Anda di halaman 1dari 2

PELAKSANAAN DEMOKRASI REFORMASI (1998-sekarang)

A. Pelaksanaan Demokrasi Masa Transisi

PADA

MASA

Masa transisi berlangsung pada saat presiden Soeharto menyatakan berhenti dan menyerahkan kekuasaannya pada wakil Presiden B.J. Habibie sesuai pasal 8 UUD 1945. Disebut masa tramsisi karena merupakan masa perpindahan pemerintahan (dari orde baru ke reformasi). Presiden B.J. Habibie sendiri menyatakan bahwa pemerintahannya adalah pemerintahan transisional. Pada masa transisi ini banyak sekali pembangunan dan perkembangan kearah kehidupan negara demokratis. Beberapa pembangunan ke arah demokrasi, antara lain sebagai berikut
a. Keluarnya ketetapan-ketetapan MPR RI dalam siding istimewa bulan November 1998

sebagai awal perubahan system demokrasi secara konstitusional


b. Ditetapkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25

Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan daerah
c. Keluarnya Undang-Undang Politik, yaitu UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai

Politik, UU No. 3 Tahun 1999 tentang pemilihan umum, dan UU No. 4 Tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD d. Melakukan proses peradilan bagi para pejabat negara dan pejabat lainnya yang terlibat korupsi, kolusi, dan nepotisme serta penyalahgunaan kekuasaan e. Adanya jaminan kebebasan kemasyarakatan secara luas pendirian partai politik ataupun organisasi

f. Pembebasan sejumlah narapidana politik semasa Orde baru g. Melaksanakan Pemilihan umum 1999 yang bebas dan demokratis dengan diikuti banyak partai politik h. Kebebasan pers yang luas termasuk tidak adanya pencabutan SIUPP (Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers) i. Terbukanya kesempatan yang luas dan bebas untuk warga negara dalam melaksanakan demokrasi di berbagai bidang Antara tahun 1998 sampai tahun 1999 dianggap tahun yang penuh dengan gejolak dan kerusuhan. Beberapa kasus kerusuhan tersebut, antara lain

Kerusuhan di Aceh Kerusuhan dan pertentangan di wilayah Timor Leste Konflik di Ambon dan Maluku

Era transisi berakhir dan munculnya kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri pada siding MPR bulan Oktober 1999. Sejak saat itu Indonesia memasuki masa reformasi.

B. Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1999 - sekarang)


Beberapa tuntutan reformasi diupayakan penyelesaiannya, seperti Pengadilan bagi para pejabat negara yang korupsi Pemberian prinsip otonomi yang luas kepada daerah otonom Pengadilan bagi para pelaku pelanggaran hak asasi manusia

Peningkatan prinsip-prinsip demokrasi yang penting, yaitu jaminan penegakan hak asasi manusia dengan dikeluarkannya UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Pada bulan Juli 2001 melalui Sidang Istimewa MPR, Presiden Abdurrahman Wahid diberhentikan oleh MPR dan digantikan oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden untuk masa bakti 2001-2004 sedangkan Wakil Presidennya Hamzah Haz. Kepemimpinan ini membentuk Kanibet Gotong Royong. Pelaksanaan demokrasi yang sangat penting pada masa reformasi ini adalah adanya amandemen terhadap UUD 1945. Amandemen UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan memperbarui konstitusi negara agar sesuai dengan prinsip-prinsip negara demokrasi. Proses amandemen terhadap UUD 1945, yaitu Amandemen pertama tahun 1999 Amandemen kedua tahun 2000 Amandemen ketiga tahun 2001 Amandemen keempat tahun 2002

Masa kepemimpinan Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz berakhir pada tahun 2004. Susilo Bambang Yodoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk masa bakti 2004-2009.

Anda mungkin juga menyukai