Anda di halaman 1dari 10

INKONTINENSIA URINE

DEFINISI
Inkontinensia Urine adalah ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran
air kemih. Inkontinensia urin bisa terjadi pada usia berapapun dan masing-masing
memiliki penyebab yang berbeda. Sekitar 1 dari 3 orang usia lanjut memiliki masalah
dengan kandung kemihnya dan wanita 2 kali lebih sering terkena.
Ginjal secara teratur menghasilkan air kemih, yang mengalir melalui dua tabung
panjang yang disebut ureter ke kandung kemih (tempat penyimpanan air kemih). Bagian
terendah dari kandung kemih dilingkari oleh otot (sfingter) yang terus menerus
berkontraksi agar saluran pembuangan air kemih (uretra) tetap tertutup, sehingga air
kemih tetap berada dalam kandung kemih sampai kandung kemih terisi penuh. Jika
kandung kemih telah penuh, maka akan disampaikan pesan dari kandung kemih ke
medula spinalis, yang diteruskan ke otak sehingga seseorang merasa ingin berkemih.
Kemudian secara sadar dia akan memutuskan apakah akan segera membuang
kemihnya atau menahannya sebentar. Jika diputuskan akan berkemih, maka otot sIingter
akan mengendur sehingga air kemih mengalir melalui uretra dan otot dinding kandung
kemih berkontrakasi untuk mendorong air kemih keluar. Dorongan ini bisa ditingkatkan
oleh kontraksi dinding perut dan dasar panggul yang akan meningkatkan tekanan pada
kandung kemih.
Keseluruhan proses menahan dan mengeluarkan air kemih ini sangat kompleks
dan kemampuan untuk mengendalikan pengeluaran air kemih bisa mengalami gangguan
pada setiap tingkatan proses tersebut dan oleh berbagai kelainan. Akibat dari gangguan
ini adalah hilangnya pengendalian terhadap pengeluaran air kemih.
PENYEBAB
Jenis inkontinensia dibedakan berdasarkan awal mula timbulnya inkontinensia,
apakah baru terjadi dan secara tiba-tiba atau timbul secara bertahap dan menetap.
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah inIeksi kandung kemih (sistitis).
Penyebab lainnya adalah:

1. EIek samping obat
2. Penyakit yang mempengaruhi pergerakan atau menyebabkan linglung
3. Asupan minuman yang mengandung kaIein atau alkohol berlebihan
4. Keadaan yang menyebabkan iritasi kandung kemih atau uretra (misalnya
;aginitis atropik atau sembelit yang berat).

Inkontinensia menahun bisa terjadi akibat:
perubahan di dalam otak
perubahan di dalam kandung kemih atau uretra
kelainan saraI yang menuju atau berasal dari kandung kemih.
Perubahan-perubahan ini terutama sering ditemui pada usia lanjut dan wanita
pasca menopause.
PATOFISIOLOGI
Inkontinensia urine dapat terjadi dengan berbagai maniIestasi, antara lain:
O ungsi sIingter yang terganggu menyebabkan kandung kemih bocor bila batuk
atau bersin. Bisa juga disebabkan oleh kelainan di sekeliling daerah saluran
kencing.
O ungsi otak besar yang terganggu dan mengakibatkan kontraksi kandung kemih.
O %erjadi hambatan pengeluaran urine dengan pelebaran kandung kemih, urine
banyak dalam kandung kemih sampai kapasitas berlebihan.
Inkontinensia urine dapat timbul akibat hiperreIleksia detrusor pada lesi suprapons
dan suprasakral. Ini sering dihubungkan dengan Irekuensi dan bila jaras sensorik masih
utuh, akan timbul sensasi urgensi. Lesi LMN dihubungkan dengan kelemahan sIingter
yang dapat bermaniIestasi sebagai stress inkontinens dan ketidakmampuan dari kontraksi
detrusor yang mengakibatkan retensi kronik dengan overIlow Ada beberapa pembagian
inkontinensia urin, tetapi pada umumnya dikelompokkan menjadi 4:
1. Urinary stress incontinence
2. Urge incontinence
3. %otal incontinence
4. OverIlow incontinence
O Stress urinary incontinence terjadi apabila urin secara tidak terkontrol keluar
akibat peningkatan tekanan di dalam perut. Dalam hal ini, tekanan di dalam
kandung kencing menjadi lebih besar daripada tekanan pada urethra. Gejalanya
antara lain kencing sewaktu batuk, mengedan, tertawa, bersin, berlari, atau hal
lain yang meningkatkan tekanan pada rongga perut. Pengobatan dapat dilakukan
secara tanpa operasi(misalnya dengan Kegel exercises, dan beberapa jenis obat-
obatan), maupun secara operasi (cara yang lebih sering dipakai).

