Anda di halaman 1dari 8

PENGATURAN TEGANGAN BOLAK-BALIK

Jika sebuah saklar thiristor dihubungkan antara sumber arus bolak-balik dan beban,
maka daya yang mengalir dapat diatur oleh variasi nilai rms tegangan yang diberikan pada
beban; jenis rangkaian daya ini dikenal sebagai pengaturan tegangan bolak-balik. Umumnya
pengaturan tegangan bolak-balik ini banyak digunakan pada pemanas industri, pengatur
cahaya, pengatur kecepatan motor induksi 3 fasa. Untuk pemindahan daya ada dua jenis
pengatur yang digunakan :
1. Pengaturan on off.
2. Pengaturan sudut fasa.
Dalam pengaturan on-off, saklar tiristor menghubungkan beban ke sumber tegangan
bolak-balik (AC) untuk beberapa siklus tegangan masukan dan kemudian putus untuk
beberapa siklus lainnya. Dalam pengaturan sudut fasa, saklar tiristor menghubungkan beban
ke sumber tegangan bolak-balik untuk sebagian dari setiap siklus tegangan masukan.
Pengaturan tegangan bolak-balik diklasifikasikan menjadi dua macam (1)
Pengaturan satu fasa dan (2) Pengaturan tiga fasa. Setiap macamnya dapat dibagi menjadi
(a) pengaturan satu arah atau setengah gelombang dan (b) pengaturan dua arah atau
gelombang penuh.
1. Prinsip pengaturan on-off :
Prinsip pengaturan on-off dapat dijelaskan dengan pengaturan gelombang penuh satu
fasa seprti pada gambar 1a. Saklar tiristor menghubungkan sumber AC ke beban untuk
waktu t
n
; biasanya terdiri dari beberapa siklus. Tiristor akan mulai hidup pada persilangan
tegangan nol dari tegangan masukan. Pulsa gerbang untuk tiristor T
1
dan T
2
serta bentuk
gelombang tegangan masukan dan keluaran diperlihatkan pada gambar 1b.
Pengaturan jenis ini digunakan pada pemakaian yang mempunyai inersia tinggi dan
pemanasan tinggi seperti pemanasan industri dan pengatur kecepatan putar motor.
Gambar 1. Pengaturan on-off.
Untuk tegangan masukan sinusoida, v
s
= V
m
sin t. Jika tegangan masukan
dihubungkan ke beban selama n siklus dan diputus selama m siklus, tegangan keluaran (atau
beban) efektif (rms) dapat ditentukan dari
1
( )
( )
k V
n m
n
V
t td V
m n
n
V
s s
s o

1
]
1


sin 2
2
2
1
2
0
2 2

dengan
( ) n m n k +
dan k disebut duty cycle. V
s
tegangan fasa rms.
2. Prinsip pengaturan fasa .
Prinsip pengaturan fasa dapat dijelaskan dengan bantuan gambar 2a. Daya yang
mengalir ke beban diatur oleh penundaan sudut penyulutan tiristor T
1
. Gambar 2b
memperlihatkan pulsa gerbang tiristor T
1
dan bentuk tegangan masukan dan keluaran.
Adanya dioda D
1
adalah untuk membatasi jangkah pengaturan dan tegangan efektif (rms)
keluaran hanya dapat bervariasi antara 70,7 hingga 100%. Tegangan keluaran dan arus
masukan adalah simetris dan mengandung komponen searah (DC). Rangkaian ini adalah
pengaturan setengah gelombang satu fasa dan hanya cocok untuk beban resistif daya rendah,
pemanasan dan pencahayaan. Karena aliran daya diatur selama setengah siklus positif dari
tegangan masukan, maka jenis ini dikenal sebagai pengaturan satu arah.
Gambar 2. Pengaturan sudut satu fasa.
Jika v
s
= V
m
sin t =
s
V 2
sin t adalah tegangan masukan dan sudut tunda
penyulutan tiristor T
1
adalah t = , tegangan rms keluaran ditentukan dari
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
2
1
2
1
2
2
2
1
2
2 2 2 2
2
2 sin
2
2
1

2 cos 1 2 cos 1
4
2

sin 2 sin 2
2
1
1
]
1

,
_

'

1
]
1

'

1
]
1

s
o
V
t d t t d t
V
t td V t td V V
Nilai rata-rata tegangan keluaran adalah :
2
( ) ( )
( ) 1 cos
2
2

sin 2 sin 2
2
1
2

1
]
1

s
dc
V
t td V t td V V
Jika < < 0 , maka tegangan keluaran :
2
s o s
V V V < <
dan tegangan dc :

s dc
V V 2 0 < <
3. Pengaturan dua arah (gelombang penuh) satu fasa dengan beban resistif .
Masalah arus masukan dc dapat dicegah oleh penggunaan pengatur dua arah
(gelombang penuh), dan pengaturan gelombang penuh satu fasa diperlihatkan pada gambar
3a. Selama setengah siklus positif tegangan masukan, aliran daya diatur oleh variasi sudut
tunda tiristor T
1
, dan tiristor T
2
mengatur liran daya selama setengah siklus negatif dari
tegangan masukan. Pulsa penyulutan T
1
dan T
2
dibuat terpisah 180
o
. Bentuk gelombang
untuk tegangan masukan, tegangan keluaran dan sinyal penggerbangan untuk T
1
dan T
2
diperlihatakan pada gambar 3b.
Gambar 3. Pengaturan gelombang penuh satu fasa
Jika v
s
=
s
V 2
sin t adalah tegangan masukan, dan sudut tunda tiristor T
1
dan T
2
sama (
1
=
2
= ), tegangan rms keluaran dapat ditentukan dari
( )
( ) ( )
2
1
2
1
0
2
2
1
0
2 2
2
2 sin 1

2 cos 1
4
4

sin 2
2
2
1
]
1

,
_

+
1
1
]
1


1
]
1

s
s
s o
V
t d t
V
t td V V

Jika 0 < < , maka V
s
< V
o
< 0.
3
5. Pengaturan satu fasa dengan beban induktif.
Pengaturan gelombang penuh dengan beban RL diperlihatkan pada gambar 4a.
Misalkan tiristor T
1
dihidupkan selama setengah siklus positif dan mengaliran arus beban.
Akibat dari induktansi dalam rangkaian, arus tiristor T
1
tidak akan jatuh ke nol pada t =
ketikan tegangan masukan mulai ke negatif. Tiristor T
1
akan terus menghantar samapai
arus i
1
jatuh ke nol pada t = . Sudut hantar tiristor T
1
adalah = - dan
tergantung pada sudut tunda dan sudut faktor daya beban . Bentuk gelombang untuk
arus tiristor, pulsa penyulutan, dan tegangan masukan diperlihatkan pada gambar 4b. Efek
beban induktif terhadap tegangan dan arus beban diperlihatkan pada gambar 5.
Gambar 4. Pengaturan gelombang penuh satu fasa dengan beban induktif.
Gambar 5. Efek beban induktif pada arus dan tegangan beban.
4
Jika v
s
=
s
V 2
sin t adalah tegangan masukan, dan sudut tunda tiristor T
1
adalah
, arus tiristor i
1
dapat ditentukan dari
t V Ri
dt
di
L
s
sin 2
1
1
+
solusi persamaan ini adalah
( )
( ) t L R s
e A t
Z
V
i

+
1 1
sin
2

dengan impedansi beban
( ) [ ]
2
1
2 2
L R Z +
dan sudut fasa beban ( ) R L
1
tan

Konstanta A
1
ditentukan dari kondisi awal yaitu pada t = , i
1
= 0.
( )
( ) ( )

L R s
e
Z
V
A sin
2
1
substitusikan A
1
ke persamaan i
1
( ) ( )
( ) ( ) ( )
[ ]
t L R s
e t
Z
V
i



sin sin
2
1
Sudut yaitu sudut ketika arus i
1
mencapai nol dan tiristor mulai padam (off), dapat
ditentukan dari kondisi i
1
( t = ) = 0 dan diperoleh hubungan
( ) ( )
( ) ( )



