Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya, produk ini merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama. Namun, jika ditelaah dari kandungan yang terdapat dalam mie instan,
Mie instan belum dapat dianggap sebagai makanan penuh (wholesome food) karena belum mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh. Mie yang terbuat dari terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar, tetapi kandungan protein, vitamin, dan mineralnya hanya sedikit. Pemenuhan kebutuhan gizi mie instan dapat diperoleh jika ada penambahan sayuran dan sumber protein. Jenis sayuran yang dapat ditambahkan adalah wortel, sawi, tomat, kol, atau tauge. Sumber proteinnya dapat berupa telur, daging, ikan, tempe, atau tahu. Satu takaran saji mi instan yang berjumlah 80 gram dapat menyumbangkan energi sebesar 400 kkal, yaitu sekitar 20% dari total kebutuhan energi harian (2.000 kkal). Energi yang disumbangkan dari minyak berjumlah sekitar 170-200 kkal. Hal lain yang kurang disadari adalah kandungan minyak dalam mie instan yang dapat mencapai 30% dari bobot kering. Hal tersebut perlu diwaspadai bagi penderita obesitas atau mereka yang sedang menjalani program penurunan berat badan. Kelemahan dari konsumsi mie instan adalah kandungan natriumnya yang tinggi. Natrium yang terkandung dalam mie instan berasal dari garam (NaCl) dan bahan pengembangnya. Bahan pengembang yang umum digunakan adalah natrium tripolifosfat, mencapai 1% dari bobot total mie instan per takaran saji. Natrium

memiliki efek yang kurang menguntungkan bagi penderita maag dan hipertensi. Bagi penderita maag, kandungan natrium yang tinggi akan menetralkan lambung, sehingga lambung akan mensekresi asam yang lebih banyak untuk mencerna makanan. Keadaan asam lambung yang tinggi akan berakibat pada pengikisan dinding lambung dan menyebabkan rasa perih. Sedangkan bagi penderita hipertensi, natrium akan meningkatkan tekanan darah karena ketidakseimbangan antara natrium dan kalium (Na dan K) di dalam darah dan jaringan.

Sebaiknya konsumen pintar mengenali makanan-makanan yang mengandung bahan pengawet agar kita lebih waspada terhadap makanan yang dikonsumsi, ucap pakar pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Ir Eddy Setyo Mudjajanto. Namun ironisnya, mie instan justru menjadi salah satu makanan favorite bagi mahasiswa Indonesia khususnya. Padahal gizi yang disaji dalam mie instan belum dapat menggantikan gizi yang dibutuhkan. Belum lagi kandungan zat kimia tambahan seperti, pengawet, pewarna makanan dan juga penyedap yang kerap digunakan dalam pengolahan mie instan.

1.2. Rumusan Masalah Mie Instan adalah makanan yang kontroversial perihal tingkat

popularitasnya di kalangan masyarakat terutama mahasiswa. Bisa dikatakan hampir semua mahasiswa suka mengkonkumsi mie instan sebagai makanan pokok harian. Padahal gizi yang terdapat dalam mie instan belum dapat menyokong kebutuhan kalori harian seseorang. Belum lagi tambahan zat-zat kimia sebagai

pengawet, pewarna bahkan penyedap rasa yang dampaknya buruk bagi kesehatan. Untuk itu, penulis ingin meneliti perihal Perilaku Konsumtif Mahasiswa Program Pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat Pekanbaru terhadap Mie Instan. Lebih dalamnya penulis ingin mengetahui seberapa besar persentase perilaku konsumtif mie instan pada mahasiswa program pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hangtuah Pekanbaru. STIKes Hangtuah

1.3.Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui persentase perilaku konsumtif mie instan pada Mahasiswa Program Pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hangtuah Pekanbaru. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui pengetahuan gizi dan sikap contoh terhadap mie instan dan hubungannya, 2) mengetahui hubungan pengetahuan gizi dengan jumlah mie instan yang dikonsumsi contoh dalam seminggu, 3) mengetahui hubungan aktivitas dengan konsumsi contoh.

1.4. Kerangka Konsep

Aktivitas

Sarana

Media Provokasi

Tingkat Pengetahuan

Perilaku konsumtif mie instan pd mahasiswa

1.5. Pertanyaan Proposal 1. Bagaimana persentase perilaku konsumtif mie instan pada mahasiswa prodi IKM STIKes Hang Tuah Pekanbaru? 2. Bagaimana pengaruh pengetahuan mahasiswa tentang kandungan gizi dan dampak konsumtif mie instan dengan pemilihan mengkonsumsi mie instan pada mahasiswa Prodi IKM STIKes HangTuah Pekanbaru? 3. Bagaimana pengaruh pengetahuan mahasiswa tentang kandungan gizi dan dampak konsumtif mie instan dengan jumlah konsumtif mahasiswa Prodi IKM STIKes HangTuah Pekanbaru dalam waktu seminggu? 4. Apakah kebiasaan konsumtif mie instan dapat menyokong aktivitas mahasiswa IKM STIKes HangTuah Pekanbaru dalam kesehariannya?

1.6. Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian Adapun penelitian ini akan dilaksanakan di lingkungan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan HangTuah Pekanbaru khususnya pada ruang lingkup Mahasiswa Program Pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Waktu Penelitian : Penelitian akan dilaksanakan pada April 2012 sampai dengan Mei 2012.

1.7. Metode Penelitian a) Jenis Penelitian : Penelitian Survey b) Hipotesis : 70% mahasiswa Program Pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hangtuah kerap mengkonsumsi mie instan meskipun mereka mengetahui dampak dan nilai gizi yang terkandung dalam mie instan. c) Populasi dan Sample : 50 mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes HangTuah Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai