Anda di halaman 1dari 3

Lingkungan Terumbu Energi Tinggi Secara skematik,pembagian sub-fasies terumbu platform ((Longman, M.W., 1981).

), terdiri dari bagian inti tengah Reef-framework, yang berangsur kearah terumbu. Pada bagian lebih atas mendekati datar dan dangkal terdiri dari reef-slope, dan fore-reef talus berupa akumulasi jatuhan terumbu. Pada bagian lebih atas mendekati datar dan dangkal terdiri dari reef-flat dan lebih kearah darat berupa back-reef coral algal sands dan endapan lagoon sub-tidal Secara fisiografis, James (1983) membagi terumbu kedalam beberapa zona,yaitu fore-reef reef-front reef-crest , reef-flat dan back-ref

Masing-masing zona dicirikan oleh jenis material karbonat berbeda sebagai berikut :

Kata rudstone, floatstone, bafflestone bindstone dan frameston mula-mula digunakan oleh Emery dan Klovan (1971) sebagai modifikasi klasifikasi batu gamping yang diusulkan oleh Dunham (1962)

Floatstone dan rudstone adalah butiran karbonat yang tidak terikat san mengandung lebih dari 10 % butiran berukuran lebih dari 2 mm, beda keduanya adalah floatsone merupakan mud-suported, sedangkan rudstone adalah grainsuported.

Bufflestone adalah komponen karbonat yang terbentuk pada waktu pengendapan berupa tangkai atau batang organisme yang terperangkap kedalan sedimen oleh aktifitas buffle. Binstone terbentuk selama pengendapan oleh pengerasan dan terikat organisme, seperti pengererasan foraminifera dan bryozoas, sedangkan framestone tersusun oleh organisme seperti lokal yang membentuk struktur kerangka yang kaku.

Energi air, proses sedimentasi utama, jenis organisme, persentase komponen kerangka, ukuran butiran serta pemilahan sedimen berubah-ubah dalam setiap zona (fasies) terumbu. Pada zona reef-crest dimana energi air paling tinggi, maka persentase kandungan kerangka paling tinggi. Kemudian pada kedua arah fore-reef dan back-reef energi air akan

menurun, yang diikuti oleh penurunnan kandungan kerangka. Perlu diperhatikan bahwa seluruh komponen kerangka terumbu biasanya sangat lebih kecil volumenya dari pada volume kandungan non-kerangka. Longman (1981) membandingkan struktur terumbu dengan mudah, yang memiliki inti tengah atau kerangka dikelilingi oleh edible fruit. Fraksi non-kerangka terumbu terdiri dari organisme seperti echinodermata, alga hijau, dan moluska tidak membentuk struktur kerangka, bersamaan dengan pecahan bioklas dari terumbu yang terkena aktivitas gelombang dan dalam zona terumbu dengan energi lebih rendah, beberapa lumpur gamping (lime mud). Zona fore-reef, talus-slope, dan back-reef coral algal sands seluruhnya tersusun oleh kandungan non-kerangka yang terdiri dari terutama bioklas dan beberapa organisme yang relatif hidup pada zona ini. Lingkungan Terumbu Energi Rendah Pada lingkungan energi tinggi, fasies moderen terumbu type tepi platform umumnya terdiri dari inti kerangka tengah yang mengandung sebagian besar coral dan coralline alga. Inti berangsur ke arah laut melalui zona fore-reef talus sampai lumpur gamping pada air yang lebih dalam atau shales. Dan ke arah darat melalui back-reef coral algal sand sampai endapan lagoon dengan butiran yang lebih halus. Model ini menyajikan alasan yang baik untuk perkembangan terumbu energi tinggi dalam banyak posisi; meskipun beberapa bentuk terumbu energi yang lebih randah juga dijumpai. Pembagian zona karakteristik terumbu energi rendah tidak begitu baik berkembang seperti terumbu energi tinggi dan terumbu cenderung membentuk bidang datar melingkar sampai elip. Pertumbuhan organisme pada terumbu energi rendah umumnya didominasi oleh bentukbentuk delicate, branching dan tersusun oleh pasir dan lumpur karbonat yang sederhana dengan organisme yang sangat mirip bagi komposisi organisme tipe terumbu (James, 1984). Bentuk pertumbuhan (buildups) energi rendah lainnya tersusun sebagian besar oleh organisme non-terumbu yang terdiri dari tiang-tiang fragmen skeletal berbentuk gundukan atau mound dan / atau lumpur gamping bioklastik yang kaya organisme skeletal dengan sedikit organisme boundstone. Bentuk struktur semacam ini dinamakan reef-mound atau simply-mound.

James dan Bourque (1992) mengelompokkan mound seperti diatas kedalaman tiga tipe utama, yaitu : 1. Microbial-mounds, thrombolities. 2. Skeletal-mounds, mengandung sisa-sisa organisme yang terperangkap atau buffed dalam lumpur. 3. Mud-mounds, terbentuk oleh akumulasi lumpur plus berbagai sejumlah fosil. yang mengandung calcimicrobes, stromatolities, dan

Anda mungkin juga menyukai