Anda di halaman 1dari 38

1

KIMIA LARUTAN
Emmy Yuanita, S.Si., M.Si
2
LARUTAN DAN KOMPONENNYA
Sebagian besar bahan-bahan yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari merupakan campuran, seperti:
susu, bensin, kayu, udara, sampo, baja, dll.
Larutan merupakan campuran homogen antara zat
terlarut dan pelarut.
Komponen larutan terdiri atas:
Zat Terlarut (Solute)
Pelarut (Solvent)
Contohnya: air gula merupakan larutan yang terdiri atas
gula (solute) dan air (solvent)
3
Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan
Bentuk
Larutan
Bentuk Zat
Terlarut (solute)
Bentuk pelarut
(solvent)
Contoh
Gas Gas Gas Udara, gas alam
Cair Cair Cair Vodka dalam air,
zat antibeku
Padat Padat Padat Kuningan, Baja
Cair Gas Cair Minuman bersoda
Cair Padat Cair Air laut, air gula
Padat Gas Padat Hidrogen dalam
platina
4
KONSENTRASI
Larutan memiliki komposisi yang bervariasi karena
itu, jumlah relatif zat-zat dalam suatu larutan harus
dapat diketahui secara spesifik.
Konsentrasi menggambarkan kandungan zat-zat
dalam suatu larutan
Untuk menggambarkan kandungan zat-zat dalam
suatu larutan digunakan beberapa cara:
Secara kualitatif, sering digunakan istilah:
Dilute/larutan cair : Jika jumlah zat terlarut relatif sedikit
Concentrated/larutan pekat : Jika jumlah zat terlarut relatif
banyak
Secara Kuantitatif untuk memudahkan perhitungan,
digunakan konsep-konsep sebagai berikut:

5
Molaritas (M): jumlah mol
zat terlarut dalam satu liter
larutan

Persen massa/persen berat
: persentase massa suatu
zat terlarut dalam larutan

Fraksi mol (X) : rasio jumlah
mol suatu komponen
terhadap jumlah mol total
larutan

Molalitas (m) : Jumlah mol
zat terlarut (solute) per
kilogram pelarut (solvent)

Normalitas (N) : Jumlah
equivalen per liter larutan
( )
( ) L laru volume
n solute mol
M
tan
=
100
tan
% x
laru gram
solute gram
massa
|
|
.
|

\
|
=
B A
A
A
n n
n
+
= _
solvent kg
solute mol
m =
( ) L laru volume
equivalent berat
N
tan
=
6
Contoh
Suatu larutan dibuat dengan cara mencampurkan 1,00 g etanol (C
2
H
5
OH)
dengan 100,0 g air dengan volume akhir 101 mL. Hitung molaritas, %
massa, fraksi mol, dan molalitas etanol dalam larutan tersebut.
Jawab:
( )
OH H C
X
OH H C g O H g
OH H C g
X
laru g
OH H C g
OH H C massa
L
X
laru Volume
OH H C mol
OH H C Molaritas
L
mL
L
X mL Volume
OH H C mol X
OH H C
OH H C mol
OH H C n
5 2
5 2 2
5 2
5 2
5 2
2
5 2
5 2
5 2
2
5 2
5 2
5 2
% 990 , 0
100
00 , 1 0 , 100
00 , 1
100
tan
%
: Massa Persen
101 , 0
10 17 , 2
tan
101 , 0
1000
1
101
10 17 , 2
07 , 46
1
: M Molaritas
=
|
|
.
|

\
|
+
=
|
|
.
|

\
|
=
= =
= =
= =

7
( )
m
kg
mol X
g
kg
X g
mol X
O H Kg
OH H C mol
OH H C molalitas
mol
X
mol mol X
mol X
OH H C
mol
O H g
O H mol
X O H g n
n n
n
OH H C mol Fraksi
O H
O H OH H C
OH H C
217 , 0
1000 , 0
10 17 , 2
1000
1
0 , 100
10 17 , 2
: (m) Molalitas
00389 , 0
58 , 5
10 17 , 2
56 , 5 10 17 , 2
10 17 , 2
56 , 5
0 , 18
1
0 , 100
: Mol Fraksi
2
2
2
5 2
5 2
2
2
2
5 2
2
2
2
5 2
2
2 5 2
5 2
=
=
= =
= =
+
=
= =
+
=

