Anda di halaman 1dari 16

Laporan praktikum 2 Fisiologi Tumbuhan

DI S U S U N OLEH :

NAMA NIM Kelas Dosen Pengasuh

: LESI ETRIYANI : 342009250 : F (BIOLOGI) : Agriani Kartika, S.Si.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang 2011

PRAKTIKUM 2

A. Judul B. Tujuan

: Transpirasi Tumbuhan : Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi pada tumbuhan dengan metode penimbangan.

C. Kajin Teori : Taksonomi Tanaman Pacar Air Kerajaan : Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : : : : : : Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Ericales Balsaminaceae Impatiens I. balsamina

Nama binomial Impatiens balsamina

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata (Lakitan, 1993). Kemungkinan kehilangan air dari jaringan lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata.(Loveless,1991). Hilangnya air dari tanaman dalam hal ini transpirasi berhubungan dengan stomata. Lubang stomata yang berbentuk oval mempunyai kaitan dengan intensitas pengeluaran air. Percobaan fisika membuktikan bahwa penguapan air yang tidak ditutup sama sekali lebih lambat daripada penguapan air melalui lubang-lubang selaput yang halus. Dalam batasan

terentu, semakin banyak pori, maka penguapan juga semakin cepat (Tjitrosomo, 1985). Posisi lubang yang berdekatan menyebabkan penguapan melalui lubang yang satu terhambat oleh penguapan lubang yang berdekatan, karena jalan yang ditempuh oleh molekul air yang melewati lubang tidak lurus tetapi membelok karena pengaruh sel penutup. Bentuk stomata yang oval juga memudahkan pengeluaran air daripada bentuk stomata yang bundar. Deretan molekul-molekul air yang kuat lebih banyak jika keliling dari stomata lebih panjang. Pengeluaran air yang maksimal terjadi jika jarak antara stomata 20 kali diameternya (Dwidjoseputro, 1989). Gerak sel penutup stomata terjadi sebagai akibat perubahan turgornya. Perubahan itu disebabkan karena : dengan perubahan potensial air isi selnya. Perubahan potensial air itu terjadi karena : 1. Bertambahnya gula terlarut di dalam sel penutup sehingga menyebabkan air dari sel epidermis tetangganya masuk ke dalam sel penutup. Diduga hal itu terjadi karena sel penutup mempunyai kloroplas sehingga mampu mengadakan fotosintesis. 2. Di dalam gelas sel penutup mengandung CO2 berkurang, pH naik, enzim amylase memecah amilum menjadi gula sehingga larutan lebih pekat. 3. Terjadinya perubahan permeabilitas membran sel, sehingga ion atau molekul dapat keluar atau masuk dan kepekatan cairan sel dapat diatur. Ion K berperan penting dalam proses ini. 4. Pemasokan ion ke dalam sel penutip stomata memang sengaja dilakukan dengan menggunakan tenaga sehingga akibat masuknya air akan menaikkan tekanan turgor sel penutup, stomata membuka. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang

ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi (Tjitrosomo, 1985). Dwidjoseputro (1989), menyatakan bahwa transpirasi mempunyai arti penting bagi tanaman. Transpirasi pada dasarnya suatu penguapan air yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi jiga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar matahari, kenaikan temperatur yang diterima tanaman digunakan untuk penguapan air. Transpirasi dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tempatnya, yaitu transpirasi kutikula, transpirasi lentikuler, transpirasi stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. (Heddy,1990). Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar daripada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dngan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan demikian tumbuhan tersebut akan kehilangan air. Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata (Salisbury&Ross.1992) dan

Faktor luar antara lain: 1. Kelembaban Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap air di udara.

2. Suhu Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata. 3. Cahaya Cahaya memepengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka- tutupnya stomata. 4. Angin Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling

bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi. 5. Kandungan air tanah Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut (Loveless,1991). Unsur kalium sangat memegang peranan dalam proses mermbuka dan menutupnya stomata (stomata movement) serta transportasi lain dalam hara lainnya, baik dari jaringan batang maupun lasngsung dari udara bebas. Dengan adanya defisiensi kalium maka secara langsung akan memperlambat proses fisiologi, baik yang melibatkan klorofil

dalam jaringan daun maupun yang behubungan dengan fungsi stomata sebagai faktor yang sangat penting dalam produksi bahan kering secara umum. Semakin lama defisiensi kalium maka akan semakin berdampak buruk terhadap laju proses fisiologi dalam jaringan daun. Semakin berat defisiensi kalium pada gilirannya akan berdampak semakin parah terhadap rusaknya pertumbuhan daun (Masdar, 2003).