L R
e sin sin
Sudut mengahantar tiristor T
1
dapat ditentukan dari

Tegangan rms keluaran
( )
( ) ( )
2
1
2
1
2
2
1
2 2
2
2 sin
2
2 sin 1

2 cos 1
4
4

sin 2
2
2
1
]
1

,
_

+
1
]
1


1
]
1

s
s
s o
V
t d t
V
t td V V
5
Arus rms tiristor dapat ditentukan dengan
( )
( ) ( )
( ) ( ) ( )
{ } ( )
2
1
2
2
1
2
1
sin sin
1

2
1
1
]
1


1
]
1

t d e t
Z
V
t d i I
t L R s
R
dan arus ms keluaran dapat ditentukan oleh kombinasi dari setiap arus tiristor
( )
R R R o
I I I I 2
2 1
2 2
+
6. Pengaturan gelombang penuh tiga fasa.
Diagram rangkaian pengaturan gelombang penuh tiga fasa diperlihatkan pada
gambar 6 dengan beban resistif hubungan bintang. Tiristor T
2
, T
4
dan T
6
untuk arus balik ke
sumber, dan urutan (sequence) penyulutan tiristor adalah T
1
, T
2
, T
3
, T
4
, T
5
, T
6
.
Jika tegangan fasa masukan didefinisikan sebagai

,
_

,
_

3
4
sin 2
3
2
sin 2
sin 2

t V v
t V v
t V v
s CN
s BN
s AN
dan tegangan lin masukan adalah

,
_

,
_

,
_

+
6
7
sin 6
2
sin 6
6
sin 6

t V v
t V v
t V v
s CA
s BC
s AB
Bentuk gelombang tegangan masukan, sudut menghantar tiristor, dan tegangan fasa
keluaran diperlihatkan pada gambar 7 (a) untuk = 60
o
dan (b) = 120
o
. Untuk 0 <
60
o
secara serentak sebelum T
1
tersulut, dua tiristor menghantar. Ketika T
1
disulut, tiga
tiristor menghantar. Sebuah tiristor padam ketika arus membalik.
6
Gambar 6. Pengaturan gelombang penuh tiga fasa
Untuk 60
o
< 90
o
, hanya ada dua tiristor menghantar pada setiap saat. Untuk 90
o
< 150
o
, meskipun dua tiristor yang menghantar, ini adalah perioda ketika tidak ada
tiristor on. Untuk 150
o
adalah bukan perioda untuk dua tiristor menghantar dan tegangan
keluaran menjadi nol pada =150
o
. Jadi jangkah sudut tunda adalah 0 150
o
.
Tegangan rms keluaran untuk beban hubungan bintang dapat ditentukan sebagai
berikut :
Untuk 0 < 60
o
:
( )
( ) ( ) ( )
( ) ( )
2 1
2 1
3 2
2
2
2
2
3 2
4
3 2
3
2 2 2
2 1
2
0
2
8
2 sin
4 6
1
6
3
sin
4
sin

3
sin
4
sin
3
sin
2
2
6
2
1
1
]
1

,
_

1
]
1
+ +

'

+ +
1
]
1

+
+
+

s
s
an o
V
t d
t
t d
t
t d
t
t d
t
t d
t
V
t d v V
Untuk 60
o
< 90
o
:
( ) ( )
2 1
2 1
3 6 5
3 2
2
3 6 5
3 2
2
16
2 cos 3
16
2 sin 3
12
1
6
4
sin
4
sin
2
2
6
1
1
]
1

,
_

+ +

1
]
1
+

'


+
+
+
+





s
s o
V
t d
t
t d
t
V V
Untuk 90
o
150
o
:
7
( ) ( )
2 1
2 1
3 2
2
3 2
2
16
2 cos 3
16
2 sin
4 24
5 1
6
4
sin
4
sin
2
2
6
1
1
]
1

,
_

+ +

1
]
1
+

'


+ +


s
s o
V
t d
t
t d
t
V V
Gambar 7. Bentuk gelombang untuk pengaturan dua arah tiga fasa
8

Anda mungkin juga menyukai