_
_
Contoh (lanjutan)
8
HUKUM RAOULT
Larutan dalam bentuk cair mempunyai sifat-sifat fisik
yang berbeda dari sifat-sifat fisik pelarut murni
Jika zat terlarut/solute yang bersifat nonvolatil (tidak
mudah menguap) dimasukkan ke dalam suatu pelarut
maka solute tersebut akan menurunkan tekanan uap
pelarut.
Zat terlarut nonvolatil tersebut mengurangi jumlah
molekul pelarut per unit volume,
Zat terlarut tersebut mengurangi jumlah molekul pelarut
di bagian permukaan larutan dan secara proporsional
menurunkan kecenderungan molekul pelarut untuk
terlepas dari larutan.
Hukum Raoult menggambarkan hubungan antara
tekanan uap larutan dengan tekanan uap pelarut.
9
Hukum Raoult dirumuskan sebagai berikut:
P
soln
= X
solvent
. P
0
solvent
Di mana:
P
soln
: tekanan uap larutan yang diamati
X
solvent
: fraksi mol pelarut
P
0
solvent
: tekanan uap pelarut murni
Hukum Raoult merupakan fungsi linear dalam bentuk y = mx + b, di
mana y = P
soln
, x = X
solvent
, m = P
0
solvent
, dan b = 0.

t
e
k
a
n
a
n

u
a
p

l
a
r
u
t
a
n

P
s
o
l
n

0 1
Fraksi mol pelarut
X
solvent

Tekanan uap pelarut
murni
10
Contoh
Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 158,0 g gula (berat molekul
sukrosa = 342,3) dalam 643,5 cm
3
air. Pada suhu 25
o
C, densitas air adalah
0,9971 g/cm
3
dan tekanan uapnya 23,76 torr. Hitung tekanan uap larutan
tersebut pada 25
o
C.

Jawab:
Berdasarkan hukum Raoult:
P
soln
= X
H2O
. P
0
H2O
Untuk menghitung fraksi mol air dalam larutan, terlebih dahulu tentukan
mol sukrosa
Mol sukrosa = 158,0 g sukrosa x 1 mol sukrosa
342, 3 g sukrosa
= 0,4616 mol sukrosa
Untuk menentukan mol air, terlebih dahulu konversi volume menjadi massa
menggunakan rumus densitas
d = m/v m = d x v
m H
2
O = 0,9971 g/cm
3
X 643,5 cm
3
= 641,6 g H
2
O
maka mol air adalah:
641.6 g x 1 mol H
2
O = 35,63 mol H
2
O
18,01 g H
2
O
11
Contoh (lanjutan)
Fraksi mol air dalam larutan adalah:
X
H2O
= mol H
2
O = 35,63 mol ______
mol H
2
O + mol sukrosa 35,63 mol + 0,4616 mo
= 35,63 mol = 0,9872
36,09 mol
Sehingga
P
soln
= X
H2O
. P
0
H2O
H
2
O
= (0,9872).(23,76 torr) = 23.46 torr

Jadi, tekanan uap air dalam bentuk murni turun dari 23,76 torr
menjadi 23,45 torr dalam larutan. Tekanan uap air tersebut telah
mengalami penurunan sebesar 0,30 torr.
12
Setiap larutan yang mengikuti hukum Raoult
disebut larutan ideal.
Dalam larutan yang ideal, interaksi antara
solute-solute, sovent-solvent, dan solute-solvent
sangat mirip.
Namun, hukum Raoult dapat mengalami
penyimpangan.
Contohnya, Jika suatu pelarut (solvent) memiliki
afinitas khusus terhadap solute, misalnya
adanya ikatan hidrogen, maka kecenderungan
molekul solvent untuk terlepas dari larutan akan
menjadi jauh lebih rendah. Hal ini menyebabkan
tekanan uap solvent akan jauh lebih rendah
daripada perhitungan hukum Raoult.
13
Untuk larutan liquid-liquid yang kedua komponennya
bersifat volatil (mudah menguap), maka berlaku:
P
TOTAL
= P
A
+ P
B
= X
A
P
0
A
+ X
B
P
0
B
Di mana:
P
TOTAL
: tekanan uap total larutan yang mengandung zat A dan B
P
A
dan P
B
: Tekanan uap zat A dan zat B dalam bentuk murni
X
A
dan X
B
: fraksi mol A dan B
Penyimpangan hukum Raoult dapat berupa
penyimpangan negatif maupun positif.
Jika interaksi solute-solute dan solvent-solvent lebih
kecil daripada interaksi solute-solvent, maka hukum
Raoult akan mengalami penyimpangan negatif.
Jika interaksi solute-solute dan solvent-solvent lebih
besar daripada interaksi solute-solvent, maka hukum
Raoult akan mengalami penyimpangan positif.
Hal ini diringkaskan pada tabel 2.