O Urge incontinence timbul pada keadaan otot detrusor yang tidak stabil, di mana
otot ini bereaksi secara berlebihan. Gejalanya antara lain perasaan ingin kencing
yang mendadak, kencing berulang kali, kencing malam hari, dan inkontinensia.
Pengobatannya dilakukan dengan pemberian obat-obatan dan beberapa latihan.

O %otal incontinence, di mana kencing mengalir ke luar sepanjang waktu dan pada
segala posisi tubuh, biasanya disebabkan oleh adanya Iistula (saluran abnormal
yang menghubungkan suatu organ dalam tubuh ke organ lain atau ke luar tubuh),
misalnya Iistula vesikovaginalis (terbentuk saluran antara kandung kencing
dengan vagina) dan/atau Iistula urethrovaginalis (saluran antara urethra dengan
vagina). Bila ini dijumpai,dapat ditangani dengan tindakan operasi.

O OverIlow incontinence adalah urin yang mengalir keluar akibat isinya yang sudah
terlalu banyak di dalam kandung kencing akibat otot detrusor yang
lemah.Biasanya hal ini dijumpai pada gangguan saraI akibat penyakit diabetes,
cedera pada sumsum tulang belakang, atau saluran kencing yang tersumbat.
Gejalanya berupa rasa tidak puas setelah kencing (merasa urin masih tersisa di
dalam kandung kencing), urin yang keluar sedikit dan pancarannya lemah.
Pengobatannya diarahkan pada sumber penyebabnya.




GE1ALA
Pembagian inkontinensia uri berdasarkan pola gejalanya
Jenis DeIinisi Penyebab
Inkontinensia
desakan
Ketidakmampuan untuk
menunda pengeluaran air
kemih lebih dari beberapa
menit setelah penderita
merasakan kandung kemihnya
penuh
InIeksi saluran
kemih
Kandung kemih yg
terlalu aktiI
Penyumbatan aliran
kemih
Batu & tumor
kandung empedu
Obat, terutama
diuretik
Inkontinensia
karena stres
Kebocoran air kemih, biasanya
berupa pancaran kecil, yg
disebabkan oleh meningkatnya
tekanan di dalam perut, yg
terjadi pada saat penderita
batuk, tertawa, mengedan,
bersin atau mengangkat benda
berat
Kelemahan pada
sIingter (otot yg
mengendalikan aliran
kemih dari kandung
kemih)
Pada wanita,
berkurangnya tahanan
terhadap aliran kemih
melalui uretra, biasanya
karena kekurangan
estrogen
Perubahan anatomis
yg disebabkan oleh
melahirkan banyak
anak atau pembedahan
panggul
Pada pria,
pengangkatan prostat
atau cedera pada bagian
atas uretra atau leher
kandung kemih
Inkontinensia
aliran berlebih
Penimbunan air kemih dalam
kandung kemih yg terlalu
banyak sehingga sIingter tidak
mampu menahannya dan
Penyumbatan aliran
air kemih, biasanya
disebabkan oleh
pembesaran atau kanker
terjadi kebocoran yg hilang-
timbul, seringkali tanpa sensasi
kandung kemih
prostat (pada pria) &
karena penyempitan
uretra (pada anak-anak)
Kelemahan otot
kandung kemih
Kelainan Iungsi
saraI
Obat-obatan
Inkontinensia
total
Kebocoran berkesinambungan
karena sIingter tidak menutup
Cacat bawaan
Cedera pada leher
kandung kemih
(misalnya karena
pembedahan)
Inkontinensia
psikogenik
Hilangnya pengendalian
karena kelainan psikis
Gangguan emosional
(misalnya depresi)
Inkontinensia
campuran
Gabungan dari berbagai
keadaan diatas
Banyak wanita yg mengalami
inkontinensia campuran antara
stress & desakan
Gabungan dari berbagai
penyebab diatas


DIAGNOSA
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis
inkontinensia:
1. Analisa air kemih, untuk menentukan apakah terdapat inIeksi atau tidak.
2. Pengukuran jumlah air kemih yang tersisa di dalam kandung kemih
melalui pemeriksaan USG atau kateterisasi. Sisa air kemih yang banyak
menunjukkan adanya penyumbatan atau kelainan pada saraI atau otot
kandung kemih.
3. Penilaian urodinamik dilakukan untuk mengukur tekanan kandung kemih
pada saat kosong dan pada saat terisi. Pemeriksaan ini terutama eIektiI
dilakukan pada inkontinensia menahun.
4. Pengukuran laju aliran kemih dilakukan untuk mengetahui adanya
penyumbatan aliran kemih dan kekuatan kontraksi otot kandung kemih.

