Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN Mielomeningokel (Mylomeningocele)

A LNGLk1IAN
Mylomenlngocele adalah kelalnan splnal bawaan kompleks yang menyebabkan perubahan
LlngkaL cacaL oLoL splnal aLau melodysplasla (ArLlcle Aprll 2006)
Myelomenlngocele adalah suaLu kerusakan kongenlLal yang Ler[adl dl saluran sumsum Lulang
belakang dan Lulang punggung aklbaL darl Lldak LerLuLup sebelum lahlr kondlsl lnl Lermasuk kondlsl darl
splna blflda (ArLlkel kesehaLan MareL 2008)
Mlelomenlngokel menggambarkan benLuk dlsraflsme yang pallng beraL yang mellbaLkan
kolumna verLebralls dan Ler[ad ldengan lnslden seklLar 1/1000 kelahlran hldup


Menlngokel adalah penon[olan darl pembungkus medulla splnalls melalul splna blflda dan LerllhaL
sebagal ben[olan pada permukaan embengkakan klsLls lnl dlLuLupl oleh kullL yang sangaL Llpls ada
kasus LerLenLu kelalnan lnl dapaL dlkoreksl dengan pembedahan embedahan Lerdlrl darl lnslsl
menlngokel dan penuLupan dura meLerkemudlan kullL dlaLas cacaL dlLuLup Pldrosefalus kemungklnan
merupakan kompllkasl yang memerlukan dralnase (rlnslp
keperawaLan edlaLrlc 8osa M sachrln Pal283)
Menlngokel merupakan kelalnan kongenlLal SS yang pallng serlng Ler[adl 8lasanya LerleLak dl
garls Lengah Menlngokel blasanya LerdapaL dl daerah servlkal aLau daerah Lorakal sebelah aLaskanLong
hanya berlsl selapuL oLak sedangkan korda LeLap dalam korda splnalls (dalam durameLer Lldak LerdapaL
saraf) 1ldak LerdapaL gangguan sensorlk dan moLorlk 8ayl akan men[adl normal sesudah operasl (lkA
lkul Pal1136)
Splna blflda dlmanlfesLaslkan pada hamplr semua kasus dlsraflsme splnal yang merupakan
Lermlnologl unLuk kelompok kelalnan splnal yang umumnya menun[ukkan keLldaksempurnaan
menuLupnya [arlngan mesenklm Lulang dan saraf dl garls Lengah (8uku A[ar neurologl Anak Pal144)
embaglan dlsraflsme splnal anLara laln
1 Splna blflda okulLa
efek LerdapaL pada arkus verLebraLa Lanpa hernlasl [arlngan
2 Menlngokel splnalls
efek pada durameLer dan arkus splnalls Pernlasl [arlngan saraf splnalls
aLau sebaglan medulla splnalls
3 Menlngomlelokel
kanLung hernlasl Lerdlrl darl lepLomenlngen calran [arlngan saraf berupa
serabuL splnalls aLau sebaglan medulla splnalls
4 MlelomenlngoslsLokel
kanLung Lerdlrl darl lepLomenlngen calran cerebrosplnal serabuL saraf yang
membennLuk klsLa berlsl calran yang berhubungan dengan kanalls senLralls
3 8aklsklsls splnal lengkap
1ulang belakang Lerbuka seluruhnya


ANIIS

unLuk memperkuaL dan menun[ang Lugas Lulang belakang dalam menyangga beraL badan maka Lulang
belakang dl perkuaL oleh oLoL dan llgamenL anLara laln
L|gament
1 LlgamenL lnLersegmenLal ( menghubungkan seluruh pan[ang Lulang belakang darl u[ung ke u[ung )
a LlgamenL LonglLudlnalls AnLerlor
b LlgamenL LonglLudlnalls osLerlor
c LlgamenL prasplnosum
2 LlgamenL lnLrasegmenLal ( Menghubungkan saLu ruas Lulang belakang ke ruas yang berdekaLan )
a LlgamenLum lnLerLransversum
b LlgamenLum flavum
c LlgamenLum lnLersplnosum
3 LlgamenLum llgamenLum yang memperkuaL hubungan dl anLara Lulang occlplLalls dengan verLebra Cl
dengan C2 dan llgamenLum sacrollllaca dl anLara Lulang sacrum dengan Lulang plnggul
tot otot
1 CLoL oLoL dlndlng peruL
2 CLoL oLoL exLensor Lulang punggung
3 CLoL gluLeus maxlmus
4 CLoL llexor paha ( lllopsoas )
3 CLoL hamsLrlngs

C L1ILGI
enyebab mlelomenlngokel Lldak dlkeLahul secara pasLl namun sebagalmana halnya semua
defek penuLupan Luba neuralls ada predlsposlsl geneLlk anLara laln sebagal berlkuL
O 8eslko berulang seLelah seseorang Lerkena menlngkaL darl 34 dan menlngkaL sampal seklLar 10
pada dua kehamllan abnormal sebelumnya
O lakLor nuLrlsl dan llngkungan
O lakLor maLernal
ke[adlan mlelomenlngokel klraklra 73 darl seluruh penyebab splna blflda dan
perbandlngannya adalah 1 800 kelahlran hldup

A1IISILGI
CacaL pembuluh neural adalah hasll proses LeraLogenlc yang menyebabkan kerusakan
penuLupan dan perbedaan abnormal pembuluh neural embrlo selama empaL mlngu perLama usla
kehamllan keadaan kerusakan pembuluh neural adalah anencephaly dan myelomenlngocele
Anencephaly dlhasllkan darl kerusakan penuLupan anencephaly arlrosLral akhlr pembuluh neural hasll
formasl lnkompllL oLak dan Lengkorak Myelomenlngocele dlhasllkan darl kerusakan penuLup caudal
akhlr pembuluh neural dlhasllkan pada pembukaan luka aLau kanLong yang berlsl oLoL splnal dysplasLlc
akar syaraf Lulang belakang punggung dan kullL 1lngkaL anaLomlk kanLong myelomenlngocele klraklra
berhubungan dengan neurologl moLorlk dan deflslL sensor paslen
Myelomenlngocele serlng Ler[adl dengan bawaan anomalls slsLem ganda kelompok anomalls
blasanya bermuka pucaL malformasl haLl dan anomalls slsLem pencernaan Anomall saluran kemlh
seperLl gagal gln[al aLau Lldak LerbenLuknya saluran kenclng kemungklnan menlngkaLkan mordlblLas
dalam adanya dlsfungsl kandung kemlh neurogenlc



L 1ANA AN GLLAIA
Ce[alanya dapaL berupa
1. enon[olan seperLl kanLung dl punggung Lengah sampal bawah pada bayl baru lahlr
2. !lka dlslnarl kanLung LersebuL Lldak Lembus cahaya
3. kelumpuhan / kelemahan pada plnggul Lungkal aLau kakl
4. enurunan sensasl
5. lnkonLlnensla urln maupun lnkonLlnansla alvl
6. korda splnalls yang Lerkena renLan Lerhadap lnfeksl (menlnglLls)
7. Seberkas rambuL pada daerah sakral (panggul baglan belakang)
8. Lekukan pada daerah sakrum
I
k,LIkASI
kompllkasl myelomenlngocele dapaL dlklaslflkaslkan secara umum ke dalam 4 kaLegorl umum
yalLu
1 neurologlc seperLl hldrosefalus radang selapuL oLak/menlnglLls dsb
2 CrLhopedlc seperLl kelemahan aLau kelumpuhan kakl permanen
3 urologlc hllangnya kendall vu
4 CasLrolnLesLlnal
kompllkasl yang mungkln Ler[adl secara umum adalah 6
1) Pldrosefalus ( 8090 )
2) MenlnglLls
3) Pldroslrlngomlella
4) lnLrasplnal Lumor
3) klposkollosls
6) kelemahan permanen aLau parallsls pada eksLermlLas bawah
7) Serebral palsy lsfungsl baLang oLak
9) lnfeksl pada slsLem organ laln
10) Slndroma ArnoldChlarl
11) Cangguan perLumbuhan

G 1LS1 IAGNS1Ik
uSC (ulLrasonografl)
M8l
C1Scan
8adlographl
CysLogram
enllalan maLernal serum alphafeLoproLeln ( Al)

kLASIIIkASI
Splna blflda dlgolongkan sebagal berlkuL


1 Splna 8lflda CkulLa
8enLuk lnl merupakan splna blflda yang pallng rlngan kelalnan seperLl lnl blasanya LerdapaL
dldaerah sacrolumbal sebaglan besar dlLuLupl oleh kullL dan Lldak Lampak darl luar kecuall adanya
segumpal kecll rambuL dlaLas daerah yang dlhlnggapl ada keadaan seperLl lnl medula splnalls dan
sarafsaraf blasanya normal dan ge[alage[ala neurologlk Lldak dlLemukan Splna 8lflda CkulLa serlng
dldlagnosls secara Lldak senga[a saaL seseorang mengalaml pemerlksaan xray aLau M8l unLuk alasan
yang laln ada neural Lube defek (n1) [enls lnl Lldak Ler[adl hernlasl darl menlngs melalul defek pada
verLebra Lesl yang LerbenLuk Lerselubung aLau Lersembunyl dl bawah kullL ada Llpe lnl [uga Lldak
dlserLal dengan hldrosefalus dan malformasl Chlarl ll
Serlngkall lesl pada kullL berupa halry paLch slnus dermal dlmple hemangloma aLau llpoma dan
kadangkadang Llmbul gangguan neurologlk pada reglo Lorakal lumbal dan sakral ada masa
perLumbuhan anakanak dapaL pula dlLemukan parallsls spasLlk yang rlngan
eLeksl dlnl pada splna blflda okulLa sangaLlah penLlng menglngaL bahwa fungsl neurologls hanya dapaL
dlperLahankan dengan Llndakan lnLervensl bedah secara dlnl dan LepaL
kelompok lnl mencakup kelalnankelalnan llpoma splnal slnus dermal llpomlelomenlngokel
dlasLemaLomlella hlperLrofl fllum Lermlnale dan menlngokel sakral anLerlor
a Llpoma splnal
erkembangan embrlologls llpoma splnal Lldak dlkeLahul secara Lerperlncl ada kasuskasus lnl
elemen splnal normal LeLap ada namun lokaslnya abnormal Llpoma splnal adalah keadaan dl mana
LerdapaL [arlngan lemak yang masuk dl dalam [arlngan saraf sehlngga Ler[adl kerusakan dan
mengaklbaLkan dlsfungsl neurologls
ada umumnya Lldak ada kelalnan neurologls LeLapl kadang Ler[adl karena dengan berLambahnya usla
llpoma akan membesar dan menekan slsLem saraf Llpoma seperLl lnl dapaL berupa
llpomenlngomlelokel aLau melekaL pada menlngomlelokel emerlksaan radlologlk dllakukan seperLl
pada menlngokel
b Slnus dermal
Slnus dermal merupakan lubang Lerowongan (LrakLus) dl bawah kullL mulal darl epldermls
menu[u laplsan dalam menembus duramaLer dan sampal ke rongga subarakhnold 1ampllan luarnya
berupa lesung aLau dlmpel kullL yang kadang mengandung se[umpuL rambuL dl permukaannya dan
kebanyakan dl daerah lumbal 8lasanya kelalnan lnl aslmpLomaLlk namun blla menembus duramaLer
serlng menlmbulkan menlnglLls rekuren (6)
c Llpomlelomenlngokel
Llpomlelomenlngokel serlng kall LerdeLeksl sebagal suaLu gumpalan lemak pada baglan belakang
Lubuh LeruLama dl daerah lumbosakral kelalnan lnl kerap dlkalLkan sebagal deformlLas kosmeLlk
namun sebenarnya la merupakan suaLu kompleks anomall kongenlLal yang bukan hanya Lerdlrl darl
lnfllLrasl perlemakan [arlngan saraf sa[a LeLapl [uga mengandung menlngokel aLau menlngomlelokel
yang besar (6)
d lasLemaLomlella
lasLemaLomlella merupakan salah saLu manlfesLasl dlsraflsme splnal yang [arang Ler[adl dan
Lerdlrl aLas komponenkomponen
1erbelahnya medula splnalls men[adl dua hemlkord uramaLer dapaL LeLap saLu aLau membenLuk sepLa
Ada Lulang rawan yang menon[ol darl korpus verLebra dan membelah kedua hemlkord dlaLas
Lokasl dlasLemaLomlella blasanya dl daerah Loraks aLau Lorakolumbar dan [uga blasanya ada
abnormallLas verLebra (hemlverLebra) Clrl khas darl kelalnan lnl adalah adanya se[umpuL rambuL darl
daerah yang ada dlasLemaLomlella

2 Splna 8lflda SlsLlka (AperLa)
a Menlngokel
Splna blflda [enls lnl mengalaml slmpel hernlasl darl menlngs melalul defek pada verLebra korda
splnalls dan akar saraf Lldak lkuL mengalaml hernlasl melalul baglan dorsal darl dural sac Lesl yang
Llmbul pada menlngokel sangaL penLlng unLuk dlbedakan dengan mlelomenlngokel karena penanganan
dan prognoslsnya sangaL berbeda 8ayl yang lahlr dengan menlngokel blasanya pada pemerlksaan flsls
memberlkan gambaran yang normal 8ayl yang lahlr dengan menlngokel Lldak memlllkl malformasl
neurologlk seperLl hldrosefalus dan Chlarl ll !enls lnl merupakan benLuk yang [arang Ler[adl
b Mlelomenlngokel
Mlelomenlngokel adalah keadaan dl mana Ler[adl hernlasl korda splnalls dan akar saraf membenLuk
kanLung yang [uga berlsl menlngs kanLung lnl berproLrusl melalul verLebra dan defek muskulokuLaneus
korda splnalls serlng berakhlr pada kanLung lnl dan Lerbuka keluar dlserLal ekspose darl kanalls senLralls
embukaan darl sLrukLur saraf LersebuL dlsebuL neural placode n1 Llpe lnl adalah benLuk yang pallng
serlng Ler[adl Cangguan neurologls seperLl hldrosefalus dan malformasl Chlarl ll serlngkall menyerLal
mlelomenlngokel Sebagal Lambahan mlelomenlngokel memlllkl lnsldens yang Llnggl sehubungan
dengan malformasl lnLesLlnal [anLung dan esofagus dan [uga anomall gln[al dan urogenlLal 8ayl yang
lahlr dengan mlelomenlngokel memlllkl orLhopedlc anomalles pada exLremlLas bawah dan anomall pada
urogenlLal melalul keLerllbaLan akar saraf pada reglo sakral (12)
1ampak ben[olan dlgarls Lengah sepan[ang Lulang belakang kebanyakan mlelomenlgokel berbenLuk oval
dengan sumbu pan[angnya berorlenLasl verLlkal Lokasl Lerbanyak adalah dl daerah Lorakolumbal dan
frekuensl makln berkurang kearah dlsLal kadang mlelomenlngokel dlserLal defek kullL aLau permukaan
yang hanya dllaplsl oleh selapuL Llpls kelalnan neorologlk berganLung pada LlngkaL leLak luas dan lsl
kelalnan LersebuL karena lLu dapaL berupa paraplegla paraparesls monoparesls lnkoLlnensla urln dan
alvl gangguan sensorlk serLa gangguan refleks


I kGNSIS
Mlelomenlngokel adalah penon[olan menlnges dan sebaglan medulla splnalls selaln kanLong
berlsl CSS aerah lumbal aLau lumbosakral LerdapaL pada 42 kasus Lorakolumna pada 27 kasus sacral
21 kasus dan Lorakal aLau servlkal pada 10 kasus 8ayl dengan mlelomenlngokel mudah Lerkena
cedera selama proses kelahlran Pldrosefalus LerdapaL pada hamplr semua anak yang menderlLa splna
blflda (83 sampal 90)klraklra 60 sampal 70 LersebuL memlllkl lC normal

I LIL,LGI
Mlelomenlngokel merupakan kelalnan kongenlLal yang dl bawah se[ak lahlr yang serlng
berhubungan dengan hldrosefalus4 Secara umum angka ke[adlan menlngohldromlelokel dl negara Asla
Lermasuk lndonesla berklsar anLara 0103 per 1000 bayl lahlr hldup sedangkan dl negara Lropa dan
Amerlka uLara berklsar anLara 123 per 1000 bayl lahlr hldup

k LNCLGAAN
encegahan yang dapaL dllakukan unLuk menghlndarl Ler[adlnya penyaklL splna blflda khususnya
menlngohydromlelokel adalah
1) 8eslko Ler[adlnya splna blflda blsa dlkurangl dengan mengkonsumsl asam folaL
2) kekurangan asam folaL pada seorang wanlLa harus dlkoreksl sebelum wanlLa LersebuL hamll karena
kelalnan lnl Ler[adl sangaL dlnl
3) kepada wanlLa yang berencana unLuk hamll dlan[urkan unLuk mengkonsumsl asam folaL sebanyak 04
mg/harl kebuLuhan asam folaL pada wanlLa hamll adalah 1 mg/harl




L LNA1ALAkSANAAN
embedahan mlelomenlngokel dllakukan pada perlode neonaLal unLuk mencegah rupLure
erbalkan dengan pembedahan pada lesl splnal dan plrau CSS pada bayl hldrosefalus dllakukan pada
saaL kelahlran encangkokan kullL dlperlakukan blla leslnya besar AnLlbloLlc profllakLlk dlberlkan unLuk
mencegah menlnglLls lnLervensl keperawaLan yang dllakukan LerganLung ada Lldaknya dlsfungsl dan
beraL rlngannya dlsfungsl LersebuL pada berbagal sysLem Lubuh

O unLuk splna blflda okulLa aLau manlngokel Lldak dlperlukan pengobaLan
O erbalkan mlelomenlngokel dan kadangkadang menlngokel secara bedah dlperlukan
O Apablla dllakukan perbedahan secara bedah maka perlu dlpasang suaLu plrau (shunL) unLuk
memungklnkan dralnase CSS dan mencegah Llmbulnya hldrosefalus dan penlngkaLan Lekanan
lnLrakranlum
O Sekslo sesarae Lerencana sebelum melahlrkan dapaL mengurangl kerusakan neurologls yang Ler[adl
pada bayl dengan defek korda splnalls
















, ASUAN kLLkAWA1AN
1 AkLlvlLas lsLlrahaL
1anda kelumpuhan oLoL
kelemahan umum/kelemahan oLoL (Lrauma dan adanya kompresl saraf)
2 Slrkulasl
1anda 8erdebardebar puslng saaL melakukan perubahan poslsl saaL bergerak
PlpoLensl heperLensl posLural bradlkardl eksLrlmlLas dlngln dan pucaL Pllangnya kerlngaL pada daerah
yang Lerkena
3 Lllmlnasl
1anda lnkonLlnensla defekasl dan berkemlh
8eLensl urlne lsLensl abdomen perlsLalLlk usus hllang
4 Makanan/calran
1anda Mengalaml dlsLensl abdomen perlsLalLlk usus hllang
3 Plglene
1anda SangaL keLerganLungan dlam melakukan akLlvlLas seharlharl (bervarlasl)
6 neurosensorl
Ce[ala kesemuLasn rasa Lerbakar pada lengan/kakl parallsls flaksls/spasLlslLas dapaL Ler[adl
saaL syok splnal LeraLasl
1anda kelumpuhan kelemahan
kehllangan sensasl
kehllangan refleks/refleks aslmeLrls Lermasuk Lendon dalam
7 nyerl /keLldaknyamanan
Ce[ala nyerl Lekan oLoL
1anda mengalaml deformlLas posLur nyerl Lekan verLebral
8 ernapasan
Ce[ala napas pendek sullL bernapas
1anda pernapasan dangkal/labored perlode awpneu penurunan bunyl napas ronkl pucaL
slanosls
9 keamanan
Ce[ala suhu yang berflukLuasl (suhu Lubuuh dlambll pada suhu kamar)

IAGNSA
1 8eslko pola nafas Lldak efekLlf b/d kerusakan persarafan darl dlafragma (lesl pada nervus splnal)
2 erubahan ellmlnasl urlnarlus b/d gangguan dalam persyarafan kandung kemlh
3 kerusakan lnLegrlLas kullL b/d adanya edema aLau Lekanan

Intervens|
1 8eslko pola nafas Lldak efekLlf b/d kerusakan persarafan darl dlafragma
1u[uan MemperLahankan venLllasl adekuaL dlbukLlkannya dengan Lldak adanya dlsLres
pernapasan dan CA dalam baLas yang Lldak dlLerlma
krlLerla hasll paslen dapaL bernapas balk dan lancar
lnLervensl
1 erLahankan [alan napas dengan poslsl kepala leblh Llnggl darl LenpaL Lldur
8 Memudahkan dan memperLahankan [alan napas
1 ka[l fungsl pernapasan dengan menglnLrukslkan paslen dengan napas dalam
8 Lrauma pad C1C2 menyebabkan hllangnya fungsl pernapasan secara menyeluruh 1rauma C4C3
mengaklbaLkan hllangnya fungsl pernapasan yang bervarlasl 1raquma dlbawah C6C7 Lldak
mengganggu oLoL pernapasan LeLapl berpengwaruh pada kelemahan oLoL lnLerkosLal
1 AuskulLasl suara napas
8 kemungklnan Ler[adlnya kompllkasl hlpervenLllasl
1 erubahan ellmlnasl urlnarlus b/d gangguan dalam persyarafan kandung kemlh
1u[uan mengungkapkan pemahaman LenLang kondlsl
krlLerla hasll dapaL memperLahankan keselmbangan haluaran dengan urlne [ernlh
lnLervensl
1 ka[l pola berkemlh seperLl frekuensl [umlahnya
8 mengldenLlflkasl fungsl kandung kemlh
1 alpasl adanya dlsLensl kandung kemlh dan observasl pengeluaran urlne
8 dlsfungsl kandung kemlh bervarlasl
1 Lakukan perawaLan kaLeLer blla perlu
8 menurunkan reslko Ler[adlnya lrlLasl kullL/kerusakan kullL aLau lnfeksl keaLas menu[u gln[al
1 kerusakan lnLegrlLas kullL b/d adanya edema aLau Lekanan
1u[uan mengldenLlflkasl fakLor reslko lndlvldual
krlLerla hasll dapaL memahaml kebuLuhan Llndakan
lnLervensl
1 lnspeksl seluruh area kullL caLaL penglslan kapller
8 kullL blasanya cenderung rusak karena perubahan slrkulasl perlfer
1 Lakukan masase dan lubrlkasl pada kullL
8 menlngkaLkan slrkulasl dan mellndungl permukaan kullL
1 8erslhkan dan kerlngkan kullL
8 mengurangl dan mencegah Ler[adlnya lrlLasl pada kullL



















O KUPISUSU -zaaNers UIN )akarta-
4 !usL anoLher Wordresscom weblog
4 alaman
AbouL
O Sindikasi
4 1ullsan
4 komenLar
O eta
4 afLar
4 Masuk log
O Pome
O AbouL

SPINA BIFIDA
SPINA BIFIDA
Kasus
Bayi Ny. V lahir dengan kelainan tulang belakang, dokter mengatakan bayi menderita spina
biIida.
Definisi
Spina BiIida (Sumbing Tulang Belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra),
yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk
secara utuh. (http://www.medicastore.com/)
Spina biIida adalah gagal menutupnya columna vertebralis pada masa perkembangan Ietus.
DeIek ini berhubugan dengan herniasi jaringan dan gangguan Iusi tuba neural.
Gangguan Iusi tuba neural terjadi sekitar minggu ketiga setelah konsepsi, sedangkan
penyebabnya belum diketahui dengan jelas.
Beberapa hipotesis terjadinya spina biIida antara lain adalah :
1 1erhenLlnya proses pembenLukan Luba neural karena penyebab LerLenLu
2 Adanya Lekanan yang berleblh dlkanalls senLralls yang baru LerbenLuk sehlngga menyebabkan
rupLur permukaan Luba neural
3 Adanya kerusakan pada dlndlng Luba neural yang baru LerbenLuk karena suaLu penyebab
( Buku ajar Ilmu Kesehatan Anak, A.H. Markum:2002)
Penyebab
#esiko melahirkan anak dengan spina biIida berhubungan erat dengan kekurangan asam Iolat,
terutama yang terjadi pada awal kehamilan. Kelainan bawaan lainnya yang juga ditemukan pada
penderita spina biIida (diagnosa banding) :
- Hidrocephalus
- Siringomielia
- Dislokasi pinggul
Beberapa jenis spina biIida :
1 CkulLa merupakan splna blflda yang pallng rlngan SaLu aLau beberapa verLebra Lldak LerbenLuk
secara normal LeLapl korda splnalls dan selapuLnya (menlngens) Lldak menon[ol
Gejalanya :
- Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang)
- Lekukan pada daerah sakrum
1 Menlngokel menlngens menon[ol melalul verLebra yang Lldak uLuh dan Leraba sebagal suaLu
ben[olan darl calran dlbawah kullL
- menonjolnya meninges
- sumsum tulang belakang
- cairan serebrospinal
1 Mlelokel [enls splna blflda yang pallng beraL dlmana korda splnalls menon[ol dan kullL
dlaLasnya Lampak kasar da merah
ejala
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan saraI yang
terkena. Gejalanya berupa:
- Penonjolan seperti kantung dipunggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir
- Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya
- Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki
- Penurunan sensasi
- Inkontinensia urine, maupun inkontinensia tinja
- Korda spinalis yang terkena, rentan terhadap inIeksi (meningitis).
http://images.google.co.id/images
Komplikasi
Terjadi pada salahsatu syaraI yang terkena dengan menimbulkan suatu kerusakan pada syaraI
spinal cord, dengan itu dapat menimbulkan suatu komplikasi tergantung pada syaraI yang rusak.
Patofisiologi
Cacat terbentuk pada trisemester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak terbentuknya
mesoderm pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah menyatu (prosesus nasalis dan
maksilaris) pecah kembali. (Media Aesculapius. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 Jilid 2.
2000. Jakarta: MA.)
HidroseIalus seringsepalus empuan 3 kali lebih dominan. pusatsi i Ioramen Luschkahasilkan
peningkatan tekanan dan dilatasi dari aliran proksikali dihubungkan dengan Mielomeningokel
yang seharusnya diamati perkembangannya pada bayi. Pada kasus yang masih tersisa terdapat
riwayat inIeksi intrauterin (toksoplasmosis, sitomegalovirus), perdarahan perinatal (anoksik atau
traumatik), dan meningoensepalitis neonatal (bakteri atau virus).
Pengobatan
Tujuan dari pengobatan awal adalah:
- Mengurangi kerusakan saraI akibat spina biIida
- Meminimalkan komplikasi (misalnya inIeksi)
O embedahan dllakukan unLuk menuLup lubang yang LerbenLuk dan unLuk mengobaLl
hldrosefalus kelalnan gln[al dan kandung kemlh serLa kelalnan benLuk flslk yang serlng
menyerLal splna blflda
O 1erapl flslk dllakukan agar pergerakan sendl LeLap Ler[aga dan unLuk memperkuaL fungsl oLoL
O unLuk mengobaLl aLau mencegah menlnglLls lnfeksl saluran kemlh dan lnfeksl lalnnya dlberlkan
anLlbloLlk
O unLuk membanLu memperlancar allran alr kemlh blsa dllakukan penekanan lembuL dlaLas
kandung kemlh
O leL kaya seraL dan program pelaLlhan buang alr besar blsa membanLu memperbalkl fungsl
saluran pencernaan
Pencegahan
O 8eslko Ler[adlnya splna blflda blsa dlkurangl dengan mengkonsumsl asam folaL
O kekurangan asam folaL pada seorang wanlLa harus dlLanganl sebelum wanlLa LersebuL hamll
karena kelalnan lnl Ler[adl sangaL dlnl
O ada wanlLa hamll dlan[urkan unLuk mengkonsumsl asam folaL sebanyak 04 mg/harl
kebuLuhan asam folaL pada wanlLa hamll adalah 1 mg/harl
Pemeriksaan Diagnostik
- USG : Untuk mengetahui apakah ada kelainan spina biIida pada bayi yang dikandung
adalah melalui pemeriksaan USG. Hal itu dapat diketahui ketika usia bayi 20 minggu.
- Pemeriksaan darah pada ibu
Dengan teknik AFP : hanya membutuhkan sedikit sampel darah dari lengan ibu dan tidak
beresiko terhadap janin. Bila hasil skrining positiI biasanya diperlukan test lanjutan untuk
memastikan adanya kelainan genetik pada janin yang lahir kelak menderita cacat.
- Pemeriksaan air ketuban ibu
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
O lakLor geneLlk
Faktor genetik merupakan dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan,
derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan
tulang. Termasuk Iaktor genetik adalah sebagai Iaktor bawaan yang normal dan patologik, jenis
kelamin, suku bangsa,. Potensi genetik yang bermutu jika berinteraksi dengan lingkungan secara
positiI akan dicapai hasil akhir yang optimal
Faktor herediter, sebagai Iaktor yang sudah dipastikan.