Meskipun tumbuhan kehilangan air, transpirasi bermanfaat bagi tumbuhan karena : Menyebabkan terjadinya daya isap daun sehingga terjadi transport air di batang. Membantu penyerapan air dan zat hara oleh akar. Mengurangi air yang terserap berlebihan, Mempertahankan temperatur yang sesuai untuk daun. Mengatur fotosintesis dengan membuka menutupnya stomata.

D. Alat dan Bahan : 1. Erlenmeyer 250 ml (2 buah) 2. Sumbat erlenmeyer atau sumbat gabus (2 buah) 3. Gelas ukur 250 ml 4. Stopwatch 5. Timbangan 6. Termometer 7. Higrometer 8. Luxmeter 9. Lampu pijar 100 watt 10. Statip 11. Pisau tajam

12. Penggaris 13. Ember 14. Air 15. Vaselin 16. Kertas grafik/milimeter blok 17. Dua pucuk tanaman pacar air (Impatien balsemia)

E. Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Tanaman pacar air yang digunakan mempunyai kondisi yang hampir sama, dengan tinggi sekitar 20 cm dan daun dalam keadaan baik, tidak rusak atau sobek dengan jumlah yang relatif sama. 3. Siapkan 2 buah erlenmeyer dan isi dengan air sebanyak 150 ml. 4. Potong miring pangkal pucuk batang tanaman pacar air di dalam air dengan pisau yang tajam dan segera masukkan potongan tanaman tersebut pada tabung erlenmeyer melalui lubang pada sumbat sampai bagian bawahnya terendam air. 5. Olesi celah-celah yang ada, misalnya pada sekitar sumbat penutup, dengan vaselin untuk menghindari penguapan yang mugkin terjadi. 6. Timbang kedua erlenmeyer tersebut lengkap dengan tanaman dan air yang ada di dalamnya dan mencatatnya. 7. Letakkan erlenmeyer 1 di dalam ruangan (transpirasi pada tempat gelap) dan erlenmeyer 2 pada tempat dengan jarak 20 cm dari lampu pijar 100 watt (transpirasi pada tempat terang). 8. Kemudian ukur kondisi lingkungan kedua tempat tersebut meliputi suhu, intensitas cahaya dan kelembaban. Catat hasil pengukuan. 9. Pengamatan dilakukan setiap 30 menit sekali, dengan cara menimbang erlenmeyer beserta pelengkapannya dan mencatatnya. 10. Ulangi pengukuran sebanyak 3 kali (3 x 30 menit).

11. Setelah penimbangan terakhir, ambil daun-daun pada tanaman tersebut, kemudian mengukur luas total daun tersebut dengan kertas

grafik/milimeter dengan cara: a) Membuat pola masing-masing daun pada kertas grafik/milimeter; b) Menghitung luas daun dengan ketentuan, apabila kurang dari kotak dianggap nol dan bila lebih dari dianggap satu

F. Hasil Pengamatan

1. Hasil penimbangan terhadap kedua tanaman selama transprasi, dilakukan dengan mengisi tabel di bawah ini.

Tabel 1. Selisih Berat Tanaman Pacar Air ( Impatien balsemia) selama Transpirasi di Tempat Terang Waktu 30 menit pertama 30 menit kedua 30 menit ketiga Berat Awal Berat Akhir Selisih Berat (g) 6.55 193,3 196,3 (g) 193,3 196,3 198,8 (g) 7,93 3 2,5 4,31 Rata-rata

Tabel 2. Selisih Berat Tanaman Pacar Air ( Impatien balsemia) selama Transpirasi di Tempat Gelap Waktu Berat Awal (g) 30 menit pertama 30 menit kedua 30 menit ketiga 6,84 185,08 184,7 Berat Akhir (g) 185,08 184,7 182,3 Selisih Berat (g) 8,5 0,4 2,4 3,76 Rata-rata

