dan menangis, setelah diperiksa, anaknya telah mengalami ketunarunguan. Cara yang lain juga dapat dilakukan pengecekan dengan tes BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) atau EEG.

4. Pendidikan manakah yang lebih baik bagi ATR? Segregasi atau inklusi?
Tidak satu yang lebih baik daripada satu yang lain, hal ini sangat relatif kepada kondisi anak sendiri. Karena sistem tersebut sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sistem pendidikan dimana anak berkelainan terpisah dari sistem pendidikan anak normal. Penyelenggaraan sistem pendidikan segregasi dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak normal. Keuntungan sistem pendidikan segregasi: 1. Rasa ketenangan pada anak luar biasa. 2. Komunikasi yang mudah dan lancar. 3. Metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak. 4. Guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa. 5. Mudahnya kerjasama dengan multidisipliner. 3

6. Sarana dan prasarana yang sesuai. Kelemahan sistem pendidikan segregasi: 1. Sosialisasi_terbatas 2. Penyelenggaraan pendidikan yang relative mahal Sistem pendidikan bagi siswa luar biasa yang bertujuan memberikan pendidikan yang memungkinkan anak luar biasa memperoleh kesempatan mengikuti proses pendidikan bersama dengan siswa normal agar dapat mengembangkan diri secara optimal. Keuntungan sistem pendidikan inklusi 1. Merasa diakui kesamaan haknya dengan anak normal terutama dalam memperoleh pendidikan 2. Dapat mengembangakan bakat ,minta dan kemampuan secara optimal 3. Lebih banyak mengenal kehidupan orang normal 4. Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi 5. Harga diri anak luar biasa meningkat 6. Dapat menumbuhkan motivasi dalam belajar Kekurangan sistem pendidikan inklusi 1. Belum bisa memberikan pelayanan secara optimal kepada mereka (ABK)

terutama dalam bidang sarana dan prasarana pembelajaran seperti laboratorium, komputer, perpustakaan khusus, ruang bimbingan khusus, dan lain sebagainya. 2. Perhatian Pemerintah masih terfokus terhadap anak-anak normal atau sekolah-

sekolah favorit yang memang secara akademis bisa dibanggakan. 3. ABK akan merasa menjadi tamu di kelas inklusi karena merasa berbeda

dengan siswa yang lain.

5. Bagaimana penyandang tuna ganda (tunanetra-tunarungu) menjalani hidupnya?


4

Caranya dapat dengan digunakannya indera lain yang masih bisa ia pergunakan fungsinya secara optimal, seperti indera peraba dan pembau, adaptasi dr kisah Helen Adam Keller. Selain itu, untuk menjalani hidupnya, anak tunarungu-tunanetra sangat membutuhkan kepercayaan dari orang lain bukan fokus pada kecacatannya, berikan kebebasan untuk hidup seperti orang normal pada umumnya. Dalam menjalani kehidupannya pastikan si anak memiliki spesialis untuk memeriksa perkembangannya secara rutin. Selain itu belajar bahasa isyarat juga sangat penting dan harus didukung oleh seluruh anggota keluarga untuk melakukannya.

REFERENSI Tersedia: http://tunarungu.wordpress.com/ [Diakses pada 24 Oktober 2011] Tersedia: http://elon.slbntarunamandiri.com/2010/07/pendidikan-anak-luar-biasa/ [Diakses pada 24 Oktober 2011] Tersedia: http://www.scribd.com/doc/52167705/31/Kekurangan-Pendidikan-Inklusif [Diakses pada 24 Oktober]

Anda mungkin juga menyukai