75 dari Iaktor keturunan resesiI dan 25 bersiIat dominan.
Mutasi gen.
Kelainan kromosom
O lakLor llngkungan
1 Llngkungan merupakan fakLor yang sangaL menenLukan Lercapal aLau Lldaknya poLensl bawaan
Llngkungan yang balk memungklnkan poLensl bawaan Lercapal sedangkan yang kurang balk
akan menghambaLnya Llngkungan lnl merupakan llngkungan bloflslkopslkososlal" yang
mempengaruhl lndlvldu seLlap harl mulal darl konsepsl sampal akhlr hayaL anLara laln
Faktor usia ibu
Obat-obatan.
Asetosal, Aspirin (SCHA#DEIN-1985) #iIampisin, Fenasetin, SulIonamid, Aminoglikosid,
Indometasin, Asam FluIetamat, IbuproIen, Penisilamin, Antihistamin dapat menyebabkan celah
langit-langit. Antineoplastik, Kortikosteroid
Nutrisi
Penyakit : inIeksi SiIilis, virus rubella
#adiasi
Stres emosional
Trauma (trimester pertama)
O lakLor pslkososlal 8espon orang Lua Lerhadap bayl/anak
#asa bersalah
Kemampuan membuat keputusan tentang pengobatan/ tindakan segera
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain
Pertumbuhan dan Perkembangan selama masa bayi :
Fisik Motorik kasar Motorik halus
enambahan beraL badan
130 sampal 210 gr seLlap mlnggu
selama 6 bulan perLama
- Penambahan tinggi
badan 2,5 cm setiap bulan
selama 6 bulan pertama.
- Peningkatan lingkar
kepala sebesar 1,5 cm setiap
bulan selama 6 bulan pertama.
- Ada reIleks primitiI
dan kuat
- #eIleks mata boneka
dan reIleks dansa menghilang.
- PernaIasan hidung
harus terjadi.
Memlllh poslsl fleksl dengan
felvls Llnggl LeLapl luLuL Lldak
dlbawah abdomen blla Lelengkup
- Dapat memutar kepala
dari satu sisi ke sisi lain bila
telengkup.
- Mengalami head lag
yang nyata, khususnya bila
menarik kepala dari posisi
berbaring ke posisi duduk.
- Menahan kepala sebentar
secara Iaralel dan dlam garis
tengah dan tertahan dlam posisi
telengkup.
- Menunjukan reIleks leher
1angan LerLuLup secara
umum
- #eIleks menggenggam
kuat.
- Tangan mengatup pada
kontak dengan mainan.
tonik asimetris bila telentang
- Bila menahan dalam
posisi berdiri, tubuh lemas pada
lutut dan panggul
Asuhan Keperawatan
Pengkajian keperawatan
- #iwayat prenatal
- #iwayat keluarga dengan deIek spinal cord
- Pemeriksaan Iisik :
Adanya myelomeningocele sejak lahir
Peningkatan lingkar kepala
Hipoplasi ekstremitas bagian bawah
Kontraktur/ dislokasi sendi
Adanya inkontinensia urin dan Ieses
#espon terhadap stimulasi
Kebocoran cairan cerebrospinal
Diagosa keperawatan :
1 8lslko Llnggl lnfeksl bd splnal malformaLlon luka operasl dan shunL
Ganguan perIusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intrakranial
Tujuan :
1 Anak bebas darl lnfeksl
2 Anak menun[ukan respon neurologlk yang normal
Kriteria hasil :
- Suhu dan TTV normal
- Luka operasi, insisi bersih
Intervensi #asional
MonlLor LandaLanda vlLal Cbservasl Landa
lnfeksl perubahan suhu warna kullL malas
mlnum lrrlLablllLy perubahan warna pada
myelomelngocele
- Ukur lingkar kepala setiap 1 minggu
sekali, observasi Iontanel dari cembung dan
palpasi sutura kranial
- Ubah posisi kepala setiap 3 jam untuk
mencegah dekubitus
- Observasi tanda-tanda inIeksi dan
obstruksi jika terpasang shunt, lakukan
perawatan luka pada shunt dan upayakan agar
shunt tidak tertekan
unLuk mellhaL LandaLanda Ler[adlnya reslko
lnfeksl
Untuk melihat dan mencegah terjadinya
TIK dan hidrosepalus
Untuk mencegah terjadinya luka inIeksi
pada kepala (dekubitus)
Menghindari terjadinya luka inIeksi dan
trauma terhadap pemasangan shunt
1 8erduka bd kelahlran anak dengan splnal malformaLlon
Tujuan :
Orangtua dapat menerima anaknya sebagai bagian dari keluarga
Kriteria hasil :
- Orangtua mendemonstrasikan menerima anaknya dengan menggendong, memberi
minum, dan ada kontak mata dengan anaknya
- Orangtua membuat keputusan tentang pengobatan
- Orangtua dapat beradaptasi dengan perawatan dan pengobatan anaknya
Intervensi #asional
orong orangLua mengekspreslkan
perasaannya dan perhaLlannya Lerhadap baylnya
dlskuslkan perasaan yang berhubungan dengan
pengobaLan anaknya
- Bantu orangtua mengidentiIikasi aspek
normal dari bayinya terhadap pengobatan
- Berikan support orangtua untuk
membuat keputusan tentang pengobatan pada
anaknya
unLuk memlnlmalkan rasa bersalah dan sallng
menyalahkan
Memberikan stimulasi terhadap orangtua
untuk mendapatkan keadaan bayinya yang
lebih baik
Memberikan arahan/suport terhadap
orangtua untuk lebih mengetahui keadaan
selanjutnya yang lebih baik terhadap bayi
1 Cangguan perLumbuhan dan perkembangan bd kebuLuhan poslLlonlng deflslL sLlmulasl dan
perplsahan
Tujuan :
Anak mendapat stimulasi perkembangan
Kriteria hasil :
- Bayi / anak berespon terhadap stimulasi yang diberikan
- Bayi / anak tidak menangis berlebihan
- Orangtua dapat melakukan stimulasi perkembangan yang tepat untuk bayi / anaknya
Intervensi #asional
A[arkan orangLua cara merawaL baylnya
dengan memberikan terapi pemijatan bayi
- Posisikan bayi prone atau miring
kesalahasatu sisi
- Lakukan stimulasi taktil/pemijatan
saat melakukan perawatan kulit
Agar orangLua dapaL mandlrl dan menerlma
segala sesuaLu yang sudah Ler[adl
Untuk mencegah terjadinya luka inIeksi dan
tekanan terhadap luka
Untuk mencegah terjadinya luka memar dan
inIeksi yang melebar disekitar luka
1 8lslko Llnggl Lrauma bd lesl splnal
Tujuan :
Pasien tidak mengalami trauma pada sisi bedah/lesi spinal
Kriteria Hasil:
- Kantung meningeal tetap utuh
- Sisi pembedahan sembuh tanpa trauma
Intervensi #asional
8awaL bayl dengan cermaL
Tempatkan bayi pada posisi telungkup
atau miring
Gunakan alat pelindung di sekitar
unLuk mencegah kerusakan pada kanLung
menlngeal aLau slsl pembedahan
Untuk meminimalkan tegangan pada
kantong meningeal atau sisi pembedahan
kantung ( mis : slimut plastik bedah)
ModiIikasi aktiIitas keperawatan rutin
(mis : memberi makan, member
kenyamanan)
Untuk memberi lapisan pelindung agar
tidak terjadi iritasi serta inIeksi
Mencegah terjadinya trauma
1 8eslko Llnggl cedera bd penlngkaLan lnLra kranlal (1lk)
Tujuan : pasien tidak mengalami peningkatan tekanan intrakranial
Kriteria Hasil : anak tidak menunjukan bukti-bukti peningkatan TIK
Intervensi #asional
Cbservasl dengan cermaL adanya LandaLanda
penlngkaLan 1lk
Lakukan pengkajian Neurologis dasar pada
praoperasi
Hindari sedasi
Ajari keluarga tentang tanda-tanda
peningkatan TIK dan kapan harus
memberitahu
unLuk mencegah keLerlambaLan Llndakan
Sebagai pedoman untuk pengkajian
pascaoperasi dan evaluasi Iungsi Iirau
Karena tingat kesadaran adalah pirau penting
dari peningkatan TIK
Praktisi kesehatan untuk mencegah
keterlambatan tindakan
1 8lslko Llnggl kerusakan lnLegrlLas kullL dan elemlnasl urln bd parallsls peneLesan urln yang
konLlnu dan feses
Tujuan :
pasien tidak mengalami iritasi kulit dan gangguan eleminasi urin
Kriteria hasil :
kulit tetap bersih dan kering tanpa bukti-bukti iritasi dan gangguan eleminasi.
Intervensi #asional
!aga agar area perlneal LeLap berslh dan kerlng dan
LempaLkan anak pada permukaan pengurang
Lekanan
Masase kulit dengan perlahan selama
pembersihan dan pemberian lotion.
Berikan terapi stimulant pada bayi
Untuk mengrangi tekanan pada lutut dan
pergelangan kaki selama posisi telengkup
Untuk meningkatkan sirkulasi.
Untuk memberikan kelancaran eleminasi
Daftar Pustaka
Markum A.H. :k: Afar Ilm: Kesehatan Anak, Jakarta : EGC, 2002.
Media Aesculapius. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 Jilid 2. Jakarta: MA, 2000.
Whaley`s and Wong. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edis 4. Jakarta : EGC, 2003.
(http://www.medicastore.com/