2. Hasil perhitungan terhadap luas daun tanaman, diisikan pada tabel berikut.

Tabel 3. Luas Daun selama Transpirasi Nomor 1 2 Perlakuan Tempat Terang Tempat Gelap Luas Daun (cm2) 36cm2 49 cm2

3. Hasil pengukuran terhadap keadaan lingkungan di sekitar tanaman, diisikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Pengukuran Keadaan Lingkungan No Perlakuan Suhu (0C) Intensitas Cahaya (Cd) 1 2 Tempat Terang Tempat Gelap 31 30 4k 0,6 k Kelembaban (%) 72 85

4. Hitung kecepatan transpirasi di tempat terang dan di tempat gelap, dengan rumus berikut: Kecepatan transpirasi = rata-rata selisih berat : lamanya transpirasi : luas daun. Tabel 5. Kecepatan Transpirasi Tanaman Nomor Perlakuan Kecepatan Transpirasi (g/menit/cm2) 1 2 Tempat Terang Tempat Gelap 0,0039907 0,0025578

G. Jawaban Pertanyaan: 1. Apakah ada perbedaan berat awal dan berat akhir pada semua perlakuan (terang dan gelap)? Mengapa demikian?

Ada, terdapat perbedaan berat awal dan berat akhir pada semua perlakuan (gelap daan terang). Hal ini dikarenakan adanya transpirasi yang

dilakukan oleh tanaman pacar air ( impatien balsemia) sehingga penguapan air yang terjadi akibat transpirasi menyebabkan air semakin berkurang karena diserap oleh batang tanaman tersebut.

2. Apakah ada perbedaan terhadap selisih berat awal dan berat akhir pada masing-masing perlakuan? Mengapa demikian? Ada selisih berat awal dan berat akhir pada tiap-tiap perlakuan berbeda, dikarenakan bahwa transiprasi yang dilakukan sangat bergantung dari factor lingkungan yaitu suhu, kelembaban dan intensitas cahaya yang ada disekitar tanaman pacar air ( impatien balsemia ), suhu dan intensitas yang ada ditempat terang lebih tinggi daripada yang terdapat ditempat gelap sebaliknya kelembaban tanaman yang berada di tempat yang gelap lebih tinggi dari pada tanaman yang di tempat terang. Sehingga memungkingkan perbedaan tingkat transpirasi pada perlakuan tersebut yang mana pada tanaman ditempat yang terang kecepatan transpirasinya lebih tinggi dari pada yang gelap.

3. Apakah metode penimbangan untuk menentukan kecepatan transpirasi yang dilakukan dalam percobaan ini dapat dijadikan patokan terhadap semua tumbuhan? Jelaskan alasannya! Tidak, karena setiap tanaman memiliki ukuran yang berbeda sehingga tidak mungkin metode penimbangan tersebut dapat dilakukan pada tanaman yang berukuran besar dan beratnya yang lebih besar dari timbangan tersebut. Contohnya pohon

4. Mengapa pemotongan batang tanaman pacar air (Impatien balsemia) harus dilakukan di dalam air dan dipotong secara miring? Karena pemotongan yang terjadi pada bagian batang akan mempengaruhi laju transpirasi dan batang yang terendam air akan kekurangan oksigen

sehingga penyerapan air berkurang. Dilakukan pemotongan harus dilakukan pada air dan batang yang dipotong miring karena untuk mempermudah tanaman tersebut melakukan transpirasi. Dan b i l a pemotongan batang dilakukan tidak dilakukan didalam a i r , maka air pada tanaman pacar air tersebut akan keluar dari batang, bila pemotngan dilakukan didalam air, maka air tersebut tidak akan keluar tetapi akan tetap tertahan didalam tanaman pacar air, hal ini dikarenakan pada tanaman pacar air banyak terkandung air bilapemotongan batang terjadi di air, maka air di lingkungan tidak akan m a s u k k e d a l a m t a n a m a n , d a n s e b a l i k n ya a i r d i t a n a m a n t i d a k akan keluar ke lingkungan.