14
Kekuatan interaksi
antara partikel solute
(A) dan solvent (B)
H
soln
T

untuk
pembentukan
larutan

Penyimpangan
Hukum Raoult
Contoh
A A, B B A B nol nol Tidak ada
(larutan ideal)
Benzena
- toluena
A A, B B < A B Negatif
(eksotermis)
Positif Negatif Aceton -
air
A A, B B > A B Positif
(endotermis)
Negatif Positif Etanol -
heksana
Tabel 2. Ringkasan sifat interaksi berbagai tipe larutan dan
pengaruhnya terhadap penyimpangan hukum Raoult
15
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Adanya zat terlarut dalam suatu larutan dapat
mempengaruhi sifat-sifat larutan
Yang termasuk sifat koligatif larutan adalah: penurunan
titik beku, peningkatan titik didih, dan tekanan osmosis
Sifat koligatif larutan bergantung pada jumlah partikel
solute di dalam suatu larutan ideal
Berguna untuk mengetahui sifat suatu zat terlarut
setelah dilarutkan di dalam pelarut dan untuk
menentukan berat molekul zat-zat tersebut.
16
A. Peningkatan Titik Didih
Kondisi normal: suatu cairan akan mendidih pada temperatur
dengan tekanan uap 1 atm.
Keberadaan zat terlarut nonvolatil dalam larutan: menurunkan
tekanan uap pelarut (solvent).
Karena itu, larutan harus dipanaskan dengan temperatur yang
lebih tinggi daripada temperatur didih pelarut murni untuk
mencapai tekanan uap 1 atm.
Dengan kata lain, zat terlarut nonvolatil dapat meningkatkan titik
didih pelarut.
Bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Perubahan titik didih
dirumuskan dengan:
T = K
b
.m
solute
Di mana:
T : peningkatan titik didih
K
b
: konstanta peningkatan titik didih molal (konstanta pelarut)
m
solute
: molalitas zat terlarut dalam larutan
17
Grafik fase air murni (garis merah) dan larutan yang
mengandung solute nonvolatil (garis biru).
Titik didih larutan lebih tinggi daripada titk didih air murni.
Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku air murni.
18
Pelarut Titik didih (
o
C) K
b
(
o
C kg/mol) Titik beku (
o
C) K
f
(
o
C kg/mol)
Air (H
2
O) 100,0 0,51 0 1,86
Karbon
tetraklorida
(CCl
4
)
76,5 5,03 -22,99 30,0
Klorofom
(CHCl
3
)
61,2 3,63 63,5 4,70
Benzena
(C
6
H
6
)
80,1 2,53 5,5 5,12
Karbon
disulfida (CS
2
)
46,2 2,34 -111,5 3,83
Etil eter
(C
4
H
10
O)
34,5 2,02 -116,2 1,79
Kamfor
(C
10
H
6
O)
208,0 5,95 179,8 40.0
Konstanta peningkatan titik didih molal dan konstanta
penurunan titik beku beberapa pelarut
19
Contoh
Suatu larutan dibuat dengan cara melarutkan 18,00 g glukosa ke dalam 150 g air.
Titik didih larutan tersebut adalah 100,34
o
C. Hitung berat molekul glukosa.
Jawab:
Peningkatan titik didih larutan tersebut:
T = 100,34
o
C 100,00
o
C = 0,34
o
C
Berdasarkan rumus : T = K
b
.m
solute
; dan K
b
air = 0,51
o
C kg/mol, maka molalitas
solue:
m
solute
= T = 0,34
o
C = 0,67 mol/kg
K
b
0,51
o
C kg/mol
Hitung mol solute berdasarka rumus molalitas: m = mol solute
kg solvent
0,670 mol/kg = n glukosa
0,1500 kg
n glukosa = (0,670 mol/kg).(0,1500 kg) = 0,10 mol
Karena 0,10 mol gukosa memiliki berat 18,00 g, maka 1 mol glukosa memliki berat
180 g (10 x 18,00 g).
Jadi, berat molekul glukosa adalah 180.