Makalah Spina Bifida


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak
kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting
terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-
bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal
ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang
dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenitaI besar, umumnya akan dilahirkan
sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya.
Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20 meninggal dalam
minggu pertama kehidupannya.
Disamping pemeriksaan Iisik, radiologik dan laboratorik untuk menegakkan diagnose kelainan
kongenital setelah bayi lahir, dikenal pula adanya diagnosisi pre/- ante natal kelainan kongenital
dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu misalnya pemeriksaan ultrasonograIi, pemeriksaan
air ketuban dan darah janin. Penyebab langsung kelainan kongenital sering kali sukar diketahui.
Pertumbuhan embryonal dan IetaI dipengaruhi oleh berbagai Iaktor seperti Iaktor genetik, Iaktor
lingkungan atau kedua Iaktor secara bersamaan. Banyak kelainan kongenital yang tidak
diketahui penyebabnya. Faktor janinnya sendiri dan Iaktor lingkungan hidup janin diduga dapat
menjadi Iaktor penyebabnya. Masalah sosial, hipoksia, hipotermia, atau hipertermia diduga dapat
menjadi Iaktor penyebabnya. Seringkali penyebab kelainan kongenitai tidak diketahui. Salah satu
kelainan congenital yang sering terjadi adalah meningokel.
Angka kejadiannya adalah 3 di antara 1000 kelahiran. Terjadi karena adanya
deIek pada penutupan spina yang berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak normal korda
spinalis atau penutupnya. Biasanya terletak di garis tengah. Meningokel biasanya terdapat di
daerah servikal atau daerah torakal sebelah atas. Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan
korda tetap dalam korda spinalis (dalam durameter tidak terdapat saraI).
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak 1. Agar mahasiswa mengetahui dan
memahami apa yang dimaksud dengan Maningokel dan dapat memberikan Asuhan Keperawatan
yang sesuai.
b. Tujuan Khusus
Agar para pembaca mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan Maningokel dan bisa
memberikan Asuhan Keperawatan yang sesuai dengan standar keperawatan yang telah
ditentukan.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Medis
1. Pengertian
Meningokel adalah penonjolan dari pembungkus medulla spinalis melalui spina biIida dan
terlihat sebagai benjolan pada permukaan. Pembengkakan kistis ini ditutupi oleh kulit yang
sangat tipis. Pada kasus tertentu kelainan ini dapat dikoreksi dengan pembedahan. Pembedahan
terdiri dari insisi meningokel dan penutupan dura meter. Kemudian kulit diatas cacat ditutup.
HidroseIalus kemungkinan merupakan komplikasi yang memerlukan drainase. (Prinsip
Keperawatan Pediatric, #osa M. sachrin. Hal-283).
Meningokel merupakan kelainan kongenital SSP yang paling sering terjadi. Biasanya terletak di
garis tengah. Meningokel biasanya terdapat di daerah servikal atau daerah torakal sebelah atas.
Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam korda spinalis (dalam durameter
tidak terdapat saraI). Tidak terdapat gangguan sensorik dan motorik. Bayi akan menjadi normal
sesudah operasi. (IKA-FKUI. Hal-1136).
Spina biIida dimaniIestasikan pada hampir semua kasus disraIisme spinal yang merupakan
terminologi untuk kelompok kelainan spinal yang umumnya menunjukkan ketidaksempurnaan
menutupnya jaringan mesenkim, tulang dan saraI di garis tengah. . (Buku Ajar Neurologi Anak.
Hal-144)
Pembagian disraIisme spinal antara lain:
a. Spina biIida okulta DeIek terdapat pada arkus vertebrata tanpa herniasi jaringan.
b. Meningokel spinalis DeIek pada durameter dan arkus spinalis. Herniasi jaringan saraI spinalis
atau sebagian medulla spinalis.
c. Meningomielokel Kantung herniasi terdiri dari leptomeningen, cairan, jaringan saraI berupa
serabut spinalis atau sebagian medulla spinalis.
d. Mielomeningosistokel Kantung terdiri dari leptomeningen, cairan cerebrospinal, serabut saraI
yang membenntuk kista berisi cairan yang berhubungan dengan kanalis sentralis.
e. #akiskisis spinal lengkap Tulang belakang terbuka seluruhnya
2. Etiologi/ Penyebab
Penyebab spesiIik dari meningokel atau spina biIida belum diketahui. Banyak Iactor seperti
keturunan dan lingkungan diduga terlibat dalam terjadinya deIek ini. Tuba neural umumnya
lengkap empat minggu setelah konsepsi. Hal-hal berikut ini telah ditetapkan sebagai Iaktor
penyebab; kadar vitamin maternal rendah, termasuk asam Iolat: mengonsumsi klomiIen dan
asam valIroat: dan hipertermia selama kehamilan. Diperkirakan hampir 50 deIek tuba neural
dapat dicegah jika wanita bersangkutan meminum vitamin-vitamin prakonsepsi, termasuk asam
Iolat. (buku saku keperawatan pediatric e/3 |Cecila L. Betz & Linda A. Sowden.2002| hal-468)
Kelainan konginetal SSP yang paling sering dan penting ialah deIek tabung neural yang terjadi
pada 3-4 per 100.000 lahir hidup. Bermacam-macam penyebab yang berat menentukan
morbiditas dan mortalitas, tetapi banyak dari abnormalitas ini mempunyai makna klinis yang
kecil dan hanya dapat dideteksi pada kehidupan lanjut yang ditemukan secara kebetulan.
(Patologi Umum Dan Sistematik Vol 2, J.C.E. Underwood. 1999. hal-885)
3. Gambaran Klinis
Akibat spina biIida, terjadi sejumlah disIungsi tertentu pada rangka, kulit dan saluran
genitourinari akibat spina biIida, tetapi tergantung pada bagian medulla spinalis yang terkena.
Pada meningokel dapat ditemukan:
a. Kantong herniasi CSS yang dapat dilihat pada daerah lumbosakral
b. HidroseIalus.
4. PatoIisiologi
Ada dua jenis kegagalan penyatuan lamina vertebrata dan kolumna spinalis: spina biIida okulta
dan spina biIida sistika. Spina biIida okulta adalah deIek penutupan dengan meninges tidak
terpajan di permukaan kulit. DeIek vertebralnya kecil, umumnya pada daerah lumbosakral.
Spina biIida sistika adalah deIek penutupan yang menyebabkan penonjolan medula spinalis dan
pembungkusnya. Meningokel adalah penonjolan yang terdiri dari meningens dan sebuah kantong
berisi cairan serebrospinal (CSS): penonjolan ini tertutup kulit biasa. Tidak ada kelainan
neurologi, dan medulla spinalis tidak terkena. HidroseIalus terdapat pada 20 kasus spina biIida
sistika. Meningokel umumnya terdapat pada lumbosakral atau sacral.
Mielomeningokel adalah penonjolan meninges dan sebagian medulla spinalis, selain kantong
berisi CSS. Daerah lumbal atau lumbosakral terdapat pada 42 kasus; torakolumna pada 27
kasus, sacral 21 kasus; dan torakal atau servikal pada 10 kasus. Bayi dengan
mielomeningokel mudah terkena cedera selama proses kelahiran. HidroseIalus terdapat pada
hampir semua anak yang menderita spina biIida (85 sampai 90);kira-kira 60 sampai 70
tersebut memiliki IQ normal. Anak dengan mielomeningokel dan hidroseIalus menderita
malIormasi system saraI pusat lain, dengan deIormitas Arnold-Chiari yang paling umum.
Penyebab spesiIik dari meningokel atau spina biIida belum diketahui. Banyak Iactor seperti
keturunan dan lingkungan diduga terlibat dalam terjadinya deIek ini. Tuba neural umumnya
lengkap empat minggu setelah konsepsi. Halhal berikut ini telah ditetapkan sebagai Iaktor
penyebab; kadar vitamin maternal rendah, termasuk asam Iolat: mengonsumsi klomiIen dan
asam valIroat: dan hipertermia selama kehamilan. Diperkirakan hampir 50 deIek tuba neural
dapat dicegah jika wanita bersangkutan meminum vitamin-vitamin prakonsepsi, termasuk asam
Iolat. (buku saku keperawatan pediatric e/3 |Cecila L. Betz & Linda A. Sowden.2002| hal-468).
Banyak ahli percaya bahwa deIek primer pada NTD (neural tube deIect) merupakan kegagalan
penutupan tuba neural selama perkembangan awal embrio. Akan tetapi, ada bukti bahwa deIek
ini merupakan akibat dari pemisahan tuba neural yang sudah menutup karena peningkatan
abnormal tekanan cairan serebrospinal selama trimester pertama. Derajat disIungsi neurologik
secara lansung berhubungan dengan level anatomis deIek tersebut dan saraI-saraI yang terlibat.
Kebanyakan mielomeningokel melibatkan area lumbal atau lumbosakral, dan hidroseIalus
merupakan anomali yang sering menyertainya (90 sampai 95). (buku ajar keperawatan
pediatrik, Donna L. Wong. Hal-1425)
Pembedahan dilakukan secepatnya pada spina biIida yang tidak tertutup kulit, sebaiknya dalam
minggu pertama setelah lahir. Kadang-kadang sebagai akibat eksisi meningokel terjadi
hidroseIalus sementara atau menetap, karena permukaan absorpsi CSS yang berkurang.
Kegagalan tabung neural untuk menutup pada hari ke-28 gestasi, atau kerusakan pada
strukturnya setelah penutupan dapat dideteksi in utero dengan pemeriksaan ultrasonogrIi. Pada
90 kasus, kadar alIa-Ietoprotein dalam serum ibu dan cairan amnion ditemukan meningkat;
penemuan ini sering digunakan sebagai prosedur skrining. Keterlibatan baik kranial maupun
spinal dapat terjadi; terminology spina biIida digunakan pada keterlibatan spinal, apabila
malIormasi SSP disertai rachischisis maka terjadi kegagalan lamina vertebrata. (Patologi Umum
Dan Sistematik Vol 2, J.C.E. Underwood. 1999. hal-885).
Posisi tengkurap mempengaruhi aspek lain dari perawatan bayi. Misalnya, posisi bayi ini, bayi
lebih sulit dibersihkan, area-area ancaman merupakan ancaman yang pasti, dan pemberian
makanan menjadi masalah. Bayi biasanya diletakkan di dalam incubator atau pemanas sehingga
temperaturnya dapat dipertahankan tanpa pakaian atau penutup yang dapat mengiritasi lesi yang
rapuh. Apabila digunakan penghangat overhead, balutan di atas deIek perlu sering dilembabkan
karena eIek pengering dari panas yang dipancarkan.
Sebelum pembedahan, kantung dipertahankan tetap lembap dengan meletakkan balutan steril,
lembab, dan tidak lengket di atas deIek tersebut. Larutan pelembab yang dilakukan adalah salin
normal steril. Balutan diganti dengan sering (setiap 2 sampai 4 jam). Dan sakus tersebut diamati
dengan cermat terhadap kebocoran, abrasi, iritasi, atau tanda-tanda inIeksi. Sakus tersebut harus
dibersihkan dengan sangat hati-hati jika kotor atau terkontaminasi. Kadangkadang sakus pecah
selama pemindahan dan lubang pada sakus meningkatkan resiko inIeksi pada system saram
pusat.
Latihan rentang gerak ringan kadang-kadang dilakukan untuk mencegah kontraktur, dan
meregangkan kontraktur dilakukan, bila diindikasikan. Akan tetapi latihan ini dibatasi hanya
pada kaki, pergelangan kaki dan sendi lutut. Bila sendi panggul tidak stabil, peregangan terhadap
Ileksor pinggul yang kaku atau otot-otot adductor, mempererat kecenderungan subluksasi.
Penurunan harga diri menjadi ciri khas pada anak dan remaja yang menderita keadaan ini.
#emaja merasa khawatir akan kemampuan seksualnya, penguasaan social, hubungan kelompok
remaja sebaya, dan kematangan serta daya tariknya. Beratnya ketidakmampuan tersebut lebih
berhubungan dengan persepsi diri terhadap kemampuannya dari pada ketidakmampuan yang
sebenarnya ada pada remaja itu.
5. Deteksi Prenatal
Terdapat kemungkinan untuk menentukan adanya beberapa NTD terbuka selama masa prenatal.
Pemindaian ultrasuara pada uterus dan peningkatan konsentrasi alIaIetoprotein (AFP), suatu
gamma, globulin yang spesiIik pada Ietus, dalam cairan amnion mengindikasikan adanya
arenseIali atau
Mielomeningokel. Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan diagnostic ini adalah pada
usia gestasi 16 dan 18 minggu, sebelum konsentrasi AFP yang normalnya menurun, dan pada
saat yang tepat untuk melakukan aborsi terapeutik. Pengambilan sampel virus koronik (chorionic
villus sampling, CVS) juga merupakan pemeriksaan untuk diagnostik NTD pada masa prenatal.
Prosedur diagnostic di atas direkomendasikan untuk semua ibu yang telah melahirkan anak
dengan gangguan ini dan dan pemeriksaan ditawarkan bagi semua wanita hamil. Selain itu,
rencana kelahiran dengan sesar dapat menurunkan disIungsi motorik. (buku ajar keperawatan
pediatrik, Donna L. Wong. Hal-1425)
6. Penatalaksanaan Medis dan Bedah
Pembedahan mielomeningokel dilakukan pada periode neonatal untuk mencegah rupture.
Perbaikan dengan pembedahan pada lesi spinal dan pirau CSS pada bayi hidroseIalus dilakukan
pada saat kelahiran. Pencangkokan kulit diperlakukan bila lesinya besar. Antibiotic proIilaktik
diberikan untuk mencegah meningitis. Intervensi keperawatan yang dilakukan tergantung ada
tidaknya disIungsi dan berat ringannya disIungsi tersebut pada berbagai system tubuh. y y Untuk
spina biIida okulta atau maningokel tidak diperlukan pengobatan Perbaikan mielomeningokel,
dan kadang-kadang meningokel, secara bedah diperlukan y Apabila dilakukan perbedahan secara
bedah, maka perlu dipasang suatu pirau (shunt) untuk memungkinkan drainase CSS dan
mencegah timbulnya hidroseIalus dan peningkatan tekanan intrakranium y Seksio sesarae
terencana, sebelum melahirkan, dapat mengurangi kerusakan neurologis yang terjadi pada bayi
dengan deIek korda spinalis





7. Penyimpangan KDM






























B. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
a. Anamnesa :
a) Identitas bayi.
b) Identitas ibu
b. #iwayat kehamilan ibu.
Kadar alIa-Ietoprotein dalam serum ibu dan cairan amnion ditemukan meningkat pada usia 16-18
minggu 4. #iwayat kelahiran. Seksio sesarae terencana atau normal
c. #iwayat Keluarga.
Anak sebelumnya menderita spina biIida
d. #iwayat atau adanya Iaktor resiko
Jenis kelamin laki-laki
2. Pemeriksaan Fisik.
Observasi adanya maniIestasi mielomeningokel
a) Kantong yang dapat dilihat
b) Gangguan sensori biasanya disIungsi motorik parallel
1) Di bawah vertebra lumbal kedua
Flaksid, paralis parsial areIleksik pada ekstremitas bawah
Berbagai derajat deIisit sensori
Inkontenensia aliran berlebihan dengan penetesan urin konstan
Kurang kontrol deIikasi
Prolapsus rektal (kadang-kadang)
2) Di bawah vertebra sakrum ketiga.
Tidak ada kerusakan motorik.
Dapat berupa anestesia sadel dengan paralis sIingter kandung kemih dan sIingter anus.