G. Bahan Diskusi Lingkungan mempunyai peranan terhadap kecepatan transpirasi yang terjadi pada tumbuhan. Uraikan maksud pernyataan tersebut dengan lengkap, jelas dan padat! Transpirasi yang dilakukan sangat bergantung dari faktor lingkungan yaitu suhu, kelembaban dan intensitas cahaya yang ada di sekitar tanaman Sehingga memungkinkan perbedaan tingkatan pada transpirasi.

karena perbedaan faktor lingkungan yang terjadi. Faktor-faktor eksternal yang yang mempengaruhi transpirasi : a) Suhu Kenaikan suhu dari 180 sampai 200F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang terkena sinar matahari mempunyai suhu 100 200F lebih tinggi dari pada suhu udara . b) Kelembaban Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju netodari air yang hilang, dengan demikian seandainya faktor lain itu sama,transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara.Apabila stomata dalam keadaan terbuka maka kecepatan difusi dari uapair keluar tergantung pada

besarnya perbedaan tekanan uap air yang adadi dalam ronggarongga antar sel dengan tekanan uap air di atmosfer. Jika tekanan uap air di udara rendah, maka kecepatan difusi dari uap air d i daun keluar akan bertambah besar begitu pula

s e b a l i k n ya . P a d a kelembaban udara relatif 50% perbedaan tekanan uap air didaun danatmosfer 2 kali lebih besar dari kelembaban relatif 70%. c) Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara yaitu: Sehelai daun yang terkena sinar matahari langsung akan

mengabsorbsi (menyerap) energi radiasi. Cahaya tidak usah selalu berbentuk cahayalangsung transpirasi melalui dapat pula mempengaruhi

pengaruhnyaterhadap buka-tutup stomata .d)

Kandungan air tanah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar,g e r a k a n a i r m e l a l u i t a n a h k e d a l a m a k a r m e n j a d i l e b i h l a m b a t . H a l i n i cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan lajutranspirasi lebih lanjut.e) AnginAngin cenderung untuik meningkatkan laju transpirasi, baik didalamnaungan atau cahaya, melalui

penyapuan uap air. Akan tetapi di bawah sinar matahari pengaruh angin terhadap terhadap penurunan penurunan laju suhu daun,

dengandemikian

transpirasi,

cenderung menjadi lebihpenting dari pada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.

H . Kesimpulan Dan Saran

Transpirasi pada hakekatnya adalah penguapan. Transpirasi dapat diartikan sebagai hilangnya air dalam bentuk uap air dari dalam jaringan tubuh tumbuhan. Meskipun transpirasi terjadi pada setiap bagian tumbuhan (meskipun hanya sedikit), tetapi pada umumnya kehilangan air terbesar berlangsung melalui

daun. Hal ini terjadi karena luasnya permukaan daun dan juga karena daun-daun itu lebih kena udara daripada bagian tumbuhan yang lain. Ada 2 tipe transpirasi yang terjadi di daun, yaitu: 1. Transpirasi kutikula, dimana penguapan air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sekitar 10 persen. 2. Transpirasi stomata, dimana terjadinya kehilangan air berlangsung melalui stomata. Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, sehingga di antara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh sel-sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata ke atmosfer. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi, kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembab. Faktor luar antara lain: 1. Kelembaban Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap air di udara.

2. Suhu Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata. 3. Cahaya Cahaya memepengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka- tutupnya stomata.

4. Angin Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling

bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi. 5. Kandungan air tanah Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut (Loveless,1991).

Saran: Praktikum ke 2 sudah lumayan baik dan terlalu banyak makan waktu. Semoga praktikum selanjutnya lebih baik dari sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Wales, Jimmy. 2009. Klasifikasi Tanaman Pacar Air. http://id.wikipedia.org/wiki/Pacar_air" (diakses tanggal 19 Oktober 2011).

Shinta. 2009. Teori Singkat Transpirasi. http://shintaklikers.blogspot.com/2009/11/teori-singkat-transpirasi-adalahsuatu.html (diakses tanggal 19 Oktober 2011)

Mustika, Vita. 2009. Praktikum transpirasi. http://vitamustika.wordpress.com/2009/10/19/praktikum-transpirasi/ (diakses tanggal 19 Oktober 2011)

Anda mungkin juga menyukai