20
B. Penurunan Titik Beku
Keberadaan zat terlarut dalam larutan: menurunkan titik didih
larutan.
Ilustrasi: air murni membeku pada suhu 0
o
C. Jika suatu zat
dilarutkan dalam air, maka larutan tidak akan membeku pada 0
o
C
karena air dalam larutan tersebut memiliki tekanan uap yang
lebih rendah daripada es murni. Jika didinginkan, tekanan uap
larutan akan turun lebih cepat daripada penurunan tekanan uap
es murni. Setelah tekanan uap larutan sama dengan tekanan
uap air dalam larutan tersebut, larutan akan membeku namun
titik beku larutan tersebut akan berada di bawah 0
o
C.
Bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Perubahan titik beku
dirumuskan dengan:
T = K
f
.m
solute
Di mana:
T : peningkatan titik didih
K
f
: konstanta penurunan titik beku molal (konstanta pelarut)
m
solute
: molalitas zat terlarut dalam larutan
Dapat digunakan untuk menentukan berat molekul dan
untuk mengkarakterisasi larutan.
21
Contoh
Berapakah massa etilen glikol (C
2
H
6
O
2
, Mr = 62,1) yang harus ditambahkan ke
dalam 10,0 L air untuk menghasilkan larutan untuk digunakan dalam radiator mobil
yang membeku pada -10,0
o
F (-23,3
o
C)? Asumsikan densitas air adalah tepat 1
g/mL.
Jawab:
Titik beku larutan telah turun dari 0
o
C menjadi -23,3
o
C. Maka:
T = 0
o
C 23,3
o
C = 23,3
o
C
Berdasarkan rumus : T = K
f
.m
solute
; dan K
f
air = 1,86
o
C kg/mol, maka molalitas
solute:
m
solute
= T = 23,3
o
C = 12,5 mol/kg
K
f
1,86
o
C kg/mol
Berarti, untuk setiap 1 kg air, etilen glikol yang harus ditambahkan adalah
sebanyak 12,5 mol.
Volume air adl 10,0 L atau sama dengan 10,0 kg. maka total jumlah mol etilen
glikol yang harus ditambahkan dalam 10,0 kg air adalah:
12,5 mol/kg X 10,0 kg = 1,25 x 10
2
mol
Jadi massa etilen glikol yang dibutuhkan adalah:
massa = mol X Mr
= (1,25 x 10
2
mol) x (62,1 g/mol) = 7,76 x 10
3
kg (7,76 kg)

22
C. Tekanan Osmotik
Osmosis merupakan peristiwa mengalirnya pelarut ke dalam suatu
larutan melalui membran semipermeabel.
Aliran molekul pelarut ke dalam larutan ini akan menyebabkan
perubahan tekanan hidrostatik larutan.
Pada saat sistem mencapai kesetimbangan, tekanan hidrostatik
larutan lebih besar daripada tekanan hidrostatiok pelarut. Tekanan
ini disebut tekanan osmotik.
23
Peristiwa osmosis bisa dihentikan dengan memberikan tekanan pada
larutan yang besarnya sama dengan tekanan osmotik larutan.