3) DeIormitas sendi (terkadang terjadi di uterus).
Talipes valgus atau kontraktur varus.
KiIosis
Skoliosis lumbosakral
Dislokasi pinggul
c) Lakukan atau bantu dengan pemeriksaan neurologis untuk menentukan tingkat kerusakan
motorik dan sensorik
d) Inspeksi mielomeningokel untuk adanya perubahan pada penampilan, sebagai contoh, abrasi,
robekan, tanda-tanda inIeksi.
e) Observasi adanya tanda-tanda hidroseIalus.
I) Observasi adanya tanda-tanda alergi lateks .
g) Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian.
h) #adiologi.
i) TomograIi
3. Diagnosa Keperawatan
a. #esiko tinggi inIeksi berhubungan dengan adanya organisme inIektiI.
b. #esiko tinggi trauma berhubungan dengan lesi spinal
c. #esiko tinggi trauma berhubungan dengan kerusakan sirkulasi cairan serebrospinal
d. #esiko tinggi cidera berhubungan dengan pemajanan berulang pada produk lateks dan alergi
lateks
e. Kerusakan mobilitas Iisik berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan sekunder akibat
peningkatan tekanan intrakranial .
I. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perubahan emosi pada semua anggota
keluarga yang berkaitan dengan pengobatan atau sakitnya anggota keluarga
g. #esiko tinggi penatalaksanaan program terapeutik tidak eIektiI berhubungan dengan
ketidaktahuan tentang pengobatan atau teknik
h. #isiko hambatan kedekatan orang tua-bayi berhubungan dengan hambatan untuk
menggendong sekunder akibat pemantauan pada perawatan intensiI
i. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan imobilitas sekunder akibat reposisi
tidak eIektiI
j. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake inadekuat.
4. Intervensi Keperawatan
a. #esiko tinggi inIeksi berhubungan dengan adanya organisme inIektiI.
Tujuan : Pasien mengalami penurunan risiko terhadap inIeksi system saraI pusat dengan Kriteria
hasil Hasil yang di harapkan kantong meningeal tetap bersih, utuh, dan tidak menunjukkan
buktibukti inIeksi
Intervensi / rasional
1) Posisikan bayi untuk mencegah kontaminasi urin dan Ieses
2) Bersihkan mielomeningokel dengan cermat menggunakan salin normal steril bila bagian ini
menjadi kotor atau terkontaminasi.
3) Berikan balutan steril dan lembab dengan larutan steril sesuai instruksi (salin normal,
antibiotik) untuk mencegah pengeringan kantong.
4) Berikan antibiotik sesuai resep Pantau dengan cermat tanda-tanda inIeksi (peningkatan suhu,
peka rangsang, latergi, kaku kuduk) untuk mencegah keterlambatan pengobatan dalam
pengobatan
5) Berikan perawatan serupa untuk sisi operatiI pada paskaoperasi.
b. #esiko tinggi trauma berhubungan dengan lesi spinal
Tujuan : Pasien tidak mengalami trauma pada sisi bedah/lesi spinal dengan criteria hasil Kantong
meningeal tetap utuh Sisi pembedahan sembuh tanpa trauma
Intervensi keperawatan/ #asional
1) #awat bayi dengan cermat untuk mencegah kerusakan pada kantong meningeal atau sisi
pembedahan
2) Gunakan alat pelindung di sekitar kantong missal; selimut plastic bedah, potong sesuai ukuran
dan sesuai ukuran dan tempelkan dibawah kantong di samping sacrum dan selimuti dengan
longgar untuk memberikan lapisan pelindung
3) ModiIikasi aktiIitas keperawatan rutin (misal; member makan, merapikan tempat tidur,
aktiIitas kenyamanan) untuk mencegah trauma
c. #isiko tinggi trauma berhubungan dengan kerusakan sirkulasi cairan serebrospinal
Sasaran: pasien tidak mengalami tekanan intracranial, dengan criteria hasil tekanan intracranial
dan hidoseIalus terdeteksi dini, dan intervensi yang tepat diimplementasikan.
Intervensi keperawatan/rasional
1) Ukur lingkaran oksiIitoprontal setiap hari untuk mendeteksi peningkatan tekanan intracranial
dan terjadinya hidroseIalus.
2) Observasi adanya tanda-tanda peningkatan intracranial, yang menunjukkan terjadinya
hidroseIalus., Peka rangsang, Latergi Bayi, Menangis bila diangakat atau digendong: diam bila
tetap berbaring, Peningkatan lingkar oksipitoIrontal, Peregangan sutura, Perubahan tingkat
kesadaran Anak, Sakit kepala (khusus di pagi hari), Apatis KonIusi.
d. #esiko tinggi cidera berhubungan dengan pemajanan berulang pada produk lateks dan alergi
lateks
Tujuan : Pasien mengalami pemajanan minimum pada lateks dengan criteria hasil Anak tidak
mengalami reaksi alergi terhadap lateks
. Intervensi keperawatan/rasional
1) IdentiIikasi anak dengan alergi lateks Jaga agar lingkungan bebas lateks untuk menurunkan
pemajanan
2) Ajari anggota keluarga dan pemberi perawatan lain (mis., pekerja perawatan sehari, guru)
tentang hal-hal berikut:
3) #isiko alergi lateks dan hal-hal yang harus dihindari untuk menurunkan pemajanan
4) Tanda-tanda alergi (dari gatal-gatal, ruam, dan mengi pada anaIilaktik) untuk mendeteksi
reaksi dengan cepat
5) Tindakan kedaruratan, termasuk penggunaan kit anaIilaktik dan memanggil pelayanan medis
darurat, untuk mencegah keterlambatan tindakan.
e. Kerusakan mobilitas Iisik berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan sekunder akibat
peningkatan tekanan intracranial
Tujuan : pasien tidak mengalami deIormitas ekstremitas bawah dan panggul atau resiko pasien
terhadap hal tersebut minimal dengan criteria hasil Ekstremitas mempertahankan Ileksibelitasnya
Panggul dan ekstremitas bawah dipertahankan pada artikulasi dan kesejajaran yang benar.
Intervensi keperawatan/rasional
1) Lakukan latihan rentang gerak pasiI untuk mencegah kontraktur; jangan memaksakan suatu
titik tahanan untuk mencegah trauma
2) Lakukan peregangan otot bila diindikasikan untuk mencegah kontraktur
3) Pertahankan panggul pada abduksi ringan sampai sedang untuk mencegah dislokasi, jaga agar
kaki tetap berada pada posisi netral untuk mencegah kontraktur
4) Gunakan gulungan popok, bantalan, bantal pasir kecil, atau alat yang dirancang khusus untuk
mempertahankan posisi yang diinginkan
I. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perubahan emosi pada semua anggota
keluarga yang berkaitan dengan pengobatan atau sakitnya anggota keluarga
Tujuan : Anggota keluarga mempertahankan sistem Iungsi dukungan mutual satu sama lain
dengan Kriteria hasil Ansietas keluarga berkurang yang berhubungan dengan ketakutan karena
ketidaktahuan, ketakutan karena kehilangan control emosi..


Intervensi keperawatan/rasional
1) Beri dukungan emosional kepada orang tua Bantu keluarga dalam menghadapi
kekhawatirannya terhadap situasi.
2) Ciptakan lingkungan rumah sakit yang bersiIat pribadi dan mendukung untuk keluarga
3) Libatkan anggota keluarga dalam perawatan anggota keluarganya yang sakit bila
memungkinkan (member makan, memandikan, memakai baju, ambulasi)
4) Bantu anggota keluarga mengubah harapan anggota keluarga yang sakit dengan sikap realistis.
g. #esiko tinggi penatalaksanaan program terapiutik tidak eIektiI berhubungan dengan
ketidaktahuan tentang pengobatan atau teknik dan ketidakcukupan pengetahuan
Tujuan: Keluarga mengungkapkan maksud untuk melakukan perilaku kesehatan yang diperlukan
atau keinginan untuk pulih dari penyakit dan pencegahan kekambuhan atau komplikasi. dengan
criteria hasilAnsietas keluarga berkurang yang berhubungan dengan ketakutan karena
ketidaktahuan, ketakutan karena kehilangan kontrol Anggota keluarga dapat menggambarkan
proses penyakit, penyebab dan Iactor penunjang pada gejala, dan regimen untuk penyakit atau
control gejala.
Intervensi keperawatan/rasional
1) Dapatkan jalan masuk ke dalam system keluarga, jangan mengambil alih.
2) Hindari kesan memaksa Dengarkan untuk mengetahui kesesuaian antara kekhawatiran,
hindari memberi harapan
3) Upayakan untuk mengetahui kesesuaian antara kebutuhan yang diungkapkan dengan layanan
yang diberikan perawat.
4) Gali dengan orang tua tentang penatalaksanaan masalah yang telah berhasil pada masa lalu
untuk meningkatkan percaya diri.
5) Kumpulkan ekspresi tentang perasaan, keperhatinan, dan pertanyaan dari individu dan
keluarga untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga
6) Beri dorongan keluarga untuk mencari inIormasi dan membuat keputusan berdasarkan
inIormasi untuk meningkatkan sikap positiI dan partisipasi aktiI keluarga.
h. #isiko hambatan kedekatan orang tua-bayi berhubungan dengan hambatan untuk
menggendong sekunder akibat pemantauan pada perawatan intensiI.
Tujuan : Mendemonstrasikan peningkatan perilaku kedekatan, seperti menggendong bayi dengan
dekat, tersenyum dan bicara pada bayi, dan mencari kontak mata dengan bayi dengan criteria
hasil Orang tua mulai mengungkapkan perasaan positiI mengenai bayi.
Intervensi keperawatan/rasional
1). Izinkan orang tua untuk melihat dan menyentuh bayi sebelum dipindahkan
2). Anjurkan kunjungan dini untuk ibu bila mungkin, buat hubungan teleIon yang sering dengan
pemberi perawatan bayi bila kunjungan tidak memungkinkan.
i. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan imobilitas sekunder akibat reposisi
tidak eIektiI.
Tujuan : Individu menunjukkan integritas kulit bebas dekubitus
Intervensi keperawatan/rasional
1). Ubah posisi individu untuk berbalik atau mengangkat berat badannya setiap 30 menit sampai
2 jam untuk penurunan takanan pada kulit
2). Instruksikan keluarga tentang teknik spesiIik yang digunakan dirumah untuk mencegah
dekubitus

j. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake inadekuat.
Tujuan : Membantu terpenuhinya kebutuhan nutrisi dengan krtiteria hasil Dapat
mempertahankan berat badan dalam batas normal normal.
Intervensi keperawatan/rasional.
1) Beri dosis sedikit tetapi sering
2) Pasang inIuse
3) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah intake makanan bayi.
5. Implementasi
a. Minimalkan resiko inIeksi pada sebelum dan sesdah operasi
b. Jaga pasien tidak mengalami trauma pada sisi bedah/lesi spinal.
c. Deteksi dini tanda-tanda peningkatan tekanan intra cranial.
d. Minimalkan pemajanan lateks
e. Pertahankan asupan nutrisi dan cairan
I. Pantau adanya tanda dan gejala inIeksi
g. Lakukan perawatan luka operasi: gunakan teknik steril ketika mangganti dan menguatkan
balutan
h. Ajarkan pada orang tua tentang pelaksanaan pelatihan jangka panjang
i. Beri inIormasi pada orang tua tentang teknik-teknik yang memIasilitasi mobilitas dan
kemandirian
j. Beri pendidikan pada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan normal serta
penyimpangan-penyimpangannya dari normal.
6. Evaluasi
a. Apakah anak terhidrasi dengan baik dan mempertahankan berat badannya
b. Apakah anak bebas dari inIeksi.
c. Apakah Anak dan orang tua menunjukkan kemampuan untuk melaksanakan perawatan jangka
panjang di rumah dan bebas dari komplikasi.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak
kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting
terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-
bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat.
Meningokel merupakan kelainan kongenital SSP yang paling sering terjadi. Biasanya terletak di
garis tengah. Meningokel biasanya terdapat di daerah servikal atau daerah torakal sebelah atas.
Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam korda spinalis (dalam durameter
tidak terdapat saraI). Tidak terdapat gangguan sensorik dan motorik. Bayi akan menjadi normal
sesudah operasi.
B. Saran
Deteksi dini dan pencegahan pada awal kehamilan dianjurkan untuk semua ibu yang telah
melahirkan anak dengan gangguan ini dan dan pemeriksaan ditawarkan bagi semua wanita
hamil.


DAFTA# PUSTAKA

Doenges Marillyn E,dkk. 2000 #encana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan
pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3..Jakarta: EGC.
Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Bag. 3. EGC: Jakarta.
Sacharin, #osa M.1986.Prinsip Kepeawatan Pediatrik.Jakarta:EGC
Wong , Donna L. 2004. Pedoman klinis keperawatan Pediatrik Edisi 4 . Jakarta:EGC
http://medicastore.com/penyakit/915/SpinaBiIidaSumbin
#izqi Hajar Dewi. 2010. Asuhan Keperawatan Anak Spina BiIida Dengan
Meningokel.http://www.scribd.com/doc/30381861/Asuhan-Keperawatan-Spina-BiIida-Dengan-
Meningokel?secretpassword&autodowndocx. 01 Mei 2010.














Spina Bifida (kelainan Tulang belakang)
Mei 19, 2011
Written by abangtoni
Tinggalkan komentar
A. Devinisi
Spina BiIida atau Sumbing Tulang Belakang adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra),
yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk
secara utuh. ( A.H. Markum )
B. Etiologi
Kekurangan asam Iolat pada saat kehamilan
satu gugus yang berperan dalam pembentukan DNA pada proses erithropoesis. Yaitu, dalam
pembentukan sel-sel darah merah atau eritrosit (butir-butir darah merah) dan perkembangan
sistem syaraI.
#endahnya kadar vitamin maternal
#endahnya vitamin maternal yang di konsumsi akan mengurangi vitamin yang dibutuhkan dalam
pembentukan embrio, apa lagi pada awal masa kehamilan, sehingga nutrisi yang dibutuhkan
dalam membutuk tulang pada bayi, menjadi lambat dan kurang sempurna.
C. Jenis Spina BiIida
1. Okulta
merupakan spina biIida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara
normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak menonjol.
Gejalanya :
Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang)
Lekukan pada daerah sakrum
2. Meningokel
Adalah ketika kantung berisi cairan cerebro-tulang belakang (cairan yang mengelilingi otak dan
sumsum tulang belakang) dan meninges (jaringan yang meliputi sumsum tulang belakang), tidak
ada keterlibatan saraI. meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai
suatu benjolan dari cairan dibawah kulit.
Gejala :
menonjolnya meninges
sumsum tulang belakang
cairan serebrospinal
3. Mylomeningiokel
jenis spina biIida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol dan kulit diatasnya tampak
kasar da merah. ini adalah ketika kantung berisi cairan cerebro-spinal, meninges, saraI dan
bagian dari sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang mungkin tidak benar
dikembangkan atau mungkin rusak. Tingkat kecacatan tergantung pada jumlah kerusakan saraI
dan di mana spina biIida berada. Karena kerusakan kabel tulang belakang akan ada beberapa
kelumpuhan dan hilangnya sensasi di bawah lesi
Gejala
Penonjolan seperti kantung dipunggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir
Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya
Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki
Penurunan sensasi
Inkontinensia urine, maupun inkontinensia tinja
Korda spinalis yang terkena, rentan terhadap inIeksi (meningitis).
D. Komplokasi
Terjadi pada salah satu syaraI yang terkena dengan menimbulkan suatu kerusakan pada syaraI
spinal cord, dengan itu dapat menimbulkan suatu komplikasi tergantung pada syaraI yang rusak.
Kejang
Hidrocephalus
Bayi lahir dengan spina biIida juga mungkin hydrocephalus. Selain lesi di sumsum tulang
belakang, ada kelainan pada struktur bagian-bagian tertentu dari otak, yang menyebabkan
obstruksi ke-cairan cerebro spinal (CSF) jalur drainase. CSF terakumulasi dalam ventrikel di
otak, menyebabkan mereka membengkak, sehingga kompresi dari jaringan sekitarnya.
E. PatoIisiologi
Diawali dengan hereditas dan lingkungan, rendahnya kadar vitamin maternal, kurangnya asam
Iolat, keadaan ini menyebabkan kerusakan Iormasi sel darah merah,koenzim yang tidak
terbentuk, mengakibatkan tabung saraI mengalami kegagalan untuk menutup selama bulan
pertama pada masa kehamilan, maka terjadilah spina biIida atau sumbing tulang belakang.
F. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
1. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan,
derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan
tulang. Termasuk Iaktor genetik adalah sebagai Iaktor bawaan yang normal dan patologik, jenis
kelamin, suku bangsa,. Potensi genetik yang bermutu jika berinteraksi dengan lingkungan secara
positiI akan dicapai hasil akhir yang optimal
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan Iaktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Lingkungan yang baik memungkinkan potensi bawaan tercapai, sedangkan yang kurang baik
akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan ' bio-Iisiko-psiko-sosial yang
mempengaruhi individu setiap hari mulai dari konsepsi sampai akhir hayat, antara lain :
3. Faktor psikososial
Adalah #espon orang tua terhadap bayi/anak seperti #asa bersalah, Kemampuan membuat
keputusan tentang pengobatan/ tindakan segera,Kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang
lain.
G. Pencegahan
#esiko terjadinya spina biIida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam Iolat.
Kekurangan asam Iolat pada seorang wanita harus ditangani sebelum wanita tersebut hamil,
karena kelainan ini terjadi sangat dini.
Pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam Iolat sebanyak 0,4 mg/hari.
Kebutuhan asam Iolat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari.
H. Pemeriksaan Diagnostik
USG
Untuk mengetahui apakah ada kelainan spina biIida pada bayi yang dikandung adalah melalui
pemeriksaan USG. Hal itu dapat diketahui ketika usia bayi 20 minggu.
Pemeriksaan darah pada ibu
Dengan teknik AFP : hanya membutuhkan sedikit sampel darah dari lengan ibu dan tidak
beresiko terhadap janin. Bila hasil skrining positiI biasanya diperlukan test lanjutan untuk
memastikan adanya kelainan genetik pada janin yang lahir kelak menderita cacat.
I. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian keperawatan
#iwayat prenatal
#iwayat keluarga dengan deIek spinal cord
Pemeriksaan Iisik :
? Peningkatan lingkar kepala
? Hipoplasi ekstremitas bagian bawah
? Kontraktur/ dislokasi sendi
? Adanya inkontinensia urin dan Ieses
? #espon terhadap stimulasi
? Kebocoran cairan cerebrospinal
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ganguan perIusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intrakranial
Tujuan :
1. Anak bebas dari inIeksi
2. Anak menunjukan respon neurologik yang normal
Kriteria hasil :
? Suhu dan TTV normal
? Luka operasi, insisi bersih
Intervensi #asional
Monitor tanda-tanda vital dan Observasi tanda inIeksi : perubahan suhu, warna kulit, malas
minum , irritability, perubahan warna pada myelomeingocele
Ukur lingkar kepala setiap 1 minggu sekali, observasi Iontanel dari cembung dan palpasi sutura
kranial
Ubah posisi kepala setiap 3 jam untuk mencegah dekubitus
Observasi tanda-tanda inIeksi dan obstruksi jika terpasang shunt, lakukan perawatan luka pada
shunt dan upayakan agar shunt tidak tertekan Untuk melihat tanda-tanda terjadinya resiko
inIeksi
Untuk melihat dan mencegah terjadinya TIK dan hidrosepalus
Untuk mencegah terjadinya luka inIeksi pada kepala (dekubitus)
Menghindari terjadinya luka inIeksi dan trauma terhadap pemasangan shunt
2. Berduka b.d kelahiran anak dengan spinal malIormation
Tujuan :
Orangtua dapat menerima anaknya sebagai bagian dari keluarga
Kriteria hasil :
Orangtua mendemonstrasikan menerima anaknya dengan menggendong, memberi minum, dan
ada kontak mata dengan anaknya
Orangtua membuat keputusan tentang pengobatan
Orangtua dapat beradaptasi dengan perawatan dan pengobatan anaknya
Intervensi #asional
Dorong orangtua mengekspresikan perasaannya dan perhatiannya terhadap bayinya, diskusikan
perasaan yang berhubungan dengan pengobatan anaknya
Bantu orangtua mengidentiIikasi aspek normal dari bayinya terhadap pengobatan
Berikan support orangtua untuk membuat keputusan tentang pengobatan pada anaknya Untuk
meminimalkan rasa bersalah dan saling menyalahkan
Memberikan stimulasi terhadap orangtua untuk mendapatkan keadaan bayinya yang lebih baik
Memberikan arahan/suport terhadap orangtua untuk lebih mengetahui keadaan selanjutnya
yang lebih baik terhadap bayi
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d kebutuhan positioning, deIisit stimulasi dan
perpisahan
Tujuan :
Anak mendapat stimulasi perkembangan
Kriteria hasil :
Bayi / anak berespon terhadap stimulasi yang diberikan
Bayi / anak tidak menangis berlebihan
Orangtua dapat melakukan stimulasi perkembangan yang tepat untuk bayi / anaknya
Intervensi #asional
Ajarkan orangtua cara merawat bayinya dengan memberikan terapi pemijatan bayi
Posisikan bayi prone atau miring kesalahasatu sisi
Lakukan stimulasi taktil/pemijatan saat melakukan perawatan kulit Agar orangtua dapat
mandiri dan menerima segala sesuatu yang sudah terjadi
Untuk mencegah terjadinya luka inIeksi dan tekanan terhadap luka
Untuk mencegah terjadinya luka memar dan inIeksi yang melebar disekitar luka
v