Pada inkontinensia karena stres dilakukan pemeriksaan vagina dan pemeriksaan
panggul (untuk mengetahui apakah lapisan uretra atau vagina mengalami
penipisan akibat kekurangan estrogen).

PENGOBATAN
Beberapa langkah sederhana bisa dilakukan untuk merubah perilaku penderita:
1. %eknik perubahan perilaku, misalnya membiasakan diri untuk berkemih
setiap 2-3 jam untuk menjaga agar kandung kemih relatiI kosong.
2. Menghindari minuman yang bisa menyebabkan iritasi kandung kemih,
misalnya minuman yang mengandung kaIein.
3. Minum sebanyak 6-8 gelas/hari untuk mencegah pemekatan air kemih,
karena air kemih yang terlalu pekat bisa mengiritasi kandung kemih.
4. Menghentikan pemakaian obat-obatan yang bisa menimbulkan eIek
samping pada kandung kemih.

Pengobatan untuk inkontinensia desakan.
1. Membiasakan diri untuk berkemih secara teratur.
2. %eknik pelatihan kandung kemih yang berupa latihan otot panggul
3. Obat-obatan yang mengendurkan kandung kemih, misalnya propantelin,
imipramine, hisiamin, oksibutinin dan disiklomin.

Pengobatan untuk inkontinensia karena stres.
1. Pada wanita yang menderita inkontinensia karena stres bisa diberikan
tablet estrogen atau krim estrogen yang dioleskan langsung ke vagina.
2. Obat yang membantu memperkuat sIingter (misalnya Ienilpropanolamin
atau pseudoeIedrin) harus diberikan bersamaan dengan estrogen.
3. Penderita bisa menggunakan pembalut untuk menyerap sejumlah kecil air
kemih yang biasanya keluar pada saat mengalami stres.
4. Pada kasus yang lebih berat, yang tidak memberikan respon terhadap
pengobatan diatas, bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat
kandung kemih dan memperkuat uretra. Atau bisa diberikan suntikan
kolagen di sekeliling uretra.
Jika penyebabnya adalah pembesaran prostat atau penyumbatan lainnya, maka
dilakukan:
1. Pembedahan untuk mengangkat sebagian atau seluruh prostat
2. Pemberian obat Iinasterid seringkali bisa memperkecil ukuran prostat atau
menghentikan pertumbuhannya, sehingga tidak perlu dilakukan
pembedahan atau pembedahan bisa ditunda
3. Pemberian obat untuk mengendurkan sIingter (misalnya eraztosin).
Jika penyebabnya adalah kelemahan kontraksi otot kandung kemih, maka
dilakukan:
1. Pemberian obat yang meningkatkan kontraksi kandung kemih (misalnya
betanekol)
2. Menekan perut bagian bawah (tepat diatas kandung kemih) bisa membantu
mengosongkan kandung kemih
3. Kateterisasi (pemasangan selang kecil melalui uretra) untuk
mengosongkan kandung kemih dan mencegah komplikasi (misalnya
inIeksi berulang dan kerusakan ginjal).
Inkontinensia total diatasi dengan berbagai prosedur pembedahan. Salah satunya
adalah mengganti sIingter yang tidak menutup sebagaimana mestinya dengan
sIingter buatan.
Pengobatan untuk inkontinensia psikogenik adalah psikoterapi yang
biasanya dilakukan bersamaan dengan perubahan perilaku dan pemakaian alat
yang bisa membangunkan anak ketika mulai mengompol atau obat untuk
mencegah kontraksi kandung kemih. Kepada penderita yang mengalami depresi
bisa diberikan obat anti-depresi. Jika inkontinensia tidak dapat sepenuhnya
dikendalikan oleh berbagai pengobatan spesiIik diatas, maka untuk melindungi
kulit serta memungkinkan penderita tetap merasa kering, nyaman dan bisa
melakukan kegiatan sosial, maka penderita bisa menggunakan pembalut dan
pakaian dalam khusus.




















INKONTINENSIA URINE






DISUSUN OLEH :

ARI NURACHMAT
ASFIHAN
DIMAS CHANDRA PRATAMA
FEBRI HARYANTO
IRVAN FAZLYN
SEPTIAN RIZQI POHAN
SUHENDRI ERFANDI
YANUAR FIRMANSYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2009
REPERENSI

Health-sciences. 2009. Jurnal Inkontinensia urin,(Online),(http://www.unsri.ac.id.
/mrdetail/896/, diakses 28 oktober 2009)

Health-sciences. 2009, (http://medical-Iree.blogspot.com/2008/06/delirium.html,
diakses 28 Oktober 2009)

Anda mungkin juga menyukai