Anda di halaman 1dari 3

ANYUWANGI--MICOM: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa timur (Jatim), akan membuka penerbangan komersial di Lapangan Terbang Blimbingsari

Kecamatan Rogojampi. Penerbangan komersial pertama akan ditandai dengan pendaratan pertama Pesawat yang mengangkut Rombongan Gubernur Jatim, pada Rabu (29/12). "Pendaratan pertama pesawat yang mengangkut rombongan Gubernur Jatim akan jadi penanda dilaksanakannya penerbangan komersial di Lapangan Terbang Blimbingsari," kata Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemkab Banyuwangi Isa Anshori, saat dihubungi wartawan, Selasa (28/12). Anshori mengatakan, penerbangan komersial yang membawa penumpang dari dan menuju lapangan terbang (Lapter) Blimbingsari, dilakukan atas kerjasama Pemkab Banyuwangi dan Sky Aviation. Kerjasama dilakukan dengan sistem block seat, yakni Pemkab Banyuwangi dan Sky Aviation bersama-sama menanggung setengah dari jumlah penumpang pesawat. Selain itu, sambungnya, Pemkab banyuwangi juga akan mendukung investasi yang dilakukan oleh maskapai penerbangan Sky Aviation dengan menyediakan angkutan penumpang menuju Lapter Blimbingsari dan sebaliknya. "Sebagai bentuk dukungan kami, Pemkab Banyuwangi akan menyediakan armada angkutan untuk membawa penumpang menuju Lapter Blimbingsari dan sebaliknya," papar Anshori. Pada tahap pertama, lanjutnya, Sky Aviation akan mengoperasikan pesawat Grand Caravan, yang memiliki kapasitas penumpang sembilan orang. Pesawat bermesin tunggal itu akan dioperasikan selama satu bulan. Apabila animo masyarakat meningkat, pada bulan Pebruari 2011 mendatang, Sky Aviation akan mengoperasikan pesawat Fokker yang memiliki kapasitas penumpang antara 40 - 50 orang. Anshori mengatakan, pada tahap awal ini, tarif yang dikenakan pada setiap calon penumpang sebesar Rp900.000 untuk rute Banyuwangi Surabaya dan sebaliknya. Sedangkan untuk rute penerbangan Banyuwangi-Ngurah Rai Bali, setiap penumpang dikenakan biaya Rp500.000. Pesawat itu akan beroperasi sebanyak tiga kali dalam seminggu, pada Senin, Rabu, dan Jumat, dengan rute penerbangan Surabaya-Banyuwangi-Bali, dan sebaliknya. "Kalau memang animo masyarakat meningkat, maka tidak menutup kemungkinan tarif yang dikenakan akan lebih murah. Karena, pesawat yang dioperasikan nanti akan memiliki kapasitas yang lebih banyak," ujarnya. Menjawab pertanyaan wartawan, Anshori mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk selalu memantau kondisi

cuaca, terkait rencana penerbangan perdana di Lapter Blimbingsari. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kelancaran dan keselamatan penerbangan, terkait kondisi cuaca yang sering berubah, akhir-akhir ini. Dalam kesempatan itu Anshori mengatakan bahwa peresmian penerbangan di Lapter Blimbingsari ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat akan transportasi menuju Surabaya ataupun Denpasar. Pasalnya, untuk menuju Surabaya ataupun Denpasar dirasakan cukup banyak memakan waktu. "Karena jauhnya jarak, sering kali menjadi keluhan, karena harus banyak menghabiskan waktu di jalan," ujarnya. Menurut Anshori, dengan memanfaatkan pesawat terbang, jarak tempuh Banyuwangi-Surabaya hanya sekitar 40-60 menit. Sedangkan dari Banyuwangi menuju Denpasar, Pesawat Grand Caravan hanya membutuhkan waktu tempuh antara 30-40 menit. (OL-3)

Yakni berupa adanya lapter atau lapangan terbang Blimbing Sari yang ada di Banyuwangi. Menurut Kabid pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur, Sunarmadji, adanya lapter ini sebagai alternative atau pilihan baru yang dapat dipilih bagi wisatawan yang datang dari Bali ke Banyuwangi atau wisatawan dengan paket Bali Plus. Narmadji melanjutkan, ini adalah hasil kerjasama antara pemerintah Propinsi Jawa Timur dengan Propinsi Bali untuk menarik wisatawan Bali agar datang ke Jatim atau Banyuwangi. Selama ini, lanjut Narmadji, wisatawan yang datang ke Banyuwnagi dari Bali harus melalui jalur yang berbelit-belit (oper). Dengan adanya lapter ini, diharapkan akan dapat menjadi pilihan bagi wisatawan yang ingin ke Banyuwangi dengan cara cepat. Selama ini kan jalurnya terlalu panjang, masih harus oper-oper, dengan adanya lapter ini, kini bisa langsung dari Bali menuju Banyuwangi, akunya pada wartapedia Kamis (24/2).

Read more: Lapter Blimbingsari : Fasilitas Baru Gaet Wisman Bali

Banyuwangi-adanya fasilitas penerbangan akan mendorong geliat ekomoni daerah karena aksesibilitas dan mobilitas masyarakat akan semakin tinggi. Sehingga bisa mendorong percepatan pengembangan wilayah, penyerapan tenaga kerja dan potensi perkembangan sektor informal pendukung kegiatan konstruksi maupun operasional, serta dapat meningkatkan percepatan komunikasi antar daerah, demikian disampaikan Bupati banyuwangi H. Abdullah Aswar Anas,MSi ketika melaunching penerbangan komersial di Bandara Blimbingsari. Rabu(29/12). Ditambahkannya, disisi lain salah satu potensi besar juga bisa lebih diekspose dengan keberadaan

Bandara Udara adalah industri pariwisata. Transportasi udara akan mempermudah orang untuk melakukan perjalanan, karena jarak jauh dapat ditempuh dalam waktu singkat..pembangunan pariwisata melalui pemanfaatan sarana transportasi udara kelak akan mempu memberikan kesempatan bagi seluruh penduduk daerah untuk berusaha dan bekerja.

Anda mungkin juga menyukai