KONSEP MEDIS
A. DeIenisi
Spina BiIida (Sumbing Tulang Belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang
(vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal
terbentuk secara utuh. Keadaan ini biasanya terjadi pada minggu ke empat masa embrio.
B. Etiologi
Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi diduga akibat :
OGenetik
OKekurangan asam Iolat dalam masa kehamilan
OIbu dengan epilepsi yang menderita panas tinggi dalam kehamilannya dan mengkonsumsi
obat asam valproic
C. PatoIisiologi
MultiIaktor (Idiopatik, genetik, dll)
Vertebra gagal menutup/gagal terbentuk secara utuh
Penonjolan dari korda spinalis dan akar saraI
Penurunan/gangguan Iungsi pada bagian tubuh
yang dipersaraIi
Orang tua menjadi
Kelumpuhan/kelemahan
Ketidakmampuan mengontrol
cemas pada ekstremitas bawah keinginan berkemih




Kurang terpajan immobilisasi Inkontinensia Urin
inIormasi
Resiko Kerusakan Integritas Kulit
Kurang pengetahuan
D. ManiIestasi Klinik
Terdapat beberapa jenis spina biIida:
OSpina biIida okulta (tersembunyi) : bila kelainan hanya sedikit, hanya ditandai oleh bintik,
tanda lahir merah anggur, atau ditumbuhi rambut dan bila medula spinalis dan meningens
normal.
OMeningokel : bila kelainan tersebut besar, meningen mungkin keluar melalui medula spinalis,
membentuk kantung yang dipenuhi dengan CSF. Anak tidak mengalami paralise dan mampu
untuk mengembangkan kontrol kandung kemih dan usus. Terdapat kemungkinan terjadinya
inIeksi bila kantung tersebut robek dan kelainan ini adalah masalah kosmetik sehingga harus
dioperasi.
OMielomeningokel : jenis spina biIida yang paling berat, dimana sebagian dari medula spinalis
turun ke dalam meningokel.Gejalanya berupa:
1. Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir
2. Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya
3. Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki
4. Penurunan sensasi
5. Inkontinensia urin maupun inkontinensia tinja
6. Korda spinalis yang terkena rentan terhadap inIeksi (meningitis)
E. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan Iisik.Pada trimester pertama,
wanita hamil menjalani pemeriksaan darah yang disebut triple screen. Tes ini merupakan tes
penyaringan untuk spina biIida, sindroma Down dan kelainan bawaan lainnya. 85 wanita yang
mengandung bayi dengan spina biIida, akan memiliki kadar serum alIa Ietoprotein yang tinggi.
Tes ini memiliki angka positiI palsu yang tinggi, karena itu jika hasilnya positiI, perlu dilakukan
pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat diagnosis. Dilakukan USG yang biasanya dapat
menemukan adanya spina biIida.Kadang dilakukan amniosentesis (analisa cairan ketuban).
Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan berikut:
- #ontgen tulang belakang untuk menentukan luas dan lokasi kelainan.
- USG tulang belakang bisa menunjukkan adanya kelainan pda korda spinalis maupun vertebra
- CT scan atau M#I tulang belakang kadang dilakukan untuk menentukan lokasi dan luasnya
kelainan.
F. Penatalaksanaan
Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk mengobati hidroseIalus,
kelainan ginjal dan kandung kemih serta kelainan bentuk Iisik yang sering menyertai spina
biIida. Terapi Iisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat Iungsi
otot. Untuk mengobati atau mencegah meningitis, inIeksi saluran kemih dan inIeksi lainnya,
diberikan antibiotik..
Untuk mengatasi gejala muskuloskeletal (otot dan kerangka tubuh) perlu campur tangan dari
ortopedi (bedah tulang) maupun terapi Iisik. Kelainan saraI lainnya diobati sesuai dengan jenis
dan luasnya gangguan Iungsi yang terjadi.
Kadang pembedahan shunting untuk memperbaiki hidroseIalus akan menyebabkan berkurangnya
mielomeningokel secara spontan .
KONSEP KEPE#AWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
OOrang tua klien mengungkapkan cemas
OOrang tua klien meminta inIormasi tentang tindakan yang dilakukan
OOrang tua klien sering bertanya tentang penyakit anaknya
OOrang tua tampak gelisah
OKlien tidak dapat mengerakkan kakinya
OTampak penonjolan seperti kantung di punggung tengah klien
OOrang tua klien mengeluh anaknya terus berkemih dalam jumlah besar
OEnuresis
ODiurnal
ONokturnal
2. KlasiIikasi Data
Data SubyektiI Data ObyektiI
OOrang tua klien mengungkapkan cemas
OOrang tua klien mengeluh anaknya terus
berkemih dalam jumlah besar
OEnuresis
ODiurnal
ONokturnal
OOrang tua klien meminta inIormasi
tentang tindakan yang dilakukan
OOrang tua klien sering bertanya tentang
penyakit anaknya
OOrang tua tampak gelisah
OKlien tidak dapat mengerakkan kakinya
OTampak penonjolan seperti kantung di
punggung tengah klien
3. Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1 DS :
OOrang tua klien mengeluh
anaknya terus berkemih
dalam jumlah besar
DO :
OEnuresis
ODiurnal
ONokturnal
Penonjolan dari korda
spinalis dan akar saraI
Penurunan/g
angguan
Iungsi pada bagian tubuh
yang dipersaraIi
Ketidakmam
puan
mengontrol pola berkemih
Inkontinens
ia Urin






Inkontinensia Urin
2 DS :
OKlien mengungkapkan
cemas
DO :
OOrang tua klien meminta
inIormasi tentang
tindakan yang
dilakukan
OOrang tua klien sering
bertanya tentang
penyakit anaknya
OOrang tua tampak
gelisah
Penurunan/gangguan Iungsi
pada bagian tubuh yang
dipersaraIi
Orangtua
cemas
Kurang
terpajan
inIormasi
Kurang
Pengetahua
n






Kurang
Pengetahuan
3 DS : - Penurunan/gangguan Iungsi #esiko Kerusakan
DO : - pada bagian tubuh yang
dipersaraIi
Kelumpuhan
/kelemahan
pada ekstremitas bawah
Immobilisas
i
Resiko
Kerusakan
Integritas Kulit






Integritas Kulit
B. Diagnosa Keperawatan
1. Inkontinensia urin berhubungan dengan ketidakmampuan mengontrol keinginan
berkemih, yang ditandai dengan :
DS :
OOrang tua klien mengeluh anaknya terus berkemih dalam jumlah besar
DO :
OEnuresis
ODiurnal
ONokturnal
2. Kurang pengetahuan orang tua tentang proses penyakit dan penanganan penyakit anaknya
berhubungan dengan kurang terpajan inIormasi, yang ditandai dengan :
DS :
OKlien mengungkapkan cemas
DO :
OOrang tua klien meminta inIormasi tentang tindakan yang dilakukan
OOrang tua klien sering bertanya tentang penyakit anaknya
OOrang tua tampak gelisah
3. #esiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi.
C. Intervensi Keperawatan
1. Inkontinensia urin berhubungan dengan ketidakmampuan mengontrol keinginan berkemih
Tujuan:
Inkontinensia urin dapat berkurang/teratasi dengan kriteria:
OEnuresis, diurnal dan nokturnal berkurang/tidak ada
OKlien berkemih dalam jumlah dan Irekuensi yang normal
Intervensi:
1. Kaji pola berkemih dan tingkat inkontinensia klien
#asional :
Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya
2. Berikan perawatan pada kulit klien yang basah karena urin (dilap dengan air hangat
kemudian dilap kering dan diberi bedak)
#asional :
Perawatan yang baik dapat mencegah iritasi pada kulit klien
3. Anjurkan ibu klien untuk sering memeriksa popok klien, jika basah segera diganti
#asional :
Popok yang selalu basah dapat menimbulkan iritasi dan lecet pada kulit
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat (misalnya: Antikolinergik)
#asional :
Obat antikolinergik diperlukan untuk menghilangkan kontraksi kandung kemih
tak terhambat
2. Kurang pengetahuan orang tua tentang proses penyakit dan penanganan penyakit anaknya
berhubungan dengan kurang terpajan inIormasi
Tujuan:
Orang tua klien dapat memahami proses penyakit dan prosedur penanganan penyakit
anaknya,dengan kriteria:
OOrang tua klien tampak tenang
OOrang tua klien dapat menjelaskan proses penyakit dan prosedur penanganan penyakit
anaknya
Intervensi:
1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit dan penanganan
penyakit anaknya
#asional :
Sebagai data dasar dalam emnentukan intervensi selanjutnya
2. Berikan kesempatan kepada orang tua klien untuk bertanya
#asional :
Memberikan jalan untuk mengekspresikan perasaannya dan mengetahui pemahaman
orang tua klien tentang penyakit anaknya
3. Jelaskan dengan baik kepada orang tua tentang proses penyakit dan prosedur
penanganannya
#asional :
Menigkatkan pemahaman orang tua klien tentang penyakitnya anaknya
4. Berikan dukungan positiI kepada orang tua klien
#asional :
Dukungan yang positiI dapat memberikan semangat kepada orang tua untuk
menerima penyakit anaknya dan membantu proses perawatan.
3. #esiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi
Tujuan:
Kerusakan integritas kulit tidak terjadi dengan kriteria:
OKulit tampak halus dan lembut
OTidak ada iritasi/lecet, dekubitus
Intervensi:
1. Kaji tingkat keterbatasan gerak (immobilisasi) klien
#asional :
Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya
2. #ubah posisi klien setiap dua jam
#asional :
Penekanan yang lama pada salah satu bagian tubuh dapat menyebabkan terjadinya
dekubitus
3. Jaga pakaian dan linen tetap kering
#asional :
Pakaian dan linen yang basah dapat mengiritasi kulit
4. Ajarkan pada orang tua klien untuk memassage daerah yang tertekan, gunakan lotion
#asional :
Memperlancar peredaran darah, meningkatkan relaksasi dan mencegah iritasi








































hLLp//wwwscrlbdcom/doc/30381861/AsuhankeperawaLanSplna8lfldaengan
MenlngokelhLLp//wwwscrlbdcom/doc/30381861/AsuhankeperawaLanSplna8lfldaengan
Menlngokelv

Anda mungkin juga menyukai