Anda di halaman 1dari 6

Nama : Furqan NIM : 09/283485/pa/12573

Sistem Terdistribusi Rangkuman BAB 5 - Naming Flat names sangat cocok untuk mesin, tapi tidak untuk manusia. Sebagai suatu alternatif, dibuatlah sistem penamaan yang mendukung penamaan secara struktural. Tidak hanya untuk penamaan file, tapi juga penamaan host pada suatu jaringan. Name space untuk skala yang lebih luas, seperti sistem terdistribusi di dalam world wide web, biasanya teroganisir secara hirearki. Cheriton and Mann (1989), membedakan penamaan dari name space menjadi tiga layers. Global layer adalah tingkatan tertinggi dari node, yaitu node root. Administrational layer adalah node direktori yang secara bersama-sama diatur dalam organisasi tunggal. Managerial layer terdiri dari node yang secara khusus berubah secara reguler. Contohnya pada suatu DNS.

Perubahan yang terjadi pada node di global layer tidak begitu sering terjadi. Oleh sebab itu dibuatlah sebuah cache untuk bisa mempercepat proses pencarian. Sehingga client hanya tinggal mencari pada cache tersebut. Cache tersebut akan diupdate secara reguler dari Global Layer. Ketersediaan untuk sebuah name server di dalam administrational layer cukup penting untuk klien di organisasi yang sama dengan name servernya, Jika name servernya fail, maka banyak resources yang ada dalam organisasi tersebut tidak bisa diaksees.

Dalam hal performa, name server pada tingkatan administrational layer memiliki karakter yang sama dengan global layer, karena perubahan yang terjadi pada nodenya tidak terjadi setiap waktu. Pemanfaatan cache akan sangat efektif dilakukan untuk meningkatkan performa. Pada tingkatan ini, perubahan sering dilakukan. Oleh sebab itu, client-side cahing tidak efektif untk dilakukan. Berikut tabel perbandingan untuk masing layer :

Implementation of Name Resolution Ada 2 cara untuk mengimplementasikan name resolution. Iterative name resolution, sebuah name resolver menyerahkan nama yang lengkap kepada root name server. Root server akan menanganu name sejauh ia bisa dan mengembalikan hasilnya kepada klien.

Pada diagram di atas penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Client name resolver mengirimkan path name ke root name server. Root name server hanya menangani label <nl>, sisanya dikembalikan lagi ke client name resolver. 2. Client's name resolver mengontak kemabli name server berikutnya. Sisa path name yang belum ditangani tersebut (<vu,cs,ftp>) kemudian di passing lagi ke name server. Name server

tersebut hanya bisa memecahkan label <vu>. Path name yang tersisa dikembalikan lagi (<cs, ftp>. 3. Begitu seterusnya hingga seluruh path name ditangani semua. 4. Setelah sampai pada FTP server, maka client meminta FTP server untuk menangani label pub. globe, dan index.html, dan mengirimkan file yang diminta (dalam hal ini menggunakan FTP). Recursive Name resolution Dari pada harus mengembalikan setiap hasil kepada client's name resolver, dengan recursive name resolution, sebuah name server mempasing hasilnya ke name server berikutnya yang ia temukan. Contohnya, ketika root name server menemukan alamat dari name server yang mengimplementasikan node bernama nl, name server tersebut meminta bahwa name server yang harus ditangani adalah path name nl:<vu, cs, ftp, pun, globe, index.html). Name server meminta name server berikutnya untuk menangani path yang belum di tangani. Begitu seterusnya hingga kemudian dikembalikan lagi ke root name server, kemudian root name server mengembalikannya ke client's name resolver.

Ada dua keuntunganan dari rekursif name resolution : pertama adalah hasil caching lebih efektif dibandingkan dengan iterative name resolution. Kedua adalah harga/nilai/biaya komunikasi dapat dikurangi.

DNS name space DNS name space secara hirearki diatur oleh root. Labelnya merupakan karakter alphanumerik yang case sensitif. Suatu label memiliki panjang minimum 63 karakter; panjang dari path name lengkap dibatasi hingga 255 karakter. Representasi sting dari suatu path name terdiri dari suatu dafar label, dimulai dari bagian paling kanan, dan setiap label dipisahkan oleh suatu dot(.). Contohnya : <nl, vu, cd, flits>, direpresentasikan dengan suatu string flits.cs.vu.nl., dimana dot paling kanan tersebut merupakan node root

Ada beberapa tipe dari resource records.

SOA ( start of authority) CNAME(Canonical Name)

A(address) PTR(pointer)

MX (Mail Exchange) HINFO(host info)

NS(Name Server)

Attribute Based NAming - Dikenal dengan directory service, dimana sebuah sistem yang mendukung panemaaan secara umum disebut sebagai sistem penamaan.

LDAP(Lightweight directory access protocol) LDAP adalah suatu protokol aplikasi untuk mengakses dan memelihara layanan informasi direktori terdistribusi melalui suatu jaringan internet protokol. Layanan LDAP berasal dari OS1's X.500 service directory. Secara konseptual, suatu layanan direkori LDAP terdiri dari sejumlah record yang biasanya mengacu sebagai masukan direktori. Setiap record terdiri dari koleksi dari pasangan (atribute. value), dimana setiap atribut memilikimemiliki tipe yang terasosiasi. Perbedaannya terletak pada single-valued atribut dan multi-valued atribut. Di dalam LDAP, setiap masukan direktori disusun secara hirearki seperti struktur pohon, mulai dari root yang kemudian bercabang ke bawah. Pada level bagian atas, entri merupakan representasi dari organisasi yang lebih besar. Dan terus ke bawah menjadi organisasi yang lebih kecil hingga berakhir pada entri untuk individu.

contoh sederhana dari entri direktori LDAP menggunakan ketentuan penamaan LDAP

Pada contoh di atas kita menggunakan ketentuan penamaan yang dijelaskan di dalam standar LDAP. Atribut Organization dan Organization Unit menerangkan organisasi dan departemen yang terkait dengan data yang disimpan di dalam record. Demikian juga, atribut Locality, dan Country menyediakan informasi tambahan dimana masukan disimpan. CommonName atribut sering diguanakan sebagai suatu nama ntuk mengidentifikasi suatu masukan dlam bagian yang terbatas dari direktori. Contohnya, nama dari "Main server" boleh jadi cukup untuk mencari masukan yang diberikan nilai spesik untu empat atribut lainnya Country, Locality, Organization, dan Organizational Unit. Pada contoh diatas, hanya atribut Mail Server yang memiliki nilai multiple yang terkait dengannya, sedangkan atribut yang lain hanyamemiliki nilai single.

Kumpulan dari seluruh direktori di dalam layanan direktori LDAP disebut dengan directory information base (DIB). Pada contoh seperti pada tabel di atas, atribut Country, Organization, Organizational Unit dapat digunakan untuk membentuk nama unik global /C=NL/O=Virje Universiteit/OU=Comp.Sc. Jika dianalogikan ke dalam DNS nl.vu.cs. Sebagaimana pada DNS, penamaan nama unik secara global dengan melist RDN secara berurutan, membawa kepada kumpalan hirearki dari entri direktori, yang mengacu kepada sebuah directori information tree(DIT). Suatu DIT secara esensial membentuk penamaan graph dari sebuah layanan direktori LDAP dimana setiap node merepresentasikan suatu entri direktori. Untuk lebih jelas bisa diperhatikan gambar di bawah ini :

a. bagian dari pohon informasi direktor

dua masukan direktori yang memiliki Host_Name sebagai RDN Node N pada gambar di atas bertindak sebagai parent untuk sejumlah entri direktori lain yang memiliki atribut panamaan tambahan; Host, Name yang digunakan sebagai RDN. Contohnya, beberapa masukan mungkin digunakan untuk merepresentasikan host sebagaimana ditunjukkan pada gambar (b) di atas.

Anda mungkin juga menyukai