24
Tekanan osmotik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan dan dirumuskan
dengan:
t = MRT
Di mana:
t : Tekanan atmosfer (atm)
M : Molaritas solute
R : Konstanta gas (0,08206 L atm/K mol)
T : Suhu (Kelvin)
Membran semipermeabel: mencegah transfer semua partikel solute.
Dialisis osmosis : peristiwa transfer molekul solvent dan ion yang terjadi di
dalam dinding sel hewan dan tumbuhan.
Aplikasi dialisis: cuci darah
Larutan isotonik: larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik yang
sama.
Jika sel berada di dalam larutan hipertonik (larutan yang tekanan osmotik-
nya lebih tinggi daripada tekanan osmotik sel), sel tersebut akan menjadi
kisut/berkerut karena air mengalir keluar dari dalam sel. Peristiwa ini
disebut Krenasi/Crenation.
Jika sel berada di dalam larutan hipotonik (larutan yang tekanan osmotik-
nya lebih rendah daripada tekanan osmotik sel), sel tersebut akan
menggelembung kemudian pecah karena air dari larutan mengalir ke
dalam sel. Peristiwa ini disebut Lisis/Lysis
25
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif larutan elektrolit dipengaruhi oleh faktor
Vant Hoff
Faktor vant Hoff : perbandingan antara mol partikel-
partikel dalam larutan dengan mol solute yang terlarut.
i = mol partikel dalam larutan
mol solute yang terlarut
Untuk peningkatan titik didih larutan:
T = i.m
solute
K
b
Untuk penurunan titik beku larutan:
T = i.m
solute
K
f
Untuk tekanan osmotik larutan:
t = iMRT

26
Expected dan Observed value faktor vant Hoff
untuk beberapa larutan elektorlit 0,05 m
Elektrolit i (expected) i (observed)
NaCl 2,0 1,9
MgCl
2
3,0 2,7
MgSO
4
2,0 1,3
FeCl
3
4,0 3,4
HCl 2,0 1,9
Glukosa 1,0 1,0
27
ASAM BASA
Arrhenius :
Asam : senyawa yang menghasilkan ion hidrogen di dalam larutan cair (H
+
)
Contoh: HCl H
+
+ Cl
-

Basa :senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH
-
) di dalam larutan cair
Contoh: NaOH Na
+
+ OH
-

Bronsted-Lowry:
Asam : donor proton (H
+
)
Basa : akseptor proton
Contoh : HCl yang dilarutkan dalam air akan memberian satu proton pada setiap
molekul air.
HCl
(aq)
+ H
2
O
(l)
H
3
O
+
(aq)
+ Cl
-
(aq)
Asam Basa Asam Basa
Konjugasi Konjugasi
Lewis:
Asam : penerima pasangan elektron
Basa: donor pasangan elektron
Contoh:
H
+
+
N
H
H
H
H
H
H H N
+
Asam Lewis Basa Lewis
:
28
Pasangan asam-basa konjugasi: dua senyawa yang
saling berhunbungan satusama lain dengan cara
mendonorkan dan menerima satu proton
Contoh: asam konjugasi: HCl dan Cl
-

basa konjugasi : H
2
O dan H
3
O
+

Secara Umum:
HA
(aq)
+ H
2
O
(l)
H
3
O
+
(aq)
+ A
-
(aq)
Asam Basa Asam Basa
Konjugasi Konjugasi
Terdapat kompetisi proton antara basa H
2
O dengan A
-
Jika H
2
O lebih kuat daripada A
-
, kesetimbangan
bergeser ke kanan.
Jika A
-
lebih kuat daripada H
2
O, kesetimbangan
bergeser ke kiri.
Ekspresi kesetimbangan untuk reaksi di atas:
Ka = [H
3
O
+
][A
-
] = [H
+
][A
-
]

[HA] [HA]

Ka : konstanta disosiasi asam
29
Kekuatan Asam
Asam kuat: asam yang terdisosiasi sempurna di dalam larutan
Contoh asam klorida (HCl), asam sulfat (H
2
SO
4
), asam nitrat (HNO
3
)
dan asam perklorat (HClO
4
)
Asam Lemah: asam yang terdisosiasi sebagian dalam larutan
Contoh: asam fosfat (H
3
PO
4
), asam nitrit (HNO
2
), asam hipoklorat,
asam asetat (CH
3
COOH), dan asam benzoat (C
6
H
5
COOH)
Perbedaan asam kuat dan asam lemah
Sifat Asam kuat Asam lemah
Nilai Ka besar Kecil
Posisi kesetimbangan
disosiasi
Jauh ke kanan Jauh ke keiri
Konsentrasi kesetimbangan
H+ dibandingkan dengan
konsentrasi awal HA
[H
+
] [HA]
0
[H
+
] << [HA]
0
Kekuatan basa konjugasi
dibandingkan dengan
kekuatan air
A
-
adalah basa yang
lebih lemah daripada
air
A
-
adalah basa yang
lebih kuat daripada air
30
Asam monoprotik : asam yang mempunyai satu proton.
Contohnya : asam klorida
HCl
(aq)
H
+
(aq)
+ Cl
-
(aq)
Asam poliprotik: asam yang mempunyai lebih dari satu
proton dan setiap tahap disosiasi memiliki nilai Ka
tersendiri
Contohnya : asam sulfat (H
2
SO
4
), asam karbonat
(H
2
CO
3
),
H
2
CO
3

