PENDAHULUAN
Toksikologi merupakan ilmu yang lebih tua dari Iarmakologi. Disiplin ini
mempelajari siIat-siIat racun zat kimia terhadap makhluk hidup dan lingkungan.
Sedikitnya 100.000 zat kimia, kini digunakan oleh manusia dan karena tidak dapat
dihindarkan, maka kita harus sadar tentang bahayanya.
Merupakan suatu hal yang sulit untuk membedakan antara zat yang toksik dan
non toksik. Setiap zat kimia pada dasarnya bersiIat racun dan setiap keracunan
ditentukan oleh dosis dan cara pemberian. Sekarang dikenal banyak Iaktor yang
menentukan apakah suatu zat kimia bersiIat racun, namun dosis merupakan Iaktor
utama yang terpenting. Untuk setiap zat kimia, termasuk air, dapat ditentukan
dosis kecil yang tidak bereIek sama sekali, atau suatu dosis besar sekali yang
dapat menimbulkan keracunan dan kematian. Untuk zat kimia dengan eIek terapi,
maka dosis yang adekuat dapat menimbulkan eIek Iarmakoterapeutik.
Banyak prinsip pengobatan keracunan yang dahulu dianut berubah drastis dan
tindakan yang lebih rasional telah ditemukan. Satu kemajuan mencolok ialah
dihilangkannya kebiasaan pengobatan keracunan hipnotik sedatiI dengan
menggunakan analeptik dan menggantinya dengan pengobatan simtomatik.
Tindakan ini, bersama dengan perbaikan dalam cara merawat pasien, telah
menurunkan angka kematian akibat keracunan barbiturat dari 20-25 sekitar
tahun 1945 sampai 1-2 dewasa ini.
Beberapa keracunan telah diketahui terjadi berdasarkan kelainan genetik
(primakuin, INH, suksinilkolin) atau deIisiensi enzim pada neonatus prematur
(kloramIenikol), interaksi pada pemberian obat kombinasi kadang-kadang
memberi hasil yang sulit dievaluasi atau diramalkan toksisitasnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi
Toksikologi berasal dari kata toxicum yang berarti racun dan logia yang
berarti ilmu. Maka toksikologi berarti suatu bidang ilmu yang mempelajari
tentang senyawa-senyawa kimia yang bersiIat merusak bagi manusia dan
hewan. Toksikologi terkait dengan eIek buruk dari agen Iisik dan kimia
(termasuk obat) pada manusia. Toksisitas mengacu pada kemampuan agen
untuk menyebabkan cedera.
Klasifikasi Keracunan
namnesis sangat penting dan sering dapat menunjukkan adanya unsur
keracunan. Tetapi ini hanya benar apabila anamnesis menjurus ke suatu cerita
yang positiI. Keracunan dapat terjadi karena beberapa hal, dan klasiIikasi di
bawah ini dapat membantu dalam mencari sebab keracunan.
Menurut cara terjadinya keracunan :
O $0lf poisoning. Pada keadaan ini pasien makan obat dengan dosis
berlebihan tetapi dengan pengetahuan bahwa dosis ini tidak
membahayakan.
O tt0mpt0/ suici/0. Dalam hal ini, pasien memang bermaksud untuk bunuh
diri, tapi bisa berakhir dengan kematian atau pasien dapat sembuh kembali
bila ia salah taIsir tentang dosis yang dimakannya.
O cci/0ntal poisoning. Ini jelas merupakan kecelakaan, tanpa Iaktor
kesengajaan sama sekali.
O omici/al poisoning. Keracunan ini akibat tindakan kriminal yaitu
seseorang dengan sengaja meracuni orang lain.
Menurut mula waktu terjadinya keracunan :
O Keracunan Kronis
Diagnosis keracunan kronis sulit dibuat, karena gejalanya timbul
perlahan dan lama sesudah pajanan. Gejala juga dapat timbul secara akut
setelah pemajanan berkali-kali dalam dosis yang relatiI kecil. Suatu ciri
khas ialah bahwa zat penyebab diekskresi lebih lama dari 24 jam, waktu
paruhnya panjang sehingga terjadi akumulasi.
Juga mungkin terjadi suatu maniIestasi kronis pada organ oleh zat
kimia yang mempunyai waktu paruh pendek, namun toksisitasnya
terhadap organ bersiIat kumulatiI. Salah satu contoh ialah nekrosis papilla
ginjal yang terjadi karena makan analgesic bertahun-tahun. Berbagai
kelainan organ yang tidak dapat diterapkan patogenesisnya harus dicurigai
sebagai akibat keracunan dan suatu anamnesis yang rinci sangat
diperlukan.
O Keracunan kut
Keracunan akut lebih mudah dikenali daripada keracunan kronis
karena biasanya terjadi mendadak setelah makan sesuatu. Ciri lain ialah
sering mengenai banyak orang, misalnya pada keracunan makanan, dapat
mengenai seluruh keluarga atau juga sekampung. Gejala keracunan akut
dapat menyerupai setiap sindrom penyakit, karena itu harus selalu diingat
kemungkinan keracunan pada keadaan sakit mendadak dengan gejala
seperti muntah, diare, kejang, koma dan sebagainya.
Lama pemaparan yang digunakan untuk mengklasiIikasikan respon toksik :
1. Pajanan akut mengakibatkan reaksi toksik yang mewakili satu atau
beberapa pajanan selama 1-2 hari,
2. Pajanan kronis mengakibatkan reaksi toksik yang mewakili beberapa
pajanan pada waktu yang cukup lama,
3. Toksisitas tertunda mewakili penampakan eIek toksik setelah interval yang
tertunda.
Mekanisme Terjadinya Toksisitas Obat
Berbagai mekanisme dapat mendasari toksisitas obat. Biasanya reaksi
toksik merupakan kelanjutan dari eIek Iarmakodinamik. Karena itu, gejala
toksis merupakan eIek Iarmakodinamik yang berlebihan. Contohnya yaitu
suatu obat jantung yang bekerja menghambat konduksi atriovetrikular (')
akan menimbulkan blok ' pada keracunan, suatu hipnotik akan
menimbulkan koma.
aus0a, vomiting
Gangguan visual
Myosis
Mydriasis
ori:ontal nystagmus
ori:ontal an/ v0rtical nystagmus
Ptosis, optalmopl0gia
Perubahan pada kulit
Kulit panas dan kering
Keringat berlebih
Sianosis
Icterus
Mulut
Terbakar
Bau
Lidah hijau
M0tallic tast0
Klonidin, narkotik, p0notia:in0s,
colin0st0ras0 inibitor (termasuk
organoIsoIat)
mphetamin, kokain, LSD,
antimuskarinik (termasuk atropin)
P0nytoin, alkohol, sedatiI (termasuk
barbiturat)
P0ncycli/in0
Botulism
ntimuskarinik (termasuk atropin)
Nikotin, simpatomimetik,
OrganoIosIat
Obat yang menginduksi hipoksemia
atau methemoglobinemia
Kerusakan hepar karena asetaminoIen
atau manita palloi/0s
Substansi penyebab, soot
Bawang: arsenik, organoIosIat
Bitt0r almon/: sianida
Telur busuk: H
2
S
P0ar lik0: kloral hidrat
Kimia: alkohol, hidrokarbon,
paral/0y/0, bensin, ammonia
'anadium
Timbal, cadmium
Penanganan Keracunan Secara Umum
Penanganan kasus keracunan harus dilakukan dengan cepat dan dengan
terencana. Penanganan pertama, terdiri atas :
O Menjaga Iungsi vital seperti pernapasan dan sirkulasi serta
O Menghindari absorpsi racun lebih lanjut. Jika penyebab keracunan
diketahui dan mungkin dilakukan penanganan dengan antidotum
tertentu.
BAB III
SIMPULAN
Setiap zat bahkan obat sekalipun memiliki eIek toksik bagi makhluk hidup.
EIek toksisitas zat tersebut tergantung dari beberapa Iator. Oleh karena itu untuk
menghindari eIek toksik dari zat tersebut, kita harus bisa memberikan terapi obat
yang tepat guna. Dan apabila sudah terjadi keracunan, maka kita harus bisa
mendiagnosis penyebab serta lamanya paparan pasien tersebut terhadap zat yang
bersiIat toksik tersebut. setelah kita sudah mengetahui penyebabnya, maka
lakukan pertolongan secepatnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Slide perkuliahan Dr. Evi Sovia.
2. armakologi dan Terapi. Edisi 5. 2007. Departemen armakologi dan
Terapeutik akultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
3. C. RosenIeld, Gary. Pharmacology 5
th
Edition. 1993. Harwal Publishing.
merica.
4. Dr. rer. Nat. dr. med. Ernst Mutschler. Dinamika Obat. 1991. Institut
Teknologi Bandung. Bandung.