Anda di halaman 1dari 1

Jaman Maba.

Aku berjalan sambil membawa tas punggung yang lumayan berat. Di dalam tas
itu memuat laptop, buku tulis dan beberapa kertas Iotocopy yang lupa kutaruh di kamar
kos. Ruang labolatorium masih sepi, seperti biasa aku menjadi mahasiswa yang masuk
paling awal. Detik berlalu, menit berjalan dan beberapa mahasiswa pun memasuki
ruang.
Tiba-tiba saja si Bontang, julukan salah satu anak di kelas yang memang berasal
dari Bontang maju ke depan kelas.
'Rek, ini dapet sms dari pak Suhartono katanya beliau menanyakan apa kelas
AD 2 hari ini ditiadakan?
Sontak semua bergembira apalagi yang membuat mahasiswa bahagia kalau
bukan tidak adanya kelas. Namun kegembiraan itu tidak berlangsung lama.
'He, rek.. ntar kalo ada jam buat ganti AD 2, gimana?
Setiap pasang mata di kelas itu mencari sebuah jawaban. Tak ada yang berani
benar-benar menjawab secara tegas, kelas tetap ditiadakan atau tetap berlangsung.
Jawaban demi jawaban terdengar seperti keraguan. Mahasiswa di kelas ini memang
setuju saja kalau kelas hari ini ditiadakan namun di pihak lain mereka juga bingung
kalau ada kelas untuk mengganti jam kuliah AD 2 yang saat ini ditiadakan. Hal ini
disebabkan oleh trauma saat mengganti jadwal mata kuliah metodologi penelitian yang
seharusnya di hari Jumat diganti di hari selasa setelah melalui debat yang panjang,
maklum mahasiswa semester akhir mempunyai jam kuliah yang berbeda-beda akibat
mengulang mata kuliah yang belum lulus, mengambil mata kuliah wajib di semester
sebelumnya dan begitu banyak alasan yang tak mampu untuk dijelaskan satu per satu.

Anda mungkin juga menyukai