(aq)
H
+
(aq)
+ HCO
3
-
(aq)
K
a1
= 4,3 x 10
-7

HCO
3
-
(aq)
H
+
(aq)
+ CO
3
2-
(aq)
K
a1
= 5,6 x 10
-7

Untuk asam lemah poliprotik:
K
a1
> K
a1
>

K
a1


31
Kekuatan Basa
Basa kuat: Basa yang terdisosiasi sempurna di dalam larutan
Contoh natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), asam
sulfat (H
2
SO
4
)
Basa Lemah: basa yang terdisosiasi sebagian dalam larutan
Contoh: amonia (NH
3
), methylamine (CH
3
NH
2
), ethylamine
(C
2
H
5
NH
2
), anilin (C
6
H
5
NH
2
), dan pyridin (C
5
H
5
N)
Suatu senyawa yang bersifat basa tidak harus senyawa yang
melepaskan ion hidroksida tapi bisa juga spesies yang dapat
menghilangkan proton dari air seperti amonia.
NH
3 (aq)
+ H
2
O
(l)
NH
4
+

(aq)
+ OH
-

(aq)
Maka ekspresi kesetimbangannya adalah:
Kb = [NH
4
+
][OH
-
]

[NH
3
]
Kb : konstanta disosiasi basa yang mengacu pada reaksi di mana
suatu basa bereaksi dengan air untuk menghasilkan asam
konjugasi dan ion hidroksida.
32
Air Sebagai Asam Dan Basa
Air bersifat amphoteric
Senyawa amphoter: senyawa yang dapat bersifat seperti
asam maupun basa.
2H
2
O
(l)
H
3
O
+
(aq)
+ OH
-
(aq)
Dalam reaksi di atas, salah satu molekul air bertindak
sebagai basa yang menghasilkan protor dan molekul air
lainnya bertindak sebagai basa.
Ekspresi kesetimbangan:
K
w
= [H
3
O
+
][OH
-
] = [H+][OH
-
]
K
w
: konstanta produk-ion/konstanta disosiasi
Pada 25
o
C, [H+] = [OH
-
] = 1,0 x 10
-7
M, maka
Kw = (1,0 x 10
-7
mol/L)(1,0 x 10
-7
mol/L) = 1,0 x 10
-14
mol
2
/L
2
Pada larutan netral: [H+]=[OH
-
]
Pada larutan asam: [H+]>[OH
-
]
Pada larutan basa: [H+]<[OH
-
]
33
Skala pH
Untuk menggambarkan tingkat keasaman suatu larutan
pH : skala log berbasis 10 di mana:
pH = - log [H
+
]
Contoh:
[H
+
] = 1,0 x 10
-7
M
pH = - log (1,0 x 10
-7
M)
= - (-7,00) = 7,00
pOH = -log [OH
-
]
pK = - log K
pKw = - log Kw
pKw = - log (1,0 x 10
-14
) = 14
Untuk setiap larutan pada suhu 25
o
C:
pH + pOH = 14 pH + pOH = pKw
34
Persen Disosiasi
Digunakan untuk menentukan jumlah asam lemah yang
telah terdisosiasi untuk mencapai kesetimbangan dalam
larutan cair.
Persen disosiasi untuk asam lemah:
Persen disosiasi = jumlah yang terdisosiasi (mol/L) x 100
konsentrasi awal (mol/L
Untuk suatu asam lemah, semakin cair (encer) larutan,
persen disosiasi semakin meningkat
Contoh:
Hitung persen disosiasi asam asetat (K
a
= 1,8 x 10
-5
)
dalam 1,00 M HC
2
H
3
O
2

35
Jawab
Karena asam asetat merupakan asam lemah, spesies utama yang
terdapat dalam larutan adalah HC
2
H
3
O
2
dan H
2
O. Keduanya
merupakan asam lemah namun asam asetat lebih kuat daripada air.
Maka kesetimbangan dominan menjadi:
HC
2
H
3
O
2 (aq)
H
+
(aq)
+ C
2
H
3
O
2
-
(aq)
K
a
= 1,8 x 10
-5
= [H+][C
2
H
3
O
2
-
]
[HC
2
H
3
O
2
]
Misalkan jumlah asam asetat yang terdisosiasi = x mol/Lmaka:


Reaksi: HC
2
H
3
O
2 (aq)
H
+
(aq)
+ C
2
H
3
O
2
-
(aq
Konsentrasi awal 1,00 M 0 0
Terdisosiasi x x x
Konsentrasi
kesetimbangan (ml/L)
1,00 x x x
36
K
a
= 1,8 x 10
-5
= [H+][C
2
H
3
O
2
-
] = __(x)(x) _x
2

[HC
2
H
3
O
2
] 1,00 1,00
= 1,8 x 10
-5
_x
2

1,00
x
2
1,8 x 10
-5
dan x 4,2 x 10
-3
Jadi [H
+
] 4,2 x 10
-3
M
Maka:
persen disosiasi = __[H
+
]___
x 100
= 4,2 x 10
-3
x 100

[HC
2
H
3
O
2
]
0
1,00
= 0,42 %
37
HASIL KALI KELARUTAN
Jika suatu padatan ionik dilarutkan dalam air, padatan tersebut akan terdisosiasi
seluruhnya menjadi kation anion yang terpisah. Sebagai contoh:

H
2
O
CaF
2 (s)
Ca
2+
(aq)
+ 2F
-
(aq)
Saat garam solid tersebut pertama kali dimasukkan ke dalam air, tidak terdapat
ion Ca
2+
dan 2F
-

Dengan berlanjutnya proses pelarutan, konsentrasi kedua ion tersebut
meningkat dan bagian yang tidak larut akan mengendap membentuk padatan di
dasar bejana
Ca
2+
(aq)
+ 2F
-
(aq)


CaF
2 (s)
Akhirnya, kesetimbangan dinamis tercapai:
CaF
2 (s)
Ca
2+
(aq)
+ 2F
-
(aq)
Karena CaF
2
padat dan dianggap konstan, Maka persamaan kesetimbangan
dapat ditulis:
K
sp
= [Ca
2+
][F
-
]
2
K
sp
: konstanta hasil kali kelarutan (solubility product constant)hasil kali
konsentrasi tiap ion dikalikan koefisiennya masing-masing.
K
sp
: berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan. Jika:
Hasil kali ion < K
sp
belum jenuh (tidak mengendap)
Hasil kali ion = K
sp
tepat jenuh (tidak mengendap)
Hasil kali ion > K
sp
lewat jenuh (mengendap)
38
Contoh
Tembaga (I) bromida mempunyai kelarutan terukur sebesar 2,0 x 10
-4

mol/L pada 25
o
C. Hitung nilai K
sp
. Dalam eksperimen ini, Tembaga (I)
bromida dilarutkan dalam air.
Jawab:
Proses yang terjadi dalam air:
CuBr
(s)
Cu
+
(aq)
+ Br
-
(aq)
Konsentrasi awal ion: [Cu
+
]
0
= [Br
-
]
0
= 0
Konsentrasi kesetimbangan = nilai kelarutan terukur CuBr = 2,0 x 10
-4

mol/L . Maka reaksi menjadi:
CuBr
(s)
Cu
+
(aq)
+ Br
-
(aq)
2,0 x 10
-4
mol/L 2,0 x 10
-4
mol/L + 2,0 x 10
-4
mol/L
Konsentrasi kesetimbangan:
[Cu
+
] = [Cu
+
]
0
+ perubahan konsentrasi utk mncapai kesetimbangan
= 0 + 2,0 x 10
-4
mol/L = 2,0 x 10
-4
mol/L
[Br
-
] = [Br
-
]
0
+ perubahan konsentrasi utk mncapai kesetimbangan
= 0 + 2,0 x 10
-4
mol/L = 2,0 x 10
-4
mol/L
Maka K
sp
= [Cu
+
][Br
-
] = (2,0 x 10
-4
mol/L)( 2,0 x 10
-4
mol/L )


= 4,0 x 10
-8
mol/L = 4,0 x 10
-8
(satuan biasanya dihilangkan)

Anda mungkin juga menyukai